Orang Arab Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Blackman Jr. (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
ArfanSulaiman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(21 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{ethnic group||group = SukuOrang Arab- Indonesia<br>'''<big>عرب إندونيسيا</big>'''
|image = <table border=0 align="center" style="font-size:90%;">
<tr>
Baris 64:
|population = 118.866 (2010)<ref>{{cite web|author=Aris Ananta, Evi Nurvidya Arifin, M Sairi Hasbullah, Nur Budi Handayani, Agus Pramono|url=https://books.google.co.id/books/about/Demography_of_Indonesia_s_Ethnicity.html?hl=id&id=crKfCgAAQBAJ&redir_esc=y|title=Demography of Indonesia's Ethnicity (Table 4.38 The 145 Ethnic Groups: Indonesia, 2010)|publisher=[[Institute of Southeast Asian Studies]] |date=14 Jul 2015|accessdate=29 Agustus 2022}}</ref>
|popplace = [[Jakarta]], [[Jawa Barat]], [[Jawa Tengah]], [[Jawa Timur]], [[Sumatra]], [[Kalimantan]], [[Sulawesi]], dan [[Maluku]].
|langs = Terutama: [[Bahasa Arab|Arab]] ([[Bahasa Arab Indonesia|dialek Indonesia]]) • [[bahasa Indonesia|Indonesia]]<br>Juga: [[Bahasa Melayu|Melayu]] • [[Bahasa Jawa|Jawa]] • [[Bahasa Sunda|Sunda]] • [[daftar bahasa di Indonesia|bahasa daerah]] lainnya di Indonesia.
|rels = 99,99% '''Islam''' (didominasi [[Sunni]] dengan minoritas [[Syi'ah]]) <br/><br/> 0,01% '''Kekristenan''' (umumnya [[Ortodoks]] & [[Katolik]])
|related = [[Hadhrami]], [[Bangsa Arab|Arab]], [[Diaspora Arab]], [[Arab Malaysians|Arab-Malaysia]], [[Arab Singaporeans|Arab-Singapura]]
}}
'''SukuOrang Arab- Indonesia''' ({{lang-ar|عرب إندونيسي}}) adalah penduduk [[Indonesia]] yang memiliki darah [[Bangsa Arab|Arab]] dan [[Pribumi-Nusantara|Pribumi Indonesia]]. Pada awal kedatangan, mereka umumnya tinggal di perkampungan Arab yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.<ref name=":0">{{cite web|url=http://www.majalah-alkisah.com|title=Ulama Hadhrami di Tanah Betawi: Berdakwah dengan Sepenuh Hati|last=Alkisah|first=|authorlink=Alkisah (majalah)|date=2013-01-23|website=Majalah Alkisah|publisher=|ref=|accessdate=17 Juni 2017|archiveurl=https://archive.istoday/20140714232759/http://majalah-alkisah.com/index.php/dunia-islam/1927-ulama-hadhrami-di-tanah-betawi-berdakwah-dengan-sepenuh-hati|archivedate=2014-07-14|dead-url=no}}</ref> Pada zaman kolonial [[Belanda]] mereka dianggap sebagai bangsa [[Timur Asing]] bersama dengan suku [[Tionghoa-Indonesia]] dan suku [[suku India-Indonesia|India-Indonesia]].<ref>{{cite book|url=http://www.bphn.go.id/data/documents/ae_peraturan_perundang-undangan_peninggalan_kolonial_belanda.pdf|title=Analisis dan Evaluasi Peraturan Perundang-undangan Tentang Peninggalan Kolonial (Belanda dan Jepang)|last=Hartono|first=Sunaryati|date=2015|publisher=Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI|year=|isbn=|location=Jakarta|page=25 - 26|pages=|id=IOS1-INLIS000000000683886|author-link=:en:Sunaryati Hartono}}</ref>
 
== Sejarah kedatangan ==
Baris 75:
Sejak itu berkembanglah keturunannya hingga menjadi kabilah terbesar di Hadramaut, dan dari kota Hadramaut inilah asal-mula utama dari berbagai koloni Arab yang menetap dan bercampur menjadi warganegara di [[Indonesia]] dan negara-negara [[Asia]] lainnya. Selain di Indonesia, [[Hadhrami|Orang Hadhrami]] ini juga banyak terdapat di [[Oman]], [[India]], [[Pakistan]], [[Filipina]] Selatan, [[Malaysia]], dan [[Singapura]].
 
