Anwas: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 29:
}}{{Islam}}
'''Anwas'''({{lang-ar|أنوس/ أنوش|translit=Anwas atau Anusy}}, ''arti:Manusia'') adalah putra dari [[Syits|Nabi Syits AS]] dan istrinya [[Azura (tokoh agama) |Azura]], dia merupakan leluhur [[Nuh (tokoh Al-Qur'an)|nabi Nuh AS]].
== Nama ==
Baris 40:
Sebagai seorang nabi, Syits menerima perintah-perintah dari Allah yang ditulis dalam 50 suhuf/sahifah.<ref>Hadits Nabi Muhammad {{saw}} diriwayatkan oleh [[Abu Dzar al-Ghifari]] dikutip dalam ''Tarikh Thabari'', Jilid 1, hal. 152).</ref>
Dari hasil pernikahan antara Syits dengan Azura, dilahirkan lah anak kembar yakni Anwas dan saudarinya Naum, karena masa itu belum ada larangan menikah dengan saudara sedarah, maka Anwas dan Naum pun menikah hingga dikaruniai anak bernama [[Kinan]], hingga nanti Qinan akan memiliki putra bernama [[Mihlail]]/Mahlail/Mahyail dan Mihlail memiliki putra bernama [[Yarid]] serta
=== Cerita Jawa ===
Baris 57:
Sayid Anwas dan Sayid Anwar kemudian besar dalam asuhan Adam. Ketika melihat Sayid Anwas dan Sayid Anwar, Adam mulai paham bila Sayid Anwas kelak akan melahirkan keturunan yang [[mempertahankan ajaran agama]], sedang Sayid Anwar kelak akan melahirkan keturunan yang menghancurkan ajaran agama. Dalam asuhan Adam, Sayid Anwar melanggar pantangan dengan meminum [[air kehidupan]] yang membuat hidupnya abadi. Mengetahui itu, Nabi Adam marah lalu mengusir Sayid Anwar.
Sayid Anwar sangat kecewa dengan sang kakek lalu pergi berkelana. Di tengah perjalanan dia bertemu Malaikat [[Harut dan Marut]] yang menyesatkannya menuju ke arah Sungai Nil dan bertemu dengan beberapa anak Adam lainnya. Dengan sang paman, Sayid Anwar belajar ilmu melihat masa depan (
Di situlah Sayid Anwar melakukan [[tapa brata]] dengan cara melihat matahari mulai terbit sampai tenggelam. Setelah tujuh tahun bertapa, daya [[linuwih]] pada Sayid Anwar terolah hebat sehingga bisa menghilang (kasatmata). Dalam pengembaraannya di Lemah Dewani, Sayid Anwar banyak bertarung dengan para jin dan membuat mereka tunduk di bawah kekuasaannya. Mendengar kehebatan Sayid Anwar, lama-lama banyak kaum jin yang memilih mengabdi padanya.
|