Pulau Selaru: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
P.Damayanti (bicara | kontrib)
k Memperbaiki artikel
k Mengembalikan suntingan oleh ENDONESA (bicara) ke revisi terakhir oleh Aisanctum
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 29:
Pulau Selaru merupakan salah satu pulau terluar (perbatasan) yang terdapat di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB). Di pulau ini terdapat titik dasar (TD) no. 106 dan titik referensi (TR) no. 106A. Pulau Selaru memiliki luas 3.667,86 km² yang meliputi luas daratan sebesar 353.87 km² dan luas laut untuk wilayah kelola Kabupaten (0-4 mil) sebesar 1.015,51 km² dan luas wilayah kelola Provinsi (4-12 mil) sebesar 2.298,48 km².
 
Secara administratif, pulau ini termasuk dalam wilayah [[Kecamatan Selaru]], Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Provinsi Maluku. Secara geografis pulau ini terletak di perairan [[Laut Arafura]] pada koordinat 08° 11’ 02’’ LS dan 130° 57’ 43’’ BT.
 
Pulau Selaru merupakan salah satu kecamatan dari 10 kecamatan yang ada di Maluku Tenggara Barat, yang terdiri dari tujuh desa: [[Adaut, Selaru, Kepulauan Tanimbar|Adaut]], [[Namtabung, Selaru, Kepulauan Tanimbar|Namtabung]], [[Kandar, Selaru, Kepulauan Tanimbar|Kandar]], [[Lingat, Selaru, Kepulauan Tanimbar|Lingat]], [[Werain, Selaru, Kepulauan Tanimbar|Werain]], [[Fursuy, Selaru, Kepulauan Tanimbar|Fursuy]], dan [[Eliasa, Selaru, Kepulauan Tanimbar|Eliasa]]. Desa Adaut merupakan Ibu kota Kecamatan Selaru. Desa-desa di Selaru terletak di pesisir pantai.
 
Adaut merupakan desa yang terluas dengan luas 223,09 km² atau sekitar 27% dari luas kecamatan Selaru. Sementara itu, Werain merupakan desa dengan luas terkecil sebesar 82,63 km² atau sekitar 10% dari luas Kecamatan Selaru. Dari tujuh desa yang ada, hanya Adaut yang tergolong maju, sedangkan enam desa lainnya masih tertinggal.
Baris 43:
 
=== Potensi Sumberdaya Pesisir dan Laut ===
Penggunaan lahan daratan pesisir di Pulau Selaru meliputi [[hutan primer]], [[hutan sekunder]], [[hutan pantai]], semak dan alang-alang, belukar, ladang/tegalan, kebun campuran, tanah kosong, dan pemukiman. Luas pemukiman desa di Pulau Selaru 4,2103 km2, semak 4,84 km2, lahan kosong 4,80 km2, dan lain-lain (kebun campuran, ladang, tegalan dan hutan).
 
Pantai berbatu mencakup pantai tebing terjal, platform pantai, dan bongkahan batu karang juga merupakan lahan kosong yang tidak dimanfaatkan. Pada rataan pasut berpasir terdistribusi vegetasi [[lamun]], [[Alga|algae]] dan berbagai biota yang berasosiasi dengannya, dengan penutupan lamun dan algae yang bervariasi. Agihan terumbu karang cukup luas di wilayah ini yakni 60,22 km2.
 
Pantai berbatu mencakup pantai tebing terjal, platform pantai, dan bongkahan batu karang juga merupakan lahan kosong yang tidak dimanfaatkan. Pada rataan pasut berpasir terdistribusi vegetasi lamun, algae dan berbagai biota yang berasosiasi dengannya, dengan penutupan lamun dan algae yang bervariasi. Agihan [[terumbu karang]] cukup luas di wilayah ini yakni 60,22 km2, Lamun 14,24 km2, Saaru 33,24 km2, rawa 5,48 km2 dan [[Hutan bakau|hutan mangrove]] 11,34 km2. Di luar zone[[zona pasang surut]], yang merupakan perairan oseanis dimanfaatkan untuk penangkapan ikan dan budidaya perairan. Jenis penangkapan ikan meliputi penangkapan ikan pelagis, demersal, dan karang, sedangkan jenis kegiatan budidaya mencakup budidaya ikan, rumput laut dan teripang.
 
