Suku Dani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Envapid (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Envapid (bicara | kontrib)
Rumah adat: Duplikat
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(43 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Bukan|Suku Hubla}}
{{ethnic group|
|group=Orang Hubula<br />''ParimHuwula, Dani, Parim, Balim, Nayak''
|image=[[Berkas:Raiyani_Muharramah_Pria_suku_dani_DSC_5025.jpg|250px]]
|caption=Seorang lelaki Dani dengan dua buah taring babi yang menandakan bahwa ia seorang prajurit perang
|poptime=2009: kurang lebih '''25.000 Jiwa'''.
|popplace=Indonesia:[[Papua Pegunungan]]
* [[Papua Pegunungan]]
|langs=[[bahasa Dani]]
|rels='''Mayoritas'''<br>[[Kristen Protestan]] (91%) dan& [[Islam SunniKatolik]] (395%) <br>'''Minoritas'''<br>(65%) yang beragama [[KatolikIslam]], [[Animisme]], [[Animatisme]], [[Dinamisme]] dan [[Totem]]
|related=[[Suku DamalHupla|Hupla]], [[Suku YaliLani|Lani]], [[Suku LaniWalak|Walak]], dan[[Suku Wano|Wano]], [[Suku MoniNduga|Nduga]].
}}
 
'''Suku Dani''' atau '''Suku Hubula''' adalah sekelompok suku yang mendiami wilayah [[Lembah Baliem]] di [[Pegunungan Tengah]], [[Papua Pegunungan]], [[Indonesia]]. Pemukiman mereka berada di antara Bukit Ersberg dan Grasberg di [[Kabupaten Jayawijaya]] serta sebagian [[Kabupaten Puncak Jaya]].<ref>{{cite web| title= Suku Bangsa (Etnis) Dan Bahasa Daerah di Provinsi Papua |url= https://www.papua.go.id/view-detail-page-8/undefined}}</ref>
 
== Sejarah ==
Suku-suku Danidi yangpegunungan pertama kali diketahui bermigrasi ke Lembah Baliem diperkirakan sekitar ratusan tahun yang lalu. Banyak eksplorasi di dataran tinggi pedalaman Papua yang dilakukan. Salah satu diantaranya yang pertama adalah Expedisi Lorentz pada tahun 1909-1910 (Netherlands), yang berhasil bertemu dengan representatif dari Horip dan Pesegem ([[Suku Nduga|Nduga]]) tetapi mereka tidak sampai ke Lembah Baliem.<ref>{{Cite journal|first=Veronika|last=Leny|date=July–December 2013|title=Memahami Sistem Pengetahuan Budaya Masyarakat Pegunungan Tengah, Jayawijaya, Papua dalam Konteks Kebencanaan|journal=Indonesian Journal of Social and Cultural Anthropology|volume=34|issue=2|pages=134–151|url=https://lib.ui.ac.id/m/detail.jsp?id=20451805&lokasi=lokal}} URL to English abstract, with link to downloadable text in Indonesian.</ref>
 
Kemudian penyidik asal [[Amerika Serikat]] yang bernama Richard Archold anggota timnya adalah orang dari luar negeri pertama yang mengadakan kontak dengan penduduk asli yang belum pernah mengadakan kontak dengan negara lain sebelumnya. Peristiwa ini terjadi secara kebetulan pada 23 Juni 1938
saat sedang melakukan penerbangan di atas [[Lembah Baliem]] dengan pesawat terbang airnya PBY Catalina 2 bernama Guba II pada saat menjalankan ekspedisi penelitian vegetasi di ketinggian lebih dari 4000 meter.<ref>{{Cite journal|last=Veronika|first=Leny|date=Juli - Desember 2013|title=Memahami Sistem Pengetahuan Budaya Masyarakat Pegunungan Tengah, Jayawijaya, Papua dalam Konteks Kebencanaan|journal=Indonesian Journal of Social and Cultural Anthropology|volume=34|issue=2|pages=134-151}}</ref>
 
kemudian juga telah diketahui bahwa penduduk Suku Dani adalah para petani yang terampil dengan menggunakan kapak batu, alat pengikis, pisau yang terbuat dari tulang binatang, bambu atau tombak kayu dan tongkat galian. Pengaruh Eropa dibawa ke para [[misionaris]] yang membangun pusat Misi Protestan di Hetegima[[Hitigima, Asotipo, Jayawijaya|Hitigima]] sekitar tahun 1955. Kemudian setelah bangsa Belanda mendirikan kota Wamena maka agama Katolik mulai berdatangan.
 
