Gunung Agung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Roscoe x (bicara | kontrib)
k lihat juga dan category
k Mengembalikan suntingan oleh 114.122.166.188 (bicara) ke revisi terakhir oleh Veracious
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(193 revisi perantara oleh 98 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{untuk|toko buku|Toko Gunung Agung}}
Gunung Agung adalah gunung tertinggi di pulau Bali dengan ketinggian 3.142 mdpl. Gunung ini terletak di kecamatan Rendang Kab.Karangasem - Bali. Gunung Agung adalah gunung berapi tipe strato, gunung ini memiliki kawah yang sangat besar dan sangat dalam yang terkadang mengeluarkan asap dan uap air. Dari Pura Besakih gunung ini nampak dengan kerucut runcing sempurna, padahal puncak gunung ini memanjang dan berakhir pada kawah yang melingkar dan lebar.
{{Infobox mountain
| name = Gunung Agung
Dari puncak gunung Agung kita dapat melihat puncak Gunung Rinjani yang berada di pulau Lombok, meskipun kedua gunung tertutup awan karena kedua puncak gunung tersebut berada di atas awan. Pagi hari udara masih bersih sehingga kita dapat memandang gunung-gunung lainnya di pulau bali, menjelang siang badan dan puncak Gunung Agung diselimuti awan sepanjang hari.
| photo = Agung usgs.jpg
| photo_caption = Gunung Agung pada 1989
| elevation_m = 3.142
| elevation_ref = <ref name="peaklist">[http://www.peaklist.org/WWlists/ultras/indonesia.html "Mountains of the Indonesian Archipelago"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120125084231/http://www.peaklist.org/WWlists/ultras/indonesia.html |date=2012-01-25 }} Peaklist.org. Catatan: Beberapa sumber menyebutkan ketinggian yang berbeda mengenai gunung ini. [[Global Volcanism Program|GVP]] berpendapat bahwa ketinggian Gunung Agung adalah [http://www.volcano.si.edu/world/volcano.cfm?vnum=0604-02= 3.142 meter] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120924064112/http://www.volcano.si.edu/world/volcano.cfm?vnum=0604-02= |date=2012-09-24 }}. Peaklist.org memberikan penjelasan di catatan kakinya: ''Ketinggian Gunung Agung di beberapa situs web adalah 3.142 meter. Analisis dari data IFSAR dan data dari para pendaki menunjukkan bahwa ketinggian Gunung Agung adalah 3.031 meter.'' Diakses 2012-04-06.</ref><ref name="peakbagger">[http://www.peakbagger.com/peak.aspx?pid=11010 "Gunung Agung, Indonesia"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20171201041418/http://peakbagger.com/peak.aspx?pid=11010 |date=2017-12-01 }} Peakbagger.com. Diakses 2012-04-06.</ref>
| prominence_m = 3.142
| prominence_ref = <ref name="peaklist"/>
| listing = [[Ribu]]
| translation =
| location = [[Bali]], [[Indonesia]]
| topo =
| type = [[Stratovolcano]]
| age =
| last_eruption = 13 Juni 2019<ref>{{Cite news
|url=https://volcano.si.edu/showreport.cfm?doi=10.5479/si.GVP.BGVN201911-264020
|title=Agung 20180213/0420Z
|newspaper=MAGMA Indonesia
|language=en
|access-date=2018-02-16
|archive-date=2022-12-17
|archive-url=https://web.archive.org/web/20221217133207/https://volcano.si.edu/showreport.cfm?doi=10.5479/si.GVP.BGVN201911-264020
|dead-url=no
}}</ref>
| first_ascent =
| easiest_route = [[Pura Besakih]]
| photo_size = 300px
| topo_map = topomap
| map_image = <mapframe latitude="-8.3429" longitude="115.5072" zoom="11" width="300" height="300" align="center">
{
"type": "FeatureCollection",
"features": [
{
"type": "Feature",
"properties": {"marker-symbol":"mountain", "marker-color":"ffb100", "title":"Judul"},
"geometry": {
"type": "Point",
"coordinates": [ 115.5072, -8.3429 ]
}
}
]
}
</mapframe>
| map_caption = Lokasi Gunung Agung di Bali
| coords = {{Coord|-8.3429|115.5072|display=inline,title}}
| coords_ref = <ref name="Mapcarta">https://mapcarta.com/Mount_Agung</ref>
}}
'''Gunung Agung''' adalah [[gunung]] tertinggi di pulau [[Bali]] dengan ketinggian 3.142 mdpl. Gunung ini terletak di [[kecamatan Rendang]], [[Kabupaten Karangasem]], [[Bali]], [[Indonesia]]. [[Pura Besakih]], yang merupakan salah satu Pura terpenting di Bali, terletak di lereng gunung ini.
 