=== Hutan mangrove ===
Komunitas mangrove Desa Adaud Pulau Selaru terletak pada posisi 131<sup>o</sup> 06’965’’ dan 08<sup>o</sup> 08’227’’ dengan luas total sebesar 11.3371 km2. Kenampakan secara visual di lapangan tumbuh pada substrat lumpur, lumpur berpasir bercampur patahan karang memiliki dasar perairan yang landai. Jenis mangrove yang dijumpai dan lebih mendominasi adalah mangrove dari famili [[Rhizophoraceae|Rhisophoraceae]] sedangkan jenis-jenis yang ditemui adalah [[Rhizophora apiculata|''Rhizophora apiculata'']], [[R. mucronata|''R. mucronata'']], [[Bruguiera gymnorrhiza|''Bruguiera gymnorrhiza'']], [[Sonneratia alba|''Sonneratia alba'']], [[Avicenia sp|''Avicenia sp'']], presenpersentase penutupan lahan masing-masing adalah Anakan (24,59 %), Sapihan (45,9%) Pohon (29,51%).
 
=== Padang lamun ===
Di Pulau Selaru, dijumpai enam spesies lamun diantaranyadi antaranya ''[[Thalassia hemprichii]]'': ''[[Enhalus acoiroides]]''; [[Halophyla ovata|''Halophyla ovata'']]; ''[[Cymodocea rotundata]]; [[Halodule uninervis]]; [[Syringodium isoetifolium]]''. Luasan tutupan lahan pada lokasi pengamatan sebesar 43.17% tutupan lahan lamun.
 
Luas lamun wilayah Pulau Selaru mencapai 14.236 km<sup>2</sup>, sementara panjang total padang lamun mencapai 98.071&nbsp;km dan lebar rata-rata 0.,1452&nbsp;km. Secara umum perkembangan lamun di Pulau Selaru cukup baik karena disokong oleh kondisi fisik-kimia perairan yang sangat mendukung.
 
Kerapatan lamun di Pulau Selaru berdasarkan hasil pengamatan ditemukan sebesar 230,29 tegakan/m2, dimana kerapatan tertinggi ditemukan pada jenis Cymodecea''[[Cymodocea rotundata]]'' sebesar 42,67 tegakan/m2; dan terendah pada jenis ''[[Enhalus acoroides]]'' sebesar 21,33 tegakan/m2. Nilai kerapatan jenis yang ada berbanding terbalik dengan tingkat persen tutupan untuk beberapa jenis lamun yang dijumpai.
 
=== Terumbu karang ===
Luas terumbu karang wilayah Pulau Selaru mencapai 60.2215 km2, sementara panjang total terumbu karang mencapai 299.6326&nbsp;km dan lebar rata-rata 0.,201&nbsp;km. Secara umum perkembangan terumbu dan karang di Pulau Selaru cukup baik karena disokong oleh kondisi fisik-kimia perairan yang sangat menunjang perkembangan terumbu dan pertumbuhan karang.
 
Karang batu yang tumbuh dan tersebar pada areal terumbu perairan Pulau Selaru sebanyak 112 spesies 48 genera dan 16 famili. Karang batu famili Acroporidae dan Faviidae memiliki kekayaan spesies lebih tinggi dari famili karang yang lain. Kekayaan spesies karang batu di perairan Adaut (103 spesies) lebih tinggi dibanding lokasi Namtabung (83 spesies). Karang batu famili Acroporidae dan Faviidae memiliki kekayaan spesies lebih tinggi dari famili karang batu yang lain.
 
Komponen biotik yang menutupi dasar perairan di Pulaupulau ini secara umum sangat tinggi dengan persen penutupan substrat sebesar 96,50%, jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan komponen abiotik, maupun bila dilihat berdasarkan titik pengamatan.
 
Secara umum kondisi terumbu karang di Pulau ini berada pada kategori baik (''Good'') dengan persen penutupan sebesar 62,52%, tetapi bila dilihat berdasarkan titik pengamatan maka kondisi terumbu karang di Adaut sangat baik (''Exellent'') dengan persen penutupan sebesar 78,10% sedangkan di Namtabun berada pada kondisi kurang baik (''Fair'') dengan persen penutupan sebesar 46,94%. Kondisi terumbu karang dengan kategori kurang baik di Namtabun dipengaruhi oleh persen tutupan hewan-hewan laut lainnya (other faunas), yakni sebesar 43,94% yang mendekati persen tutupan karang batu terutama berasal dari karang lunak (''soft coral''). Sumbangan terbesar untuk penutupan karang batu di Pulau ini secara keseluruhan maupun berdasarkan titik pengamatan berasal dari karang Non Acropora.
 
