Gunung Merapi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menghapus Kategori:Gunung Berapi Dekade Ini; Menambah Kategori:Gunung berapi di Yogyakarta menggunakan HotCat |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Pengembalian manual VisualEditor |
||
(29 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{bukan|
{{disambiginfo}}
{{Infobox mountain
| name
| other_name
| photo
| native_name
| native_name_lang
| photo_size
| photo_alt
| photo_caption
| map
| map_alt
| map_border =
| map_caption
| map_relief
| map_size
| location
| label
| label_position
| lat_d
| lat_m
| lat_s
| lat_NS
| long_d
| long_m
| long_s
| long_EW
| x
| y =
| elevation
| elevation_m
| elevation_ft
| elevation_ref
| prominence
| prominence_m
| prominence_ft
| prominence_ref
| isolation =
| isolation_km
| isolation_mi
| isolation_ref =
| parent_peak
<!--| listing = {{hlist|[[Ribu]]|Tipe A}} -->| translation = gunung berapi
▲| language = Jawa Kuno
| range =
▲| pronunciation =
|
|
|
|
| region =
|
▲| source =
▲| format =
▲| display =
▲| type = [[Gunung berapi kerucut]]
▲| age = 400.000 tahun
▲| volcanic_arc =
▲| volcanic_belt = [[Cincin Api Pasifik]]
| volcanic_arc/belt = ▼
▲| volcanic_field =
| last_eruption = 11 Maret 2023 <ref>{{Cite news |title=193 Warga Sleman Sempat Mengungsi akibat Erupsi Gunung Merapi |url=https://www.kompas.com/yogyakarta/read/2022/03/10/110045678/193-warga-sleman-sempat-mengungsi-akibat-erupsi-gunung-merapi |access-date=10 Maret 2022 |work=[[Kompas.com]] |date=10 Maret 2022 |language=id |last=Kusuma |first=Wijaya |editor-last=Arief |editor-first=Teuku Muhammad Valdy |archive-date=2023-08-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230810182818/https://www.kompas.com/yogyakarta/read/2022/03/10/110045678/193-warga-sleman-sempat-mengungsi-akibat-erupsi-gunung-merapi |dead-url=no }}</ref>▼
▲| volcanic_arc/belt =
▲|url=https://www.kompas.com/yogyakarta/read/2022/03/10/110045678/193-warga-sleman-sempat-mengungsi-akibat-erupsi-gunung-merapi |access-date=10 Maret 2022 |work=[[Kompas.com]] |date=10 Maret 2022 |language=id|last=Kusuma |first=Wijaya |editor-last=Arief |editor-first=Teuku Muhammad Valdy }}</ref>
▲| first_ascent =
| access =
▲| easiest_route = [[Selo, Boyolali|''New'' Selo]]
▲| normal_route = {{hlist|[[Selo, Boyolali|''New'' Selo]]|Sapuangin}}
|
▲| child =
}}
'''Gunung Merapi''' (ketinggian puncak 2.930 [[Meter di atas permukaan laut|mdpl]], per 2010) ({{lang-jv|
Gunung ini memiliki potensi kebencanaan yang tinggi karena menurut catatan modern, Gunung Merapi telah mengalami [[erupsi]] setiap dua sampai lima tahun sekali dan dikelilingi oleh permukiman yang padat. Sejak tahun [[1548]], gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali.{{fact}} [[Kota Magelang]] dan [[Kota Yogyakarta]] adalah kota besar terdekat, berjarak kurang dari 30 km dari puncaknya. Di lerengnya masih terdapat permukiman sampai ketinggian 1.700 meter dan hanya berjarak empat kilometer dari puncak. Oleh karena tingkat kepentingannya ini, Merapi menjadi salah satu dari enam belas gunung api dunia yang termasuk dalam proyek [[Gunung Api Dekade Ini]] (''[[Wikipedia:Decade Volcanoes|Decade Volcanoes]]'').<ref>
== Etimologi ==
Nama "Merapi" berasal dari penyingkatan ''"meru"'' ({{lit|gunung}}) dan "api", sehingga nama "merapi" sebenarnya sudah berarti "gunung api". Dalam naskah lama, Merapi pernah dikenal sebagai '''Mandrageni'''.<ref>{{Cite journal|last=Agusta|first=Rendra|date=2019-08-07|title=I SAKALA DIHYANG: RELASI PRASASTI AKHIR MAJAPAHIT DAN NASKAH-NASKAH MERAPI-MERBABU|url=https://ejournal.perpusnas.go.id/jm/article/view/009002201903|journal=Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara|language=en-US|volume=9|issue=2|pages=49–68|doi=10.37014/jumantara.v9i2.243|issn=2685-7391|access-date=2021-01-13|archive-date=2022-07-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20220717130843/https://ejournal.perpusnas.go.id/jm/article/view/009002201903|dead-url=no}}</ref>{{Butuh rujukan}}
== Geologi ==
