Ayu Savitri Nurinsiyah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8.6 |
k Bot: Mengganti kategori Ahli biologi dengan Biologiwan |
||
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Orphan|date=November 2022}}
Dr.rer.nat. '''Ayu Savitri Nurinsiyah M.IL., M.Sc''' ({{lahirmati|[[Jakarta]]|2|3|1986}}) merupakan [[Biologi|biolog]] dari Indonesia dalam bidang [[Taksonomi (biologi)|taksonomi]] [[moluska]] yang terkenal atas penemuan 23 spesies baru [[keong darat]] yang merupakan spesies [[endemik]] di [[Jawa|Pulau Jawa]]. Nurinsiyah merupakan salah satu peneliti di Pusat Penelitian Biologi yang berafiliasi dengan [[Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia]] (LIPI). Dia mendapatkan penghargaan di tingkat nasional seperti salah satu penerima 75 Ikon Berpretasi Pancasila oleh [[Badan Pembinaan Ideologi Pancasila]] (BPIP) dan penghargaan Internasional Tony Whitten Conservation Prize dari [[Cambridge Conservation Initiative.]]
== Pendidikan dan kehidupan pribadi ==
Nurinsiyah lahir di Jakarta pada tanggal 2 Maret 1986.<ref name=":0">{{Cite
Nurinsiyah menikah dengan Tedi Setiadi dan memiliki dua orang anak bernama M Fikri Nursetiadi dan Yusuf F Nursetiadi.<ref>{{Cite
== Karier ==
Nurinsiyah telah menetap di Belanda, Prancis, Inggris, dan Jerman selama sembilan tahun.<ref>{{Cite web|last=de Britto|first=JS|date=8 Desember 2019|title=4 Diaspora Ini Pilih Balik ke Indonesia untuk Membangun Tanah Air|url=https://www.kalderanews.com/2019/12/4-diaspora-ini-pilih-balik-ke-indonesia-untuk-membangun-tanah-air/|website=kalderanews.com|language=en-US|access-date=7 April 2021}}</ref> Dia juga pernah [[magang]] di [[Natural History Museum, London|Natural History Museum]] di [[London]] pada tahun 2011.<ref name=":0" /> Setelah pulang ke Indonesia pada tahun 2018, Nurinsiyah menjadi [[Pegawai Negeri Sipil|pegawai negeri sipil]] melalui jalur [[diaspora]] dan bergabung di Pusat Penelitian Biologi di LIPI.<ref name=":1" /> Pada tahun 2020, Nurinsiyah menjadi ketua Masyarakat Moluska Indonesia.<ref>{{Cite web|date=29 November 2020|title=Peneliti Biologi LIPI Terpilih Menjadi Ketua Masyarakat Moluska Indonesia|url=http://www.biologi.lipi.go.id/index.php/2017-01-04-03-52-26/2017-01-04-03-57-30/staf-adm/9-yt-sample-data/category1/1027-peneliti-biologi-lipi-terpilih-menjadi-ketua-masyarakat-moluska-indonesia-pertama|website=www.biologi.lipi.go.id|access-date=7 April 2021}}{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
== Penelitian tentang keong darat ==
Ketertarikan kepada keong darat bermula dari peristiwa ketika saudara sepupunya terkena beling dan mengeluarkan darah. Saat itu, tantenya memerintahkannya untuk mencari [[bekicot]]. Dia melihat lendir bekicot yang berasal dari [[Eksoskeleton|cangkang]] bekicot yang dipecahkan berhasil menggumpalkan darah dan menghentikan aliran darahnya.<ref>{{Cite web|last=Ramadhani|first=Claudia|date=29 November 2019|title=Benarkah Siput Membawa Banyak Manfaat?|url=https://www.1health.id/id/article/category/sehat-a-z/benarkah-siput-membawa-banyak-manfaat.html|website=1health.id|access-date=7 April 2021}}{{Pranala mati|date=Februari 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Peristiwa ini membuatnya terus penasaran sampai skripsinya juga berkaitan dengan keong darat.<ref>{{Cite
== Penghargaan ==
Nuinisyah mendapatkan Tony Whitten Concervation Prize dari Cambridge Conservation Initiative atas penelitiannya terhadap keong darat di Pulau Jawa yang menemukan spesies baru yang salah satunya diberi nama sebagai penghormatan terhadap [[Tony Whitten]] dengan nama ''[[Landouria tonywhitteni]]'' pada tahun 2019''.''<ref>{{Cite web|last=Scialom|first=Mike|date=19 Desember 2019|title=Pictured: Winners of first Tony Whitten Conservation Prize|url=https://www.cambridgeindependent.co.uk/news/pictured-winners-of-first-tony-whitten-conservation-prize-9094170/|website=Cambridge Independent|language=en|access-date=7 April 2021}}</ref> Pada tahun yang sama, dia mendapatkan penghargaan [[L'Oréal-UNESCO For Women in Science Awards]] atas penelitiannya tentang biodiversitas keong darat yang mampu memecahkan masalah kesehatan.<ref>{{Cite web|date=28 November 2019|title=Nine Indonesian women recognized for outstanding scientific contributions|url=https://www.thejakartapost.com/life/2019/11/28/nine-indonesian-women-recognized-for-outstanding-scientific-contributions.html|website=The Jakarta Post|language=en|access-date=7 April 2021}}</ref> BPIP juga menganugerahi Nurinisiyah sebagai Ikon Berprestasi Pancasila di bidang Sains dan Inovasi.<ref>{{Cite
== Spesies yang ditemukan ==
Baris 46 ⟶ 48:
{{Lifetime|1986||Nurinsiyah, Ayu Savitri}}
[[Kategori:Ilmuwan Indonesia]]
[[Kategori:
[[Kategori:Alumni Universitas Hamburg]]
[[Kategori:Alumni Universitas Padjadjaran]]
|