Herman Willem Daendels: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Daendels di Hindia Belanda: - Frederic Von Franquemont --> Friedrich von Franquemont (ejaan bahasa asli Jerman) |
Typo Tag: Pengembalian manual VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(35 revisi perantara oleh 24 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Tambah rujukan}}{{Infobox Officeholder
| name = Herman Willem
| image = Posthuum portret van Herman Willem Daendels (1762-1818). Gouverneur-generaal (1808-10), SK-A-3790.
| office = [[Gubernur Jenderal
| term_start =
| term_end =
| predecessor =
| successor =
| office2 =
| term_start2 =
| term_end2 =
| predecessor2 =
| successor2 =
| birth_date = {{birth date|df=yes|1762|10|21}}
| birth_place = [[Hattem]], [[Gelderland]], [[Republik Belanda]]
| death_date = {{death date and age|df=yes|1818|5|2|1762|10|21}}
| death_place = [[Elmina]], [[Pantai Emas Belanda]]
| caption
| spouse =
}}
== Masa muda ==
Baris 28 ⟶ 27:
Pada tahun [[1806]], ia dipanggil oleh Raja Belanda, Raja Louis (''Koning Lodewijk'') untuk berbakti kembali di tentara Belanda. Ia ditugasi untuk mempertahankan [[provinsi]] [[Friesland]] dan [[Groningen]] dari serangan [[Prusia]]. Lalu setelah sukses, pada tanggal [[28 Januari]] [[1807]] atas saran [[Kaisar]] [[Napoleon Bonaparte]], ia dikirim ke [[Hindia Belanda]] sebagai [[Gubernur-Jenderal]].
== Pengangkatan sebagai Gubernur-Jenderal ==
Daendels tiba di [[Batavia]] pada 5 Januari 1808 menggantikan [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda|Gubernur-Jenderal Albertus Wiese]]. Daendels mengemban tugas yang diberikan oleh Raja Louis dari Hollandia untuk melakukan reformasi pemerintahan yang korup peninggalan [[Perusahaan Hindia Timur Belanda|VOC]]. Ia juga diberi pangkat militer tertinggi sebagai marsekal Hollandia —yang diberikan setahun sebelumnya— pada 28 Januari 1807 untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris. Pangkat ini mulai berlaku ketika ia tiba di Jawa. Pengangkatan Daendels sebagai Marsekal Hollandia memunculkan rasa tidak senang dari [[Napoleon Bonaparte|Napoleon]]. Ia menganggap bahwa bangsa Belanda bukanllah bangsa yang bisa berperang dan tidak layak memiliki perwira dengan pangkat setinggi itu. Pada akhirnya ia menegur adiknya, [[Louis Bonaparte]], yang pada saat itu menjadi Raja Hollandia.<ref name=":0">{{Cite book|last=Carey|first=P. B. R.|last2=A. Noor|first2=Farish|date=2022|url=https://www.worldcat.org/oclc/1348391104|title=Ras, kuasa, dan kekerasan kolonial di Hindia Belanda, 1808-1830|location=Jakarta|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|isbn=978-602-481-656-8|edition=|pages=33-39|others=|oclc=1348391104|url-status=live}}</ref>
== Gaya pemerintahan ==
Pemerintahan Daendels di Jawa sangat berbau militeristik. Hal ini dapat dilihat dari caranya berpakaian. Tidak seperti gubernur jenderal sebelumnya pada masa VOC yang menggenakan pakaian elite kerajaan, seragam yang ia pakai adalah seragam marsekal. Selain itu, pemerintahan yang ia dirikan memiliki penjenjangan terstruktur yang terpusat mirip dengan struktur komando pasukan Napoleon. Ia juga membagi Jawa menjadi sembilan daerah administrasi yang masing-masing terdiri dari distrik yang berada di bawah kekuasaan seorang bupati.<ref name=":0" />
[[Ong Hok Ham]] berpendapat mengenai gaya pemerintahan militeristik Daendels:
{{Quote|quotetext="Memuliakan militerisasi pemerintahan penjajahan dengan memberikan semua pejabat, baik yang keturunan Eropa maupun Jawa, sebuah pangkat militer. Mungkin ia berharap bahwa ini akan membuahkan disiplin yang lebih tinggi!"}}
Sejak saat itu dimulailah tradisi di antara para pejabat administratif penjajahan Belanda, yang pasca 1816 disebut sebagai Pangreh Praja (''Binnenlands Bestuur'') dan para priyayi pasca [[Perang Diponegoro|Perang Jawa]] mengenakan seragam bergaya militer sebagai tanda status pegawai negeri sipil. Sebuah praktik yang masih dilakukan hingga sekarang.<ref name=":0" />
== Reformasi administrasi pemerintahan dan peradilan ==
Salah satu tindakan yang diambil oleh Daendels adalah reformasi total administrasi. Daendels mengangkat semua bupati Jawa menjadi pejabat pemerintah Belanda dengan alasan agar terhindar dari beban pemerasan dan perlakuan menghina dari pejabat Eropa. Perubahan status ini menimbulkan konsekuensi yaitu kehilangan prestise dan kebebasan bertindak terhadap rakyat mereka.<ref name=":1">{{Cite book|last=H. M.|first=Bernard|date=2022|title=Nusantara, Sejarah Indonesia|location=Jakarta|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|isbn=978-602-6208-06-4|pages=230-236|url-status=live}}</ref>