[[Berkas:Merapi-Suedseite.jpg|jmpl|[[Litografi]] sisi selatan Gunung Merapi pada tahun 1836, dimuat pada buku tulisan [[Junghuhn]].]]Gunung ini adalah gunung termuda dalam rangkaian [[gunung berapi]] yang mengarah ke selatan dari [[Gunung Ungaran]], [[Gunung Merbabu]], dan Gunung Merapi. Gunung ini terbentuk karena aktivitas di [[zona subduksi]] [[Lempeng Indo-Australia]] yang bergerak ke bawah [[Lempeng Eurasia]] menyebabkan munculnya aktivitas vulkanik di sepanjang bagian tengah Pulau Jawa. Puncak yang sekarang ini tidak ditumbuhi [[vegetasi]] karena aktivitas vulkanik yang tinggi. Puncak ini tumbuh di sisi barat daya puncak Batulawang yang lebih tua.<ref name="usgs">[http://vulcan.wr.usgs.gov/Volcanoes/Indonesia/description_indonesia_volcanics.html DESCRIPTION:Indonesia Volcanoes and Volcanics] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130220095651/http://vulcan.wr.usgs.gov/Volcanoes/Indonesia/description_indonesia_volcanics.html |date=2013-02-20 }}. Laman USGeological Survey.</ref>
=== Sejarah geologi ===
Baris 92 ⟶ 90:
Periode ''Merapi Baru'' (2000 tahun lalu s.d sekarang) adalah yang masih berlangsung. Pada tahap ini terbentuk kerucut puncak Merapi modern (Gunung/Puncak Anyar) di bekas kawah Pasarbubrah; proses dimulai sekitar 2000 tahun yang lalu. Tahap ini sangat aktif dan berkali-kali mempengaruhi perubahan peradaban penduduk yang tinggal di sekitarnya. Karakteristik letusan sejak 1953 adalah desakan lava ke puncak [[kawah]] disertai dengan keruntuhan kubah lava secara periodik dan pelepasan [[awan panas]] (''nuée ardente'') yang biasanya meluncur di lereng gunung tetapi dapat pula menyembur vertikal ke atas. Letusan tipe Merapi ini secara umum tidak mengeluarkan suara ledakan tetapi desisan. Kubah puncak yang ada sampai 2010 adalah hasil proses yang berlangsung sejak letusan gas 1969.<ref name=usgs/> Kubah ini runtuh pada letusan 2010, menimbulkan bukaan ke arah tenggara (lembah Kali Gendol dan Kali Woro).
Pakar geologi pada tahun 2006 mendeteksi adanya ruang raksasa di bawah Merapi berisi material seperti lumpur yang "secara signifikan menghambat gelombang getaran gempa bumi". Para ilmuwan memperkirakan material itu adalah [[magma]].<ref>Axel Bojanowski. [http://www.spiegel.de/wissenschaft/natur/0,1518,727092,00.html Riesige Magmamenge. Geologen warnen vor Mega-Eruption des Merapi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120523022054/http://www.spiegel.de/wissenschaft/natur/0,1518,727092,00.html |date=2012-05-23 }}. Spiegel Online edisi 05 November 2010.</ref> Kantung magma ini merupakan bagian dari formasi yang terbentuk akibat menghunjamnya [[Lempeng Indo-Australia]] ke bawah [[Lempeng Eurasia]].<ref>
== Hidrologi DAS ==
Puncak Merapi menjadi titik batas semu tiga [[Daerah aliran sungai|daerah aliran sungai (DAS)]] diantaranya, [[:Kategori:DAS Solo|DAS Bengawan Solo]] disebelah timur, [[:Kategori:DAS Opak|DAS Opak]] di sebelah selatan dan [[:Kategori:DAS Progo|DAS Progo]] di sebelah barat lereng gunung tersebut, juga merupakan titik hulu terjauh bagi sub DAS Opak. DAS Bengawan Solo dan DAS Progo adalah yang terluas cakupannya ([[Daerah aliran sungai|Daerah Tangkapan Air]]) pada komplek gunung ini. DAS Bengawan Solo mengalirkan alirannya dan bermuara ke pesisir utara pulau Jawa, sedangkan DAS Progo dan DAS Opak keduanya sama-sama mengalirkan alirannya dan bermuara ke pesisir selatan pulau Jawa.<ref name="WebGIS">{{Cite web|title=Peta Interaktif|url=http://webgis.menlhk.go.id/|website=WebGIS MenLHK|language=id}}</ref><ref name="menhut511">{{Cite web|last=Hukum Online|first=|title=Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.511/MENHUT-V/2011|url=https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/v2/lt4f2f760d2fff3/keputusan-menteri-kehutanan-nomor-sk511menhutv2011-tahun-2011|language=id}}</ref>
Gunung Merapi memiliki banyak sumber air sebagai akibat desakan uap air dari dalam bumi. Terdapat banyak aliran yang kemudian membentuk ngarai di bagian lereng dan kemudian membentuk dataran sedimen material vulkanik. Sungai-sungai ini terutama mengarah ke arah tenggara (Klaten), selatan (Yogyakarta) serta barat (Magelang), memasok air untuk daerah disekitarnya.