=== Alga ===
Jenis makro algae pada perairan Pulau Selaru dijumpai sebanyak 17 spesies, yang da-patdapat diklasifikasikan ke dalam 10 genus, 7 famili, 5 ordo dan 3 devisi. Pengelompokannya dalam 3 devisi utama, yaitu alga hijau (''Chlorophyta'') terdiri dari 3 spesies, alga coklat (''Phaeophyta)'' yang terdiri dari 8 spesies dan alga merah (''Rhodophyta'') yang terdiri dari 6 spesies. Dari jenis jenis yang ditemukan tersebut, ada jenis-jenis yang memi-liki nilai ekonomis penting diantaranya adalah yang ber-asalberasal dari genus Hypnea, Gracilaria, Eucheuma dan Caulerpa.
 
=== Ikan ===
Baris 78:
 
==== Fisiografi ====
Gugusan Pulau Selaru memiliki 5 pulau kecil, yaitu P.Pulau Selaru, P.Pulau Ariama, P.Pulau Batarkusu, P.Pulau Adanar, dan P.Pulau Nuyanat, dengan pulau Selaru sebagai pulau terbesar. Topografi pulauPulau Selaru dan pulau -pulau kecil lainnya relatif rendah, dengan ketinggian umumnya < 100 m. Morfologi daerah ini dikelompokkan atas dua satuan morfologi, yakni morfologi dataran dan perbukitan. Daerah dataran terdistribusi di Selaru bagian selatan, sedangkan daerah berbukit terdistrubusi di Selaru Utara Timur dan sebagian kecil area di Selaru Selatan (bagian Timur Erain). Satuan bentuklahanbentuk lahan asal di pulau ini adalah karst dan marin.
 
Daerah ketinggian pada wilayah Pulau Selaru dibagi atas 2 kelas, yaitu: (1) daerah Rendahrendah (R) dengan ketinggian 0 – 100 m; dan (2) daerah Tengahtengah (M) dengan ketinggian 100 – 500 m, dengan tiga kelas lereng yakni kemiringan lereng datar (0-3%), landai/berombak (3-8%), dan bergelombang (8-15%).
 
Secara geologi, batuan yang tersingkap di wilayah Selaru adalah perselingan lempung coklat kemerahan dan kelabu, dengan tufa kaca putih kotor; ke arah bagian atas terdapat sisipan batu gamping coklat kemerahan sampai kelabu, pasir gampingan dan batu pasir kuarsa; batuan ini termasuk dalam formasi Tangustabun yang berumur Paleogen (tersier awal). Batuan ini tersebar luas di pulau Yamdena bagian tengah, membentuk perbukitan yang memanjang dengan arah barat daya – timur laut; tebal minimum 600 m. Daerah ini juga terdapat batuan yang terdiri dari bermacam-macam batuan baik batuan beku, malihan, dan batuan sedimen yang umumnya berbeda-beda; batuan campuran ini dikelompokan dalam Komplek Molu, ini diduga terbentuk oleh adanya aktivitas tektonik pada awal neogen yang merupakan batuan “melange”. Sebaran batuan ini cukup luas, meliputi pulau kecil di utara P. Yamdena. Hubungan dengan formasi Tangustabun tidak jelas. Di atas formasi Tangustabun dan Komplek Molu, di endapkan secara tidak selaras batuan dari Batimafudi yang terdiri dari perselingan batugamping pasiran, napal dan batu pasir gampingan; berumur Miosen. Batuan dari formasi ini tersebar luas di P. Yamdena bagian timur, berupa perbukitan dengan arah peggunungan barat daya – timur laut. Dalam formasi Batimafudi terdapat anggota napal yang batuannya terdiri dari napal bersisipkan batu gamping pasiran, tersebar luas dari P. Yamdena bagian barat dan utara, membentuk perbukitan bergelombang rendah dan juga di beberapa pulau sekitarnya. Formasi ini ditindih takselaras oleh formasi Batilembuti yang berumur Pliosen; yang hampir seluruhnya terdiri dari napal, berwarna putih kotor sampai kelabu muda dan bersifat pejal, kaya akan fosil plankton dan bentos; bagian atasnya berupa batu gamping yang sangat rapuh, setempat napal kapuran berwarnah putih dan ringan. Sebarannya cukup luas di P. Yamdena bagian barat dan utara P. Selaru, P. Larat dan pulau-pulau kecil lainnya.