Albert Hermelink Gentiaras: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Albert101032 (bicara | kontrib)
 
(89 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Christian leader
|type = bishop
|honorific-prefix = Yang Mulia
|name = Mgr. AlbertAlbertus Hermelink Gentiaras
|honorific-suffix = [[Kongregasi Imam-Imam Hati Kudus Yesus|S.C.J.]]
|title = [[Keuskupan Tanjungkarang|Uskup Tanjungkarang]]
|title =
|image = Mgr. Hermelink Gentiaras (colorized).jpegjpg
|imagesize =250|alt =|caption =
|church = [[Gereja Katolik Roma]]
|archdiocese =|province =|metropolis=|diocese =
|see = [[Daftar Uskup Keuskupan Tanjungkarang|Tanjungkarang]]
|elected =|appointed = 29 Oktober 1961<br/>({{age in years and days|1898|08|05|1961|10|29}})
|term=|term_start =|quashed =|term_end = [[18 April]] [[1979]]<br/>({{age in years and days|1898|08|05|1979|04|18}})
|predecessor = |opposed = |successor =[[Andreas HenrisusantaHenrisoesanta]], [[Kongregasi Imam-Imam Hati Kudus Yesus|S.C.J.]]
|other_post = {{unbulleted list||{{nowrap|}}}}
<!---------- Orders ---------->
|ordination =19 Juli 1925<br/>({{age in years and days|1898|08|05|1925|07|19}})<ref name = CH>{{cite web|url = http://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bhege.html|title=Catholic Hierarchy|accessdate=11 Januari 2013}}</ref> |ordinated_by = Pieter Adriaan Willem Hopmans
|consecration = 29 Oktober 1961<br/>({{age in years and days|1898|08|05|1961|10|29}})|consecrated_by = Kardinal [[Grégoire-Pierre Agagianian]]
|cardinal = |rank =
<!---------- Personal details ---------->
|birth_name = Albert Hermelink
|birth_date =[[5{{birth Agustus]] [[date|1898]]|8|5}}
|birth_place = {{negara|Belanda}} {{nowrap|Barger-Compascuum,<br>[[Emmen (Belanda)|Emmen]], [[Belanda]]}}
|death_date = {{death date and age|1983|2|25|1898|8|5}}
|death_place = {{negara|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|buried = Kapel Santa Theresia, [[Kabupaten Pringsewu|Pringsewu]], [[Lampung]]
|nationality = [[Indonesia]]
|religion = [[Gereja Katolik Roma|Katolik Roma]]
|residence = [[Keuskupan Tanjungkarang]]
|parents =Hermanus Hermelink (Ayah) <br>Elizabeth Scholte Aalbas (Ibu)
|parents =|occupation =|profession =
|previous_post = {{unbulleted list|}}
|alma_mater =
|motto = ''In Te Speravi Non Confudar'' ([[Mazmur 38|Mzm 38:16]] - [[Roma 9|Rom 9:33]]) <br> <small>(Kepada-Mu aku berharap, aku tak akan dipermalukan)</small>
|signature = |coat_of_arms = Mgr. Hermelink new logo buatan VladAS - Tian x-way.png
|feast_day =|venerated=|saint_title =|beatified_date =|beatified_place =|beatified_by =
|canonized_date =|canonized_place =|canonized_by =
|attributes =|patronage =|shrine =|suppressed_date =|other =
}}
Mgr. '''Mgr. AlbertAlbertus Hermelink Gentiaras''', {{post-nominals|post-noms=[[Kongregasi Imam-Imam Hati Kudus Yesus|S.C.J.]]}} ({{lahirmati|[[Emmen (Belanda)|Emmen]], [[Belanda]]|5|8|1898|[[Jakarta]], [[Indonesia]]|25|02|1983}}) adalah [[Uskup]] di [[Keuskupan Tanjungkarang]]. Ditahbiskan menjadi [[Imam]] pada tanggal 19 Juli 1925, dikonsekrasi pada tanggal 29 Oktober 1961. Bertindak sebagai Uskup Konsekrator Kardinal [[Grégoire-Pierre Agagianian]], [[Patriarkat Katolik Armenia Kilikia|Patriark Kilikia]] dan Prefek [[Kongregasi bagi Penginjilan|Kongregasi Suci bagi Penyebaran Iman]]. Mgr. [[Pietro Sigismondi]], Sekretaris [[Kongregasi bagi Penginjilan|Kongregasi Suci bagi Penyebaran Iman]] dan Mgr. [[Tarcisius Henricus Josephus van Valenberg]], [[Kapusin|O.F.M. Cap.]], [[Keuskupan Agung Pontianak|Vikaris Apostolik Pontianak]] menjadi Uskup Ko-konsekrator.<ref name = CH/>
 