Gunung Agung adalah [[Gunung Berapi|gunung berapi]] tipe [[stratovolcano|strato]], gunung ini memiliki kawah yang sangat besar dan sangat dalam yang kadang-kadang mengeluarkan asap dan [[uap air]]. Dari Pura Besakih gunung ini tampak dengan kerucut runcing sempurna, tetapi sebenarnya puncak gunung ini memanjang dan berakhir pada kawah yang melingkar dan lebar.
Pendakian menuju puncak gunung ini dapat dimulai dari tiga jalur pendakian yaitu :
-Dari selatan adalah dari selat lewat sangkan kuasa.
-Dari tenggara ialah dari Budakeling lewat nangka
-Dari Barat daya yang merupakan jalur pendakian yang umum digunakan oleh para pendaki yaitu dari Pura Besakih.
 
Dari puncak gunung Agung kita dapat melihat puncak [[Gunung Rinjani]] yang berada di [[pulau Lombok]] di sebelah timur, meskipun kedua gunung tertutup awan karena kedua puncak gunung tersebut berada di atas awan, kepulauan Nusa Penida di sebelah selatan beserta pantai-pantainya, termasuk [[pantai Sanur]] serta gunung dan [[danau Batur]] di sebelah barat laut.
== Jalur Pura Besakih ==
 
== Catatan letusan ==
Jalur ini sering dipakai pendaki, selain melewati kompleks pura Besakih yang terkenal , kita akan melihat pemandangan yang sangat mengesankan disepanjang perjalanan. Disepanjang jalur ini tidak terdapat mata air sehingga pendaki harus membawa bekal air yang banyak. Menjelang batas hutan terakhir sebenarnya terdapat mata air yang disucikan oleh masyarakat, namun tidak boleh sembarang orang untuk ke sana.
=== 1710–11 ===
Pada Oktober 1710 sampai dengan Februari 1711, gunung agung diperkirakan meletus. Letusan ini menjadi letusan pertama yang tercatat dalam sejarah karena tercatat dalam lontar ''Babad Gumi'' (versi lontar Pusdok dan salinan [[Gedong Kirtya]] 719/3.Va), ''Babad Tusan'' (versi salinan Gedong Kirtya 4916/Va dan 1443.Va), dan ''Tattwa Batur Kalawasan'' (versi salinan Gedong Kirtya 6476/IIIb, 3049/IIIb, 3578/IIIb, 6789/IIIb)<ref>{{Cite web|date=2017-10-24|title=Mount Agung's 18th-Century Eruption|url=https://www.newmandala.org/mount-agungs-18th-century-eruption/|website=New Mandala|language=en-AU|access-date=2021-11-14|archive-date=2023-04-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20230401234025/https://www.newmandala.org/mount-agungs-18th-century-eruption/|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|last=Hägerdal|first=Hans|date=2006|title=Candrasangkala: The Balinese Art of Dating Events.|url=http://lnu.diva-portal.org/smash/get/diva2:206791/FULLTEXT01.pdf|website=lnu.diva-portal.org|access-date=1 Maret 2021|archive-date=2023-07-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20230717235654/https://lnu.diva-portal.org/smash/get/diva2:206791/FULLTEXT01.pdf|dead-url=no}}</ref>
{| class="wikitable"
!Tanggal
!Kejadian
|-
|21 Oktober 1710
|Aliran lava keluar
|-
|2 Desember 1710
|Debu berhamburan
|-
|12 Desember 1710
|Fase letusan
|-
|16 Desember 1710
|Letusan bebatuan disertai alirah lahar
|-
|1 Februari 1711
|Letusan piroklastik disertai alirah lahar
|}
 
Dalam lontar Babad Gumi tersebut tertulis;<ref name="NusaBali">{{Cite web|last=Bali|first=Nusa|title=Gunung Agung dalam Lontar Bali|url=https://www.nusabali.com/berita/19548/gunung-agung-dalam-lontar-bali|website=www.nusabali.com|language=EN|access-date=2021-03-01|archive-date=2021-11-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20211114055024/https://www.nusabali.com/berita/19548/gunung-agung-dalam-lontar-bali|dead-url=no}}</ref>
Perjalanan diawali dari pura puseh lewat pura plawangan ke pura telaga mas kemudian perjalanan dilanjutkan ke tirta dasar sampai di batas hutan terakhir atau dinamakan hutan pengubengan. Melewati kompleks pura jalanan tertata rapi, kemudian kita memasuki kawasan hutan yang agak landai sekitar 1/2 jam, selebihnya jalur terus menanjak.
{{Cquote|''Duk rikalaning bau mara maledos banyuedang ring Tulangkir, mili angaling sahing Tulangkir, tur amademang janma sahane ring desa Tulangkir dan saka wawengkan, telas kapademang antuk toyeedang punika wreh balabur agung, semalih kebus gamulak, wastan desa sane padem janma punika antuk toyeedang punika ring desa Bukit, Caukcuk, Bantas, Kayuaya, Kayupetak, Tanjung, Rijasa, Mandala, rauh ring toya Getas, Pagametan patih agung, sani punika jron Punggawa, minakadi kratone ring Tulangkir, tur bale agunge irika ring Tulangkir mabiseka I Gusti Ngurah Baleagung, sentanan I Gusti Tan Kundur [Mundur], Wesya Majalangu, kari magantulan preputran anake agung tigang diri, rarude dados malinggih ring desa Pangaruhan, raris kawinastanan desa Kalipaksa, muah desa Kalisada desa Tukad Sumaga, wireh pecak seson anyudang kala kali, punika kasuratang antuk sang prabu ring Blangbangan, rusake punika rikala lemah, tenghah ng’we, ring dina Surya Gni, wara Ugu, titi tanggal ping 3, Palguna masa, isaka siki guna karange awani, 1651 [1633?]''}}
 