Sungai-sungai yang membentuk ngarai sebagai jalur pergerakan material [[piroklastik]] dan lahar; beberapa yang cukup besar dan penting adalah Kali Woro (arah tenggara, Kabupaten Klaten), Kali Gèndhol (arah selatan-tenggara, dekat perbatasan Sleman-Klaten), Kali Bebeng (selatan, Sleman, lalu bergabung dengan Kali Gèndhol), [[Kali Kuning]] (selatan, Sleman), [[Kali Code|Kali Boyong]] (selatan, Sleman), [[Kali Krasak]] (barat daya, Magelang), Kali Putih (barat, Magelang), dan Kali Pabelan (barat, Magelang). Terhadap sungai-sungai ini telah dibangun sistem penahan lahar berupa [[sabo]]. Selain sungai, terdapat pula sumber-[[Mata air|sumber air]] (''umbul'') yang menjadi tempat pemandian dan sumber pengairan per[[sawah]]<nowiki/>an.
Baris 109:
Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar tercatat pada tahun [[1006]] (dugaan), [[1786]], [[1822]], [[1872]], dan [[1930]]. Letusan pada tahun [[1006]] membuat seluruh bagian tengah [[Pulau Jawa]] diselubungi abu, berdasarkan pengamatan timbunan debu vulkanik.<ref>{{cite web |url=http://volcano.und.edu/vwdocs/current_volcs/merapi/ |title=A history of Merapi |accessdate=2007-02-20 |archive-date=2007-02-08 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070208030138/http://volcano.und.edu/vwdocs/current_volcs/merapi/ |dead-url=yes }}</ref> Ahli geologi Belanda, [[Rein van Bemmelen]], berteori bahwa letusan tersebutlah yang menyebabkan pusat [[Kerajaan Medang]] (Mataram Kuno) harus berpindah ke [[Jawa Timur]]. Letusan pada tahun 1872 dianggap sebagai letusan terkuat dalam catatan era modern geologi dengan skala [[VEI]] mencapai 3 sampai 4. Letusan besar 2010 diperkirakan juga memiliki kekuatan yang mendekati atau sama. Letusan tahun [[1930]], yang menghancurkan tiga belas desa dan menewaskan 1400 orang, merupakan letusan dengan catatan korban terbesar hingga sekarang.{{fact}}
[[Berkas:Merapi eruption photographed by NASA.jpg|jmpl|Foto erupsi Merapi (atas tengah agak ke kanan) pada tanggal 8 November 1994 dari luar angkasa.]]
Letusan pada tanggal 22 November 1994 menyebabkan beberapa desa di lereng gunung terkena awan sehingga memakan korban sebanyak 60 jiwa manusia.<ref>{{Cite news|last=Azanella|first=Luthfia Ayu|title=INFOGRAFIK: Riwayat Letusan Merapi Sejak 1990-an|url=https://regional.kompas.com/read/2018/05/11/16523971/infografik-riwayat-letusan-merapi-sejak-1990-an|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2021-01-13|editor-last=Hardoko|editor-first=Ervan|date=2018-05-11|archive-date=2023-03-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20230328083323/https://regional.kompas.com/read/2018/05/11/16523971/infografik-riwayat-letusan-merapi-sejak-1990-an|dead-url=no}}</ref><ref name=":0">{{Cite news|last=Raditya|first=Iswara N.|title=Akhir Cerita Antara Mbah Maridjan dan Merapi|url=https://tirto.id/akhir-cerita-antara-mbah-maridjan-dan-merapi-cy4j|work=[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2021-01-13|archive-date=2022-07-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20220717130841/https://tirto.id/akhir-cerita-antara-mbah-maridjan-dan-merapi-cy4j|dead-url=no}}</ref>
Pada 19 Juli 1998 terjadi letusan cukup besar namun material vulkanik yang dikeluarkan mengarah ke atas sehingga tidak memakan korban jiwa.<ref name=":0" />
Baris 119:
Semua catatan ini membentuk apa yang disebut sebagai letusan "tipe Merapi", yaitu aktivitas tinggi yang cukup lama disertai dengan luncuran aliran piroklastik atau ''wedhus gèmbèl'' — istilah [[bahasa Jawa]] yang berarti "[[domba]] yang berbulu lebat" — berulang-ulang yang biasanya meluncur ke lereng gunung dengan kecepatan dan tenaga tinggi, sehingga membahayakan warga di lereng gunung tersebut.
Rangkaian letusan pada bulan Oktober dan November 2010 dievaluasi sebagai yang terbesar sejak letusan 1872.<ref>[http://www.vsi.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=64:laporan-aktivitas-g-merapi-tanggal-5-november-2010-pukul-0000-sampai-dengan-pukul-0600-wib&catid=49:merapi Laporan aktivitas Gn Merapi tanggal 5 November 2010 pukul 00:00 sampai dengan pukul 06:00 WIB] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111214162413/http://www.vsi.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=64:laporan-aktivitas-g-merapi-tanggal-5-november-2010-pukul-0000-sampai-dengan-pukul-0600-wib&catid=49:merapi |date=2011-12-14 }} Jumat, 05 November 2010 08:05</ref> dan memakan korban nyawa 273 orang (per 17 November 2010),<ref>[https://docs.google.com/leaf?id=0B9HSfxkNrX4iMTI0NGExOGYtOTQxZS00OGQ0LWIxN2UtMzE1MTJlNzU2Yjll&sort=name&layout=list&num=50 Laporan situasi dari BPNB per 17 November 2010]</ref> meskipun telah dijalankan pengamatan yang intensif, mitigasi, serta manajemen pengungsian yang cukup tertata. Letusan 2010 juga teramati sebagai penyimpangan dari letusan "tipe Merapi" karena bersifat eksplosif disertai suara ledakan dan gemuruh yang terdengar hingga jarak 20–30 km.
