Suku Dani: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
→Rumah adat: Duplikat Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(16 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Bukan|Suku Hubla}}
{{ethnic group|
|group=Orang Hubula<br />''Huwula, Dani, Parim, Balim, Nayak''
|image=[[Berkas:Raiyani_Muharramah_Pria_suku_dani_DSC_5025.jpg|250px]]
|caption=Seorang lelaki Dani dengan dua buah taring babi yang menandakan bahwa ia seorang prajurit perang
Baris 14:
== Sejarah ==
Suku-suku di pegunungan pertama kali diketahui bermigrasi ke Lembah Baliem diperkirakan sekitar ratusan tahun yang lalu. Banyak eksplorasi di dataran tinggi pedalaman Papua yang dilakukan. Salah satu diantaranya yang pertama adalah Expedisi Lorentz pada tahun 1909-1910 (Netherlands), yang berhasil bertemu dengan representatif dari Horip dan Pesegem ([[Suku Nduga|Nduga]]) tetapi mereka tidak sampai ke Lembah Baliem.<ref>{{Cite journal|first=Veronika|last=Leny|date=July–December 2013|title=Memahami Sistem Pengetahuan Budaya Masyarakat Pegunungan Tengah, Jayawijaya, Papua dalam Konteks Kebencanaan|journal=Indonesian Journal of Social and Cultural Anthropology|volume=34|issue=2|pages=134–151|url=https://lib.ui.ac.id/m/detail.jsp?id=20451805&lokasi=lokal}} URL to English abstract, with link to downloadable text in Indonesian.</ref>
Kemudian penyidik asal [[Amerika Serikat]] yang bernama Richard Archold anggota timnya adalah orang dari luar negeri pertama yang mengadakan kontak dengan penduduk asli yang belum pernah mengadakan kontak dengan negara lain sebelumnya. Peristiwa ini terjadi secara kebetulan pada 23 Juni 1938
Baris 21:
kemudian juga telah diketahui bahwa penduduk Suku Dani adalah para petani yang terampil dengan menggunakan kapak batu, alat pengikis, pisau yang terbuat dari tulang binatang, bambu atau tombak kayu dan tongkat galian. Pengaruh Eropa dibawa ke para [[misionaris]] yang membangun pusat Misi Protestan di [[Hitigima, Asotipo, Jayawijaya|Hitigima]] sekitar tahun 1955. Kemudian setelah bangsa Belanda mendirikan kota Wamena maka agama Katolik mulai berdatangan.
==Penamaan==
Suku ini dikenal dengan nama ''Dani'' dikarenakan ekspedisi eropa menanyakan kepada [[suku Migani]] yang menyebut ''Ndani'' yang artinya "timur", untuk [[suku Lani]]. Sedangkan nama ''Hugula'' merupakan
== Rumpun bahasa Dani ==
{{Main|
Bahasa Dani merupakan anggota [[rumpun bahasa Lembah Baliem]] yang terdiri dari 3-4
*Bawah (dni): mencakup dialek di Lembah Hitigima (Dani-Kurima, [[Kurima, Yahukimo|Kurima]], Bele Atas, Bele Bawah, Kimbin Bawah (Kibin), dan Pyramid Atas). [[Asotipo, Asotipo, Jayawijaya| Kampung Asotipo]], [[Putageima, Asotipo, Jayawijaya|Kampung Putageima]], [[Air Garam, Asotipo, Jayawijaya|Kampung Air Garam]]. [[Bahasa Hupla]] (hap) memiliki kesamaan paling banyak dengan variasi ini.
*Tengah atau Tulem (dnt): mencakup [[Asolokobal, Asolokobal, Jayawijaya|Kampung Asolokobal]], [[Tulem, Wita Waya, Jayawijaya|Kampung Tulem]], Kampung Pugima, Kampung Lokaken, Kampung Wesaput, Kampung Kururu, dan Kampung Popugoba
*Atas (dna): mencakup distrik [[Asologaima, Jayawijaya|Asologaima]], [[Mulia, Puncak Jaya|Mulia]] dan [[Tiom, Lanny Jaya|Tiom]]. Selain itu ada pula di [[Kabupaten Tolikara]] dan [[Kabupaten Mimika]].
==Adat istiadat==
Baris 82 ⟶ 81:
===Tradisi mandi lumpur===
Selain tradisi pemotongan jari, juga ada tradisi yang dilakukan dalam upacara berkabung. Tradisi tersebut adalah tradisi mandi lumpur. Mandi lumpur dilakukan oleh anggota atau kelompok dalam jangka waktu tertentu. Mandi lumpur mempunyai arti bahwa setiap orang yang meninggal dunia telah kembali ke alam. Manusia berawal dari tanah dan kembali ke tanah.