Pada tahun itu, air panas sampai merusak desa-desa seperti Desa Bukit, Caukcuk, Bantas, Kayuaya, Kayupetak, Tanjung, [[Rejasa, Penebel, Tabanan|Rijasa]], Mandala, Pagametan ([[Gerokgak, Buleleng|Gerogak]], Buleleng), serta wilayah lainnya seperti [[Danau Tamblingan|Tamblingan]].<ref name="NusaBali"/>
Jalur yang dilewati sempit dengan sisi kiri kanan jurang, jalur ini terdiri dari tanah bercampur pasir dan kerikil sehingga sangat licin, bila hujan jalur akan semakin parah. Terdapat banyak tanjakan terjal melalui akar-akar pohon dengan berpegangan menggunakan akar. Dalam kawasan hutan ini jalur sempit sehingga bila berjumpa dengan pendaki lain harus minggir, juga hampir tidak ada tempat yang cukup luas untuk membuka tenda. Itulah sebabnya para pendaki sangat mengganggu masyarakat yang sedang mengadakan upacara di gunung. Menjelang batas akhir hutan jalur berupa pasir yang sangat licin dan mudah merosot.
 
=== 1808 ===
Perkemahan dapat dilakukan pada ketinggian 2500 meter atau setelah 5 jam pendakian melalui kawasan hutan. Di sini menjadi batas akhir hutan dan jalur agak lega dan terdapat tempat yang sedikit terbuka. Banyak terdapat monyet yang pemalu, mereka mengikuti pendaki namun tidak berani mendekat, berbeda dengan monyet di gunung Rinjani yang sangat berani dan mengganggu pendaki. Di siang hari tampak monyet-monyet bermain-main di lereng-lereng yang sangat terjal. Dari titik ini pendaki dapat melakukan point atau terus mendaki selama 3 jam sampai ke puncak kawah gunung Agung sebelah tenggara.
Pada tahun itu Gunung Agung melontarkan abu dan batu apung dengan jumlah luar biasa.<ref name="kumparan"/>
 
=== 1821 ===
Jalur berikutnya berupa tebing curam dengan batu-batu besar, pendaki harus merangkak dan memanjat tebing ini, pendaki harus mencari sendiri sisi tebing yang mana yang nyaman dipanjat. Selain sangat curam juga sangat berbahaya karena dibawahnya batu-batu besar siap menyambut kita bila sampai tergelincir kebawah, bisa-bisa pendaki akan menggelinding ke jurang yang lebih dalam lagi.
Gunung Agung meletus lagi. Letusannya disebut normal tetapi tak ada keterangan terperinci. Letusannya juga dinilai tak sedahsyat letusan pada tahun 1808.<ref name="kumparan">{{Cite news|title=Sejarah Letusan Gunung Agung dari Masa ke Masa|url=https://kumparan.com/kumparannews/sejarah-letusan-gunung-agung-dari-masa-ke-masa|work=[[Kumparan (situs web)|Kumparan]]|language=id-ID|access-date=2021-07-23|last=Duhita|first=Sattwika|archive-date=2022-01-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20220117183037/https://kumparan.com/kumparannews/sejarah-letusan-gunung-agung-dari-masa-ke-masa|dead-url=no}}</ref>
 
=== 1843 ===
Setelah berhasil memanjat tebing, meskipun tanpa peralatan panjat tebing, kita akan disambut oleh lereng terjal dan tandus. Disini pendaki harus merangkak mendaki ke atas karena keterjalannya yang sangat curam. Pendaki akan tertipu seolah-olah disinilah puncak gunung agung, setelah bersusah payah memanjat tebing ini pendaki akan kecewa karena setelah sampai di puncak tebing tampak menjulang tinggi bukit pasir dan batuan yang jauh lebih tinggi dan lebih berbahaya.
Gunung Agung meletus lagi pada tahun 1843, didahului sejumlah gempa bumi, kemudian memuntahkan abu vulkanik, pasir, dan batu apung<ref name="kumparan"/> sebagaimana dicatat dalam laporan oleh [[Heinrich Zollinger]]:
{{quote|text="Setelah lama tidak aktif, tahun ini gunung itu mulai hidup kembali. Pada hari-hari pertama kegiatan, guncangan gempa terasa setelah itu diikuti dengan keluarnya abu, pasir dan batu."<ref>{{cite web |url=http://www.volcanolive.com/agung.html |title=Agung Volcano |author=John Seach |publisher=Volcano Live |access-date=27 November 2017 |archive-date=2012-06-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120623162849/http://www.volcanolive.com/agung.html |dead-url=no }}</ref>}}
Puncak tertinggi berada di sebelah barat daya, yakni sebuah bukit berbatu yang tandus dari batu gunung berapi yang runcing. Untuk menuju kawah Gunung Agung kita melewati beberapa puncak gunung yang berpasir dan jalur sangat sempit dan memanjang. Jalur ini sangat curam dan berbahaya, lebih-lebih jika ada angin kencang dan badai akan semakin membahayakan pendaki.
 
