Muhammad Jamil Jaho: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
MarDumai (bicara | kontrib)
Al Asyi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 24:
Saat remaja, Jamil belajar kepada beberapa ulama di luar kampungnya. Beberapa gurunya di luar Jaho antara lain Syekh Aljufri di [[Gunuang Rajo, Batipuh, Tanah Datar|Gunung Rajo]], Syekh al-Ayubi di [[Padang Ganting, Padang Ganting, Tanah Datar|Padang Ganting]], dan [[Abdullah Halaban|Syekh Abdullah]] di [[Halaban, Lareh Sago Halaban, Lima Puluh Kota|Halaban]].<ref name="t">{{Cite web|last=El-Sakandary|first=Nurkhalis Mukhtar|date=8 Juli 2020|title=Syekh Muhammad Jamil Jaho: Ulama, Tokoh PERTI dan Guru Syekh Muda Waly Al-Khalidy|url=https://tarbiyahislamiyah.id/syekh-muhammad-jamil-jaho-ulama-tokoh-perti-dan-guru-syekh-muda-waly-al-khalidy/|website=Tarbiyah Islamiyah|language=id|access-date=10 Juli 2023}}</ref> Kepada ulama yang terakhir, Jamil Jaho belajar [[fikih]] dan [[usul fikih]] dan membantu Syekh Abdullah sebagai pengajar di surau.{{sfn|Putra|Ahmad|2011|p=97}} Salah satu teman seperguruan Jamil Jaho di Halaban adalah [[Sulaiman Ar-Rasuli|Sulaiman ar-Rasuli]].{{sfn|Ilyas|1995|p=4}}
 
Pada 1908, Jamil berangkat [[haji]] ke [[Makkah]] sekaligus menuntut ilmu agama. Ia belajar kepada beberapa ulama Makkah seperti [[Ahmad Khatib Al-Minangkabawi|Syekh Ahmad Khatib al-Minankabawi]], Syekh AlawiAli al-Maliki (ayah [[Muhammad bin Alawi al-Maliki|Syekh Muhammad bin Alawi al-Maliki]]), dan Syekh Mukhtar al-Affani. Setelah 10 tahun belajar di Mekkah, Muhammad Jamil kembali ke Minangkabau.<ref>{{Cite web|last=Sya'ban|first=Ahmad Ginanjar|date=16 September 2008|title=Syeikh Inyiak Muhammad Jamil Jaho)|url=https://nu.or.id/tokoh/syeikh-inyiak-muhammad-jamil-jaho-P8faU|website=NU Online|language=id|access-date=11 Januari 2015}}</ref>
 
=== Pengajaran dan pergerakan ===
Baris 34:
 
== Kehidupan pribadi ==
Sebelum berangkat ke Makkah, Syekh Jamil Jaho menikah dengan gadis Tambangan yang bernama Saidah dan dari pernikahan itu, ia dikaruniai dua putri. Selama di Makkah, ia menikah dengan Zulaikha dari [[Sicincin, 2x11 Enam Lingkung, Padang Pariaman|Sicincin]], tetapi tidak menghasilkan keturunan. Setelah kembali ke Jaho, ia menikah lagi dengan Maryam asal Supayang yang melahirkan lima anak dan Nondeh yang melahirkan [[Rabi'ah Jamil|Rabiah Jamil]].<ref name="r"/> Rabiah kemudian dinikahkan dengan murid Inyiak Jaho yang kelak menjadi tokoh utama Perti di [[Aceh]], [[Abuya Muda Waly]].<ref name="t"/> Para pimpinan MTI Jaho selain Buya Dalil Syarif berasal dari keluarga Inyiak Jaho.<ref>{{Cite web|last=Septemi|first=Angga Dina|date=23 September 2016|title=Kilas Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Jaho di Luhak nan Tuo|url=https://tarbiyahislamiyah.id/madrasah-tarbiyah-islamiyah-jaho-di-luhak-nan-tuo/|website=Tarbiyah Islamiyah|language=id|access-date=9 April 2023}}</ref>
 
{{Chart top|width=100%|collapsed=yes|Silsilah Keluarga Jamil Jaho}}