| image = File:Suci_Wati.jpg
| alt =
| caption = Suci WatiSuciwati pada tahun 2019
| birth_name =
| birth_date = {{Birth date and age|1968|3|28}}
| birth_place = [[Kota Malang|Malang]], [[Jawa Timur]], Indonesia
| death_date = <!-- {{Death date and age|YYYY|MM|DD|YYYY|MM|DD}} (tanggal meninggal diikuti tanggal lahir) -->
| death_place =
| nationality = [[Indonesia]]
| other_names =
| known_for = Aktivis hak asasi manusia
| occupation =
| spouse = {{marriage|[[Munir Said Thalib]]|1996|2004|reason=died}}
| partner =
| children = {{ubl|2
* Soultan Alif Allende
* Diva Suukyi Larasati}}
}}
'''Suciwati''' ({{lahirmati|[[Malang]]|28|3|1968}})<ref name="merdeka.com">{{cite web |url=http://www.merdeka.com/khas/saya-tagih-sampai-mati-penuntasan-kasus-munir-wawancara-suciwati-1.html |title=Saya tagih sampai mati penuntasan kasus Munir |trans-title= |author= |date= |work=merdeka.com |publisher= |accessdate=2016-02-01 |language= |quote= |archivedate= |archiveurl= |dead-url=no}}</ref> adalah seorang aktivis hak asasi manusia Indonesia dan istri dari [[Munir Said Thalib]]. Ia mendirikan [[Museum Omah Munir]] pada tahun 2013 untuk mengenang perjuangan Munir dalam membela hak asasi manusia. Suciwati juga merupakan penggagas kampanye "Menolak Lupa", sebuah gerakan yang bertujuan untuk mengingatkan masyarakat Indonesia tentang kontribusi Munir dalam memperjuangkan keadilan dan hak asasi manusia di Indonesia.
'''Suciwati''' ({{lahirmati|[[Malang]]|28|3|1968}})<ref name="merdeka.com">{{cite web |url=http://www.merdeka.com/khas/saya-tagih-sampai-mati-penuntasan-kasus-munir-wawancara-suciwati-1.html |title=Saya tagih sampai mati penuntasan kasus Munir |trans-title= |author= |date= |work=merdeka.com |publisher= |accessdate={{date|February 1, 2016}} |language= |quote= |archivedate= |archiveurl= |dead-url=no}}</ref> merupakan anak keempat dari lima bersaudara dari Sudarmun dan Sulastri. Ia adalah seorang aktivis Hak Asasi Manusia, serta istri dari [[Munir Said Thalib]], seorang aktivis Hak Asasi Manusia yang tewas diracun dalam perjalan ke [[Amsterdam]], [[Belanda]] pada tanggal [[7 September]] [[2004]].<ref name="Kompas.com">{{cite web |url=http://nasional.kompas.com/read/2014/12/01/14535371/Suciwati.Setelah.Munir.Berpulang |title=Suciwati Setelah Munir Berpulang... |trans-title= |author= |date= |work=kompas.com |publisher= |accessdate={{date|February 1, 2016}} |language= |quote= |archivedate= |archiveurl= |dead-url=no}}</ref> Munir tewas diracun pada saat melakukan perjalanan dengan pesawat [[Garuda Indonesia]] nomor penerbangan GA 974 ke [[Amsterdam]], [[Belanda]] untuk melanjutkan studi S2 bidang hukum humaniter di [[Universitas Utrecht]].<ref name="News Liputan6.com">{{cite web|author=|date=|title=7-9-2004: Aktivis HAM Munir Meninggal Diracun Arsenik|url=http://news.liputan6.com/read/2311041/7-9-2004-aktivis-ham-munir-meninggal-diracun-arsenik|work=liputan6.com|publisher=|language=|trans-title=|archiveurl=|archivedate=|dead-url=no|accessdate={{date|February 1, 2016}}|quote=7 September 2004, atau tepat 11 tahun lalu, Munir meninggal dunia dalam perjalanan di pesawat menuju Belanda. Perjalanan Munir ke Negeri Kincir Angin itu untuk melanjutkan studi S2 di Universitas Utrecht, Belanda.}}</ref> Sejak peristiwa tersebut, Suciwati terus berusaha untuk mencari tahu pelaku pembunuhan Munir sebenarnya.