Karena potensi bahayanya, gunung ini dimonitor tanpa jeda oleh Pusat Pengamatan Gunung Merapi (di bawah Badan Geologi, [[PVMBG]]) di Kota Yogyakarta melalui lima (hingga 2019) pos pengamatan visual (dengan CCTV) dan pencatat kegempaan (Pengamatan Gunungapi Merapi, PGM). Pos-pos ini juga memonitor data dari berbagai instrumen [[geofisika]] [[telemetri]] yang sensornya ditempatkan di sekitar gunung dan titik-titik jauh sebagai pembanding aktivitas vulkanik dengan tektonik.
Baris 133:
Selain lima pos tersebut, terdapat pos pemantauan di Desa [[Balerante, Kemalang, Klaten]] (dusun Gondang, sisi tenggara) yang didirikan oleh BPBD Jawa Tengah.
Sebanyak 30 stasiun seismik<ref>{{Cite news|last=|first=|date=5 Desember 2020|title=Magma Merapi Hampir Mencapai Puncak|url=|work=Tribun Jogja (cetak)|access-date=6 Desember 2020}}</ref> [[telemetri]]k dan 35 kamera/CCTV pemantau (dua di antaranya kamera termal) telah dipasang [[BPPTKG]] Yogyakarta untuk memonitor aktivitas vulkanik Merapi.<ref>{{Cite news|last=Husna|first=Maruti Asmaul|date=29 November 2020|title=Puncak Gunung Merapi Alami Pemekaran Sebesar 4 Meter, Magma Mendekat ke Permukaan|url=https://jogja.tribunnews.com/2020/11/29/puncak-gunung-merapi-alami-pemekaran-sebesar-4-meter-magma-mendekat-ke-permukaan?page=all|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|access-date=10 Januari 2021|archive-date=2023-08-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230810182815/https://jogja.tribunnews.com/2020/11/29/puncak-gunung-merapi-alami-pemekaran-sebesar-4-meter-magma-mendekat-ke-permukaan?page=all|dead-url=no}}</ref> Stasiun seismik terdekat berada di Pasarbubrah dan yang terjauh di Imogiri. Delapan titik stasiun seismik terdekat dari puncak gunung berada di Juranggrawah (GRA), Klatakan (KLS), Pasarbubrah (PAS), Pusunglondon (PUS), Labuhan (LAB), Jurangjero (JRO), Deles (DEL), dan Plawangan (PLA). Seismometer telemetrik untuk aktivitas tektonik ditempatkan di Imogiri (IMO), Pacitan (PCJI), [[Wanagama]] (UGM), Bungbulang (BBJI), dan Jajag (JAGI). Aktivitas tinggi di titik pengukur vulkanik jika tidak disertai aktivitas tinggi di titik pengukur tektonik menandakan adanya aktivitas kegempaan vulkanik oleh Merapi. BPPTKG juga menggunakan [[dron]] kamera dan pemanfaatan citra satelit untuk melakukan fotogrametri, menggunakan teknologi ''[[Interferometric Synthetic-Aperture Radar]]'' (InSAR) dan ''[[Electronic-Distance Measurement]]'' (EDM).
Sisi timur gunung ini tidak diamati karena dianggap relatif aman akibat adanya punggungan Puncak Bibi yang terbentuk pada era pra-Merapi.
Baris 142:
Pada tanggal [[15 Mei]] [[2006]] akhirnya Merapi meletus. Lalu pada [[4 Juni]], dilaporkan bahwa aktivitas Gunung Merapi telah melampaui [[status awas]]. Kepala [[BPPTK]] [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], [[Ratdomo Purbo]] menjelaskan bahwa sekitar 2-4 Juni volume lava di kubah Merapi sudah mencapai 4 juta meter kubik - artinya lava telah memenuhi seluruh kapasitas kubah Merapi sehingga tambahan semburan lava terbaru akan langsung keluar dari kubah Merapi.