Daendels mengkritik sistem peradilan Batavia yang ia anggap tidak bisa menangani banyak kasus yang masuk dan penyalahgunaan kekuasaan peradilan yang makin lama makin tak tertahankan. Akibatnya ia melakukan perombakan terhadap sistem peradilan. Ia melakukan pemisahan pengadilan menjadi dua kelompok, pengadilan untuk orang Jawa dan pengadilan untuk orang Eropa, Cina, dan Arab. Untuk pengadilan pertama akan menggunakan peradilan menurut hukum dan adat istiadat Jawa. Sedangkan untuk kelompok kedua menurut peraturan perundang-undangan Hindia Belanda. Perubahan ini menimbulkan kekacauan yurisdiksi di antara pengadilan-pengadilan yang berbeda. Hukum dan adat istiadat penduduk asli mungkin masih bisa diterima atau ditolak oleh pengadilan.<ref name=":1" />
== Pemindahan pusat Kota Batavia ==
Daendels tahu bahwa [[Batavia]] tidak akan pernah bisa dipakai sebagai pusat utama pertahanan Pulau Jawa. Istana tuanya, dengan tembok-tembok yang rapuh dapat dihancurkan dari laut. Iklimnya bisa membunuh serdadu garnisun bahkan sebelum musuh menyentuh pantai. Instruksi kepada Daendels memberinya hak untuk memindahkan pusat kota ke daerah yang lebih sehat dan [[Daftar Gubernur-Jenderal Hindia Belanda|Gubernur Jenderal pendahulunya, Van Overstraten,]] telah membuat rencana untuk memindahkan kedudukan pemerintahan ke pedalaman Jawa Tengah, tempat kekuatan gabungan Belanda dan raja-raja Jawa dapat melawan kekuatan yang berjumlah lebih besar dalam jangka waktu yang lebih lama. Daendels berpikir untuk memindahkan kota ke [[Kota Surabaya|Surabaya]] namun ia urung melakukan rencana tersebut karena kesulitan memindahkan seluruh permukiman Batavia, gudang-gudangnya, dan kapal-kapal dengan barang dagangan yang berharga.<ref name=":1" />
Ia memutuskan untuk memindahkan perumahan tersebut ke pedalaman yang kala itu disebut dengan [[Weltevreden]], yang sebelumnya merupakan salah satu lahan milik [[Cornelis Chastelein|Chastelein]]. Bahan bangunan disediakan dengan menghancurkan sejumlah rumah dan [[Kastel Batavia|kastil kuno Coen]]. Di selatan Weltevreden, satu perkampungan berbenteng dibangun dengan tujuan sebagai pusat pertahanan utama jika [[Britania Raya|Britania]] menyerbu.<ref name=":1" />
== Membangun Jalan Raya Pos ==
{{Lihatpula|Jalan Raya Pos}}
Selain melakukan reformasi pemerintahan dengan gaya pemerintahan yang militeristik, Daendels juga menjadi pencetus pembangunan [[Jalan Raya Pos]] yang membentang dari barat hingga timur Pulau Jawa. Pembangunan jalan ini dilakukan dengan melihat kondisi Pulau Jawa pada saat itu yang sedang diblokade oleh Inggris di bawah pimpinan Laksamana Muda Sir Edward Pellew. Blokade yang dilakukan sepanjang pesisir utara Jawa ini mengakibatkan tidak satu pun kapal yang berlayar di pesisir utara Jawa bebas dari pengawasan armada kapal Inggris. Daendels tak kehabisan akal, ia menggunakan bubuk mesiu untuk membuka jalur yang melintasi Pegunungan Priangan melalui Puncak ([[Megamendung, Bogor|Megamendung]]), [[Kota Bandung|Bandung]], dan [[Kabupaten Cianjur|Cianjur]].<ref name=":0" />
== Kembali ke Eropa ==
Sekembali Daendels di [[Eropa]], Daendels kembali bertugas di tentara [[Prancis]]. Dia juga ikut tentara Napoleon berperang ke [[Rusia]]. Setelah Napoleon dikalahkan di [[Waterloo]] dan [[Belanda]] [[merdeka]] kembali, Daendels menawarkan dirinya kepada Raja [[Willem I dari Belanda|Willem I]], tetapi Raja Belanda ini tidak terlalu suka terhadap mantan
== Referensi ==
<references />
== Lihat pula ==
Baris 56 ⟶ 64:
== Pranala luar ==
* [http://www.britannica.com/eb/article-9028510/Herman-Willem-Daendels Encyclopaedia Britannica, Herman Willem Daendels]
* [https://www.rijksmuseum.nl/nl/ontdek-de-collectie/historische-personen/herman-willem-daendels Herman Willem Daendels - Rijksmuseum, Amsterdam] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20151117031259/https://www.rijksmuseum.nl/nl/ontdek-de-collectie/historische-personen/herman-willem-daendels |date=2015-11-17 }}
== Bacaan lanjutan ==
* {{Cite book|last=Tim Historia|date=2019|title=Daendels: Napoleon Kecil di Tanah Jawa|location=Jakarta|publisher=Kompas Media Nusantara|isbn=978-602-412-458-8|editor-last=Isnaeni|editor-first=H. F.|url-status=live}}
{{kotak mulai}}
{{s-gov}}
|