Ia terpilih menjadi [[Prefek Apostolik]] Tanjungkarang pada tanggal 27 Juni 1952. Saat [[Prefektur Apostolik]] Tanjungkarang ditingkatkan statusnya menjadi [[Keuskupan]], Ia diangkat menjadi [[Uskup]] pertama di Keuskupan Tanjungkarang. Ia menjabat sampai pada tanggal 18 April 1979.<ref name = CH/>
 
Mgr. Hermelink sangat mudah bergaul dengan umat Katolik yang mayoritas bersukuber[[suku Jawa]]. Lama-kelamaan ia menjadi fasih berbicara [[bahasa Jawa]]. Dari situlah ia dipanggil '''Romo Kanjeng'''.
 
== Keluarga ==
Albert Hermelink dilahirkan di BergencompuscumBarger-Compascuum, [[Emmen (Belanda)|Emmen]], [[Belanda]] pada [[5 Agustus]] [[1898]]. Ia merupakan sulung dari empattiga belas bersaudara. Ayahnya bernama Hermanus Hermelink, sementara ibunya bernama Elizabeth Scholte Aalbas. Dua adiknya, yakni Hendricus Geradus Majjela Hermelink SCJ dan Joannes Antonius Hermelink SCJ, juga menjadi pastor SCJ. Adapun adik perempuannya yang bernama Adeline Hermelink menjadi suster konggregasikongregasi Fransiskanes Denekamp dan pernah tinggal di [[Pringsewu]], [[Lampung]].
 
== Hidup keagamaan ==
=== Pendidikan seminari ===
Albertus Hermelink mendapatkan pendidikan di seminari kecil di Bergen of Zoom pada tahun 1911 hingga 1916. Setelah itu, ia juga mendapatkan pendidikan seminari tinggi di Liesbosch Princenhage pada tahun 1918 hingga 1925. DitahbiskanIa ditahbiskan sebagai [[pastor]] tahun 1925 oleh uskupUskup Breda, Mgr. Pieter Adriaan PWillem HoopmansHopmans, di Liesbosch Princenhage.
 