Tanggal [[1 Juni]], [[Hujan abu vulkanik]] dari luncuran [[awan panas]] Gunung Merapi yang lebat, tiga hari belakangan ini terjadi di [[Kota Magelang]] dan [[Kabupaten Magelang]], [[Jawa Tengah]]. [[Muntilan]] sekitar 14 kilometer dari Puncak Merapi, paling merasakan hujan abu ini.<ref>
Tanggal [[8 Juni]], Gunung Merapi pada pukul 09.03 WIB meletus dengan semburan [[awan panas]] yang membuat ribuan warga di wilayah lereng Gunung Merapi panik dan berusaha melarikan diri ke tempat aman. Tercatat terjadi dua letusan, letusan kedua terjadi sekitar pukul 09.40 WIB. Semburan awan panas sejauh 5 km lebih mengarah ke hulu [[Kali Gendol]] (lereng selatan) dan menghanguskan sebagian kawasan hutan di utara [[Kaliadem]] di wilayah [[Kabupaten Sleman]].<ref>[http://www.media-indonesia.com/berita.asp?id=102228] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070311094912/http://www.media-indonesia.com/berita.asp?id=102228|date=2007-03-11}} [http://www.kompas.com/utama/news/0606/08/100943.htm] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071213234412/http://www.kompas.com/utama/news/0606/08/100943.htm|date=2007-12-13}}</ref>
Letusan Merapi pada tahun 2006 ini menelan setidaknya 2
orang korban jiwa.<ref>{{Cite news|title=Sejarah Letusan Merapi, Perbedaan Erupsi pada 2006 dan 2010|url=https://tirto.id/sejarah-letusan-merapi-perbedaan-erupsi-pada-2006-dan-2010-f6ED|work=[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2020-12-19|archive-date=2022-07-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20220715205738/https://tirto.id/sejarah-letusan-merapi-perbedaan-erupsi-pada-2006-dan-2010-f6ED|dead-url=no}}</ref>
=== Erupsi 2010 ===
{{Artikel|Letusan Gunung Merapi 2010}}
[[Berkas:Merapi ash plume MODIS sat image 10 Nov 2010.jpg|jmpl|220px|Citra MODIS yang menunjukkan erupsi Merapi pada November 2010]]
[[Berkas:Destroyed house in Cangkringan Village after the 2010 Eruptions of Mount Merapi.jpg|jmpl|220px|Rumah yang hancur di [[Cangkringan, Sleman]] akibat erupsi Merapi 2010]]
Baris 160:
Sejak saat itu mulai terjadi muntahan awan panas secara tidak teratur. Mulai [[28 Oktober]], Gunung Merapi memuntahkan lava pijar yang muncul hampir bersamaan dengan keluarnya awan panas pada pukul 19.54 WIB.<ref>{{Cite web |url=http://nasional.tvone.co.id/berita/view/45146/2010/10/28/gunung_merapi_muntahkan_lava_pijar/ |title=Salinan arsip |access-date=2010-10-31 |archive-date=2010-11-01 |archive-url=https://web.archive.org/web/20101101103903/http://nasional.tvone.co.id/berita/view/45146/2010/10/28/gunung_merapi_muntahkan_lava_pijar |dead-url=yes }}</ref> Selanjutnya mulai teramati titik api diam di puncak pada tanggal 1 November, menandai fase baru bahwa magma telah mencapai lubang kawah.
Namun, berbeda dari karakter Merapi biasanya, bukannya terjadi pembentukan kubah lava baru, malah yang terjadi adalah peningkatan aktivitas semburan lava dan awan panas sejak 3 November. Erupsi eksplosif berupa letusan besar diawali pada pagi hari Kamis, 4 November 2010, menghasilkan kolom awan setinggi 4 km dan semburan awan panas ke berbagai arah di kaki Merapi. Selanjutnya, sejak sekitar pukul tiga siang
Bahaya sekunder berupa aliran lahar dingin juga mengancam kawasan lebih
Letusan kuat 5 November diikuti oleh aktivitas tinggi selama sekitar seminggu, sebelum kemudian terjadi sedikit penurunan aktivitas, namun status keamanan tetap "Awas". Pada tanggal 15 November 2010 batas radius bahaya untuk Kabupaten Magelang dikurangi menjadi 15 km dan untuk dua kabupaten Jawa Tengah lainnya menjadi 10 km. Hanya bagi Kab. Sleman yang masih tetap diberlakukan radius bahaya 20 km.<ref>Fajar Pratama. [http://www.detiknews.com/read/2010/11/18/135047/1496723/10/bnpb-jumlah-korban-tewas-merapi-275-orang BNPB: Jumlah Korban Tewas Merapi 275 Orang] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230810182824/https://news.detik.com/ |date=2023-08-10 }}. detikNews. Edisi Kamis, 18/11/2010.</ref>
=== Aktivitas 2018-2021 ===
Peningkatan aktivitas vulkanik kembali ditunjukan gunung ini sejak Jumat, 11 Mei 2018, pukul 07.30 WIB. Meski berstatus normal, Gunung Merapi mengeluarkan suara gemuruh disertai asap membumbung tinggi.<ref>
Sejak peristiwa itu, PPGM mulai memantau aktivitas Merapi yang terus meningkat, sehingga pada tanggal 21 Mei 2018, pukul 23.00 WIB status Merapi dinaikkan dari normal aktif menjadi waspada.<ref>
Kamis, 24 Mei 2018, gunung Merapi kembali erupsi dengan menyemburkan asap setinggi 6.000 meter. Hujan abu mengguyur wilayah barat gunung yaitu [[Kabupaten Magelang]] bahkan sampi ke [[Kabupaten Kebumen]] yang berjarak lebih dari 40 kilometer.<ref>
