Ayu Savitri Nurinsiyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 0 sources and tagging 2 as dead.) #IABot (v2.0.9.3
k Bot: Mengganti kategori Ahli biologi dengan Biologiwan
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 4:
 
== Pendidikan dan kehidupan pribadi ==
Nurinsiyah lahir di Jakarta pada tanggal 2 Maret 1986.<ref name=":0">{{Cite news|last=Setyorini|first=Ida|date=20 Desember 2019|title=Ayu Savitri Nurinsiyah, Penemu 22 Keong Endemik Tanah Jawa|url=https://www.kompas.id/baca/tokoh/sosok/2019/12/20/ayu-savitri-nurinsiyah-penemu-22-keong-endemik-tanah-jawa/|work=[[Kompas (surat kabar)|Kompas.id]]|access-date=7 April 2021|archive-date=2020-08-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20200825044440/https://kompas.id/baca/tokoh/sosok/2019/12/20/ayu-savitri-nurinsiyah-penemu-22-keong-endemik-tanah-jawa/|dead-url=yes}}</ref> Dia memulai pendidikan sarjananya di jurusan Biologi di [[Universitas Padjadjaran|Universitas Padjajaran]] pada tahun 2003 dan lulus pada tahun 2008. Dia melanjutkan pendidikannya dengan mengambil gelar ganda untuk program Studi Magister Ilmu Lingkungan Universitas Padjadjaran dan Master of Environmental and Energy Management di [[Universitas Twente]].<ref>{{Cite web|title=Ayu Savitri Nurinsiyah, Penemu 22 Spesies Keong di Indonesia|url=https://www.biologi-unpad.ac.id/ayu-saviti-nurinsiyah-penemu-22-spesies-keong-di-indonesia/|website=biologi-unpad.ac.id|language=en-US|access-date=7 April 2021}}</ref> Lalu, Nurinsiyah melanjutkan gelar [[Doktor|S-3]] nya di [[Universitas Hamburg]] dan mendapatkan gelar [[Gelar kehormatan Latin|Magna Cum Laude]].<ref name=":1">{{Cite web|date=9 Maret 2021|title=Ayu Savitri Nurinsiyah Peneliti Perempuan LIPI, Penemu 23 Spesios Keong Baru|url=http://www.biologi.lipi.go.id/index.php/2012-09-12-04-31-40/9-yt-sample-data/category1/1036-ayu-savitri-nurinsiyah-peneliti-perempuan-lipi-penemu-23-spesios-keong-baru|website=www.biologi.lipi.go.id|access-date=7 April 2021}}{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
Nurinsiyah menikah dengan Tedi Setiadi dan memiliki dua orang anak bernama M Fikri Nursetiadi dan Yusuf F Nursetiadi.<ref>{{Cite news|last=Setyorini|first=Ida|date=20 Desember 2019|title=Dealing with Land Snails|url=https://www.kompas.id/baca/english/2019/12/20/dealing-with-land-snails/|work=[[Kompas (surat kabar)|Kompas.id]]|access-date=7 April 2021}}</ref>
Baris 12:
 
== Penelitian tentang keong darat ==
Ketertarikan kepada keong darat bermula dari peristiwa ketika saudara sepupunya terkena beling dan mengeluarkan darah. Saat itu, tantenya memerintahkannya untuk mencari [[bekicot]]. Dia melihat lendir bekicot yang berasal dari [[Eksoskeleton|cangkang]] bekicot yang dipecahkan berhasil menggumpalkan darah dan menghentikan aliran darahnya.<ref>{{Cite web|last=Ramadhani|first=Claudia|date=29 November 2019|title=Benarkah Siput Membawa Banyak Manfaat?|url=https://www.1health.id/id/article/category/sehat-a-z/benarkah-siput-membawa-banyak-manfaat.html|website=1health.id|access-date=7 April 2021}}{{Pranala mati|date=Februari 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Peristiwa ini membuatnya terus penasaran sampai skripsinya juga berkaitan dengan keong darat.<ref>{{Cite news|date=3 September 2020|title=Dari Keong Darat, Ayu Savitri pun Amalkan Cinta Tanah Air|url=https://nasional.sindonews.com/read/153626/94/dari-keong-darat-ayu-savitri-pun-amalkan-cinta-tanah-air-1599145769|work=[[Sindonews.com]]|language=id-ID|access-date=7 April 2021}}</ref> Nurinsiyah menemukan enam spesies endemik pertama diterbitkan pada jurnal di dalam jurnal ''[[Zootaxa]]'' tahun 2017 yang dilakukan bersama Bernhard Hausdorf dari [[Centrum für Naturkunde]].<ref name=":1" /> Penelitian tentang keong darat selanjutnya dilakukan pada tahun 2018 dan kembali bekerja sama dengan Hausdorf dan rekan baru dari organisasi yang sama bernama Marco Neiber. Mereka menemukan 16 spesies keong darat endemik baru untuk [[genus]] [[Landouria]] dan diterbitkan di ''European Journal of Taxonomy'' pada tahun 2019.<ref>{{Cite web|date=31 Mei 2020|title=Penemuan Spesies Baru Keong Darat dari Jawa|url=https://www.ristekbrin.go.id/penemuan-spesies-baru-keong-darat-dari-jawa/|website=ristekdikti|language=en|access-date=7 April 2021}}{{Pranala mati|date=Juni 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Hasil penelitian ini merevisi hasil penelitian oleh [[Henry Haversham Godwin-Austen]] pada tahun 1918.<ref>{{cite book|last=Godwin-Austen|first=Henry Haversham|date=1923|year=1918|url=https://www.biodiversitylibrary.org/item/41753|title=Records of Indian Museum|journal=|location=Calcutta|publisher=Director Zoological Survey of India|editor-last=Director Zoological Survey of India|volume=8|pages=601-621|chapter=Mollusca IX|url-status=live|issue=12}}</ref>
 
== Penghargaan ==
Baris 50:
 
[[Kategori:Ilmuwan Indonesia]]
[[Kategori:Ahli biologiBiologiwan]]
[[Kategori:Alumni Universitas Hamburg]]
[[Kategori:Alumni Universitas Padjadjaran]]