=== Karya &dan misi Misi===
Romo Kanjeng, demikian ia sering dipanggil umatnya, tiba di Indonesia tahun 1926. Ia bersama dengan lima suster dari ordo Fransiskanes charitas roosendal, berkarya di Talang Jawa, Palembang.Pada tahun 1928, Romo Kanjeng tiba di Tanjung Karang. Saat itu, ia berkarya sebagai pastor pembantu prefek apostolic, Pastor HJD van Oort SCJ. Di tahun yang sama atas saran dari pastor FX Strater SJ, ia berangkat ke Yogyakarta belajar bahasa Jawa.Sekembalinya dari Yogyakarta pada tahun 1929, Romo Kanjeng mendapatkan tugas mengajar di Holland Chineesche School (HSC) di Teluk Betung. Tahun 1930, ia bertugas di sebagai pastor di Tanjungsakti.Satu tahun kemudian, Romo Kanjeng untuk sementara waktu diangkat menggantikan Pastor HJD van Oort SCJ, sebagai Proferpek di Tanjung Karang. Tahun 1932, Romo Kanjeng menetap di Pringsewu. Ia meletakkan dasar misi gereja Katolik di Pringsewu.Pada masa penjajahan Jepang, Romo Kanjeng bersama pastur lain dan para suster diinternir di penjara Lebak Budi, Bandar Lampung. Pengasingannya pun terus berpindah-pindah hingga terakhir di kamp Belalau, Lubuk Lingau.Setelah Indonesia merdeka, Romo Kanjeng dan pastur lainnya pun dibebaskan. Ia menetap dan berkarya di Talang Jawa. Pada tahun 1949, Romo Kanjeng kembali ke Tanjung Karang. Dua tahun kemudian kembali ke rumah lamanya di Pasturan Pringsewu.Pada tahun 1952, ia diangkat sebagai prefek apostolic Tanjung Karang. Ia dilantik oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr Jonge de Ardonye SCJ. Tahun 1953, Romo Kanjeng menjadi warga negara Indonesia. Namanya bertambah dengan nama belakang Gentiaras.<ref>http://regional.kompas.com/read/2010/07/18/14131157/Romo.Kanjeng.Baik.kepada.Semua.Orang</ref>
[[Berkas:Mgr. Hermelink di Pringsewu, 1935.png|250px|jmpl|kiri|Pastor Hermelink (berdiri paling belakang), bersama adik perempuannya yang juga seorang biarawati, Suster M. Adeline Hermelink, FSGM di [[Pringsewu]], [[Lampung]] pada tahun 1935.]]
[[Berkas:Tahbisan Uskup Mgr. Hermelink.jpg|225px|jmpl|ka|Tahbisan Uskup Mgr. Hermelink dilakukan di [[Roma]], [[Italia]].]]
Romo Kanjeng, demikian ia sering dipanggil umatnya, tiba di [[Indonesia]] tahun 1926. Ia bersama dengan lima suster dari ordo Fransiskanes charitas roosendal, berkarya di Talang Jawa, [[Palembang]]. Pada tahun 1928, Romo Kanjeng tiba di [[Kota Bandar Lampung|Tanjung Karang]]. Saat itu, ia berkarya sebagai [[pastor]] pembantu prefek apostolicapostolik, Pastor HJD van Oort SCJ. DiPada tahun yang sama atas saran dari pastorPastor FX Strater SJ, ia berangkat ke [[Yogyakarta]] belajar bahasa[[Bahasa Jawa]]. Sekembalinya dari [[Yogyakarta]] pada tahun 1929, Romo Kanjeng mendapatkan tugas mengajar di Holland Chineesche School (HSC) di [[Bandar Lampung|Teluk Betung]]. Tahun 1930, ia bertugas di sebagai [[pastor]] di Tanjungsakti. Satu tahun kemudian, Romo Kanjeng untuk sementara waktu diangkat menggantikan Pastor HJD van Oort SCJ, sebagai ProferpekPro-prefek di [[Kota Bandar Lampung|Tanjung Karang]]. Tahun 1932, Romo Kanjeng menetap di [[Pringsewu]]. Ia meletakkan dasar misi gereja [[Katolik]] di [[Pringsewu]]. Pada masa penjajahan Jepang, Romo Kanjeng bersama pastur[[pastor]] lain dan para suster diinternir di penjara Lebak Budi, Bandar Lampung. Pengasingannya pun terus berpindah-pindah hingga terakhir di kamp Belalau, [[Lubuk LingauLinggau]]. Setelah [[Indonesia]] merdeka, Romo Kanjeng dan pastur lainnya pun dibebaskan. Ia menetap dan berkarya di Talang Jawa. Pada tahun 1949, Romo Kanjeng kembali ke Tanjung Karang. Dua tahun kemudian kembali ke rumah lamanya di Pasturan [[Pringsewu]]. Pada tahun 1952, ia diangkat sebagai prefekPrefek apostolicApostolik Tanjung Karang. Ia dilantik oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr. Jonge de Ardonye SCJ. Tahun 1953, Romo Kanjeng menjadi warga negara Indonesia. Namanya bertambah dengan nama belakang Gentiaras.<ref>http://regional.kompas.com/read/2010/07/18/14131157/Romo.Kanjeng.Baik.kepada.Semua.Orang</ref>
 
== Kematian ==
DiaIa wafat pada {{tanggaldeath date|251983|2|198325}} di [[Jakarta]] dan dimakamkan di [[Pringsewu]]. Ketika dipindahkan ke makamnya yang baru, jasad Mgr. Hermelink masih utuh dan pakaiannya pun masih utuh. <ref>http://parokisyp.blogspot.com/2010/10/makam-mgr-alb-hermelink-gentiaras-scj_13.html</ref>
 