Setelah relatif stabil pada tahun 2019, pada hari Sabtu, 28 Maret 2020, pukul 19.25 WIB, gunung Merapi meletus.Pada erupsi ini, karakter letusan mulai bercampur dengan letusan eksplosif (disertai ledakan dan lontaran material besar). Pada hari Minggu, 29 Maret 2020, pukul 00.15 WIB, gunung Merapi meletus dengan tinggi kolom erupsi terukur 1500 meter di atas puncak atau 4.468 meter di atas permukaan laut. Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm berdurasi kurang lebih 2 menit 30 detik.<ref name="Kompas 113100865">{{Cite news|url=https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/29/113100865/erupsi-merapi-dan-sejarah-letusannya-|title=Erupsi Merapi dan Sejarah Letusannya...|last=Arnani|first=Mela|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2020-04-11|editor-last=Hardiyanto|editor-first=Sari|date=2020-03-29|archive-date=2022-12-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20221210134503/https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/29/113100865/erupsi-merapi-dan-sejarah-letusannya-|dead-url=no}}</ref>
Pada 10 April 2020, pukul 09.10 WIB, gunung Merapi meletus dengan tinggi kolom erupsi terukur 3000 meter dari atas kawah puncak gunung. Erupsi tercatat di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan durasi 103 detik. Arah angin saat erupsi ke Barat Laut.<ref name="Kompas 1330080">{{Cite news|url=https://tekno.tempo.co/read/1330080/gunung-merapi-meletus-lagi-kolom-erupsi-tiga-kilometer|title=Gunung Merapi Meletus Lagi, Kolom Erupsi Tiga Kilometer|last=()|first=Muh. Syaifullah|date=2020-04-10|work=[[Tempo.co]]|access-date=2020-04-11|editor-last=Wuragil|editor-first=Zacharias|archive-date=2023-02-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20230209024436/https://tekno.tempo.co/read/1330080/gunung-merapi-meletus-lagi-kolom-erupsi-tiga-kilometer|dead-url=no}}</ref>
Pada 21 Juni 2020, pukul 09.13 WIB, gunung Merapi kembali meletus dengan tinggi kolom erupsi 6000 meter dari atas kawah puncak gunung. Erupsi tercatat di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan durasi 328 detik. Saat erupsi pertama terjadi, BPPTKG memonitor arah angin menuju barat. Pada erupsi kedua, amplitudo termonitor 75 mm dan durasi 100 detik. Tinggi kolom saat erupsi kedua ini tidak teramati. Pusat Pengendali Operasi BNPB mendapatkan laporan dari BPBD setempat mengenai sebaran abu. Sebaran hujan abu vulkanik erupsi Gunung Merapi yang terpantau pada 09.56 terjadi di wilayah beberapa desa pada dua Kecamatan Srumbung (Desa Kaliurang, Kemiren, Srumbung, Banyuadem, Kalibening dan Ngargosoko) dan Kecamatan Dukun (Desa Ngargomulyo dan Keningar).<ref>{{Cite news|url=https://www.cnbcindonesia.com/news/20200621151235-4-166922/tiba-tiba-merapi-meletus-dan-lontarkan-abu-setinggi-6-km|title=Tiba-tiba, Merapi Meletus dan Lontarkan Abu Setinggi 6 KM|date=2020-06-21|work=[[CNBC Indonesia]]|language=en|access-date=2020-06-21|last=Dob|archive-date=2022-08-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20220817224134/https://www.cnbcindonesia.com/news/20200621151235-4-166922/tiba-tiba-merapi-meletus-dan-lontarkan-abu-setinggi-6-km|dead-url=no}}</ref>
Pada hari Kamis, 5 November 2020, pukul 12.00 WIB, BPPTKG meningkatkan status gunung Merapi dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III)<ref>[https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-5242582/status-gunung-merapi-naik-jadi-siaga Status Gunung Merapi Naik Jadi Siaga!] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20221210140001/https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-5242582/status-gunung-merapi-naik-jadi-siaga |date=2022-12-10 }}, ''detik.news''</ref> karena aktivitas vulkanik di Gunung Merapi diduga dapat berlanjut ke erupsi yang membahayakan masyarakat. Ini didasarkan pada kronologi data hasil pemantauan aktivitas vulkanik, yaitu pertama setelah letusan eksplosif 21 Juni 2020, kegempaan internal yaitu VA, vulkanik dangkal (VB) dan fase banyak (MP) mulai meningkat. Sejak bulan Oktober 2020 kegempaan meningkat semakin intensif. Pada 4 November 2020 rata-rata gempa VB 29 kali/hari, MP 272 kali/hari, guguran (RF) 57 kali/hari, hembusan (DG) 64 kali/hari.<ref>Pythag Kurniati, [https://regional.kompas.com/read/2020/11/06/06100081/7-fakta-status-gunung-merapi-naik-jadi-siaga-kondisi-ancaman-bahaya-hingga 7 Fakta Status Gunung Merapi Naik Jadi Siaga, Kondisi, Ancaman Bahaya hingga Mitigasi Bencana] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20221003143732/https://regional.kompas.com/read/2020/11/06/06100081/7-fakta-status-gunung-merapi-naik-jadi-siaga-kondisi-ancaman-bahaya-hingga |date=2022-10-03 }}, ''Kompas.com''</ref> Meskipun demikian, tidak terlihat indikasi pembentukan kubah lava yang baru. Gempa dan deformasi masih meningkat dan BPPTKG memperingatkan bahaya luncuran awan panas sejauh 5 kilometer dari puncak gunung.