==Penamaan==
Suku ini dikenal dengan nama ''Dani'' dikarenakan ekspedisi eropa menanyakan kepada [[suku Migani]] yang menyebut ''Ndani'' yang artinya "timur", untuk [[suku Lani]]. Sedangkan nama ''Hugula'' merupakan [[Eksonim dan endonim|endonim]] dalam dialek sub-suku Itlayhisage, Itlaylokobal, Assolokobal, Ohena, Kurima dan sekitarnya. Sedangkan dalam sub-suku Itlay Haluk, Siepkosi, Hubikiak, Mukoko, dan sebagian Wita Waya menggunakan nama ''Hubula''. Di wilayah Yiwika, Musatfak, Asologaima dan sekitarnya disebut ''Huwula/Huwulra'' dan bagian Sowa/Soba, Pasema dan sekitarnya menyebut ''Hubla'' seperti yang disebutkan di [[Kabupaten Yahukimo]] ([[suku Hupla]]).<ref name="suarabalim 2022">{{cite web | author=Diterbitkan oleh suarabalim | title=MENGAPA SAYA TIDAK SUKA DISEBUT SUKU DANI? | website=Artikel kita | date=2022-07-07 | url=https://artikelkita.data.blog/2022/07/07/mengapa-saya-tidak-suka-disebut-suku-dani/ | language=id | access-date=2024-04-07}}</ref><ref name="tpj">{{cite news | title=Mengenal Suku Hugula di Papua | work=The Papua Jurnal | date=2024-06-18 | url=https://www.thepapuajournal.com/insight/69812937036/mengenal-suku-hugula-di-papua | language=id | access-date=2024-06-18}}</ref>
 
== Rumpun bahasa Dani ==
{{Main|Rumpun bahasaBahasa Dani}}
Bahasa Dani merupakan anggota [[rumpun bahasa Lembah Baliem]] yang terdiri dari 3-4 subdialek, keluargadengan bahasa,variasi cukup besar yaitu:
*Bawah (dni): mencakup dialek di Lembah Hitigima (Dani-Kurima, [[Kurima, Yahukimo|Kurima]], Bele Atas, Bele Bawah, Kimbin Bawah (Kibin), dan Pyramid Atas). [[Asotipo, Asotipo, Jayawijaya| Kampung Asotipo]], [[Putageima, Asotipo, Jayawijaya|Kampung Putageima]], [[Air Garam, Asotipo, Jayawijaya|Kampung Air Garam]]. [[Bahasa Hupla]] (hap) memiliki kesamaan paling banyak dengan variasi ini.
* Sub keluarga Wano di Bokondini
*Tengah atau Tulem (dnt): mencakup [[Asolokobal, Asolokobal, Jayawijaya|Kampung Asolokobal]], [[Tulem, Wita Waya, Jayawijaya|Kampung Tulem]], Kampung Pugima, Kampung Lokaken, Kampung Wesaput, Kampung Kururu, dan Kampung Popugoba
* Sub keluarga Dani Pusat yang terdri atas logat Dani Barat dan logat lembah Besar Dugawa.
*Atas (dna): mencakup distrik [[Asologaima, Jayawijaya|Asologaima]], [[Mulia, Puncak Jaya|Mulia]] dan [[Tiom, Lanny Jaya|Tiom]]. Selain itu ada pula di [[Kabupaten Tolikara]] dan [[Kabupaten Mimika]].
* Sub keluarga Ngalik & Ndash
Bahasa suku Dani termasuk keluarga bahasa non-austronesia dan bahasa Papua tengah (secara umum).
 
