Wilhelmus van Bekkum: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Albert101032 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 14:
|other_post =
<!---------- Orders ---------->
|ordination = [[18 Agustus]] [[1935]]<ref name = CH>{{cite web|url = http://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bvbek.html|title=Catholic Hierarchy|accessdate=26 Februari 2013}}</ref><br/>({{age in years and days|1910|3|13|1935|8|18}})|ordinated_by =
|consecration = [[13 Mei]] [[1951]]<br/>({{age in years and days|1910|3|13|1951|5|13}})|consecrated_by = [[Heinrich Leven]], [[Serikat Sabda Allah|S.V.D.]]
|cardinal = |rank =
<!---------- Personal details ---------->
Baris 44:
Van Bekkum ditahbiskan menjadi [[imam]] [[Serikat Sabda Allah]] pada 18 Agustus 1935 dalam usia 25 tahun. Pada tahun 1936, ia menuju Indonesia dengan mengarungi laut selama lima pekan, kemudian tiba di Jakarta. Ia ditugaskan di Ende lalu ditugaskan kembali di Ruteng dan tiba pada tahun 1937. Sampai tahun 1940, ia mengemban tugas sebagai pastor pembantu. Per Maret 1940, ia mendapat tugas baru sebagai inspektur untuk 42 Sekolah Dasar Katolik di seluruh Manggarai. Seiring dengan ilmu etnologi yang telah dipelajarinya, ia berantusias dalam melakukan penelitian adat dan budaya Manggarai. Ia kemudian diinternir oleh tentara Jepang ke Sulawesi. Setelah tahun 1945, ia kembali ke Manggarai dan melanjutkan penelitian selama tiga tahun. Pada Januari 1946, Van Bekkum diangkat dan dilantik menjadi Deken Wilayah Manggarai.<ref name="tony"/>
 
Pada tahun 1951, ia menjadi Warga Negara Indonesia. Pada 8 Maret 1951, ia ditunjuk menjadi [[Vikaris Apostolik]] pertama Ruteng dengan gelar Uskup Tituler [[Tigias]]. Hal ini bersamaan dengan Vikariat Apostolik Ruteng. Ia kemudian ditahbiskan menjadi Uskup pada [[13 Mei]] [[1951]]. [[Keuskupan Agung Ende|Vikaris Apostolik Emeritus Kepulauan Sunda Kecil]], [[Heinrich Leven]], S.V.D. yang bergelar Uskup Tituler Arca di Armenia menjadi Penahbis Utama, dengan didampingi [[Keuskupan Larantuka|Vikaris Apostolik Larantuka]] bergelar Uskup Tituler Alinda, [[Gabriel Wilhelmus Manek]], S.V.D. dan [[Keuskupan Agung Ende|Vikaris Apostolik Endeh]], [[Antonius Hubertus Thijssen]], S.V.D. yang bergelar Uskup Tituler Nilopolis. Selama menjadi Vikaris Apostolik, ia memberi perhatian tentang persoalan pembaharuan liturgi di daerah misi.
 
Bersama dengan R.P. Leo Perik, S.V.D. dan para misionaris lainnya, ia membidani lahirnya Seminari Pius XII Kisol, yang mulai defenitif dengan aktivitas belajar mengajar pada 8 September 1955.<ref>{{cite web|url=http://www.floresa.co/2015/09/10/hanya-781-persen-alumni-yang-jadi-imam-sanpio-gagal/|title=Hanya 7,81 Persen Alumni yang Jadi Imam: Sanpio Gagal?}}</ref>
Baris 70:
{{S-rel|ca}}
{{s-new|first|rows=2}}
{{s-ttl|years=8 Maret 1951–31951 – 3 Januari 1961|title=[[Vikaris Apostolik]] [[Keuskupan Ruteng|Ruteng]]}}
{{s-aft|after={{nowrap|[[Vitalis Djebarus]], [[Serikat Sabda Allah|S.V.D.]]}}|rows=2}}
{{s-ttl|years=3 Januari 1961–101961 – 10 Maret 1972|title=[[Uskup]] [[Keuskupan Ruteng|Ruteng]]}}
{{End}}