Orang Arab Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(20 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{ethnic group||group =
|image = <table border=0 align="center" style="font-size:90%;">
<tr>
Baris 68:
|related = [[Hadhrami]], [[Bangsa Arab|Arab]], [[Diaspora Arab]], [[Arab Malaysians|Arab-Malaysia]], [[Arab Singaporeans|Arab-Singapura]]
}}
'''
== Sejarah kedatangan ==
Baris 75:
Sejak itu berkembanglah keturunannya hingga menjadi kabilah terbesar di Hadramaut, dan dari kota Hadramaut inilah asal-mula utama dari berbagai koloni Arab yang menetap dan bercampur menjadi warganegara di [[Indonesia]] dan negara-negara [[Asia]] lainnya. Selain di Indonesia, [[Hadhrami|Orang Hadhrami]] ini juga banyak terdapat di [[Oman]], [[India]], [[Pakistan]], [[Filipina]] Selatan, [[Malaysia]], dan [[Singapura]].
== Perkembangan di Indonesia ==
Baris 85:
[[Berkas:Gerard Pieter Adolfs - 1934 Nr236 Arabische Kamp-Soerabaia OOC 35 45.jpg|jmpl|250px|kiri|Lukisan tentang [[Ampel]], kawasan Arab di Surabaya]]
=== Abad 9-11 Masehi ===
Catatan sejarah tertua adalah berdirinya [[Kesultanan Peureulak|Kerajaan Peureulak]] di [[Aceh Timur]] pada tanggal 1 Muharram 225 H (840 M).<ref>{{Cite news|url=http://misykah.com/masjid-dan-makam-raja-negeri-peureulak-aceh-timur/|title=Masjid dan Makam Raja Negeri Peureulak Aceh Timur - Dari Samudra Pasai menuju Kebudayaan Islam Asia Tenggara|date=2014-08-10|newspaper=Dari Samudra Pasai menuju Kebudayaan Islam Asia Tenggara|language=en-US|access-date=2017-04-18|archive-date=2017-04-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20170418162343/http://misykah.com/masjid-dan-makam-raja-negeri-peureulak-aceh-timur/|dead-url=yes}}</ref> Hanya 2 abad setelah wafat Rasulullah, salah seorang keturunannya yaitu ''Sayyid Ali bin Muhammad Dibaj bin Ja'far Shadiq'' hijrah ke Negeri Perlak. Ia kemudian menikah dengan Makhdum Tansyuri, adik dari Syahir Nuwi dari Negeri tersebut.<ref>{{Cite news|url=http://www.ahlulbaitindonesia.or.id/berita/kerajaan-perlak-kerajaan-islam-indonesia-yang-pertama/|title=Kerajaan Perlak, Kerajaan Islam Indonesia yang Pertama - Ahlulbait Indonesia|date=2014-01-11|newspaper=Ahlulbait Indonesia|language=en-US|access-date=2017-04-18|archive-date=2017-04-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20170418162810/http://www.ahlulbaitindonesia.or.id/berita/kerajaan-perlak-kerajaan-islam-indonesia-yang-pertama/|dead-url=yes}}</ref> Dari pernikahan ini lahirlah ''Alaiddin Syed Maulana Abdul Azis Shah'' sebagai Raja pertama [[Kesultanan Peureulak|Kerajaan Peureulak]] ([[840]] – [[864]]). Catatan sejarah ini resmi dimiliki Majelis Ulama Kabupaten Aceh Timur dan dikuatkan dalam seminar sebagai makalah ''''Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Aceh'''<nowiki/>' [[10 Juli]] [[1978]] oleh (Alm.) [[Ali Hasyimi|Prof. Ali Hasyimi]].<ref>{{Cite web|url=http://www.atjehcyber.net/2011/05/kesultanan-islam-peureulak.html|title=Kesultanan Islam Peureulak|last=atjehcyber|website=ATJEH CYBER WARRIOR|language=id-id|access-date=2017-04-18|archive-date=2017-04-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20170418163644/http://www.atjehcyber.net/2011/05/kesultanan-islam-peureulak.html|dead-url=yes}}</ref>
