Tarling: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Penyanyi tarling dangdut: Penambahan Konten Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Hak Cipta pencipta Musik Tarling Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(31 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox music genre
| name = Tarling
Baris 5 ⟶ 4:
| bgcolor = black
| stylistic_origins =
* [[Gamelan]]
▲* [[dangdut]]
▲| cultural_origins = Tahun 1930-an di [[Cirebon]] dan [[Kabupaten Indramayu]], [[Jawa Barat]]
| instruments =
* [[Gitar
* [[
* [[
| popularity =
| derivatives =
| subgenrelist =
| subgenres =
| fusiongenres = Tarling-
| regional_scenes =
| local_scenes =
| other_topics =
}}
{{Musik Indonesia}}
'''Musik Tarling''' adalah salah satu bentuk kesenian yang
==Sejarah==
Asal mula kesenian TARLING ini muncul dari Seni Musik Tradisional Kesulthonan Dermayu (Indramayu) tahun 1531 Masehi pada masa Kepemerintahaan Sulthonul Wirakusuma (Pangeran Wirakusuma) atau Wirasamudra II (Wiralodra II), yang mana saat itu terdapat tali kekeluargaan antara Dermayu (Indramayu) dengan Pulembang (Palembang) terutama perkawinan antara Sulthan Wirakusuma (Wiralodra II) dengan Nyi Mas Ayu Ilir (anak Raden Husyahin atau Kussen).
Pangeran Wirakusuma adalah Putra pertama dari Perkawinan antara Sulthonul Aria Wirasamudra (Raden Khalif) alias Wiralodra I (anak Raden Jaka Samudra) dengan Nyi San Xian (Sandhang Biduk putri Raja Lebar Daun VII Tionghoa Palembang). Sedangkan Nyi Mas Ayu Ilir adalah Putri dari Raden Husyahin atau yang lebih dikenal sebagai Pangeran Kussen (saudara kandung Raden Fatah).
Tali kekeluargaan ini sudah dimulai sejak Nyi Mas Pandan Sari (Nyi Mas Ratu Junti asal Kesulthonan Dermayu) dinikahi oleh Syeikh Ban Tiong (Tan Go Hwat asal negeri Tiongkok). Perkawinan keduanya menghasilkan putri bernama Xiu Ban Chi (Siu Ban Chi), Xiu Ban Chi dinikahi oleh Pangeran Aria Damar di Palembang dan keduanya dikaruniai 2 anak putra bernama Raden Husyahin dan Raden Fatah.
Keduanya diperintahkan oleh neneknya yaitu Nyi Mas Ratu Junti (istri Syeikh Ban Tiong) untuk pergi ke Kesulthonan Dermayu untuk memperdalam agama islam di Pesantren 'Suka Gumi Hwang' (Kecamatan Sukagumihwang Indramayu), karena di Palembang pemeluk agama islam masih belum banyak atau masih didominasi oleh agama konghuchu Tionghoa, jadi Raden Husyahin dan Raden Fatah ini pergi meninggalkan Palembang dan hidup sementara di Dermayu. Dari sinilah tali kekeluargaan itu.
Sejak kecil Putri Raden Husyahin yaitu Nyi Mas Ayu Ilir ini sudah dijodohkan dengan Pangeran Wirakusuma.
Setelah perkawinan keduanya itu, barulah disuguhi dengan Kesenian Musik tertutama Gamelan Kadhaton Dermayu atau dalam pengertian penduduk Indramayu menyebutnya 'tanggapan' atau 'menanggapi tamu raja'. Sebenarnya Tarling ini adalah hasil Kolaborsi antara Gitar Tionghoa Palembang dengan Seruling Khas Dermayu yang terbuat dari Bambu Tulup. Dari Kolaborasi itulah menciptakan Instrument musik unik yang disebut Tarling.
Suara Melodi Gitar pada setiap perpindahan nadanya juga harus diikuti dengan perpindahan nada seruling, hal itu dilakukan agar nada melodi gitar menyatu dengan nada seruling atau dalam bahasa jawa dermayon disebut 'ngleneng kon ngawiji' (seimbang supaya menyatu).
Pada Gitar Tarling Tradisional Dermayu memiliki 5 Senar. Tali Senar sendiri masih terbuat dari getah pohon damar yang digabung dengan serat kulit dan arang, oleh karenanya suara tarling tradisional dengan tarling modern sangatlah berbeda.
Pada awalnya musik tarling dermayu hanya suara Gitar dan Seruling saja yang dimainkan atau sebagai pembukaan tanggapa (acara menghormati para tamu raja), namun lama kelama-an musik tarling dermayu ini dikolaborasikan dengan nyanyian Sinden dengan Gamelan Kedhaton Dermayu.
== Penyebaran musik tarling ==▼
Awalnya tarling hanya berkembang di daerah [[Kota Cirebon|Cirebon]] dan [[Kabupaten Indramayu|Indramayu]] namun seiring berjalannya waktu tarling mulai merambah ke daerah tetangga seperti [[Kabupaten Subang|Subang]] dan [[Kabupaten Karawang|Karawang]] serta daerah pantura [[Jawa Tengah]] seperti [[Kabupaten Brebes|Brebes]], [[Kota Tegal|Tegal]], dan [[Kabupaten Pemalang|Pemalang]] dan [[Kabupaten Pekalongan|Pekalongan]] & [[Kota Pekalongan]] . Bahasa dalam lagu tarling yang selaras dengan bahasa keseharian masyarakat menjadi faktor utama penyebaran tarling hingga ke luar daerah asal▼
Hal itulah yang membuat banyak penduduk Dermayu mengembangkan dan pempopulerkan kesenian Gamelan Tarling Dermayonan ke luar daerah. Untuk pertama kalinya Gamelan Tarling menjadi tanggapan (acara) tanpa Kasta, yang mana rakyat sipil biasa, menteri pemajeg, prajurit, pengusaha atau pedagang juga diperbolehkan menggelar Gamelan Tarling sebagai hiburan.
* ''Saida Saini''▼
Meskipun kesenian tarling ini sudah ada sejak lama di Dermayu (Indramayu), namun baru dipatenkan atau sebagai Hak Cipta Dermayu pada tahun 1920 pasca berdirinya Karesidenan Indramaya (Dermayu) tahun 1817 (Sebelum Kemerdekaan Indonesia).
* ''Baridin''▼
▲Awalnya tarling hanya berkembang di daerah [[
== Beberapa lagu tarling populer ==
* ''Warung Pojok'' (Abdul Adjib)
* ''Juragan Empang''
* ''Sekulit Bawang'' (Yoyo S)
* ''Kembang Kilaras''
Baris 77 ⟶ 71:
* [[Uun Kurniasih]]
* Yayah Darsiyah
* Udin Zein (Kama Jaya)
* Dadang Darniah (Endang Darma)
== Penyanyi tarling dangdut ==
Baris 88 ⟶ 84:
* [[Susy Arzetty]] (penyanyi ''Mega Nyisik, ''Iwak Peda'')
* [[Besiken Band]] (Grup Band "Kesepian")
* [[Tiny Joseph]] (Juragan Empang)
* [[Sultan Trenggono]] (Dagang Pindang)
* [[Siti Aliyah]] (Penyanyi Terlalu Sayang, Jare Sema)
* [[Dadang Anesa]]
* [[Ella Nurhayati]]
* [[Ini Damini]]
* [[Atin Anatin]]
* [[Dede S]]
* [[Eddy Zacky]]
* [[Rudy Setro]]
* [[Ocholl Dhut]]
* [[Dede Risty]]
== Pranala luar ==
|