<ref name="merdeka.com" /><ref name="poty-2008-Suciwati.pdf">{{cite web|author=|date=|title=POTY'08 hal 2-3 - poty-2008-Suciwati.pdf|url=http://poty.sindonews.com/dokumen/poty-2008-Suciwati.pdf|work=sindonews.com|publisher=|language=|trans-title=|archiveurl=https://web.archive.org/web/20181231144107/http://poty.sindonews.com/dokumen/poty-2008-Suciwati.pdf|archivedate=2018-12-31|dead-url=yes|accessdate={{date|February 1, 2016}}|quote=Sejak awal saya juga tahu hanya kegelapan yang akan saya temui.Tapi apakah saya harus diam saja? Tidak. Sekecil apa pun saya harus melakukan sesuatu. Ini harus terus-menerus kita suarakan. Kalau mau berubah, harus terus bicara.}}</ref>
== Kehidupan pribadi ==
Suciwati adalah lulusan [[IKIP]] Negeri Malang Jurusan Sastra Indonesia. Ia pernah engajarmengajar di MIN Malang I yang beralamat di Jalan Bandung, Malang. serta setelahSetelah lulus kuliah, ia sempat mengajar di SMA Swasta Cokroaminoto Malang. Setelah mendengar keluhan teman-teman masa kecilnya atas pelecehan yang terjadi ditempatdi tempat kerja mereka, Suciwati memutuskan keluar dari profesi guru terjundan langsung masuk jadimenjadi buruh. DipabrikDi pabrik itu, Suciwati mengorganisir buruh dan sesudahnya berhasil mendirikan PUK SPSI disana dan sejak itu dia terjun mengadvokasi buruh jauh sebelum bertemu dengan suaminya, Munir. DiruangSuciwati aktifismebertemu buruhdengan Munir di Malangkegiatan yangaktivisme akhirnyaburuh mempertemukandi merekaMalang.
Suciwati menikah dengan aktivis Munir Said Thalib pada tahun 1996. Mereka mempunyai dua anak, yang pertama seorang putra bernama Soultan Alif Allende (lahir pada 12 Oktober 1998), dan yang kedua seorang putri bernama Diva Suukyi Larasati (lahir pada 18 Juli 2002).
== Aktivisme ==
Gelisah dalam pergumulan melihat ketidak adilanketidakadilan dari cerita teman sekampung Suci yang menjadi buruh dipabrikdi pabrik garmentgarmen dekat kampung mereka, ia memutuskan keluar dari profesi guru menjadi buruh pada tahunOktober 1990 di bulan Oktober. Selang tiga bulanbula,n dia berhasil mengorganisir buruh pabrik tersebut dengan mendirikan SPSI ditempatdi tempat mereka bekerja pada tahunMaret 1991 dibulan Maret. Hasilnya dia dipecat setelah gagal dirayu dan disuap bos nyabosnya yang berkebangsaan Korea dengan janji diangkat jadimenjadi staf personalia dan sekolah lagi asalkan tidak memimpin oraganisasiorganisasi buruh tersebut.
Setelah kejadian tersebut, Suciwati membuat kelompok diskusi Buruh Malang setiap Minggu antar beberapa buruh pabrik garment di Malang. Dalam perjalanan mengorganisir buruh inilah dia bertemu dengan Munir. Ikut penelitian 'peran masyarakat Ketindan Lawang dalam aksi buruh Sidobangun', penelitian UMR buruh Malang di tahun 1994.
Dalam perjalanan mendampingi Munir untuk advokasi Orang Hilang, Suciwati lebih banyak mendukung kerja-kerja Munir yang bekerja di [[Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia|YLBHI]] mendirikan [[KONTRASKomisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan|KOntraSKontraS]], [[Imparsial]]. Selama mengadvokasi orang hilang dan keluarga korban kekerasan negara, Suciwati kena imbas ancaman yang diberikan kepada Munir. BaikAncama itu berupa teror psikis maupun fisik. Setidaknya dua kali ia mendapatkan teror kiriman bom, surat-surat dan bahkan sampai Pembunuhan suaminyapembunuhan Munir pada 077 September 2004.