Pada Laporan Aktivitas Gunung Merapi Periode Bulan November 2020 yang diterbitkan oleh BPPTKG pada 30 November 2020, mendapat kesimpulan bahwa terdapat peningkatan aktivitas vulkanik G. Merapi berupa aktivitas kegempaan internal yang mencapai 400 kali/hari, laju deformasi mencapai 11 cm/hari, konsentrasi gas CO2 pada 21 November-30 November meningkat dengan nilai maksimal 675 ppm setelah sebelumnya pada awal bulan november hingga tanggal 20 November cukup konstan berada pada 525 ppm, serta perubahan morfologi puncak akibat intensifnya aktivitas guguran. Data pemantauan ini menunjukkan proses desakan magma menuju permukaan.
Memasuki tahun 2021, aktivitas vulkanik semakin meningkat. Setelah semakin sering teramati runtuhan batuan lava sisa letusan terdahulu semakin tebalnya asap/uap putih dari puncak, pada hari Senin malam tanggal 4 Januari 2021 mulai teramati adanya titik api dan guguran material vulkanik (batu dan lava) yang berlanjut pada hari berikutnya. Pihak BPPTKG menyatakan bahwa fase erupsi telah dimulai.<ref>{{Cite news|date=Rabu, 06 Jan 2021|title=Gunung Merapi Fase Erupsi, Keluarkan Lava Pijar|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210106064255-20-589965/gunung-merapi-fase-erupsi-keluarkan-lava-pijar|work=[[CNN Indonesia]]|access-date=10 Januari 2021|archive-date=2022-07-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20220717083142/https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210106064255-20-589965/gunung-merapi-fase-erupsi-keluarkan-lava-pijar|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite news|last=()|first=Pribadi Wicaksono|date=6 Jan 2021|title=Gunung Merapi Masuk Fase Erupsi, BPPTKG: Erupsi Eksplosif Bisa Setiap Saat|url=https://tekno.tempo.co/read/1420495/gunung-merapi-masuk-fase-erupsi-bpptkg-erupsi-eksplosif-bisa-setiap-saat|work=[[Tempo.co]]|access-date=10 Januari 2021|editor-last=Prima|editor-first=Erwin|archive-date=2022-07-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20220714234806/https://tekno.tempo.co/read/1420495/gunung-merapi-masuk-fase-erupsi-bpptkg-erupsi-eksplosif-bisa-setiap-saat|dead-url=no}}</ref> Sejak itu leleran material awan panas dan runtuhan batuan semakin sering teramati dengan jarak yang semakin jauh. Pada tanggal 7 Januari 2021, Gunung Merapi mengeluarkan guguran awan panas ([[aliran piroklastik]]) dan memunculkan kolom asap setinggi 200 meter dari puncak.<ref name=detik/><ref>{{Cite web|last=Slamet|first=Riyadi|date=2021-01-07|title=Indonesia's Merapi volcano spews hot clouds, 500 evacuate|url=https://apnews.com/article/avalanches-asia-pacific-indonesia-c96846b0963ef668576cbecfc65c42ee|website=AP NEWS|access-date=2021-01-07|archive-date=2021-01-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20210107063603/https://apnews.com/article/avalanches-asia-pacific-indonesia-c96846b0963ef668576cbecfc65c42ee|dead-url=no}}</ref><ref name="kompas">{{Cite news|last=Dewi|first=Retia Kartika|last2=Wedhaswary|first2=Inggried Dwi|date=|title=Awan Panas di Gunung Merapi, Simak Penjelasan BPPTKG|url=https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/07/145700665/awan-panas-di-gunung-merapi-simak-penjelasan-bpptkg|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2021-01-07|editor-last=Wedhaswary|editor-first=Inggried Dwi|archive-date=2022-07-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20220715205738/https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/07/145700665/awan-panas-di-gunung-merapi-simak-penjelasan-bpptkg|dead-url=no}}</ref> Guguran awan panas tersebut terjadi pada pukul 8:02 WIB menimbulkan gempa vulkanik dengan amplitudo maksimum 28 mm dan berdurasi 154 detik,<ref name=detik>{{Cite news|last=S.|first=Jauh Hari Wawan|title=Gunung Merapi Erupsi Pagi Ini, Muntahkan Awan Panas|url=https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-5324156/gunung-merapi-erupsi-pagi-ini-muntahkan-awan-panas|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id-ID|access-date=2021-01-07|date=2021-01-07|archive-date=2022-08-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20220817160320/https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-5324156/gunung-merapi-erupsi-pagi-ini-muntahkan-awan-panas|dead-url=no}}</ref> dan pada pukul 12:50 WIB dengan amplitudo maksimum 21 mm dan berdurasi 139 detik.<ref name=kompas/> Arah pergerakan material ke barat daya (hulu Kali Kuning sampai hulu Kali Krasak).
