Rakai Pikatan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Membalikkan revisi 23913988 oleh 103.177.8.188 (bicara) Tag: Pembatalan |
||
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 21:
== Identifikasi Mpu Manuku ==
Pada [[Prasasti Munduan]] tahun [[807]] diketahui Mpu Manuku menjabat sebagai Rakai Patapan.{{Cn}} Kemudian pada [[Prasasti Kayumwungan]] tahun [[824]] jabatan Rakai Patapan dipegang oleh [[Mpu Palar]]. Mungkin saat itu Mpu Manuku sudah pindah jabatan menjadi Rakai di daerah lain.{{Cn}}
Selanjutnya menurut [[prasasti Gondosuli]], Mpu Palar telah meninggal sebelum tahun [[832]]. Kiranya daerah Patapan kembali menjadi tanggung jawab [[Mpu Manuku]],{{Cn}}Pada [[Prasasti Tulang Air I]] bertahun [[850]], [[Mpu Manuku]] bergelar Rakai Patapan.<ref>{{Cite book|date=2015|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/24363/1/Prasasti%20dan%20raja-raja%20nusantara.pdf|title=Prasasti & Raja-Raja Nusantara|location=Jakarta Pusat|publisher=Museum Nasional Indonesia|pages=40|url-status=live}}</ref>
Menurut [[Prasasti Argapura]] tahun 863 termuat nama Rakai Pikatan bernama Pu Manuko(u). Itu berarti Mpu Manuku sudah pindah jabatan dari Patapan ke Pikatan dan menjabat sebagai kepala daerah Pikatan.
Baris 65 ⟶ 61:
=== Menurut Boechari ===
Menurut sejarawan Boechari, di bukit Ratu Baka tidak dijumpai prasasti atas nama [[Balaputradewa]], melainkan atas nama
Sementara itu istilah Walaputra dalam prasasti Wantil bermakna “putra bungsu”. Jadi, istilah ini bukan nama lain dari [[Balaputradewa]], melainkan julukan untuk [[Dyah Lokapala]], yaitu pahlawan yang berhasil mengalahkan Rakai Walaing, musuh ayahnya.
|