=== 1963 ===
Kawah gunung agung lebar melingkar dan sangat curam disisi luar, dan tegak lurus kecuramannya di sisi dalam kawah. Setiap tahun diadakan upacara dengan sesaji kerbau yang diceburkan ke dalam kawah melewati jalur selat ( sisi selatan ), karena tidak mungkin untuk melalui jalur Pura Besakih. Pendaki bisa berjalan di sepanjang sisi kawah untuk menuju jalur pendakian yang lain.
{{utama|Letusan Gunung Agung 1963}}
Tidak terdapat pos khusus untuk para pendaki, namun pendaki wajib melaporkan diri di kantor polisi di pintu gerbang Pura Besakih. Untuk kelengkapan surat-surat sebaiknya siapkan surat jalan dari sekolah/kampus atau RT/RW. Tidak dikenakan biaya administrasi tetapi sebaiknya kita memberi secara suka rela. Kita dapat juga bermalam di pos polisi ini jika kemalaman pada saat turun gunung. Tidak banyak informasi yang dapat diperoleh dari petugas (polisi) tentang gunung, kecuali catatan kecelakaan yang terjadi di Gunung. Bila hendak menyewa ranger (guide) biayanya berkisar Rp.400.000,- Dari para guide lokal inilah informasi tentang gunung baru bisa diperoleh.
 
Gunung Agung meletus pada Februari 1963 hingga Januari 1964.<ref>{{Cite news|url=http://wartakota.tribunnews.com/2017/09/14/tahun-1963-gunung-agung-meletus-selama-1-tahun-ini-kronologinya|title=Tahun 1963 Gunung Agung Meletus selama 1 Tahun, Ini Kronologinya|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|access-date=2017-09-24|last=TIS|first=Fred Mahatma|language=id|archive-date=2021-11-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20211122190155/https://wartakota.tribunnews.com/2017/09/14/tahun-1963-gunung-agung-meletus-selama-1-tahun-ini-kronologinya|dead-url=no}}</ref> Pada 18 Februari 1963, penduduk lokal mendengar suara letusan keras dan melihat asap tebal keluar secara vertikal dari puncak Gunung Agung. Letusan ini mengeluarkan abu panas dan gas setinggi hampir 20.000 meter. Material ini sampai mengurangi sinar matahari dan membuat suhu udara di lapisan [[stratosfer]] turun 6&nbsp;°C (10.8&nbsp;°F). Pada tahun 1963-1966, rata-rata suhu di bumi bagian utara sampai turun 0.4&nbsp;°C. Abu [[belerang]] dari erupsi gunung ini beterbangan keseluruh dunia dan jejaknya sampai terlihat sebagai [[Asam sulfat|sulfur acid]] di dalam lapisan es di [[Greenland]].<ref>The Earth Machine: The Science of a Dynamic Planet, Edmond A. Mathez,James D. Webster, p.117</ref>
Agar selamat sebaiknya pendaki singgah di pura untuk berdoa, pantangan bagi pendaki agar tidak membawa daging sapi dalam bentuk apapun. Pada saat ada upacara besar biasanya pendaki dilarang naik karena menurut kepercayaan dan pengalaman masyarakat setempat biasanya sering terjadi kecelakaan pada saat ada upacara besar.
 
Pada 24 Februari 1963, lava mulai mengalir turun dari bagian [[utara]] gunung. [[Lava]] terus mengalir selama 20 hari dan mencapai kejauhan hingga 7&nbsp;km.
Pendakian menuju puncak gunung agung ini akan melewati tempat-tempat ibadah orang bali, sehingga bagi para pendaki yang ketika akan mendaki mendapati upacara keagamaan disarankan agar menunda pendakiannya untuk menghormati ritual keagamaan tersebut. Disamping itu jalur yang dilalui sempit apa bila berjumpa dengan iring-iringan masyarakat yang hendak mengadakan upacara di gunung, ke beradaan para pendaki sangat mengganggu perjalanan mereka yang membawa berbagai sesaji. Selain itu pantangan lain untuk mendaki gunung ini adalah, membawa makanan yang berasal dari daging sapi, atau barang dan peralatan yang terbuat dari kulit sapi. Dilarang membawa perhiasan yang terbuat dari emas. Bagi perempuan yang sedang datang bulan dilarang keras untuk mendaki. Gunung ini tidak tertutup bagi orang asing.
 