TerdapatSelain berasal dari [[Yaman]], terdapat pula warga keturunan [[BangsaOrang Arab|Arab]] yang berasal dari negara-negara [[Timur Tengah]] dan([[Asia Barat]]) seperti negara [[AfrikaSemenanjung Arab|Semenanjung Arab/Jazirah Arab]] lainnya di Indonesia, misalnya dari [[MesirArab Saudi]], [[ArabPalestina]], Saudi[[Suriah]], [[SudanYordania]], [[Irak]] bahkan negara-negara Arab di ataubenua [[Afrika]] (khususnya [[Afrika Utara]]) seperti [[Mesir]], [[Maroko]];, hingga [[Sudan]] akan tetapi jumlahnya lebih sedikit daripada mereka yang berasal dari Yaman khususnya Arab Hadhrami yang berasal dari Hadramaut, Yaman.
 
== Perkembangan di Indonesia ==
Baris 85:
[[Berkas:Gerard Pieter Adolfs - 1934 Nr236 Arabische Kamp-Soerabaia OOC 35 45.jpg|jmpl|250px|kiri|Lukisan tentang [[Ampel]], kawasan Arab di Surabaya]]
=== Abad 9-11 Masehi ===
Catatan sejarah tertua adalah berdirinya [[Kesultanan Peureulak|Kerajaan Peureulak]] di [[Aceh Timur]] pada tanggal 1 Muharram 225 H (840 M).<ref>{{Cite news|url=http://misykah.com/masjid-dan-makam-raja-negeri-peureulak-aceh-timur/|title=Masjid dan Makam Raja Negeri Peureulak Aceh Timur - Dari Samudra Pasai menuju Kebudayaan Islam Asia Tenggara|date=2014-08-10|newspaper=Dari Samudra Pasai menuju Kebudayaan Islam Asia Tenggara|language=en-US|access-date=2017-04-18|archive-date=2017-04-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20170418162343/http://misykah.com/masjid-dan-makam-raja-negeri-peureulak-aceh-timur/|dead-url=yes}}</ref> Hanya 2 abad setelah wafat Rasulullah, salah seorang keturunannya yaitu ''Sayyid Ali bin Muhammad Dibaj bin Ja'far Shadiq'' hijrah ke Negeri Perlak. Ia kemudian menikah dengan Makhdum Tansyuri, adik dari Syahir Nuwi dari Negeri tersebut.<ref>{{Cite news|url=http://www.ahlulbaitindonesia.or.id/berita/kerajaan-perlak-kerajaan-islam-indonesia-yang-pertama/|title=Kerajaan Perlak, Kerajaan Islam Indonesia yang Pertama - Ahlulbait Indonesia|date=2014-01-11|newspaper=Ahlulbait Indonesia|language=en-US|access-date=2017-04-18|archive-date=2017-04-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20170418162810/http://www.ahlulbaitindonesia.or.id/berita/kerajaan-perlak-kerajaan-islam-indonesia-yang-pertama/|dead-url=yes}}</ref> Dari pernikahan ini lahirlah ''Alaiddin Syed Maulana Abdul Azis Shah'' sebagai Raja pertama [[Kesultanan Peureulak|Kerajaan Peureulak]] ([[840]] – [[864]]). Catatan sejarah ini resmi dimiliki Majelis Ulama Kabupaten Aceh Timur dan dikuatkan dalam seminar sebagai makalah ''''Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Aceh'''<nowiki/>' [[10 Juli]] [[1978]] oleh (Alm.) [[Ali Hasyimi|Prof. Ali Hasyimi]].<ref>{{Cite web|url=http://www.atjehcyber.net/2011/05/kesultanan-islam-peureulak.html|title=Kesultanan Islam Peureulak|last=atjehcyber|website=ATJEH CYBER WARRIOR|language=id-id|access-date=2017-04-18|archive-date=2017-04-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20170418163644/http://www.atjehcyber.net/2011/05/kesultanan-islam-peureulak.html|dead-url=yes}}</ref>
 