== Pemindahan makam ==
[[Berkas:Makam Hermelink.JPG|200px|jmpl|ka|Peti Mgr. Hermelink saat tiba di [[Pringsewu]]. Jasadnya masih utuh walaupun sudah 27 tahun dikubur]]
Pada hari Selasa, 066 Juli 2010, di [[Pringsewu]], tepatnya di pemakaman parasusterpara suster FSGM dan rohaniwan serta para religius yang berkarya di KeuskupanTanjungkarangKeuskupan Tanjungkarang, atas restu Mgr. A.[[Andreas Henrisoesanta]], dilaksanakan pembongkaran dan pemindahan jenazah Mgr. Alb. Hermelink Gentiaras, SCJ yang telah dimakamkan 27 tahun yang lalu. Dalam rangka peristiwa itu Pastor P. Gunawan Setyadi, SCJS.C.J., memberitahu dan mengajak umat untuk ikut dalamacaradalam acara itu, khususnya berdoa bersama di Kapel Makam yang baru selesai dibangundandibangun dan akan diberkati pada tgl.tanggal 22 Juli 2010 mendatang. Proses pembongkaran, pengangkatan, dan pembersihan jenazah dimulai pada pukul 08.00 WIB dan berlangsung hingga pukul 13.00 WIB. Dalam rangkaianacararangkaian acara itu, selama pembongkaran makam, RomoPastor GunP. Gunawan Setyadi, S.C.J. bersama para suster dan umat berdoa [[rosario]] dan merenung. Namun banyak juga umat yang datang hanya untukmenyaksikanuntuk menyaksikan pembongkaran makam tersebut.<ref>http://keuskupantanjungkarang.webs.com/apps/blog/show/4219049-pemindahan-makam-mgr-alb-hermelink-gentiaras-scj</ref><ref>http://gerardusyeswoe856.blogspot.com/2010/07/jenazah-mgr-albertus-hermelink-scj.html</ref>
 
Proses pembongkaran makam Mgr. Hermelink yang diperkirakan akan selesai pada pukul 10.00 ternyata meleset, karena makam itu cukup dalam dan ditutup dengan adukan semen yang kuat dan juga ditutup dengan balok-balok semen yang keras sehingga memakan waktu yang lama untuk membongkar itu semua. Walau memakan waktu, namuntetapi akhirnya sampai juga pada peti jenazah. Hanya saja tempat peletakan peti jenazah itu dipenuhi dengan air. Peti jenazah terbuat dari kayu jati ukiran dan ternyata setelah terendam selama 27 tahun tidak mengalami kerusakan sedikitpun dan hanya peliturpeliturnya yang sudah hilang. Ketika diangkat, para pembongkar kewalahan karena peti berat sekali sehingga terpaksa menggunakan derek. Sesampainya di atas, peti lalu dibuka dan baru diketahui bahwa di dalam peti, jenazah pun dipenuhi dengan air, sehingga jenasahjenazah tampak mengapung. Dan jenazah sendiriJenazah tidak seperti yang diduga sebab, jenazah bukanlah tulang belulang yang tak dapat dikenali lagi, melainkan justru masih dikenali. Jenazah belum hancur, melainkan beberapa bagian tampak “utuh”"utuh" walau tak sempurna. Di dalam jubah uskup ygyang kotor oleh air keruh itu masih dirasakan/kelihatan isi tubuhnya; yang jelas masih kelihatan kepala bagian muka namun rambut sudah rontok. Kaki, tangan, dan hampir seluruh tubuh dirasakan masih ada. Setelah melihat kenyataan seperti itu, maka proses pemindahan jenazah ke peti yang lain (baru) diurungkan. Kemudian dengan hati-hati para suster FSGM dan pakseorang Hartoyo (sepuh) bernama Pak Hartoyo dibantu beberapa umat mengeluarkan air daridalamdari dalam peti sambil membersihkan jenazah dengan sangat extra hati-hati, karena kalau tidak bagian-bagian dari tubuh jenazah Mgr Hermelink diperkirakan akan rontok!. Setelah semuanya selesai, kasula diselipkan di bawah salibnya yang terkalung, di atas tubuhnya; peti dan tutupnya diplitur kembali.<ref>http://www.tribunnews.com/regional/2010/07/16/mgr-alberteus-hermelink-27-tahun-terkubur-jasadnya-masih-utuh</ref><ref>http://nasional.kompas.com/read/2010/07/18/14074894/27.Tahun.Dikubur.Romo.Kanjeng.Utuh</ref>
==Pemindahan makam==
Pada hari Selasa, 06 Juli 2010, di Pringsewu, tepatnya di pemakaman parasuster FSGM dan rohaniwan serta para religius yang berkarya di KeuskupanTanjungkarang, atas restu Mgr. A. Henrisoesanta, dilaksanakan pembongkaran dan pemindahan jenazah Mgr. Alb. Hermelink Gentiaras, SCJ yang telah dimakamkan 27 tahun yang lalu. Dalam rangka peristiwa itu Pastor P. Gunawan Setyadi SCJ, memberitahu dan mengajak umat untuk ikut dalamacara itu, khususnya berdoa bersama di Kapel Makam yang baru selesai dibangundan akan diberkati pada tgl. 22 Juli 2010 mendatang. Proses pembongkaran, pengangkatan dan pembersihan jenazah dimulai pada pukul 08.00 WIB dan berlangsung hingga pukul 13.00 WIB. Dalam rangkaianacara itu, selama pembongkaran makam, Romo Gun bersama para suster dan umat berdoa rosario dan merenung. Namun banyak juga umat yang datang hanya untukmenyaksikan pembongkaran makam tersebut.<ref>http://keuskupantanjungkarang.webs.com/apps/blog/show/4219049-pemindahan-makam-mgr-alb-hermelink-gentiaras-scj</ref><ref>http://gerardusyeswoe856.blogspot.com/2010/07/jenazah-mgr-albertus-hermelink-scj.html</ref>
 