=== Abad 12-15 Masehi ===
Baris 92:
=== Abad 17-19 Masehi ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een Arabier TMnr 3728-759.jpg|jmpl|250px|Seorang Arab pada masa [[Hindia Belanda]] ([[litografi]] berdasarkan gambar oleh [[Auguste van Pers]], 1854)]]
Abad ini adalah gelombang terakhir, ditandai dengan hijrah massalnya para ''Alawiyyin'' [[Hadramaut]] yang menyebarkan Islam sambil berdagang di [[Nusantara]]. Kaum pendatang terakhir ini dapat ditandai keturunannya hingga sekarang karena berbeda dengan pendahulunya, tidak banyak melakukan kawin campur dengan penduduk pribumi. Selain itu dapat ditandai dengan marga yang umum dikenal sekarang seperti ''al-Attas, Assegaf, al-Jufri, al-Aydrus, Shihab, Shahab, al-Haddad'', ''al-Habsyi'', dan lainnya.<ref name=":1">{{Cite news|url=https://tirto.id/dinamika-menelusuri-silsilah-para-habib-chda|title=Dinamika Menelusuri Silsilah Para Habib|work=[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2017-04-18}}</ref><ref>{{Cite news|url=http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/10/11/nd9vk0-salah-kaprah-sebutan-habib-di-masyarakat|title=Salah Kaprah Sebutan Habib di Masyarakat {{!}} Republika Online|newspaper=Republika Online|access-date=2017-04-18}}</ref> Hal ini dapat dimengerti karena marga-marga ini baru terbentuk belakangan. Tercatat dalam sejarah Hadramaut, marga tertua adalah ''as-Saqqaf'' (Assegaf) yang menjadi gelar bagi ''Syekh Abdurrahman bin Muhammad al-Mauladdawilah'' setelah ia wafat pada 731 H atau abad 14 - 15 M.<ref>{{Cite web|url=http://kabarbanjarmasin.com/posting/silsilah-nasab-marga-assegaf.html|title=Silsilah Nasab Marga Assegaf|last=S.Kom|first=H. Zainal Hakim,|website=kabarbanjarmasin.com|access-date=2017-04-18|archive-date=2017-04-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20170418165154/http://kabarbanjarmasin.com/posting/silsilah-nasab-marga-assegaf.html|dead-url=yes}}</ref> Sedangkan marga-marga lain terbentuk bahkan lebih belakangan, umumnya pada abad 16. Biasanya nama marga diambil dari gelar seorang ulama setempat yang sangat dihormati
=== Mulai 1870 hingga setelah 1888 ===
Pada tahun 1870 [[Terusan Suez]] mulai dibuka, sehingga kapal dari [[Eropa]] ke [[Timur]] termasuk [[Hindia Belanda]] bisa langsung melalui Suez. Kemudian pelabuhan [[Tanjung Priok, Jakarta Utara]] mulai dibangun tahun 1877 secara modern. Selanjutnya [[Koninklijke Paketvaart Maatschappij]], sebuah perusahaan pelayaran Belanda dioperasikan tahun 1888 dengan rute Eropa - Hindia Belanda, sehingga memungkinkan orang-orang [[Marga Arab Hadramaut]] atau [[Arab Mesir]] datang ke Hindia Belanda, dan berangsur-angsur mulai tahun 1870 hingga setelah tahun 1888 terjadi migrasi orang Arab dan Mesir ke Hindia Belanda. Mereka tidak membawa keluarga, karena sesuai tradisi Arab, bahwa wanita tidak boleh bepergian apalagi sejauh ke Hindia Belanda naik kapal berhari-hari. Keturunan pertama yang lahir di Hindia Belanda misalnya adalah [[Abdurrahman Baswedan]] lahir di [[Surabaya]] 1908 (kakek [[Anies Baswedan]]) dan [[Syech Albar]] lahir [[Surabaya]] 1914 (ayah [[Ahmad Albar]]).