Pada [[17]] [[Maret]] [[1963]], Gunung Agung meletus dengan Indeks Letusan sebesar VEI 5 (setara letusan [[Gunung Vesuvius]]) dan kembali meletus pada tanggal 17 Mei 1963. Jumlah kematian yang disebabkan seluruh proses letusan Gunung Agung mencapai 1.148 orang dengan 296 orang luka-luka.<ref>{{Cite journal|last=Zen|first=M. T.|last2=Hadikusumo|first2=Djajadi|date=1964-12-01|title=Preliminary report on the 1963 eruption of Mt.Agung in Bali (Indonesia)|url=http://adsabs.harvard.edu/abs/1964BVol...27..269Z|journal=Bulletin of Volcanology|volume=27|pages=269–299|doi=10.1007/BF02597526|issn=0258-8900|access-date=2017-09-24|archive-date=2019-05-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20190518024230/http://adsabs.harvard.edu/abs/1964BVol...27..269Z|dead-url=no}}</ref>
== Lihat juga ==
 
Letusan ini dicatat oleh Ida Pedanda Made Sidemen dalam kolopon lontar ''‘Pūjā Pañambutan’'' yang disalinnya dengan ''pangéling-éling'' (pesan pengingat) tentang letusan Gunung Agung tahun 1963, yang diikuti kekacauan politik tahun 1965.<ref name="NusaBali"/>
 
=== 2017 ===
{{utama|Letusan Gunung Agung 2017–2019}}
[[Berkas:Mount Agung, November 2017 eruption - 27 Nov 2017 02.jpg|jmpl|Gunung Agung pada 27 November 2017]]
Pada bulan September 2017, peningkatan aktivitas gemuruh dan seismik di sekitar gunung berapi menaikkan status normal menjadi waspada dan sekitar 122.500 orang dievakuasi dari rumah mereka di sekitar gunung berapi.<ref>{{cite news|title=Indonesian official: More than 120,000 flee Bali volcano|url=http://www.foxnews.com/world/2017/09/28/indonesian-official-more-than-120000-flee-bali-volcano.html|accessdate=28 September 2017|work=Fox News|date=28 September 2017|archive-date=2017-09-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20170928110300/http://www.foxnews.com/world/2017/09/28/indonesian-official-more-than-120000-flee-bali-volcano.html|dead-url=no}}</ref> [[Badan Nasional Penanggulangan Bencana]] mendeklarasikan zona eksklusi sepanjang 12 kilometer di sekitar gunung berapi tersebut pada tanggal 24 September.<ref>{{cite web|url=http://www.theaustralian.com.au/news/world/thousands-evacuated-as-bali-volcano-sparks-fear/news-story/7a323056f5e512345575a14cf4e1f213|title=Thousands evacuated as Bali volcano sparks fear|date=24 September 2017|agency=[[The Australian]]}}</ref>
 
Pada tanggal 18 September 2017, status Gunung Agung dinaikkan dari Waspada menjadi Siaga. Evakuasi berkumpul di balai olahraga dan bangunan masyarakat lainnya di sekitar [[Klungkung]], [[Karangasem]], [[Buleleng]] dan daerah lainnya.<ref>{{Cite news|url=http://ubudhood.com/mount-agung-facts/|title=Mount Agung: facts about Bali's imminent volcano eruption|date=September 23, 2017|work=UbudHood|access-date=November 1, 2017|language=en-US|archive-date=2017-10-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20171008165609/http://ubudhood.com/mount-agung-facts/|dead-url=no}}</ref> Stasiun pemantau tersebut berlokasi di Tembuku, Rendang, Kabupaten Karangasem, dimana intensitas dan frekuensi tremor dipantau untuk tanda-tanda letusan yang akan terjadi.<ref>{{Cite news|url=http://www.abc.net.au/news/2017-09-25/how-do-experts-know-mount-agung-is-about-to-erupt/8985974|title=How do experts know Mount Agung is about to erupt?|date=September 25, 2017|work=ABC News Australia|access-date=November 1, 2017|archive-date=2017-11-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20171101012811/http://www.abc.net.au/news/2017-09-25/how-do-experts-know-mount-agung-is-about-to-erupt/8985974|dead-url=no}}</ref>
 
Pada tanggal 22 September 2017, status Gunung Agung dinaikkan dari Siaga menjadi Awas. Daerah tersebut mengalami 844 gempa vulkanik pada tanggal 25 September, dan 300 sampai 400 gempa bumi pada tengah hari pada tanggal 26 September. Ahli seismologi telah khawatir dengan kekuatan dan frekuensi insiden karena telah mengambil lebih sedikit gunung berapi serupa untuk meletus.<ref>{{Cite news|url=http://www.theguardian.com/world/2017/sep/26/bali-volcano-eruption-seismic-activity-mount-agung|title=Bali volcano eruption could be hours away after unprecedented seismic activity|last=Lamb|first=Kate|date=2017-09-26|work=The Guardian|access-date=2017-09-26|language=en-GB|issn=0261-3077|archive-date=2017-11-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20171128064014/https://www.theguardian.com/world/2017/sep/26/bali-volcano-eruption-seismic-activity-mount-agung|dead-url=no}}</ref>
 
Pada akhir Oktober 2017, status diturunkan dari Awas menjadi Siaga. Aktivitas gunung berapi tersebut menurun secara signifikan, yang menyebabkan turunnya status darurat tertinggi pada 29 Oktober.
 