Pada kesempatan jenazah dirawat (belum selesai) pada pukul 12.00-1200–12.40 dipersembahkandipersembahkanlah Misa Kudus, yang dipimpin oleh Vikjend Keuskupan Tanjungkarang, [[Piet Yoenanto Sukowiluyo|RD. Piet YunantaYoenanta Sukowiluyo]], dan didampingi oleh RP. P.Gunawan, SCJ (Romo Paroki Pringsewu), [[Thomas Suratno|RP Th. Suratno, SCJ]], M.T. Joko S, SCJ dan diikuti oleh para [[suster]], [[bruder]] dan sebagian umat awam beriman yang pada kesempatan itu hadir untuk menyaksikan pembongkaran jenazah Mgr. Hermelink Gentiaras, SCJ. Karena mendapat informasi dan arahan dari Mgr. Henrisoesanta yang saat itu sedang mengikuti Raker Regio Jawa +dan Tanjungkarang di [[Bandung]], setelah semuanya selesai, jenazah Mgr. Hermelink kemudian disemayamkan di kapel makam yang baru dibangun. Mgr. Henri akan datang dan menyaksikan jenazah tsbtersebut setelah pulang dari Raker. Namun karena acara yangbegituyang padatbegitu daripadat, Mgr. Henri, kemungkinan besar baru pada tanggal 22 Juli2010Juli 2010 mendatang akan diadakan pemberkatan makam dan kapel baru itu oleh Mgr. A. Henrisoesanta, SCJolehnya. Selama jenazah Mgr. Hermelink di semayamkandisemayamkan di kapel makam, banyak umat, tidak hanya dari Pringsewu tetapi juga dari beberapa paroki yang ada di keuskupanTanjungkarang[[Keuskupan Tanjungkarang]], bahkan dari luar [[Lampung|Provinsi Lampung]] datang untuk menjenguk dan mendoakan silih berganti.<ref>http://indonesia.ucanews.com/2010/07/12/pemindahan-jenazah-mgr-hermelink-yang-masih-‘utuh’/{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Proses pembongkaran makam Mgr.Hermelink yang diperkirakan akan selesai pada pukul 10.00 ternyata meleset, karena makam itu cukup dalam dan ditutup dengan adukan semen yang kuat dan juga ditutup dengan balok-balok semen yang keras sehingga memakan waktu yang lama untuk membongkar itu semua.Walau memakan waktu, namun akhirnya sampai juga pada peti jenazah. Hanya saja tempat peletakan peti jenazah itu dipenuhi dengan air. Peti jenazah terbuat dari kayu jati ukiran dan ternyata setelah terendam selama 27 tahun tidak mengalami kerusakan sedikitpun hanya pelitur yang sudah hilang. Ketika diangkat para pembongkar kewalahan karena berat sekali sehingga terpaksa menggunakan derek. Sesampainya di atas, lalu dibuka dan baru diketahui bahwa di dalam peti jenazah pun dipenuhi dengan air, sehingga jenasah tampak mengapung. Dan jenazah sendiri tidak seperti yang diduga sebab jenazah bukanlah tulang belulang yang tak dapat dikenali lagi, melainkan justru masih dikenali. Jenazah belum hancur, melainkan beberapa bagian tampak “utuh” walau tak sempurna. Di dalam jubah uskup yg kotor oleh air keruh itu masih dirasakan/kelihatan isi tubuhnya; yang jelas masih kelihatan kepala bagian muka namun rambut sudah rontok. Kaki, tangan, dan hampir seluruh tubuh dirasakan masih ada. Setelah melihat kenyataan seperti itu, maka proses pemindahan jenazah ke peti yang lain (baru) diurungkan. Kemudian dengan hati-hati para suster FSGM dan pak Hartoyo (sepuh) dibantu beberapa umat mengeluarkan air daridalam peti sambil membersihkan jenazah dengan sangat extra hati-hati, karena kalau tidak bagian-bagian dari tubuh jenazah Mgr Hermelink diperkirakan akan rontok! Setelah semuanya selesai, kasula diselipkan di bawah salibnya yang terkalung, di atas tubuhnya; peti dan tutupnya diplitur kembali.<ref>http://www.tribunnews.com/regional/2010/07/16/mgr-alberteus-hermelink-27-tahun-terkubur-jasadnya-masih-utuh</ref><ref>http://nasional.kompas.com/read/2010/07/18/14074894/27.Tahun.Dikubur.Romo.Kanjeng.Utuh</ref>
 