=== Abad 12-15 Masehi ===
Baris 92:
=== Abad 17-19 Masehi ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een Arabier TMnr 3728-759.jpg|jmpl|250px|Seorang Arab pada masa [[Hindia Belanda]] ([[litografi]] berdasarkan gambar oleh [[Auguste van Pers]], 1854)]]
Abad ini adalah gelombang terakhir, ditandai dengan hijrah massalnya para ''Alawiyyin'' [[Hadramaut]] yang menyebarkan Islam sambil berdagang di [[Nusantara]]. Kaum pendatang terakhir ini dapat ditandai keturunannya hingga sekarang karena berbeda dengan pendahulunya, tidak banyak melakukan kawin campur dengan penduduk pribumi. Selain itu dapat ditandai dengan marga yang umum dikenal sekarang seperti ''al-Attas, Assegaf, al-Jufri, al-Aydrus, Shihab, Shahab, al-Haddad'', ''al-Habsyi'', dan lainnya.<ref name=":1">{{Cite news|url=https://tirto.id/dinamika-menelusuri-silsilah-para-habib-chda|title=Dinamika Menelusuri Silsilah Para Habib|work=[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2017-04-18}}</ref><ref>{{Cite news|url=http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/10/11/nd9vk0-salah-kaprah-sebutan-habib-di-masyarakat|title=Salah Kaprah Sebutan Habib di Masyarakat {{!}} Republika Online|newspaper=Republika Online|access-date=2017-04-18}}</ref> Hal ini dapat dimengerti karena marga-marga ini baru terbentuk belakangan. Tercatat dalam sejarah Hadramaut, marga tertua adalah ''as-Saqqaf'' (Assegaf) yang menjadi gelar bagi ''Syekh Abdurrahman bin Muhammad al-Mauladdawilah'' setelah ia wafat pada 731 H atau abad 14 - 15 M.<ref>{{Cite web|url=http://kabarbanjarmasin.com/posting/silsilah-nasab-marga-assegaf.html|title=Silsilah Nasab Marga Assegaf|last=S.Kom|first=H. Zainal Hakim,|website=kabarbanjarmasin.com|access-date=2017-04-18|archive-date=2017-04-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20170418165154/http://kabarbanjarmasin.com/posting/silsilah-nasab-marga-assegaf.html|dead-url=yes}}</ref> Sedangkan marga-marga lain terbentuk bahkan lebih belakangan, umumnya pada abad 16. Biasanya nama marga diambil dari gelar seorang ulama setempat yang sangat dihormati. Berdasarkan taksiran pada 1366 H, jumlah mereka sekarang tidak kurang dari 70 ribu jiwa, Ini terdiri dari kurang lebih 200 marga. Bahkan menurut catatan [[Rabithah Alawiyah]], setidaknya ada sekitar 1,2 juta orang '''Arab-Indonesia''' yang ‘berhak’ menyandang sebutan [[Habib]]. Mereka memiliki moyang yang berasal dari Yaman, khususnya Hadramaut. Habib di kalangan Arab-Indonesia adalah gelar bangsawan Timur Tengah yang secara khusus dinisbatkan terhadap keturunan [[Nabi Muhammad]] melalui [[Fatimah az-Zahra]] dan [[Ali bin Abi Thalib]].<ref name=":3">{{Cite news|url=http://www.muslimoderat.net/2017/01/mengenal-keturunan-nabi-muhammad-saw-di.html|title=Mengenal Keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia|last=Muslim|first=Mbah|newspaper=MusliModerat|access-date=2017-04-18}}</ref><ref name=":2">{{Cite web|url=https://satuislam.org/humaniora/mozaik-nusantara/keturunan-nabi-muhammad-saw-di-indonesia/|title=Keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia – Satu Islam|website=satuislam.org|language=en-US|access-date=2017-04-18|archive-date=2017-04-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20170418163754/https://satuislam.org/humaniora/mozaik-nusantara/keturunan-nabi-muhammad-saw-di-indonesia/|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://tirto.id/mereka-yang-habib-dan-yang-bukan-habib-chde|title=Mereka yang Habib dan yang Bukan Habib|work=[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2017-04-18}}</ref>
 