Keturunan Arab Hadramaut di Indonesia, seperti negara asalnya Yaman, terdiri 2 kelompok besar yaitu kelompok ''[[Alawiyyin|Alawi]]'', dan kelompok ''Qabili''.<ref name=":1" />
== Tokoh dan peranan ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Moskee in de Arabische wijk van Semarang TMnr 60026226.jpg|jmpl|
Di Indonesia, sejak zaman dahulu telah banyak kaum keturunan Arab yang menjadi pejuang, ulama dan dai. Di antara para penyebar agama yang menonjol ialah [[Walisongo]], yang diduga kuat ([[Van Den Berg]], 1886) merupakan keturunan [[Hadhrami|Arab Hadramaut]] dan atau merupakan murid-murid mereka. Kaum Arab Hadramaut yang datang sekitar abad 15 dan sebelumnya mempunyai perbedaan mendasar dengan mereka yang datang pada gelombang berikutnya (abad 18 dan sesudahnya). Sebagaimana disebutkan oleh [[Van Den Berg]], kaum pendahulu ini banyak berasimilasi dengan penduduk asli, terutama dari keluarga kerajaan Hindu. Hal ini dilakukan dalam rangka mempercepat penyebaran agama Islam, sehingga keturunan mereka sudah hampir tak bisa dikenali sebagai keturunan Arab Hadramaut.
Baris 129:
=== Kesultanan Demak ===
{{main|Kesultanan Demak}}[[Kesultanan Demak|Sultan Demak]] pertama adalah [[Raden Patah]], ia adalah murid dan menantu [[Sunan Ampel]]. Meski terdapat berbagai versi terkait asal usul pendiri
=== Kesultanan Banten ===
Baris 140:
=== Kesultanan Siak Sri Inderapura ===
{{main|Kesultanan Siak Sri Inderapura}}
[[Kesultanan Siak]] menjadi kerajaan Islam pada tahun 1723 [[Masehi]]. Sejak Sultan ke VII, tampuk pimpinan dipegang oleh anak cucu dari [[Sayyid Usman
=== Kerajaan Pelalawan ===
{{main|Kesultanan Pelalawan}}
Raja pertama [[Kesultanan Pelalawan]] yang berdaulat adalah [[Syarif Abdurrahman|Sultan Syarif Abdurrahman]], adik dari [[Sayyid Ali dari Siak|Sultan Syarif Ali dari Siak]] dan putera dari [[Sayyid
=== Kesultanan Pontianak ===
{{main|Kesultanan Pontianak}}
Baris 186:
== Lihat pula ==
* [[Bahasa Arab Indonesia]]
* [[Budaya Arab-Indonesia]]
* [[Daftar tokoh Arab-Indonesia]]
Baris 193 ⟶ 194:
== Referensi ==
=== Sitasi ===
{{reflist}}
===
* {{Id}} [http://www.rabithah-alawiyah.org/id/ Website resmi] [[Rabithah Alawiyah]]▼
* {{en}} [http://www.aiys.org/webdate/gadr.html Interview: Hamid Al-Gadri] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080618163007/http://www.aiys.org/webdate/gadr.html |date=2008-06-18 }}▼
* Alattas, Alwi (2005): Pan-Islamism and Islamic Resurgence in the Netherlands East Indies: The Role of Abdullah ibn Alwi Al-Attas (1840-1928). International Conference Proceeding ''The Yemen''–''Hadrami in Southeast Asia: Identity Maintenance or Assimilation? ''Kuala Lumpur: International Islamic Universiy Malaysia (IIUM).
* Al-Kaff, Seggaff bin Ali. 1992. ''Diraasat fi Nasab as-Saadat banii ‘alawii: Dzuriyyat al-Imam al-Muhajir Ahmad ibn ‘Isaa. ''Kuala Lumpur: Utusan Printcorp Sdn. Nhd.
* Van den Berg, L.W. C. (1886/2010) ''Orang Arab di Nusantara. ''Jakarta: Komunitas Bambu.
== Pranala luar ==
▲* {{Id}} [http://www.rabithah-alawiyah.org/id/ Website resmi] [[Rabithah Alawiyah]]
▲* {{en}} [http://www.aiys.org/webdate/gadr.html Interview: Hamid Al-Gadri] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080618163007/http://www.aiys.org/webdate/gadr.html |date=2008-06-18 }}
{{Orang Indo}}
[[Kategori:Arab-Indonesia| ]]
[[Kategori:
[[Kategori:Diaspora Arab]]
|