==Adat istiadat==
Baris 43 ⟶ 45:
 
* Kelompok kekerabatan yang terkecil dalam masyarakat suku Dani adalah keluarga luas. Keluarga luas ini terdiri atas tiga atau dua keluarga inti bersama – sama menghuni suatu kompleks perumahan yang ditutup pagar (lima).
* Paroh masyarakat atau [[Moietas (kekerabatan)|moietas]]. Struktur masyarakat Dani merupakan gabungan beberapa ukul (klen kecil) yang disebut ukul oak (klen besar). Secara garis besar ada dua paroh masyarakat yang disebut wita (''wida'') dan waya (''waija''). Idealnya anggota klan wita hanya menikah dengan anggota klan waya atau sebaliknya, dan disebut ''[[Moietas (kekerabatan)|moietas]] [[eksogami]]'', jika tidak dianggap [[inses]].
* Kelompok teritorial. Kesatuan teritorial yang terkecil dalam masyarakat suku bangsa Dani adalah kompleks perumahan (uma) yang dihuni untuk kelompok keluarga luas yang patrilineal (diturunkan kepada anak laki-laki). Biasanya antara kedua klan ''wita'' dan ''waya'' akan membentuk konfederasi, dimana nama konfederasi akan menggabungkan dua nama klan tersebut, contohnya: Kosi (atau Kossay), klan ''wita'' bergabung dengan Alua, klan ''waya'', membentuk konfederasi Kosi-Alua. Lalu beberapa konfederasi akan membentuk aliansi yang lebih besar, contohnya pada tahun 1960-an aliansi Kurulu (Gutelu) yang dipimpin Kurulu Mabel terdiri atas konfederasi Loko-Mabel, Willihiman-Walalua (Willil-Himan dan Walilo-Alua), Kosi-Alua, dll.<ref name="Heider">{{cite book | last=Heider | first=K.G. | title=The Dugum Dani: A Papuan Culture in the Highlands of West New Guinea | publisher=Wenner-Gren Foundation for Anthropological Research | series=The Dugum Dani: a Papuan culture in the highlands of West New Guinea | issue=v. 49 | isbn=978-0-202-36958-7 | access-date=2024-04-12 |}}</ref>
 
Dalam masyarakat Hubula di seluruh [[Lembah Baliem]] terdapat 7 aliansi, yakin aliansi Omarikmo, Wosiala, Aluama, Solimo, Pilabaga, Wio, dan Kurima. Di antara aliansi besar ini ada sejumlah konfederasi yang kokoh, yang berperan seperti aliansi, antara lain konfederasi Aso-Lokobal, konfederasi Ohena-Inaiwerek, konfederasi Peleima dan konfederasi Soapma.<ref name="Alua"/>
 
=== Pernikahan ===
[[Berkas:Perkawinan Adat Suku Dani - panoramio.jpg|pus|jmpl|Perkawinan adat Suku Dani]]
Pernikahan tradisional orang Dani bersifat poligami dan diantaranya poligini. Keluarga batih ini tinggal di satu – satuan tempat tinggal yang disebut silimo. Sebuah desa Dani terdiri dari 3 & ndash; 4 slimo yang dihuni 8 & ndash; 10 keluarga. Menurut mitologi suku Dani berasal dari keuturunan sepasang suami istri yang menghuni suatu danau di sekitar kampung Maina di Lembah Baliem Selatan. Mereka mempunyai anak bernama Woita dan Waro. Orang Dani dilarang menikah dengan kerabat suku sehingga perkawinannya berprinsip [[Moietas (kekerabatan)|moietas]] [[eksogami]], meiotysehingga (bahasaperkawinan inggris,diharuskan sebutandengan untukorang kelompokdi sosial diatasluar marga, dalamanggota halkelompok ini''meioty'' mereka. Penyebutan paruh masyarakat keturunan Woita dan Waro), sehinggaini perkawinanbermacam-macam diharuskandi denganberbagai orangdaerah diseperti luarWita kelompokdan ''meioty''Waya, merekaWoda dan Weja, Wenda dan Woja, Wenda dan Kogoya, dll.<ref name="Heider"/><ref name="Telenggen 2022">{{cite journal | last=Telenggen | first=Mindison | title=PERKAWINAN DALAM HUKUM ADAT SUKU DANI PAPUA | journal=LEX CRIMEN | volume=11 | issue=6 | date=2022-10-19 | issn=2301-8569 | url=https://ejournal.unsrat.ac.id/v2/index.php/lexcrimen/article/view/44430/38695 | access-date=2024-04-12 | page=}}</ref>
 
