Syekh Hasan Genggong: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Ustad abu naum (bicara | kontrib)
 
(29 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{tone}}
{{hiperbola}}
{{Infobox Ulama Muslim
|notability = KH. HASAN BIN SYAMSYUDDIN BIN QOIDUDDINQOYIDUDDIN
|image = KiaiGenggongSyekhHasanGenggong.jpgpng
|caption = Potret al-Arifbillah al-Quthbul Rabbani al-Ghaust asy-Syaikh Haji al-Syarif Muhammad Hasan bin Syamsuddin bin Qoyiduddin Al Qodiri Al Hasani pada versi Retouching foto 2024.
|caption =
<!-- ----------- -->
|jalur_ayah = Bin Syekh Syamsuddin bin Syekh QoiduddinQoyiduddin marga AzmatkhanAl Qodiri al hasani yang merupakan keturunan dari SayyidSyekh Abdul Malik Azmatkhan bin Alawi Ammul FaqihQodir, keturunan HusainHasan bin Ali
|jalur_ibu =
|nasab =
Baris 38 ⟶ 40:
<!-- ---------------- -->
|etnis = [[Alawiyyin]]
|nationality = IdonesiaIndonesia
|marga = Al Qodiri Al Jilani Al Musawi Al Hasani
|negara1 =
Baris 91 ⟶ 93:
}}
 
'''Syekh Hasan Genggong''' atau lebih dikenal Kiai Hasan Genggong selengkapnya '''al-Arifbillah al-Quthbul Rabbani al-Ghaust asy-Syaikh Haji al-Syarif Muhammad Hasan bin Syamsuddin bin Qoyiduddin [[Al Qodiri Al Hasani]]''' (nama lain: ''KiaiKyai Hasan Sepuh'', lahir di Sentong, Krejengan, Probolinggo, 27 Rajab 1259 Hijriyah / 23 Agustus 1843 Masehi - meninggal di [[Genggong]], 11 Syawal 1374 hijriyah / 1 juni 1955 masehi) adalah seorang guru sufi yang terkenal sebagai salah satu Mursyid Thoriqoh Naqsyabandiyah. Beliau salah satu Mursyid dari tatanan Naqsyabandi dan pendiri [[Tarekat Naqsyabandiyah Ali Ba 'Alawiyah]] adalah cabang dari tarekat Naqsyabandiyah yaitu perpaduan dari dua buah tharekat besar, penyatuan dua sanad tarekat, yaitu Thariqah Naqsyabandiyah dan Thariqah Ali Ba 'Alawiyah, iaBeliau juga terkenal sebagai salah satu Wali Qutb di Indonesia. Beliau merupakan seorang Ulama dari para Wali dan seorang Wali dari para Ulama. Beliau Pemilik Pengetahuan Yang Sempurna ('Arif kamil) dalam sufisme dan marifat. Ia dianggap sebagai Sumber Mata Air Kemursyidan, Berkahnya menembus seluruh ummat di masanya.<ref>{{Cite news|url=https://www.pzhgenggong.or.id/2848/karomah-almarhum-kh-moh-hasan-genggong.html|title=KAROMAH ALMARHUM KH. MOH. HASAN GENGGONG|last=Mufidah|first=Alfin|newspaper=pzhgenggong.or.id|language=id-ID|year=2015|access-date=2015-04-28}}</ref> Ia adalah Spiritualis Berdirinya [[Nahdlatul Ulama]].
 
Dari keinginan belajarnya yang tinggi, beliau menyebabkan ilmu-ilmu ghaib dan rahasia menjadi tampak. Beliau adalah puncaknya Matahari Pengetahuan Eksternal dan Internal di zamannya. Ia bergelar Al-Arifbillah dengan Salah satu tanda keajaibannya adalah karomah yang mahsyur, yang merupakan hatinya ke maqam ulama dari para ulama.
Baris 97 ⟶ 99:
Para ulama yang menguasai hikmah spiritual banyak yang menggali dari ladang ilmunya, adalah seorang ulama Indonesia yang terkenal.
 