=== '''Aktivitas 2023''' ===
Sabtu tanggal 11 Maret 2023 pukul 12.12 WIB terjadi rentetan awan panas guguran di Gunung Merapi bersumber dari longsoran kubah lava barat daya. Hingga pukul 15.00 WIB siang ini, tercatat 21 kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal kurang lebih 4
Aktivitas erupsi saat ini terhitung masih tinggi; pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 19 kali ke arah barat daya (hulu Kali Boyong, Kali Bebeng dan Kali Sat/Putih) dengan jarak luncur maksimal 1.200 m. Suara guguran terdengar dari Pos Kaliurang dan Pos Babadan sebanyak 6 kali dengan intensitas kecil hingga sedang. Aktivitas vulkanik internal juga masih tinggi ditunjukkan oleh data seismisitas dan deformasi. Seismisitas internal seperti gempa vulkanik dalam (VTA) terjadi sebanyak 77 kejadian/hari, gempa vulkanik dangkal (VTB) 1 kejadian/hari, gempa Multifase (MP) 6 kejadian/hari, dan gempa guguran sebanyak 44 kejadian/hari. Sedangkan laju deformasi EDM RB1 sebesar 0.5
== Vegetasi ==
Baris 196:
== Juru kunci ==
Karena Gunung Merapi sangat disakralkan, [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat]] memiliki seorang [[juru kunci]] yang bertugas menjaga gunung dan melindungi masyarakat yang tinggal di bawahnya. Seorang [[abdi dalem]] [[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat|Keraton Yogyakarta]] ditunjuk langsung oleh Sultan untuk mengisi jabatan tersebut. Juru kunci Merapi saat ini adalah Mas Bekel Anom Suraksosihono, atau Mas Asih menggantikan ayahnya [[Mbah Maridjan]] yang meninggal dalam erupsi gunung Merapi pada tahun 2010.<ref>{{Cite news|title=Putra Mbah Maridjan Jadi Juru Kunci Merapi|url=http://nasional.news.viva.co.id/news/read/212799-putra-mbah-maridjan-jadi-juru-kunci-merapi|work=[[VIVA.co.id]]|accessdate=23 Februari 2017|date=2011-04-03|archive-date=2017-02-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20170223130320/http://nasional.news.viva.co.id/news/read/212799-putra-mbah-maridjan-jadi-juru-kunci-merapi|dead-url=no}}</ref>
== Rute pendakian ==
Baris 255:
|2={{en}} [http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-pacific-11627431 Galeri Letusan Merapi 2010]
}}
* {{id}} [http://www.nusinau.com/merapi/ Peta gunung merapi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230607185635/https://www.nusinau.com/merapi |date=2023-06-07 }} Peta Merapi disertai keterangan desa dan dusun serta radius zona aman; 5 km, 10 km, 15 km dan 20 km.
* {{id}} [http://www.vsi.esdm.go.id/gunungapiIndonesia/merapi/umum.html Informasi gunung di situs web Direktorat Vulkanologi Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080924191333/http://www.vsi.esdm.go.id/gunungapiIndonesia/merapi/umum.html |date=2008-09-24 }}
* {{id}} [http://merapi.combine.or.id Jaringan Informasi Lingkar Merapi (JALIN Merapi)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20181029232320/http://merapi.combine.or.id/ |date=2018-10-29 }}
* {{
* {{en}} [http://www.volcano.si.edu/world/volcano.cfm?vnum=0603-25= Informasi gunung di situs Institut Smithsonian] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070311035201/http://www.volcano.si.edu/world/volcano.cfm?vnum=0603-25= |date=2007-03-11 }}
* {{en}} [http://volcano.und.nodak.edu/vwdocs/volc_images/southeast_asia/merapi.html Informasi dan gambar] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060507185357/http://volcano.und.nodak.edu/vwdocs/volc_images/southeast_asia/merapi.html |date=2006-05-07 }}
* {{en}} [http://www.ipgp.jussieu.fr/~beaudu/merapi.html Informasi dan gambar] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070205031756/http://www.ipgp.jussieu.fr/~beaudu/merapi.html |date=2007-02-05 }}
{{Topik Yogyakarta}}
Baris 269 ⟶ 267:
{{Decade Volcanoes}}
{{authority control}}
{{DEFAULTSORT:Merapi, Gunung}}
[[Kategori:Gunung Merapi| ]]
[[Kategori:Gunung berapi di Indonesia|Merapi]]▼
[[Kategori:Gunung di Jawa Tengah|Merapi]]
[[Kategori:Gunung berapi di Yogyakarta]]
[[Kategori:DAS Progo]]
[[Kategori:DAS Solo]]
[[Kategori:DAS Opak]]
|