=== Politik dan Kemasyarakatan ===
 
Tidak ada kata kepemimpinan dalam [[bahasa Dani|bahasa Hubula]], demikian ''ap kaintek'' dan ''ap koktek'' sulit diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Istilah ''ap'' sendiri dalam bahasa Hubula berarti pria dewasa, ''kok'' artinya besar, sehingga ''ap kok'' secara harafian berarti '[[pria berwibawa|pria besar]]', ''ap koktek'' bentuk jamaknya. [[pria berwibawa]] (''big man'') adalah istilah antropologi untuk mendeskripsikan orang tersebut yang berfungsi seperti kepala suku.<ref name="Alua">{{cite web | title= Ap Kaintek Model Kepemimpinan Masyarakat Hubula di Lembah Balim, Papua | website=STFT Fajar Timur | date= | url=https://stft-fajartimur.ac.id/jurnal/index.php/lim/article/download/50/38 | access-date=2023-01-31}}</ref>
 
Sedangkan ''kain'' lebih sulit untuk diartikan dalam bahasa Indonesia, karena bisa berarti pemimpin, kepala suku, orang berpengaruh, orang berwibawa. Sehingga ''ap kain'' berarti pria besar berpengaruh, demikian pula ''ap kaintek'' berarti 'para pria besar berpengaruh'. Orang tersebut dari tingkat kampung (''oukul''), [[konfederasi]] (''ap logalek''), hingga aliansi perang (''oagum''). <ref name="Alua"/>
 
Untuk tingkat lebih tinggi disebut ''ap kain metek mele'' (orang yang biasa berdiri) artinya panglima perang. Sedangkan istilah lain ''ap kaintek inetaga pogot'' (para pria yang namanya melangit) atau ''ap koktek inetaga pogot'' (para pria besar yang namanya melangit) adalah pemimpin politik atau panglima perang dalam tingkat konfederasi atau aliansi perang. <ref name="Alua"/>
 
Perlu dipahami dari berbagai tingkat komunitas Hubula tersebut, tidak memiliki satu pemimpin saja melainkan para ''ap kaintek'' yang berdasarkan prestasinya masa lampau dalam peperangan dan masyarakat. Diantara mereka ada yang dijuluki ''ap etaga pogot'' (pria yang namanya melangit) bila prestasinya sangat baik dalam peperangan.<ref name="Alua"/>
Baris 77 ⟶ 81:
===Tradisi mandi lumpur===
Selain tradisi pemotongan jari, juga ada tradisi yang dilakukan dalam upacara berkabung. Tradisi tersebut adalah tradisi mandi lumpur. Mandi lumpur dilakukan oleh anggota atau kelompok dalam jangka waktu tertentu. Mandi lumpur mempunyai arti bahwa setiap orang yang meninggal dunia telah kembali ke alam. Manusia berawal dari tanah dan kembali ke tanah.
 
===Tradisi Akonipuk (Mumi)===
{{utama|Akonipuk}}
Suku Hubula mengawetkan jenazah tokoh penting dengan membentuk mumi yang disebut ''akonipuk'' ({{lit|manusia yang dikeringkan}}). Proses pengeringan ini menggunakan pengasapan, sege (tombak kecil), pisau tulang, dan kayu akasia (wip), dan ramuan tradisional. Sebelum jenazah membeku dalam 3 jam, mereka mengikat tubuh dalam posisi jongkok pada kayu yang sudah disiapkan. Lalu darah dikeluarkan dengan mengiris siku, paha, dan bagian ketiak. Isi perut dikeluarkan lewat dubur menggunakan sege. Setelah dipersiapkan, jenazah tersebut diletakkan diastas bara api dari kayu akasia dan tanaman obat. Proses ini dilakukan setiap hari selama 3 bulan, sehingga jenazah mengering. Para lelaki yang terlibat dalam proses pengawetan tidak boleh keluar dari rumah khusus, mandi, atau terkena matahari karena dipercaya akan merusak mumi. Setelah mumi selesai, upacara besar akan dilakukan dengan mengundang semua warga kampung-kampung sekitarnya. Untuk perawatan mumi dijemur sinar matahari saat pagi dan digosokkan lemak babi.<ref name="n650">{{cite web | title=Beranda | website=Warisan Budaya Takbenda | url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=817#:~:text=Mumi%20adalah%20sebuah%20mayat%20yang,oksigen%2C%20atau%20penggunaan%20bahan%20kimiawi. | language=id | access-date=2024-09-01}}</ref>
 