Ada letusan freatik kecil yang dilaporkan pada 21 November 2017, pukul 17.05 WITA dengan kolom [[abu vulkanik]] mencapai {{Convert|3842|m|ft}} di atas permukaan laut.<ref>{{Cite web |url=https://magma.vsi.esdm.go.id/vona/display?noticenumber=2017AGU15 |title=VONA |access-date=2017-11-27 |archive-date=2018-06-30 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180630000620/https://magma.vsi.esdm.go.id/vona/display?noticenumber=2017AGU15 |dead-url=yes }}</ref> Ribuan orang segera melarikan diri dari wilayah tersebut,<ref>{{Cite news|url=http://www.bbc.com/news/world-asia-42070362|title=Bali's Mount Agung volcano erupts|date=2017-11-21|work=BBC News|access-date=2017-11-21|language=en-GB|archive-date=2017-11-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20171128112711/http://www.bbc.com/news/world-asia-42070362|dead-url=no}}</ref> dan lebih dari 29.000 pengungsi sementara dilaporkan tinggal di lebih dari 270 lokasi di dekatnya.<ref>Buletin berkala diposkan di [https://www.bnpb.go.id/ situs Badan Nasional Penanggulangan Bencana] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20171125040701/https://www.bnpb.go.id/ |date=2017-11-25 }}.</ref>
 
Sebuah erupsi [[magma]]tik dimulai pada Sabtu, 25 November 2017.<ref name="vd-25-11-17">{{Cite news|url=https://www.volcanodiscovery.com/agung/news/66181/Gunung-Agung-volcano-Bali-Indonesia-eruption-has-begun.html|title=Gunung Agung volcano (Bali, Indonesia): eruption has begun|date=2017-11-25|work=Volcano Discovery|access-date=2017-11-26|language=en-GB|archive-date=2017-12-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20171201032259/https://www.volcanodiscovery.com/agung/news/66181/Gunung-Agung-volcano-Bali-Indonesia-eruption-has-begun.html|dead-url=no}}</ref> Letusan dahsyat yang dihasilkan dilaporkan meningkat sekitar 1,5–4&nbsp;km di atas kawah puncak, melayang ke arah selatan dan membersihkan daerah sekitar dengan lapisan gelap abu tipis, yang menyebabkan beberapa maskapai penerbangan membatalkan penerbangan menuju Australia dan Selandia Baru. Tingkat bahaya resmi tetap di 3, dengan penduduk disarankan untuk tinggal 7,5&nbsp;km jauhnya dari kawah. Sejauh ini letusannya tampak moderat, dengan kemungkinan letusan lebih intensif dalam waktu dekat. Cahaya jingga kemudian diamati di sekitar kawah di malam hari, menunjukkan bahwa magma segar memang telah sampai ke permukaan. Pada 26 November 2017, pukul 23:37 WITA, sebuah letusan kedua terjadi. Ini adalah letusan kedua yang meletus dalam waktu kurang dari seminggu.<ref name="vd-25-11-17" />
 
=== 2018 ===
{{utama|Letusan Gunung Agung 2017–2019}}
Pada 10 Maret 2018, [[Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi]] ( PVMBG) menurunkan status Gunung Agung, Karangasem, dari level IV (Awas) menjadi level III (Siaga). Perubahan status ini diumumkan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) [[Ignasius Jonan]].<ref>[https://regional.kompas.com/read/2018/02/10/13020161/pvmbg-turunkan-status-gunung-agung-jadi-siaga PVMBG turunkan status Gunung Agung Jadi Siaga] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20211017103658/https://regional.kompas.com/read/2018/02/10/13020161/pvmbg-turunkan-status-gunung-agung-jadi-siaga |date=2021-10-17 }}, "Kompas.com", 10 Maret 2018</ref>
 
Pada 11 April 2018 pukul 09.04 WITA, Gunung Agung kembali menyemburkan abu vulkanik setinggi 500 meter. Kolom asap dan abu berwarna kelabu terlihat condong ke arah barat daya.<ref>[https://regional.kompas.com/read/2018/04/11/15110221/gunung-agung-kembali-semburkan-abu-vulkanik-setinggi-500-meter Gunung Agung Kembali Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 500 meter] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230721132313/https://regional.kompas.com/read/2018/04/11/15110221/gunung-agung-kembali-semburkan-abu-vulkanik-setinggi-500-meter |date=2023-07-21 }}, "Kompas.com", 11 April 2018</ref>
 