== Galeri ==
Pada kesempatan jenazah dirawat (belum selesai)pada pukul 12.00-12.40 dipersembahkan Misa Kudus, yang dipimpin oleh Vikjend Keuskupan Tanjungkarang, RD. Piet Yunanta Sukowiluyo, dan didampingi oleh RP. P.Gunawan, SCJ (Romo Paroki Pringsewu), Th. Suratno, SCJ, M.T. Joko S, SCJ dan diikuti oleh para suster, bruder dan sebagian umat awam beriman yang pada kesempatan itu hadir untuk menyaksikan pembongkaran jenazah Mgr.Hermelink Gentiaras, SCJ.Karena mendapat informasi dan arahan dari Mgr.Henrisoesanta yang saat itu sedang mengikuti Raker Regio Jawa + Tanjungkarang di Bandung, setelah semuanya selesai, jenazah Mgr Hermelink kemudian disemayamkan di kapel makam yang baru dibangun. Mgr Henri akan datang dan menyaksikan jenazah tsb setelah pulang dari Raker. Namun karena acara yangbegitu padat dari Mgr. Henri, kemungkinan besar baru pada tanggal 22 Juli2010 mendatang akan diadakan pemberkatan makam dan kapel baru itu oleh Mgr. A. Henrisoesanta, SCJ. Selama jenazah Mgr Hermelink di semayamkan di kapel makam, banyak umat, tidak hanya dari Pringsewu tetapi juga dari beberapa paroki yang ada di keuskupanTanjungkarang datang untuk menjenguk dan mendoakan silih berganti.<ref>http://indonesia.ucanews.com/2010/07/12/pemindahan-jenazah-mgr-hermelink-yang-masih-‘utuh’/</ref>
<gallery>
Mgr. Albertus H. Gentiaras Bonet.png|Mgr. Hermelink menggunakan bonet
Uskup Hermelink dan Pastor Boeren.jpg|Mgr. Hermelnik dengan Pastor Boeren
</gallery>
 
== Referensi ==
Baris 66 ⟶ 77:
 
== Pranala luar ==
{{s-startPL Uskup|11415}}
{{S-rel|castart}}
{{s-rel|ca}}
{{Succession box|before=Prefek Apostolik pertama|after=Status ditingkatkan menjadi Keuskupan|years=27 Juni 1952–19 Juli 1961|title=Prefek Apostolik Tanjungkarang}}
{{S-new|first}}
{{Succession box|after=Mgr. [[Andreas Henrisusanta]], S.C.J.|before=Uskup pertama|years=19 Juli 1961–18 April 1979|title=[[Uskup]] [[Keuskupan Tanjungkarang]]}}
{{s-ttl|years=10 Januari 1952 – 3 Januari 1961<br/>'''[[Keuskupan Tanjungkarang|Uskup Tanjungkarang]]''' <br/> 19 Juli 1961 – 18 April 1979|title=[[Prefek Apostolik]] [[Keuskupan Tanjungkarang|Tanjungkarang]]}}
{{S-aft|after=[[Andreas Henrisoesanta]], [[Dehonian|S.C.J.]]}}
{{End}}
{{lifetime|1898|1983|Hermelink Gentiaras, Albert}}
{{Keuskupan Tanjungkarang}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Pemimpin agama Katolik]]
[[Kategori:Uskup Indonesia]]
[[Kategori:UskupTokoh Katolikdari RomaEmmen (Belanda)]]
[[Kategori:TokohKeuskupan Katolik IndonesiaTanjungkarang]]