=== Upacara ''Wam Mawe'' ===
Baris 95 ⟶ 103:
==Budaya==
===Busana===
== Lihat pula ==
{{Main|Pakaian Adat Suku Dani}}
[[Berkas:One of the warrior from Kurulu District.jpg|pus|jmpl|Didimus Mabel, anggota suku Dani dari Kampung Obia, [[Kurulu, Jayawijaya|Kurulu]] dengan pakaian adat]]
Dari cara berpakaian pun, mereka masih banyak mengenakan [[koteka]] (penutup kemaluan pria) yang terbuat dari kunden/labu kuning dan para wanita menggunakan pakaian wah berasal dari rumput/serat dan tinggal di “honai-honai” (gubuk yang beratapkan jerami/ilalang). Selain itu laki-laki mengenakan topi bulat dari bulu burung yang bernama ''swesi'', atau dari kuskus hitam yang disebut ''siloki inon''. Perisai yang digantungkan pada leher atau dahi disebut ''wali moken'' dan pada tubuh bagian atas yang disebut ''walimo'', yang terbuat dari serat kayu dan kulit kerang. Selain itu menggunakan aksesoris taring babi yang disebut ''wam maik'', dan aksesoris dari anyaman rotan yang disebut ''sekan'' pada lengan dan pergelangan tangan.<ref name="Seni Budayaku 2017">{{cite web | title=Pakaian Adat Papua Lengkap, Gambar dan Penjelasanya | website=Seni Budayaku | date=2017-11-03 | url=https://www.senibudayaku.com/2017/11/pakaian-adat-papua-lengkap.html | language=id | access-date=2022-12-10}}</ref>
 
Baris 107 ⟶ 115:
== Rumah adat ==
{{Main|Rumah Honai}}
[[Berkas:HonaiDani Housepeople traditional house near Wamena, Papua, Indonesia 04.jpg|pus|jmpl|300px|kanan|Kompleks Rumah Honai dekat Wamena]]
 
Rumah adat suku Dani ukurannya tergolong kecil, bentuknya bundar, berdinding kayu dan beratap jerami. Namun, ada pula rumah yang bentuknya persegi panjang. Rumah jenis ini namanya Ebe'ai (Honai Perempuan).
 
Bahan yang digunakan merupakan Kayukayu besi (oopihr) digunakan sebagai tiang penyangga bagian tengah Rumah Honai, Jagat (mbore/pinde), tali, alang-alang, papan yang dikupas, papan alas dll.
 
Perbedaan antara Honai dan Ebe'ai terletak pada jenis kelamin penghuninya. Honai dihuni oleh laki-laki, sedangkan Ebe'ai (Honai Perempuan) dihuni oleh perempuan. Komplek Honai ini tersebar hampir di seluruh pelosok Lembah Baliem.
Baris 117 ⟶ 125:
Rumah Honai digunakan sebagai tempat tinggal, tempat menyimpan alat-alat perang, tempat mendidik dan menasehati anak-anak lelaki agar bisa menjadi orang berguna pada masa depan, tempat untuk merencanakan atau mengatur strategi perang agar dapat berhasil dalam pertempuran atau perang, tempat menyimpan alat-alat atau simbol dari adat orang Dani
 
Selain itu juga digunakan untuk pengasapan mumi. Tradisi ini bisa ditemukan di Kampung [[Kurulu,Mumi JayawijayaPapua|Kurulumumi]], danyang Kampungdisebut ''[[Aikima, Pisugi, Jayawijaya|Aikimaakonipuk]], 2 tempat pemumian terkenal di Lembah Baliem''.
 
== Perekonomian ==
Baris 128 ⟶ 136:
* Kebun-kebun yang berada di antara dua uma
 
Kebun-kebun tersebut biasanya dikuasai oleh sekelompok atau beberapa kelompok kerabat. Batas-batas hak ulayat dari tiap kerabat ini bisa berupa sungai, gunung, atau jurang.
 
Selain berkebun, mata pencaharian suku Dani adalah beternak babi dalam kandang yang bernama wamai (wam = babi; ai = rumah). Kandang babi berupa bangunan berbentuk empat persegi panjang yang bentuknya hampir sama dengan hunu. Bagian dalam kandang ini terdiri dari petak-petak yang memiliki ketinggian sekitar 1,25 m dan ditutupi bilah-bilah papan. Bagian atas kandang berfungsi sebagai tempat penyimpanan kayu bakar dan alat-alat berkebun.
Baris 152 ⟶ 160:
[[Kategori:Suku bangsa di Papua Pegunungan|Dani]]
[[Kategori:Suku bangsa di Papua Tengah|Dani]]
[[Kategori:SukuKelompok bangsaetnik di Indonesia|Dani]]