=== Mulai 1870 hingga setelah 1888 ===
Pada tahun 1870 [[Terusan Suez]] mulai dibuka, sehingga kapal dari [[Eropa]] ke [[Timur]] termasuk [[Hindia Belanda]] bisa langsung melalui Suez. Kemudian pelabuhan [[Tanjung Priok, Jakarta Utara]] mulai dibangun tahun 1877 secara modern. Selanjutnya [[Koninklijke Paketvaart Maatschappij]], sebuah perusahaan pelayaran Belanda dioperasikan tahun 1888 dengan rute Eropa - Hindia Belanda, sehingga memungkinkan orang-orang [[Marga Arab Hadramaut]] atau [[Arab Mesir]] datang ke Hindia Belanda, dan berangsur-angsur mulai tahun 1870 hingga setelah tahun 1888 terjadi migrasi orang Arab dan Mesir ke Hindia Belanda. Mereka tidak membawa keluarga, karena sesuai tradisi Arab, bahwa wanita tidak boleh bepergian apalagi sejauh ke Hindia Belanda naik kapal berhari-hari. Keturunan pertama yang lahir di Hindia Belanda misalnya adalah [[Abdurrahman Baswedan]] lahir di [[Surabaya]] 1908 (kakek [[Anies Baswedan]]) dan [[Syech Albar]] lahir [[Surabaya]] 1914 (ayah [[Ahmad Albar]]).
 
