Peristiwa 3 Juli 1946: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-  + )
k Mengembalikan suntingan oleh 120.188.39.240 (bicara) ke revisi terakhir oleh Kerampong
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4:
Pada [[23 Maret]] [[1946]], tokoh-tokoh kelompok Persatuan Perjuangan - antara lain [[Tan Malaka]], [[Achmad Soebardjo]], dan [[Sukarni]] - ditangkap dengan tuduhan bahwa kelompok ini berencana untuk menculik anggota-anggota kabinet. Pada tanggal [[27 Maret]] [[1946]], tuduhan tersebut menjadi kenyataan. Perdana Menteri [[Sutan Sjahrir]] dan beberapa anggota kabinet diculik oleh orang-orang yang tidak dikenal.
 
Pada tanggal [[28 Juni]] 1946, Presiden [[Soekarno]] menyatakan [[keadaan bahaya]] di Indonesia. Keesokan harinya, seluruh kekuasaan pemerintahan diserahkan kembali kepada Presiden Republik Indonesia. Upaya himbauan Soekarno melalui media massa akhirnya berhasil, karena beberapa hari setelah itu seluruh korban penculikan dibebaskan kembali.<ref>{{Cite web|url=https://tirto.id/sejarah-peristiwa-3-juli-1946-kudeta-pertama-di-indonesia-crSy|title=Sejarah Peristiwa 3 Juli 1946, Kudeta Pertama di Indonesia|website=tirto.id|language=id|access-date=2019-09-22}}</ref>
 
Tanggal [[3 Juli]] 1946, Mayor Jendral R.P. Sudarsono, pelaku utama penculikan yang sehaluan dengan kelompok Persatuan Perjuangan, menghadap Soekarno bersama beberapa rekannya dan menyodorkan empat maklumat untuk ditandatangani presiden, yang menuntut agar:
Baris 20:
 
{{reflist}}
{{sejarah-stub}}
 
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
[[Kategori:Peristiwa 1946]]