Pada 28 Juni 2018 pukul 10.30 WITA, Gunung Agung mengeluarkan asap hingga Jumat dini hari yang menyebabkan hujan abu di bagian barat hingga barat daya dan menyebabkan [[Bandar Udara Internasional Ngurah Rai]], [[Bandar Udara Banyuwangi]] dan Bandar Udara Jember resmi ditutup sejak Jumat pukul 03.00 WITA hingga 19.00 WITA menyusul hembusan Gunung Agung yang terus menerus mengeluarkan asap dan abu vulkanik.<ref>[https://regional.kompas.com/read/2018/06/29/09381881/erupsi-gunung-agung-bandara-banyuwangi-dan-jember-tutup Erupsi Gunung Agung Bandara Banyuwangi dan Jember Tutup] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20221004132302/https://regional.kompas.com/read/2018/06/29/09381881/erupsi-gunung-agung-bandara-banyuwangi-dan-jember-tutup |date=2022-10-04 }}, "Kompas.com", 29 Juni 2018</ref>
 
Pada 2 Juli 2018 pukul 21.04 WITA, Gunung Agung kembali meletus. Kali ini dengan melontarkan lahar dengan radius 2&nbsp;km. Erupsi terjadi secara strombolian dengan suara dentuman. Istilah tipe [[Letusan stromboli|strombolian]] diambil dari kata ''stromboli'', nama gunung api di pulau [[Stromboli]] Italia yang terletak di Laut Thyrene, [[Mediterania]]. Ciri-ciri erupsi strombolian yakni adanya erupsi-erupsi kecil dari gas dan fragmen-fragmen atau serpihan magma. Dalam laporan PVMBG Kementerian ESDM, erupsi Gunung Agung terjadi pada 2 Juli dan 3 Juli 2018 pukul 04.13 Wita. Tinggi kolom abu pada letusan malam itu teramati ±2.000 m di atas puncak (±5.142 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.<ref>[https://news.detik.com/berita/4094922/gunung-agung-meletus-lava-terlontar-2-km-dan-membakar-hutan Gunung Agung Meletus Lava Terlontar 2 km dan Membakar Hutan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190528021709/https://news.detik.com/berita/4094922/gunung-agung-meletus-lava-terlontar-2-km-dan-membakar-hutan |date=2019-05-28 }}, "detik.com", 3 Juli 2018.</ref><ref>[https://news.detik.com/berita/4095038/erupsi-gunung-agung-berjenis-strombolian-apa-itu Erupsi Gunung Agung Berjenis Strombolian] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180703050713/https://news.detik.com/berita/4095038/erupsi-gunung-agung-berjenis-strombolian-apa-itu |date=2018-07-03 }}, "detik.com", 3 Juli 2018.</ref> Status Gunung Agung tetap berada di level 3 atau siaga dengan radius bahaya 4 kilometer dari kawah.
 
== Kepercayaan masyarakat ==
Masyarakat [[Hindu]] Bali percaya bahwa Gunung Agung adalah tempat bersemayamnya [[Dewa|dewa-dewa]], dan juga mempercayai bahwa di gunung ini terdapat istana dewata. Karena itu, masyarakat Bali menjadikan tempat ini sebagai tempat kramat yang disucikan. [[Pura Besakih]] yang berada di kaki Gunung Agung juga luput dari aliran lahar letusan Gunung Agung yang terjadi pada 1963. Masyarakat percaya bahwa letusan Gunung Agung pada 1963 merupakan peringatan dari Dewata. Dalam catatan sejarah, Pura Besakih dan Gunung Agung menjadi fondasi awal terciptanya masyarakat Bali. Mengutip buku ''Custodian of the Sacred Mountains: Budaya dan Masyarakat di Pulau Bali'' karya Thomas A Reuter, menuturkan bahwa [[Markandeya|Maharesi Markandeya]], orang pertama yang memimpin pelarian Majapahit ke Bali, baru berhasil menetap di Bali datang ke kaki Gunung Agung. Sebelumnya, gelombang eksodus yang dipimpin Markandeya berjumlah 800 orang sebagian besar tewas akibat wabah penyakit.<ref>{{Cite web |url=https://kumparan.com/ardhana-pragota/keagungan-makna-gunung-agung-dalam-budaya-masyarakat-bali?ref=body&type=bcjugal |title=Salinan arsip |access-date=2017-09-25 |archive-date=2020-11-19 |archive-url=https://web.archive.org/web/20201119050016/https://kumparan.com/ardhana-pragota/keagungan-makna-gunung-agung-dalam-budaya-masyarakat-bali?ref=body&type=bcjugal |dead-url=no }}</ref>
 
== Jalur pendakian ==
[[Berkas:Bali Mts Agung and Batur.jpg|jmpl|225px|Gunung Agung (kiri) adalah titik tertinggi di Bali]]
Pendakian menuju puncak gunung ini dapat dimulai dari tiga jalur pendakian yaitu:
* [[Selatan]]: dari kecamatan Selat kabupaten Karangasem dengan basecamp di Pura Pasar Agung lewat pasar Selat.
* [[Tenggara]]: dari Budakeling lewat Nangka
* [[Barat Daya]]: jalur pendakian yang umum digunakan, dari [[Pura Besakih]] kecamatan Rendang, kabupaten Karangasem. Karena banyak peristiwa kecelakaan dan hilangnya beberapa pendaki, maka sejak Mei 2009 setiap pendakian Gunung Agung lewat Sebudi maupun Besakih, karangasem diharuskan memakai jasa pemandu dengan tarif yang telah ditentukan.
** Dari Pura Pasar Agung, Selat: perjalanan <u>+</u> 4 jam hingga puncak (2.850 m)
** Dari [[Pura Besakih]], Rendang: perjalanan <u>+</u> 6 jam hingga puncak (3.142 m)
Bagi Setiap Pendaki disarankan tidak membawa makanan berbahan sapi karena area gunung ini sangat disucikan.
 