Saat ini diperkirakan jumlah keturunan ArabPenduduk Hadramaut di Indonesia lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah mereka yangdidunia ada di tempat leluhurnya sendiri. Penduduk Hadramaut sendiri hanya sekitar 1,8 juta jiwa.<ref name=":3" /><ref name=":2" /> Bahkan sejumlah marga yang di Hadramaut sendiri sudah punah (seperti [[Basyeiban]] dan Haneman) di Indonesia jumlahnya masih cukup banyak. Perkampungan Arab banyak tersebar di berbagai kota di Indonesia, misalnya di [[Jakarta]] ([[Pekojan, Tambora, Jakarta Barat|Pekojan]]),<ref name=":0" /> [[Bogor]] ([[Empang, Bogor Selatan, Bogor|Empang]]),<ref>{{Cite news|url=http://bogor.tribunnews.com/2016/01/25/kelurahan-empang-ditetapkan-sebagai-kawasan-wisata-religi-kampung-arab|title=Kelurahan Empang Ditetapkan Sebagai Kawasan Wisata Religi Kampung Arab|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|access-date=2017-04-18|last=Sanjaya|first=Ardhi|language=id}}</ref><ref>{{Cite news|url=http://travel.kompas.com/read/2016/05/19/220900527/Arab.Empang.Menapaki.Perjalanan.Si.Rumah.Panggung?page=all|title=Arab Empang, Menapaki Perjalanan Si Rumah Panggung - Kompas.com|work=[[Kompas.com]]|language=en|access-date=2017-04-18|editor-last=Asdhiana|editor-first=I Made}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://greentv.ipb.ac.id/videos/napak-tilas-sejarah-kampung-arab-empang-bogor/|title=Napak Tilas Sejarah Kampung Arab Empang Bogor|website=Green TV|access-date=2017-04-18|archive-date=2017-04-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20170418162245/http://greentv.ipb.ac.id/videos/napak-tilas-sejarah-kampung-arab-empang-bogor/|dead-url=yes}}</ref> [[Kota Surakarta|Surakarta]] ([[Pasar Kliwon, Surakarta|Pasar Kliwon]]), [[Surabaya]] ([[Ampel, Semampir, Surabaya|Ampel]]),<ref>{{Cite news|url=http://www.bbc.com/indonesia/multimedia/2015/11/151106_galeri_kampungarab|title=Panggilan dari kampung Arab Ampel Surabaya - BBC Indonesia|newspaper=BBC Indonesia|language=id-ID|access-date=2017-04-18}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://travel.detik.com/destinations/d-1982056/ahlan-wa-sahlan-ini-dia-kampung-arab-di-surabaya|title=Ahlan Wa Sahlan! Ini Dia Kampung Arab di Surabaya|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=en|access-date=2017-04-18}}</ref> [[Gresik]] (Gapura), [[Malang]] (Jagalan), [[Cirebon]] ([[Panjunan, Lemahwungkuk, Cirebon|Panjunan]]),<ref>{{Cite news|url=http://regional.liputan6.com/read/2872908/kampung-arab-cirebon-dari-sentra-gerabah-jadi-pusat-pertokoan|title=Kampung Arab Cirebon, dari Sentra Gerabah Jadi Pusat Pertokoan|last=Liputan6.com|work=[[Liputan6.com]]|access-date=2017-04-18|archive-date=2017-04-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20170418163736/http://regional.liputan6.com/read/2872908/kampung-arab-cirebon-dari-sentra-gerabah-jadi-pusat-pertokoan|dead-url=yes|language=id}}</ref> [[Tegal]] ([[Pekauman, Tegal Barat, Tegal|Pekauman]]),<ref name="Budiyuwono">Budiyuwono, Hartanto. 2014. [https://repository.unpar.ac.id/handle/123456789/1978 "Mintakat ruang hunian berdasarkan etnis pasca pengguna di Kota Tegal"]. ''Disertasi''. Bandung:Universitas Katholik Parahyangan</ref> [[Pemalang (kota)|Pemalang]] ([[Mulyoharjo, Pemalang, Pemalang|Mulyoharjo]]),<ref name="Mukhafidoh">Mukhafidoh. 2016. [http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/6997/ "Konstruksi budaya damai di masyarakat Kampung Arab Desa Mulyoharjo Kec. Pemalang Kab. Pemalang"]. ''Skripsi''. Semarang:Universitas Islam Negeri Walisongo</ref> [[Pekalongan]] ([[Sugihwaras, Pekalongan Timur, Pekalongan|Sugihwaras]]), [[Mojokerto]] ([[Kauman, Prajuritkulon, Mojokerto|Kauman]]), [[Yogyakarta]] (Sayidan),<ref>{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/regional/read/4611857/4-fakta-unik-kampung-sayidan-di-yogyakarta|title=4 Fakta Unik Kampung Sayidan di Yogyakarta|work=[[Liputan6.com]]|access-date=2022-07-12|language=id|last=Sabandar|first=Switzy|editor-last=Hida|editor-first=Ramdania El}}</ref> [[Probolinggo]] (Diponegoro), [[Bondowoso]], [[Palembang]] (Kampung Arab)<ref>{{Cite web|url=http://palembang-tourism.com/destinasi-355-kampung-arab-kota-palembang.html|title=Dinas Pariwisata Kota Palembang|last=Yamakasi|first=Madon|website=palembang-tourism.com|language=en|access-date=2017-04-18|archive-date=2017-04-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20170418164402/http://palembang-tourism.com/destinasi-355-kampung-arab-kota-palembang.html|dead-url=yes}}</ref> dan [[Banjarmasin]] (Kampung Arab), serta masih banyak lagi yang tersebar di kota-kota lainnya seperti [[Banda Aceh]], [[Pekanbaru]], [[Sigli]], [[Medan]], [[Lampung]], [[Makasar]], [[Gorontalo]], [[Ambon]], [[Mataram]], [[Ampenan]], [[Sumbawa]], [[Dompu]], [[Bima]], [[Kupang]], dan [[Fakfak]].<ref name=":4">{{citeweb|url=http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/127912-D%20%2000962%20Perempuan%20Arab-%20Literatur.pdf|title=''Perempuan Arab - Literatur, Kunthi Tridewiyanti, FISIP UI., 2009.''|website=http://lib.ui.ac.id|date=2009-01-01|accessdate=2016-12-31}}</ref>
 
