Suku Dayak Gaai: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(18 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{ethnic group|
|group=Suku Dayak Gaai
|image=
|poptime=kurang lebih '''1.700'''
|popplace=[[Kabupaten Berau]], [[Kalimantan Timur]]: '''900'''
|langs= [[
|rels= [[
|related=[[Suku Berau|Berau]]
}}
'''Suku Dayak Gaai''' adalah salah satu
Rumah
== Adat
Suku Dayak Gaai mempunyai corak tersendiri dalam adat istiadat, cara pergaulan, peraturan masyarakat, dan sistem kepercayaan mereka.<ref name="PempropKaltim"
== Adat
=== Sunta ===
Apabila pemuda pemudi Dayak Gaai telah meningkat dewasa 15 tahun keatas mereka tidak lagi berdiam di
=== Pergaulan ===
Pergaulan antara pemuda dan pemudi bebas, tetapi tetap memegang adat keluhuran merekadalam menjaga kehormatan.<ref name="KalimantanMembangun"
=== Betanggu ===
Dalam pergaulan pemuda-pemudi yang telah cukup usia dan mempunyai keinginan untuk berumah tangga dan mereka sanggup untuk menafkahi keluarganya.<ref name="KalimantanMembangun"
Betanggu ini dilakukan oleh jejaka tersebut dua sampai tiga kali.<ref name="KalimantanMembangun"
=== Melamar ===
Pada saat yang baik orang tua dan sanak saudara si pemuda mengunjungi orang tua si gadis yang telah bersedia menyambut tamu tersebut dengan jamuan alakadarnya, sudah diadakan perundingan mengenai soal jujuran barang-barang dan sajian perkawinan.<ref name="KalimantanMembangun"
Benda-benda jujuran yang telah ditetapkan adat adalah talam tembaga yang berkaki tunggal, [[tajau]] dan manik tua yang kalau dinilai dengang uang dapat mencapai jutaan [[rupiah]]. Dalam jujuran tersebut tidak ada disebut uang kontan, karena hidangan dan alat-alat perkawinan semua berupa barang-barang saja. Kemudian dalam acara melamar ini ditentukan juga kapan waktunya kawin batin (kawin annik).<ref name="KalimantanMembangun"
=== Basekawa ===
Setelah proses melamar, pemuda memasuki masa bertunangan, pemuda diwajibkan melakukan masa basekawa atau artinya bekerja pada bakal mertua.<ref name="KalimantanMembangun"
Dalam masa basekawa tidak diperbolehkan berhubungan batin seperti suami istri, karena hal tersebut anggap zina.<ref name="KalimantanMembangun"
=== Hukuman ===
Pemuda yang dianggap melanggar kesopanan dan melakukan zina dalam waktu basekawan ini dihukum berenang menyeberangi sungai Kelai diiringi dengan dua tiga perahu dan ditombak belakangnya beramai-ramai dengan tombak serai gajah atau rumput [[gelagah]] yang kecil sampai keseberang. Setelah menjalankan hukuman ini keselahanya dianggap telah dihapus dan anak yang dilahirkan dalam hubungan ini dianggap anak sah.<ref name="KalimantanMembangun"
=== Kawin Batin (Kawin Annik) ===
Apabila biaya dalam masa basewaka ini telah cukup dikumpulkan, mulailah keluarga dari kedua belah pihak menentukan hari untuk mengadakan kawin annik.<ref name="KalimantanMembangun"
Makanan seperti beras, buah-buahan dan panggang [[babi]]. Pada waktu upacara kepala adat mengungumkan bahwa antara kedua mempelai melakukan kawin annik, dan di izinkan berkumpul menjadi suami
Selanjutnya dilakukan Matan atau persembahan kepada Yang Maha Kuasa yakni berbupa seekor babi yang dipanggang dan kemudian ditancapkan pada sepotong kayu di hutan dekat Lamin, dengan harapan akan mendapatkan karunia dari Yang Maha Kuasa agar kedua mempelai diberkahi dalam hidupnya.<ref name="KalimantanMembangun"
=== Kawin Besar ===
Menurut adat istiadat Suku Dayak Gaai, belum sempurna perkawinan seseorang dengan perkawinan annik saja. Perkawinan besar harus dilakukan, walaupun terkadang pasangan suami istri telah memiliki dua atau tiga anak.<ref name="KalimantanMembangun"
[[Berkas:Sus barb 120323-24474 sndai.JPG|
=== Persembahan ===
pada upacara kawin besar, kepala adat melakukan ritual persembahan seekor babi.<ref name="KalimantanMembangun"
Setelah itu kedua mempelai disuruh bersemedi dalam kelambu selama 3 hari 3 malam. Makanan dan minuman diantarkan kedalam kelambu, tempat buang air kecil disediakan, dan para tamu duduk berkeliling kelambu tersebut.<ref name="KalimantanMembangun"
=== Tuhing (Pantangan) ===
Suatu pantangan yang sangat besar yang diyakini Suku Dayak Gaai adalah, apabila dalam proses
Suara dengking [[rusa]] atau [[kijang]] adalah alamat malapetaka akan menimpa kedua suami istri. Matan dianggap tidak memberikan restu atas pernikahan mereka. Inilah adat atau tahayul yang sangat tragis bagi Suku Dayak Gaai. Suatu kepercayaan yang tidak dapat dibayar dengan persembahan apapun.<ref name="KalimantanMembangun"
Sebab itu selama proses
Jika upacara perkawinan besar ini selesai dengan selamat, suami istri dengan sanak saudara sangat bahagia perasaanya, karena telah menunaikan adat leluhur mereka dan Matan akan melindungi mereka dalam mengarungi kehidupan berumah tangga.<ref name="KalimantanMembangun"
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Dayak]]
[[Kategori:Suku bangsa di Kalimantan Timur]]
[[Kategori:Kabupaten Berau]]
|