Connie Sutedja: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 84:
Connie turut bermain film di usianya yang ke-21 tahun dalam film ''[[Madju Tak Gentar]]'' pada tahun 1965 garapan sutradara [[Turino Djunaidy|Turino Djunaedy]] dan Sri Redjeki. Pada tahun yang sama ia juga bermain di film ''Langkah-Langkah di Persimpangan'' Sejak saat itu, Connie semakin dikenal atas kontribusinya dalam berbagai produksi film, serial televisi, dan teater di Indonesia. Connie Sutedja dikenal di kalangan pemerhati film sebagai ''Si Mirah'' karakter utama dalam film ''[[Singa Betina dari Marunda]]'' film yang disutradarai oleh [[Sofia W.D.|Sofia W.D]] pada tahun 1971. Karirnya melintasi berbagai genre film, di mana ia menikmati berbagai peran dengan berbagai karakter. Dia memiliki ketertarikan pada berbagai genre, termasuk horor, drama, dan komedi, meskipun ketertarikannya adalah pada genre komedi.
Di luar dunia film, Connie juga pernah terlibat dalam pertunjukan lenong di [[Televisi Republik Indonesia|TVRI]], ia mengagumi kemampuan improvisasi para seniman lenong. Connie juga merasakan dampak positif dari mentornya, Usmar Ismail, yang terlibat dalam lebih dari 50 produksi film. Keberadaannya masih terasa dalam berbagai drama serial,
Nama Connie Sutedja kembali ramai dibicarakan pada tahun 1990—an tepatnya ketika ia membintangi sebuah iklan dan serial televisi yang memiliki slogan "Hebring". Sejak saat itu Connie sempat mendapat julukan Bu ''Hebring.''<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2023-03-16|title=Connie Sutedja Kenang Momen Sekamar dengan Nani Wijaya Selama Syuting Tukang Bubur Naik Haji|url=https://www.kompas.com/hype/read/2023/03/16/111225966/connie-sutedja-kenang-momen-sekamar-dengan-nani-wijaya-selama-syuting|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2024-03-09}}</ref> Julukan ini muncul dari serial televisi ''Pondokan'' yang disiarkan di TVRI pada akhir tahun 1980—an. Dalam serial ini, Connie sering disebut sebagai Bu Hebring atau Tante Hebring karena perannya sebagai Ibu Entin, yang kerap menggunakan kata "Hebring" dalam setiap dialognya. Frasa tersebut menjadi semacam slogan yang melekat pada karakter Ibu Entin dalam serial tersebut dan mencitrakan sosok Connie di dunia nyata.<ref name=":1" />
Selain berperan dalam serial televisi, Connie Sutedja sering kali memerankan karakter-karakter yang kuat dan berkesan, peran tersebut membuatnya dikenal atas kemampuan yang mendalam dalam memerankan setiap karakter, khususnya pada peran yang sering memerankan karakter antagonis. Peran tersebut membuatnya dikenal dalam dunia hiburan Indonesia sehingga menginspirasi generasi setelahnya dan membuatnya menjadi salah satu ikon dalam industri perfilman. Meskipun telah lama berkarir, Connie Sutedja tetap aktif hingga kini, dalam berbagai proyek seni dan terus menunjukkan dedikasi dan semangatnya dalam berkarya. Keberadaannya masih dianggap memberikan pengaruh besar dalam perkembangan perfilman Indonesia dilihat dari sejumlah pemberitaan atas karya-karyanya di media.
Pada tahun 2000—an, Connie sempat mengalami kasus penipuan yang cukup besar oleh rekannya, hal tersebut membuat kondisi finansialnya cukup terpuruk dengan kerugian 2,6 miliar karena ditipu oleh temannya, Syukriani Yunus, yang mengaku sebagai seorang pengusaha batubara. Dunia seni peran menjadi penyelamat baginya setelah mengalami keterpurukan finansial akibat penipuan senilai miliaran rupiah. Beberapa
=== Peran dalam film 1970—an hingga
[[Berkas:Stamp of Indonesia - 2001 - Colnect 261506 - Folk Tales - Si Pitung.jpeg|kiri|jmpl|Prangko Si Pitung]]
Connie Sutedja dikenal melalui peran utamanya dalam film ''[[Singa Betina dari Marunda]]'' sebagai peran utama Si Mirah, film ini bercerita tentang pendekar wanita asal Betawi sehingga menjadikan film ini populer juga di kalangan masyarakat Betawi. Sebagian pemerhati budaya telah mementaskan kembali film ini seperti Sanggar Margasari dan Unit Pengelola Museum Kesejarahan Jakarta. Keunikan film ini terletak pada jalan ceritanya yang mengangkat tokoh perempuan muda sebagai jagoan cantik seperti ''[[Si Pitung]]'', sosok jawara silat yang dikenal berhasil memberantas kesewenang-wenangan serta berperan di tengah masyarakat Betawi. Film ini menjadikan nama Connie Sutedja mengorbit pada dunia perfilman nasional sehingga inilah mengapa Connie dikenal pada masa 1970-an. Meski demikian, Connie sudah berperan dalam karakter serupa pada film ''[[Si Pitung (film)|Si Pitung]]'' tahun 1970 dan Banteng Betawi tahun 1971 dengan menjadi peran pembantu.<ref>{{Cite web|date=2019-04-16|title=Connie Sutedja Si Singa Betina dari Marunda|url=https://historia.id/kultur/articles/connie-sutedja-si-singa-betina-dari-marunda-P3qzn|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2024-03-09}}</ref>
Pada era
== Filmografi ==
|