== Daerah Aliran Sungai ==
Gunung Agung juga merupakan kawasan hulu bagi beberapa sungai di sekitarnya. Setidaknya terdapat sekitar 11 [[daerah aliran sungai]] dimana dua terbesar adalah DAS Tukad Unda dengan luas {{Convert|232|km2|mi2|abbr=on}} dan DAS Tukad Sringin dengan luas {{cvt|82|km2}}, kemudian berikutnya adalah DAS Tukad Nyuling {{cvt|72|km2}} dan DAS Tukad Bangka {{cvt|54|km2}}. DAS Tukad Sringin dan DAS Tukad Bangka (DAS Canggah) masing-masing aliran utamanya bermuara menuju pesisir utara pulau Bali di wilayah perairan laut Bali, sedangkan DAS Tukad Unda dan DAS Tukad Nyuling masing-masing aliran utamanya bermuara menuju pesisir selatan pulau Bali di wilayah perairan selat Badung dan selat Lombok.<ref>{{Cite web|last=WebGIS|first=MenLHK|title=Peta Interaktif|url=http://webgis.menlhk.go.id/|language=id}}</ref><ref name=":0">{{Cite web|last=Hukum Online|first=|title=Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.511/MENHUT-V/2011|url=https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/v2/lt4f2f760d2fff3/keputusan-menteri-kehutanan-nomor-sk511menhutv2011-tahun-2011|language=id}}</ref><ref name=":1">{{Cite web|last=SDA|first=PU|title=Wilayah Administrasi|url=https://sda.pu.go.id/balai/bwsbalipenida/profil/wilayahadmin|website=Balai Wilayah Sungai Bali Penida|language=id}}</ref>
 
Seluruh daerah aliran sungai di Bali termasuk Nusa Penida dan pulau-pulau kecil lainnya dikelola oleh BPDASHL Unda Anyar, UPT dibawah DitJen PDASRH, Kementerian LHK, juga dalam satuan Wilayah Sungai Bali Penida dibawah otoritas BWS Bali Penida, UPT dibawah DitJen SDA, Kementerian PUPR <ref name=":0" /><ref name=":1" />
 
== Lihat pula ==
* [[:Kategori:BPDAS Unda Anyar|BPDAS Unda Anyar]]
* [[:Kategori:DAS Bali|Daerah aliran sungai di Bali]]
* [[Daftar daerah aliran sungai di Indonesia|Daftar daerah aliran sungai (DAS) di Indonesia]]
* [[Daftar gunung di Indonesia]]
* [[Wilayah sungai|Wilayah sungai (WS) dan pembagiannya di Indonesia]]
 
== Galeri ==
 
<gallery mode="packed-overlay" heights="200">
Berkas:Gunung Agung Amed.jpg|Pemandangan Gunung Agung dari Desa Amed, Karangasem
Berkas:Mount Agung from the east.jpg|Gunung Agung dari bagian timur Bali
Berkas:Mount Agung 2009-01-02 (3380873156).jpg|Gunung Agung dilihat dari Timur
</gallery>
 
== Referensi ==
=== Catatan kaki ===
{{reflist}}
 
=== Bibliografi ===
* {{cite book
| last = Pringle
| first = Robert
| authorlink = Robert Pringle (diplomat)
| title = [[Bali: Indonesia's Hindu Realm]]; A short history of
| publisher = [[Allen & Unwin]]
| series = Short History of Asia Series
| year = 2004
| doi =
| isbn = 1-86508-863-3
|ref=harv
}}
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.grapala.org/litagung1.html Gunung Agung] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20051213011210/http://www.grapala.org/litagung1.html |date=2005-12-13 }}
* [https://www.mongabay.co.id/2022/11/18/banjir-dan-longsor-tanda-peringatan-kerusakan-daerah-hulu-di-bali/ Banjir dan Longsor, Tanda Peringatan Kerusakan Daerah Hulu di Bali]
{{Gunung di Indonesia}}
 
{{DEFAULTSORT:Agung, Gunung}}
[[Category:Gunung di Indonesia]]
[[Kategori:Gunung di Bali]]
[[Kategori:Gunung berapi di Bali]]
[[Kategori:DAS Tukad Unda]]
[[Kategori:DAS Tukad Nyuling]]
[[Kategori:DAS Tukad Sringin]]
[[Kategori:Gunung berapi aktif di Indonesia]]