===Tradisi Akonipuk (Mumi)===
{{utama|Akonipuk}}
Suku Hubula mengawetkan jenazah tokoh penting dengan membentuk mumi yang disebut ''akonipuk'' ({{lit|manusia yang dikeringkan}}). Proses pengeringan ini menggunakan pengasapan, sege (tombak kecil), pisau tulang, dan kayu akasia (wip), dan ramuan tradisional. Sebelum jenazah membeku dalam 3 jam, mereka mengikat tubuh dalam posisi jongkok pada kayu yang sudah disiapkan. Lalu darah dikeluarkan dengan mengiris siku, paha, dan bagian ketiak. Isi perut dikeluarkan lewat dubur menggunakan sege. Setelah dipersiapkan, jenazah tersebut diletakkan diastas bara api dari kayu akasia dan tanaman obat. Proses ini dilakukan setiap hari selama 3 bulan, sehingga jenazah mengering. Para lelaki yang terlibat dalam proses pengawetan tidak boleh keluar dari rumah khusus, mandi, atau terkena matahari karena dipercaya akan merusak mumi. Setelah mumi selesai, upacara besar akan dilakukan dengan mengundang semua warga kampung-kampung sekitarnya. Untuk perawatan mumi dijemur sinar matahari saat pagi dan digosokkan lemak babi.<ref name="n650">{{cite web | title=Beranda | website=Warisan Budaya Takbenda | url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=817#:~:text=Mumi%20adalah%20sebuah%20mayat%20yang,oksigen%2C%20atau%20penggunaan%20bahan%20kimiawi. | language=id | access-date=2024-09-01}}</ref>
=== Upacara ''Wam Mawe'' ===
Baris 101 ⟶ 104:
===Busana===
{{Main|Pakaian Adat Suku Dani}}
[[Berkas:One of the warrior from Kurulu District.jpg|pus|jmpl|
Dari cara berpakaian pun, mereka masih banyak mengenakan [[koteka]] (penutup kemaluan pria) yang terbuat dari kunden/labu kuning dan para wanita menggunakan pakaian wah berasal dari rumput/serat dan tinggal di “honai-honai” (gubuk yang beratapkan jerami/ilalang). Selain itu laki-laki mengenakan topi bulat dari bulu burung yang bernama ''swesi'', atau dari kuskus hitam yang disebut ''siloki inon''. Perisai yang digantungkan pada leher atau dahi disebut ''wali moken'' dan pada tubuh bagian atas yang disebut ''walimo'', yang terbuat dari serat kayu dan kulit kerang. Selain itu menggunakan aksesoris taring babi yang disebut ''wam maik'', dan aksesoris dari anyaman rotan yang disebut ''sekan'' pada lengan dan pergelangan tangan.<ref name="Seni Budayaku 2017">{{cite web | title=Pakaian Adat Papua Lengkap, Gambar dan Penjelasanya | website=Seni Budayaku | date=2017-11-03 | url=https://www.senibudayaku.com/2017/11/pakaian-adat-papua-lengkap.html | language=id | access-date=2022-12-10}}</ref>
Baris 112 ⟶ 115:
== Rumah adat ==
{{Main|Rumah Honai}}
[[Berkas:
Rumah adat suku Dani ukurannya tergolong kecil, bentuknya bundar, berdinding kayu dan beratap jerami. Namun, ada pula rumah yang bentuknya persegi panjang. Rumah jenis ini namanya Ebe'ai (Honai Perempuan).
Bahan yang digunakan merupakan
Perbedaan antara Honai dan Ebe'ai terletak pada jenis kelamin penghuninya. Honai dihuni oleh laki-laki, sedangkan Ebe'ai (Honai Perempuan) dihuni oleh perempuan. Komplek Honai ini tersebar hampir di seluruh pelosok Lembah Baliem.
Baris 122 ⟶ 125:
Rumah Honai digunakan sebagai tempat tinggal, tempat menyimpan alat-alat perang, tempat mendidik dan menasehati anak-anak lelaki agar bisa menjadi orang berguna pada masa depan, tempat untuk merencanakan atau mengatur strategi perang agar dapat berhasil dalam pertempuran atau perang, tempat menyimpan alat-alat atau simbol dari adat orang Dani
Selain itu juga digunakan untuk pengasapan [[Mumi Papua|mumi]]
== Perekonomian ==
Baris 157 ⟶ 160:
[[Kategori:Suku bangsa di Papua Pegunungan|Dani]]
[[Kategori:Suku bangsa di Papua Tengah|Dani]]
[[Kategori:
|