IaBeliau adalah Kholifah kedua [[Pesantren Zainul Hasan Genggong]] dan intelektual yang produktif menulis kitab, yang meliputi bidang-bidang fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir, dan hadishadits. Salah satu karyanya adalah kitab ''Nadham Safinatun Najah'' dan yang paling monumental adalah ''Aqidatut Tauhid''. Dia berasal dari keluarga [[Wali Songo]] dari marga [[Al Qodiri Al Hasani]] yang merupakan keturunan dari Sultanul Awliya al-Quthub al-Kabir Syekh Abi Muhammad Muhyidin [[Abdul Qadir al-Jailani]], keturunan Hasan bin [[Ali bin Abi Thalib|Ali]], dia menerima sebagian besar pendidikan sufi awal dari gurunya, Syekh Jazuli. Dia dilatih dalam semua perintah tasawuf dan diberi izin untuk memulai dan melatih pengikut dalam Tarekat Naqshbandi.
 
== Biografi ==
Baris 111 ⟶ 113:
'''Thariqah Naqsyabandiyah Ali Ba 'Alawiyah''' atau Tarekat Naqsyabandiyah Ali Ba 'Alawi<ref>https://www.pzhgenggong.or.id/1077/pengajian-thoriqoh-naqsabandiyah-mengajak-para-ikhwan-meningkatkan-kualitas-ibadah.html</ref> adalah cabang dari tarekat Naqsyabandiyah yaitu perpaduan dari dua buah tharekat besar, penyatuan dua sanad tarekat, yaitu Thariqah Naqsyabandiyah dan Thariqah Ali Ba 'Alawiyah yang didirikan oleh Syekh Hasan Genggong di [[Genggong (kompleks)]]. Keberadaan tarekat ini berpusat di [[Pesantren Zainul Hasan Genggong]], Probolinggo, Indonesia Dan termasuk tarekat yang mu'tabarah (diakui keabsahannya).<ref>http://www.nu.or.id/post/read/55506/habib-luthfi-tarekat-samaniyah-tidak-sesat</ref>
 
Syekh Hasan Genggong q.s merupakan penerus Syekh Jazuli q.s ini mungkin bisa dianggap sebagai penanda pengikutnya kelak disebut pejalan thoriqoh Naqsyabandiyah Ali Ba'alawiyah, yang ajarannya didapat dari Syeikh Muhammad Mudzhar Al-Ahmadi Qs., yang ujungnya berasal dari Khalifah Abu Bakar diperoleh dari Nabi Muhammad. Sedangkan Tarekat  Ali Ba'Alawiyah atau Tarekat  Bani Alawi adalah sebuah metode, sistem atau cara tertentu yang digunakan oleh Bani Alawi dalam perjalanannya menuju Allah SWT. Dan Tarekat  Alawi ini mereka warisi dari leluhurnya yang tiada lain adalah anak cucu Nabi Muhammad SAW.
 
===Kholifah Kemursyidan setelahnya===
Baris 121 ⟶ 123:
 
== Spiritualis Berdirinya Nahdlatul Ulama ==
Di kalangan ulama sepuh NU, KiaiSyekh Hasan Genggong senantiasa dijadikan sebagai sosok yang selalu diminta nasihat dan pertimbangan persoalan jam’iyah dan umat.
NU didirikan melalui tahapan proses musyawarah alim ulama, istikharah para ulama dan stempel pada ahli mukasyafah seperti Mbah Kholil Bangkalan, KiaiSyekh Hasan Genggong dan ulama kekasih Allah yang lain. Prosesnya memakan waktu berbulan-bulan, sampai benar-benar siap lahir batin.
 
