Zaman es: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k bot Menambah: af, ar, bg, ca, es, fi, fr, hr, it, lv, ml, no, ru, tr, uk, vi, zh Mengubah: cs, de, ms, pt, sk |
TheKrakenz (bicara | kontrib) Mengubah Artikel Lama ke Baru Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App full source |
||
(77 revisi perantara oleh 50 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{unreferenced|date=Juli 2018}}
[[
'''Zaman Es''', atau yang dikenal juga sebagai era glasial, adalah periode dalam sejarah [[Bumi]] di mana suhu global menurun secara signifikan, menyebabkan pembentukan lapisan es besar di permukaan bumi, terutama di [[kutub]] dan daerah pegunungan tinggi. Selama Zaman Es, wilayah-wilayah luas di bumi tertutupi oleh es tebal, membentang dari kutub hingga ke lintang-lintang lebih rendah yang sebelumnya tidak tertutup oleh es. Dalam sejarah geologi [[Bumi]], terdapat beberapa periode Zaman Es, dan saat ini [[Bumi]] masih berada dalam apa yang disebut sebagai siklus antarglasial dari periode Zaman Es Kuarter.
Zaman Es tidak terjadi secara terus-menerus, melainkan dalam siklus yang ditandai oleh dua fase utama: ''fase glasial'' dan ''fase interglasial''. Pada fase glasial, suhu global turun drastis, menyebabkan ekspansi besar lapisan es. Selama fase ini, es menyelimuti sebagian besar wilayah [[Bumi]], bahkan mencapai wilayah yang sekarang beriklim sedang. Sebaliknya, pada fase interglasial, suhu [[Bumi]] meningkat, menyebabkan pencairan sebagian besar lapisan es dan menyebabkan kenaikan permukaan laut.
Siklus Zaman Es ini dipengaruhi oleh beberapa faktor alami, seperti variasi orbit [[Bumi]] ([[siklus Milankovitch]]), aktivitas vulkanik, perubahan konsentrasi [[gas rumah kaca]] di atmosfer, dan pergerakan benua akibat lempeng tektonik. Ketika kondisi [[Bumi]] memungkinkan, seperti posisi orbit yang lebih jauh dari [[Matahari]], konsentrasi gas rumah kaca yang rendah, dan perubahan sirkulasi laut, maka Zaman Es dapat terjadi.
Penelitian terhadap lapisan es purba, sedimen laut, dan fosil telah memberikan banyak informasi mengenai bagaimana siklus Zaman Es berlangsung. Dari data tersebut, diketahui bahwa Zaman Es berlangsung selama ratusan ribu hingga jutaan tahun, dan selama fase glasial, temperatur global dapat turun beberapa derajat lebih rendah dibandingkan dengan saat ini. Di era modern, manusia sedang berada di fase interglasial dalam siklus Zaman Es Kuarter yang dimulai sekitar 2,6 juta tahun yang lalu.
== Zaman Es Terakhir == ▼
Dari segi pandang sudut di atas, zaman es terakhir dimulai sekitar 20.000 tahun yang lalu dan berakhir kira-kira 10.000 [[tahun]] lalu atau pada awal kala Holocene (akhir Pleistocene). Proses pelelehan es di zaman ini berlangsung relatif lama dan beberapa ahli membuktikan proses ini berakhir sekitar 6.000 tahun yang lalu.▼
Siklus Zaman Es memiliki dampak signifikan pada evolusi kehidupan di [[Bumi]], khususnya pada penyebaran dan perkembangan spesies, termasuk manusia purba. Adaptasi terhadap lingkungan yang dingin, perubahan cara hidup, serta migrasi besar-besaran merupakan beberapa respons terhadap kondisi keras selama Zaman Es. Fenomena ini juga berperan penting dalam pembentukan dan perubahan lanskap global, seperti terbentuknya lembah-lembah glasial, [[fjord]], dan danau besar di berbagai belahan dunia.
== Zaman Es di Nusantara ==▼
Ketika zaman es, pemukaan air [[laut]] jauh lebih rendah daripada sekarang, karena banyak air yang membeku di daerah [[kutub]]. Kala itu [[Laut China Selatan]] kering, sehingga kepulauan [[Nusantara]] barat tergabung dengan daratan [[Asia Tenggara]]. Sementara itu pulau [[Papua]] juga tergabung dengan benua [[Australia]].▼
Setelah peristiwa pelelehan es tersebut, gelombang migrasi manusia ke Nusantara mulai terjadi. ▼
▲Dari segi pandang sudut di atas, zaman es terakhir dimulai sekitar 20.000 tahun yang lalu dan berakhir kira-kira 10.000 [[tahun]] lalu atau pada awal kala Holocene (akhir Pleistocene). Proses pelelehan es
▲== Zaman Es di Nusantara ==
▲Ketika zaman es, pemukaan air [[laut]] jauh lebih rendah daripada sekarang, karena banyak air yang membeku di daerah [[kutub]]. Kala itu [[Laut China Selatan]] kering, sehingga kepulauan [[Nusantara]] barat tergabung dengan daratan [[Asia Tenggara]]. Sementara itu pulau [[Papua]] juga tergabung dengan benua [[Australia]].
[[
|