Keturunan Arab Hadramaut di Indonesia, seperti negara asalnya Yaman, terdiri 2 kelompok besar yaitu kelompok ''[[Alawiyyin|Alawi]]'', dan kelompok ''Qabili''.<ref name=":1" />
 
== Tokoh dan peranan ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Moskee in de Arabische wijk van Semarang TMnr 60026226.jpg|jmpl|250px200px|kiri|Masjid bercorak Jawa di kawasan Arab di Semarang di sekitar tahun 1930]]
Di Indonesia, sejak zaman dahulu telah banyak kaum keturunan Arab yang menjadi pejuang, ulama dan dai. Di antara para penyebar agama yang menonjol ialah [[Walisongo]], yang diduga kuat ([[Van Den Berg]], 1886) merupakan keturunan [[Hadhrami|Arab Hadramaut]] dan atau merupakan murid-murid mereka. Kaum Arab Hadramaut yang datang sekitar abad 15 dan sebelumnya mempunyai perbedaan mendasar dengan mereka yang datang pada gelombang berikutnya (abad 18 dan sesudahnya). Sebagaimana disebutkan oleh [[Van Den Berg]], kaum pendahulu ini banyak berasimilasi dengan penduduk asli, terutama dari keluarga kerajaan Hindu. Hal ini dilakukan dalam rangka mempercepat penyebaran agama Islam, sehingga keturunan mereka sudah hampir tak bisa dikenali sebagai keturunan Arab Hadramaut.
 
Baris 129:
 
=== Kesultanan Demak ===
{{main|Kesultanan Demak}}[[Kesultanan Demak|Sultan Demak]] pertama adalah [[Raden Patah]], ia adalah murid dan menantu [[Sunan Ampel]]. Meski terdapat berbagai versi terkait asal usul pendiri KerajanKerajaan Demak ini, namun menurut data sejarah dari '''al-Habib Hadi bin Abdullah al-Haddar''' dan '''al-Habib Bahruddin Azmatkhan Ba’Alawi''', Raden Patah adalah putera dari Sultan Abu Abdullah (Wan Bo atau [[Kerajaan Champa|Raja Champa]]) bin Ali Nurul Alam bin [[Jamaluddin Akbar al-Husaini|Maulana Husain Jumadil Kubro]] bin Ahmad Syah Jalaluddin bin Abdullah Azmatkhan bin Abdul Malik bin Alawi Amal al-Faqih bin [[Muhammad Shahib Mirbath]]. Menurutnya, terjadi pemutar balikan sejarah terkait nasab Raden Patah oleh tokoh-tokoh orientalis asing pada waktu itu yang menyimpangkan nasab Raden Patah kepada [[Brawijaya V]] atau Bhre Kertabumi, [[Kerajaan Majapahit|Raja Majapahit]] terakhir dari Dinasti Raden Wijaya, yang bahkan kekeliruan sejarah tersebut juga tercantum dalam [[Babad Tanah Jawi]] Galuh Mataram.<ref>{{Cite web|url=http://www.malaya.or.id/index.php/2015/07/24/manaqib-raden-fattah-azmatkhan-1424-1518-masehi/|title=Manaqib Raden Fattah Azmatkhan 1424–1518 Masehi – MALAYA Culture {{!}} Yayasan Alam Melayu Sriwijaya|website=www.malaya.or.id|language=id-ID|access-date=2017-04-26}}</ref><ref>{{Cite news|url=http://ranji.sarkub.com/bukti-bukti-pemalsuan-nasab-raden-patah-demak-yang-tertolak-oleh-ranji-silsilah-kesultanan-cirebon-dan-kesultanan-banten/|title=BUKTI BUKTI PEMALSUAN NASAB RADEN PATAH DEMAK YANG TERTOLAK OLEH RANJI SILSILAH KESULTANAN CIREBON DAN KESULTANAN BANTEN {{!}} Ranji Sarkub|date=2015-05-10|newspaper=Ranji Sarkub|language=id-ID|access-date=2017-04-26|archive-date=2017-04-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20170427110900/http://ranji.sarkub.com/bukti-bukti-pemalsuan-nasab-raden-patah-demak-yang-tertolak-oleh-ranji-silsilah-kesultanan-cirebon-dan-kesultanan-banten/|dead-url=yes}}</ref>
 
