Deliar Noer: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(37 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
|honorific_prefix = [[Profesor|Prof]]. [[Doktor filsafat|Dr.]]
|name = Deliar Noer
|honorific_suffix = [[MAMagister|M.A.]]
|image = DeliarNoer.jpg
|imagesize = 220px
Baris 11:
|birth_place = {{negara|Holland}} [[Kota Medan|Medan]], [[Sumatera Utara]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{Death date and age|2008|6|18|1926|2|9}}
|death_place = {{negara|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|nationality = [[Indonesia]]
|other_names =
Baris 17:
|occupation = [[Ilmuwan]], [[dosen]], [[politikus]]
}}
'''Prof. Dr. Deliar Noer, M.A.''' ({{lahirmati|[[Kota Medan|Medan]], [[Sumatera Utara]]|9|2|1926|[[Jakarta]]|18|6|2008}}) adalah seorang [[dosen]], pemikir, [[peneliti]], dan [[politikus]] asal [[Indonesia]]. Ia pernah menjabat sebagai rektor [[Universitas Negeri Jakarta|IKIP Jakarta]], pendiri dan Ketua Umum pertama [[Partai Ummat Islam]]. Deliar merupakan sedikit dari intelektual dan ilmuwan politik yang memiliki integritas tinggi dan aktif menulis. Ia juga merupakan salah seorang perintis dasar-dasar pengembangan ilmu politik di Indonesia.
PUI yang didirikannya kini dipimpin oleh Abdullah Amas seorang Mantan Wasekjen PB HMI
 
== Latar belakang ==
Deliar Noer lahir dari orang tua yang berasal dari Parak Laweh, Pakan Kamih, [[Tilatang Kamang, Agam]], [[Sumatera Barat]]. Ia adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Ayahnya, Noer bin Joesof, merupakan kepala pegadaian di [[Kota Medan|Medan]], [[Sumatera Utara]]. Pada mulanya ia diberi nama '''Muhammad Zubair'''. Namun karena sering sakit-sakitan, namanya diganti menjadi Deliar.{{Butuh rujukan}}
 
Karena hidup berpindah-pindah, maka ia bersekolah di berbagai tempat. Dia mendapatkan pendidikan di [[HIS]] Taman Siswa [[Tebing Tinggi]], [[MULO]] Bukittinggi, INS Kayutanam, Tyugakko di Medan, dan SMT ([[Kolese Kanisius]]) di [[Jakarta]]. Setelah lulus dari SMT, ia melanjutkan pendidikannya ke [[Universitas Nasional]].<ref>{{harvnb|Rosidi|2010|pp=185}}</ref> Setelah memperoleh gelar sarjana, ia terus ke [[CornellUniversitas UniversityCornell]], [[Amerika Serikat]] untuk mengambil gelar master (1960) dan doktor (1963). Melalui disertasinya yang berjudul : Gerakan Islam Modernis di Indonesia 1900-1942, ia menjadi orang Indonesia pertama yang memperoleh gelar [[Ph.D.Doktor Filsafat|doktor filsafat]] dalam ilmu politik,.<ref>{{harvnb|Rosidi|2010|pp=185–186}}</ref>
 
== Kehidupan ==
Deliar Noer mengawali kariernyakarier sebagai penyiar [[RRI]]pekerjaan pada tahun 1947. PekerjaanIa inibekerja dilakoninyasebagai penyiar untuk membiayaiRadio pendidikannya.Republik SetelahIndonesia itudengan iatujuan pergiuntuk ke [[Singapura]] menjadi staf perwakilanmembiayai [[Departemen Perdagangan Republik Indonesia|Departemen Perdagangan RI]]pendidikannya. IaSelanjutnya, pernahia menjadibekerja sebagai wartawan koran "Berita Indonesia" dan majalah bulanan "Nusantara". Setelah itu, Deliar bertugas menjadi staf perwakilan Departemen Perdagangan Republik Indonesia di Singapura.{{Butuh rujukan}}
 
Tahun 1950 ia ditunjuk menjadi Ketua Umum [[Himpunan Mahasiswa Islam]] (HMI) cabang Jakarta. Tiga tahun kemudian ia terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar HMI. Dari organisasi inilah kemudian ia berkenalan dengan tokoh-tokoh nasional seperti [[Hamka]], [[Natsir]], dan [[Mohammad Roem]].
Baris 36 ⟶ 37:
 
== Keluarga ==
Pada bulan April 1961, Deliar melangsungkan pernikahannya di [[Amerika Serikat]] dengan seorang gadis [[Suku Mandailing|Mandailing]], [[Zahara Daulay]]. Dari perkawinannya dengan Zahara, ia dikaruniai dua putra, yaitu Muhammad Dian dan Muhammad bin Deliar Noer. Namun putranya yang kedua meninggal sewaktu kecil.
 
== Bibliografi ==
Baris 45 ⟶ 46:
* Membincangkan tokoh-tokoh bangsa (2001)
* Mencari Presiden (1999)
* Aku bagian ummat, aku bagian bangsa : otobiografi Deliar Noer (1996)
* Mohammad Hatta : biografi politik (1990)
* Culture, philosophy, and the future : essays in honor of Sutan Takdir Alisjahbana on his 80th birthday (1988).
* Perubahan, pembaruan, dan kesadaran menghadapi abad ke-21 (1988).
* Partai Islam di pentas nasional 1945-1965 (1987).
Baris 56 ⟶ 57:
* Administration of Islam in Indonesia (1978).
* Sekali lagi, masalah ulama-intelektuil atau intelektuil-ulama: suatu tesis buat generasi muda Islam (1974)
* Guru sebagai benteng terakhir nilai-nilai ideal; tuntutan : bekerja tertib (1973)
* The modernist Muslim movement in Indonesia, 1900-1942 (1973)
** Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942 (terjemahan) (1990)
* Beberapa masalah politik (1972)
* IKIP D Sewindu : pidato/laporan Rektor pada Dies Natalis ke VIII IKIP D, diutjapkan pada tanggal 20 Mei 1972 (1972)
* Kitab tuntunan untuk membuat karangan ilmiah, termasuk skripsi, (1964).
* The rise and development of the modernist Muslim movement in Indonesia during the Dutch colonial period 1900-1942 (1963).
* Partisipasi dalam pembangunan (1977)
* Pengantar ke pemikiran politik (1965) :3
 
== Referensi ==
Baris 70 ⟶ 71:
 
== Bibliografi ==
* {{cite book |url=https://books.google.com/books?id=9eou96EnD2gC |title=Mengenang Hidup Orang Lain: Sejumlah Obituari |language=Indonesian |first=Ajip |last=Rosidi |authorlink=Ajip Rosidi |publisher=Kepustakaan Populer Gramedia |location=Jakarta |year=2010 |isbn=978-979-9102-22-5 |ref=harv}}
 
{{Authority control}}
 
{{DEFAULTSORT:Noer, Deliar}}
[[Kategori:PenulisProfesor Indonesia]]
[[Kategori:IlmuwanRektor politikUniversitas Negeri Jakarta]]
[[Kategori:Ilmuwan politik Indonesia]]
[[Kategori:Sejarawan Indonesia]]
[[Kategori:Cerdik Pandai Minangkabau]]
[[Kategori:TokohEsais MinangkabauIndonesia]]
[[Kategori:Pendiri partai politik]]
[[Kategori:Politikus Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh Himpunan Mahasiswa Islam]]
[[Kategori:Tokoh dari Medan]]
[[Kategori:Suku Jambak]]
[[Kategori:Alumni Universitas Nasional]]
 
{{indo-bio-stub}}