Rezeki dalam Islam: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Qurotuluyun (bicara | kontrib) KAMI MENAMBAHKAN TEKS AMALAN BERKAH |
k menambahkan konten dan rujukan |
||
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 9:
=== Pemberian ===
Makna rezeki sebagai pemberian disebutkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 3. Pemaknaan rezeki sebagai pemberian dikaitkan dengan pemberian nafkah yang telah Allah berikan kepada manusia. Rezeki ini diberikan kepada manusia yang beriman terhadap hal-hal yang gaib dan yang mendirikan [[salat]].{{Sfn|Thaib dan Zamakhsyari|2016|p=11}}
Pada Surah Al-Hajj ayat ke-50 dan pada Surah Saba' ayat ke-4 dinyatakan bahwa Allah akan memberikan rezeki yang mulia sekaligus ampunan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebaikan.{{Sfn|Yani|2008|p=146}} Ajaran Islam tidak memperbolehkan pencarian rezeki dengan menghalalkan segala cara. Pada Surah Al-Baqarah ayat ke 188 terdapat larangan Allah untuk menghalalkan harta orang lain yang tidak halal diperoleh oleh seseorang yang lain. Larangan ini termasuk pula dengan penghalalan harta melalui [[penyuapan]] kepada hakim untuk memperoleh sebagian harta orang lain.{{Sfn|Yani|2008|p=20}}
=== Makanan ===
[[Surah Al-Ma’idah|Surah Al-Ma'idah]] ayat 88 menyatakan bahwa makanan adalah salah satu bentuk rezeki dari Allah. Sifat dari makanan dalam ayat ini ialah pemberian yang halal dan baik.{{Sfn|Yani|2008|p=37}} Makna rezeki sebagai pemberian disebutkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 25. Ayat ini menjelaskan rezeki sebagai makanan yang disediakan bagi manusia yang beriman dan berbuat baik. Rezeki dalam konteks ayat ini berkaitan dengan makanan di surga sebagai kabar gembira bagi manusia. Bentuk rezekinya berupa buah-buahan yang serupa dengan yang pernah mereka makan. Rezeki lainnya berupa istri-istri yang suci dan kekekalan di dalam [[surga]].{{Sfn|Thaib dan Zamakhsyari|2016|p=11-12}}
Rezeki juga dapat diartikan sebagai [[makan siang]] dan [[makan malam]]. Keterangannya diperoleh dalam Surah Maryam ayat 62. Ayat ini menjelaskan tentang pemberian makanan bagi penghuni surga yang diberikan tiap pagi dan petang.{{Sfn|Thaib dan Zamakhsyari|2016|p=12}}
Baris 27 ⟶ 29:
== Penyumbangan ==
Penyumbangan rezeki tidak harus menggunakan [[uang]] semata, tetapi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk lain. Bentuknya seperti menggunakan tenaga, [[ilmu]], pengetahuan, atau keterampilan yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat. Di dalam Surah Al-Baqarah ayat 3, terdapat anjuran kepada manusia untuk menginfakkan rezeki yang dtelah diberikan oleh Allah.<ref name=":0" />
== Referensi ==
Baris 40 ⟶ 39:
* {{Cite journal|last=Mahmud, B., dan Hamzah|date=2020|title=Membuka Pintu Rezeki dalam Perspektif Al-Qur’an|url=https://www.researchgate.net/publication/347057257_Membuka_Pintu_Rezeki_dalam_Perspektif_Al-Qur'an/fulltext/5fe542d645851553a0eae070/Membuka-Pintu-Rezeki-dalam-Perspektif-Al-Quran.pdf|journal=Al-Quds: Jurnal Studi Alquran dan Hadis|volume=4|issue=2|issn=2580-3174|ref={{sfnref|Mahmud dan Hamzah|2020}}}}
* {{Cite book|last=Thaib, H., dan Zamakhsyari|date=2016|url=http://repository.dharmawangsa.ac.id/493/1/Sunnah%20Allah%20dalam%20menetapkan%20Rezeki.pdf|title=Sunnah Allah dalam Menetapkan Rezeki dalam Perspektif Al-Qur'an|location=Medan|publisher=Wal Ashri Publishing|isbn=978-602-8345-63-7|ref={{sfnref|Thaib dan Zamakhsyari|2016}}|url-status=live}}
* {{Cite book|last=Yani|first=Ahmad|date=2008|url=https://www.google.co.id/books/edition/160_Materi_Dakwah_Pilihan/sYP7Y_ZdCvoC?hl=id&gbpv=1&printsec=frontcover|title=160 Materi Dakwah Pilihan|location=Jakarta|publisher=Al-Qalam|editor-last=Wibowo|editor-first=Hari|ref={{sfnref|Yani|2008}}|url-status=live}}
[[Kategori:Istilah Islam]]
|