=== Kesultanan Banten ===
Baris 140:
=== Kesultanan Siak Sri Inderapura ===
{{main|Kesultanan Siak Sri Inderapura}}
[[Kesultanan Siak]] menjadi kerajaan Islam pada tahun 1723 [[Masehi]]. Sejak Sultan ke VII, tampuk pimpinan dipegang oleh anak cucu dari [[Sayyid Usman bin SyihabuddinSyahabuddin]]. Pada zaman Sultan ke XII, [[Syarif Kasim II dari Siak|Sultan Syarif Kasim II]], selaku [[Yang Dipertuan Besar Siak|Sultan Siak]] terakhir, telah secara ikhlas mempercepat proses kemerdekaan dan kesatuan wilayah Indonesia dengan menyerahkan dan memasukkan [[Kesultanan Siak]] dalam [[Negara Kesatuan Republik Indonesia]].
 
=== Kerajaan Pelalawan ===
{{main|Kesultanan Pelalawan}}
Raja pertama [[Kesultanan Pelalawan]] yang berdaulat adalah [[Syarif Abdurrahman|Sultan Syarif Abdurrahman]], adik dari [[Sayyid Ali dari Siak|Sultan Syarif Ali dari Siak]] dan putera dari [[Sayyid UtsmanUsman bin Abdurrahman bin Sa'idSyahabuddin]] yang menikah dengan Puteri Sultan Siak ke 4.
=== Kesultanan Pontianak ===
{{main|Kesultanan Pontianak}}
Baris 186:
 
== Lihat pula ==
* [[Bahasa Arab Indonesia]]
* [[Budaya Arab-Indonesia]]
* [[Daftar tokoh Arab-Indonesia]]
Baris 193 ⟶ 194:
 
== Referensi ==
=== Sitasi ===
{{reflist}}
 
=== Pranala luarBibliografi ===
* {{Id}} [http://www.rabithah-alawiyah.org/id/ Website resmi] [[Rabithah Alawiyah]]
* {{en}} [http://www.aiys.org/webdate/gadr.html Interview: Hamid Al-Gadri] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080618163007/http://www.aiys.org/webdate/gadr.html |date=2008-06-18 }}
 
== Bibliografi ==
* Alattas, Alwi (2005): Pan-Islamism and Islamic Resurgence in the Netherlands East Indies: The Role of Abdullah ibn Alwi Al-Attas (1840-1928). International Conference Proceeding ''The Yemen''–''Hadrami in Southeast Asia: Identity Maintenance or Assimilation? ''Kuala Lumpur: International Islamic Universiy Malaysia (IIUM).
* Al-Kaff, Seggaff bin Ali. 1992. ''Diraasat fi Nasab as-Saadat banii ‘alawii: Dzuriyyat al-Imam al-Muhajir Ahmad ibn ‘Isaa. ''Kuala Lumpur: Utusan Printcorp Sdn. Nhd.
* Van den Berg, L.W. C. (1886/2010) ''Orang Arab di Nusantara. ''Jakarta: Komunitas Bambu.
 
== Pranala luar ==
* {{Id}} [http://www.rabithah-alawiyah.org/id/ Website resmi] [[Rabithah Alawiyah]]
* {{en}} [http://www.aiys.org/webdate/gadr.html Interview: Hamid Al-Gadri] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080618163007/http://www.aiys.org/webdate/gadr.html |date=2008-06-18 }}
 
{{Orang Indo}}
 
[[Kategori:Arab-Indonesia| ]]
[[Kategori:SukuKelompok bangsaetnik di Indonesia|Arab]]
[[Kategori:Diaspora Arab]]