Saat proses awal pendirian NU, KiaiSyekh Hasan Genggong juga diminta pendapat dan nasihat oleh almarhum Kiai Haji Abdul Wahab Hasbullah, KH As’ad Syamsul Arifn dan para pendiri NU lain atas rekomendasi dari syaikhona Kholil Bangkalan dan hadratus syeikh KH. Hasyim Asy’ari. Kiai yang dikenal juga dengan sebutan KHKiai Hasan Sepuh ini dikenal sebagai sosok ulama zuhud, sehingga tidak heran bila selalu menjadi tempat rujukan ketika ulama pendiri NU akan mengambil keputusan.
 
Ketika NU lahir tahun 1926 pada saat bumi Nusantara masih dicengkeram penjajah Belanda, KiaiSyekh Hasan Genggong menjadikan pesantrennya sebagai basis perjuangan kemerdekaan. Sosoknya memang bermental baja, percaya diri, ditakuti oleh penjajah dan dikenal apa adanya. Segala bujuk rayu dan siasat Belanda tak mampu menembus hatinya.
 
Suatu ketika, ada seorang ulama yang sowan,berniat tabayun mengenai hukum melawan penjajah. Belum sempat pertanyaan diajukan, KiaiSyekh Hasan Genggong menggunakan peci hitam dan membawa keris (hal yang sangat jarang dilakukan), dan si tamu tersebut dengan bangga merasa sudah menemukan jawaban tanpa harus mengajukan pertanyaan.
 
KiaiSyekh Hasan Genggong pernah menyatakan bahwa berjuang ikhlas di NU akan mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat. Insyaallah
“من اعان نهضةالعلماء، فقد سعد فى الدنيا والأخرة”
“Barangsiapa yang menolong (berjuang ikhlas) NU, maka hidup beruntung di dunia dan di akhirat.”
== Riwayat Spiritual mengenai Syekh Hasan Genggong ==
=== Dari Syekh [[Muhammad Zaini Abdul Ghani]] ===
Syekh [[Muhammad Zaini Abdul Ghani]] atau dikenal luas Guru Skumpul adalah salah seorang ulama yang sangat kharismatik dan berpengaruh dari Kalimantan Selatan. menceritakan sisi spiritulitas Syekh Hasan Genggong diriwayatkan dari [[Muhammad Syarwani Abdan Al-Banjari|al-'Alim al-Fadhil Syekh Muhammad Syarwani bin 'Abdan]].
Dikatakan bahwa Syekh Mohammad Hasan Genggong dan muridnya adalah tiang langit di Indonesia.
Pasalnya, setiap lulus mengaji, para murid dilarang balik ke kampung.
 
Hampir semuanya disuruh uzlah ke hutan. Mereka makan tunas dan daun muda sebagai lalapan.
 
Minumnya dari air hujan, air telaga, atau sungai. Dan ibadahnya nonstop.
 
Sehingga banyak diantara mereka yang meninggal tidak diurus manusia.
 
Kuasa Allah yang mengurus jenazahnya sehingga kuburan mereka tidak ditemukan.
 
Hampir semua murid KH Hasan Genggong adalah wali mastur atau tersembunyi.
 
== Haul Syekh Hasan Genggong ==
 
Setiap tahun, Selain diadakan di [[Pesantren Zainul Hasan Genggong]] masyarakat luas mengadakan haul beliau di daerah masing masing penjuru utamanya di jawa timur secara bergilir, mendoakan, dan mengenang jasa-jasa besarnya menyebarkan pengetahuan keislaman ke seluruh masyarakat, khususnya di Pulau Jawa.
 
== Catatan akhir ==
{{reflist|30em}}
 
== Daftar Pustaka ==
Baris 156 ⟶ 177:
[[Kategori:Ulama Probolinggo|Hasan]]
[[Kategori:Pesantren Zainul Hasan Genggong|PZH Genggong]]
[[Kategori:Tokoh Nahdlatul Ulama]]
[[Kategori:Ulama Indonesia]]