Bekerja di Yayasan Tifa Suciwati mendorong dukungan terhadap pembela hak asasi manusia dan korban pelanggaran HAM berat. Membuat program Human Right Support Facility bekerja sama dengan Dompet Duafa membantu bea pendidikan keluarga korban, kesehatan, dan kursus ketrampilan.
Setelah kematian Munir, dia bekerja di Yayasan Tifa. Suciwati mendorong dukungan terhadap pembela hak asasi manusia dan korban pelanggaran HAM berat. Membuat program Human Right Support Facility bekerja sama dengan Dompet Duafa membantu bea pendidikan keluarga korban, kesehatan, dan kursus ketrampilan. Suciwati juga menginisiasi demodemontrasi damai 'melawanMelawan lupa' yang lebih dikenal Aksi Kamisan di depan istana yang dimulai tanggalpada 18 Januari 2007. yangHingga hari ini, aksi ini masih eksis dan sekarang merambah ke 46 kota. ygKegiatan melakukanaksi halini serupa.berupaya Mengingatmengingatkan negara bahwa kejahatan kemanusiaan di Indonesia belum pernah menghukum pelakunya dan harus diselesaikan oleh pemerintah. Setelah pindah ke Batu pada th 2013, Suciwati bersama teman2 nyateman-temannya yaitu Smita Noto Susanto, Andi Achdian, Mufti Makarim mendirikan Museum HAM Munir pada tanggal 8 Desember 20182013 dirumahdi rumah kediamannya di Batu. Pada 14 September 2022, Suciwati meluncurkan buku berbasis biografi Munir dan Suciwati yang berjudul "Mencintai Munir". Judul ini, menurutnya, berarti mencintai kebenaran dan keadilan seperti perjuangan yang dilakukan oleh almarhum suaminya, Munir semasa hidupnya.
== Penghargaan ==
Selama mengadvokasi dan pencarian keadilan, Suciwati mendapatkan penghargaan atas kegigihannya, mulai pada tahun 2005 dari [[Time|Time Asia]] sebagai salah satu Pahlawan Asia (''Asia Heroes''), kemudian tahun 2006 [[Human Rights First]] Gala Dinner US atas nama Suciwati dan Munir, Suciwati dinilai bekerja tanpa lelah untuk membawa pembunuh Munir kepengadilanke pengadilan, sedangkan Munir sebagai pejuang HAM terdepan di Indonesia. <ref name="gettyimages.nz">{{cite web|url+https://www.gettyimages.co.nz/detail/news-photo/suciwati-gloria-estefan-yolanda-herga-cendeno-news-photo/117267395 |title=Human Rights First Gala Awards Dinner |trans-title= |author= |date= |work=gettyimages.co.nz |publisher= |accessdate={{date|November 11 2021}} |language= |quote=sebagai salah satu Asia Heroes , tahun 2006 Human Rights First Gala Dinner US atas nama Suciwati dan Munir|archivedate=2021-11-11 |archiveurl= https://www.gettyimages.co.nz/detail/news-photo/suciwati-gloria-estefan-yolanda-herga-cendeno-news-photo/117267395 |dead-url=yes }}</ref> Pada tahun 2006, Suciwati mendapat penghargaan dari [[MetroTV|Metro TV]] Award, dan People of the Year kategori hukum pada tahun 2009 dari [[Seputar Indonesia]] [[RCTI]].
{| class="wikitable"
! colspan="2" |Penghargaan
|Januari 2009
|People of The Year
|[[RCTI]]
|-
|Desember 2006
|Metro TV Award
|[[MetroTV]]
|Metro TV
|-
|Oktober 2006
|November 2005
|Asia’s Heroes Time Magazine
|[[Time]]
|}
|