Yu Dafu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
menghilangkan ambigu pada kalimat "a dinyatakan meninggal tak lama setelah pendudukan Jepang di Sumatera Barat", yang mungkin pembaca akan mengira bahwa ia meninggal tidak lama setelah Jepang datang ke Sumatera Barat, padahal yang dimaksud adalah ia dinyatakan meninggal pada masa vakum (periode setelah Jepang menyerah kepada sekutu atau periode awal Republik Indonesia) |
||
(19 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox writer
| name = Yu Dafu
| image = yudafu.jpg
| imagesize = 200px
| caption =
| pseudonym =
| birth_date = {{birth date|1896|12|7|mf=y}}
| birth_place = [[Distrik Fuyang|Fuyang]], [[Zhejiang]], [[Dinasti Qing]], [[Tiongkok]]
| death_date = {{death date and age|1945|9|17|1896|12|7|mf=y}}
| death_place = [[Payakumbuh]], [[Sumatra Barat]], [[Pendudukan Jepang di Hindia Belanda]]
| occupation = Penulis dan [[penyair]]
| nationality = Tiongkok
| period =
| genre =
| notableworks =
| influences =
| influenced =
| module = {{Chinese|child=yes|s=郁达夫|t=郁達夫|p=Yù Dáfū|w=Yu Ta-fu}}{{Chinese|child=yes|s=郁文|t=郁文|p=Yù Wén|w=Yu Wen}}
'''Yu Wen''', lebih dikenal dengan [[Nama kehormatan|nama kehormatannya]] '''Yu Dafu''' (7 Desember 1896 – 17 September 1945) adalah seorang penulis cerita pendek dan [[penyair]] berkebangsaan Tionghoa. Ia termasuk penggagas Creation Society (创造社, ''Chuàngzào shè'', "Masyarakat Kreasi"). Karyanya yang terkenal di antaranya adalah ''Chenlun'' (沈淪, Tenggelam), ''Chunfeng chenzui de wanshang'' (春風沈醉的晚上, Malam Musim Semi yang Memabukkan), ''Guoqu'' (過去, Masa Lalu) dan ''Chuben'' (出奔, Penerbangan). Yu, bersama tokoh sastra sezamannya, mempelopori sebuah genre sastra yang disebut [[Gerakan Budaya Baru]] 1920-an dan 1930-an. Ia dinyatakan meninggal
== Kehidupan awal ==
Baris 25:
== Di Sumatera ==
Dari Singapura, Yu Dafu melarikan diri pada 4 Februari 1942 dan tiba di [[Selatpanjang]] pada tanggal 6 lalu ke [[Pulau Padang]] pada tanggal 16. Di Pulau Padang, ia masih bisa menulis puisi, yang sebagian besarnya diterbitkan anumerta dengan judul ''Kumpulan Puisi dalam Pengasingan'' (乱离杂诗). Saat Hindia Belanda menyerah kepada Jepang pada bulan Maret, Yu bersama teman-temannya sepengungsian khawatir bahwa Jepang akan mencari dan menyiksa mereka, sehingga memutuskan untuk pindah ke pedalaman Sumatera. Yu, bersama Wang Yijuan, berangkat ke Pekanbaru dengan menyusuri [[Sungai Siak]], lalu ke [[Payakumbuh]] dengan menaiki bus.<ref name=":2">{{Cite book|last=Wong|first=Yoon-wah|date=2002|url=https://books.google.co.id/books?id=81C6CgAAQBAJ&pg=PA84&dq=yu+dafu&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwios6jwmqKIAxVjg2MGHf1ZAB0Q6AF6BAgGEAI#v=onepage&q=yu%20dafu&f=false|title=Post-colonial Chinese Literatures in Singapore and Malaysia|publisher=World Scientific|isbn=978-981-4350-94-5|language=en}}</ref>
Saat di Payakumbuh, ia menyamar sebagai Zhao Lian (Hokkien: Chao Lien). Ia meminta bantuan Cai Chengda,
Karena telah diketahui ia bisa berbahasa Jepang, Zhao dipekerjakan sebagai penerjemah di markas [[Kempeitai]] di Bukittinggi, sehingga ia lebih sering tinggal di sana dari pada di Payakumbuh. Ia bertugas sebagai penerjemah saat Jepang menginterogasi orang Tionghoa dan pribumi yang ditangkap mereka. Zhao banyak memanfaatkan kesempatan ini dengan menyelewengkan terjemahannya untuk menyelamatkan "tersangka-tersangka" tersebut dari kematian. Setelah 6 bulan, Zhao mengundurkan diri dengan "alasan" terkena tuberkulosis, tetapi ketika orang Jepang membutuhkan penerjemah yang handal, ia sering dipanggil. Sembari menjalani hidup di Payakumbuh dan Bukittinggi, Zhao mencari pasangan ke Padang, sekaligus memendam identitas aslinya agar tidak diendus Jepang. Ia menikah dengan He Liyou di Padang pada 15 September 1943. Dari pernikahannya itu lahirlah dua anak: Yu Daya dan Yu Meilan. He sendiri tidak pernah mengenal identitas asli suaminya sampai ia pindah ke Tiongkok.<ref name=":2" />
Sejak tahun 1944 Zhao mulai dicurigai sebagai Yu Dafu sehingga mulai diawasi sekali per minggu atau sepuluh hari. Sementara teman sejawatnya melarikan diri, seperti Hu Yuzhi ke Medan, ia tetap tinggal di Payakumbuh bersama keluarga kecilnya, sekalipun merasa tertekan. Saat mendengar kabar Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada [[Sekutu (Perang Dunia II)|Sekutu]] pada 14 Agustus 1945, ia mulai mengumpulkan teman-temannya dan perantauan Tionghoa di Payakumbuh untuk merancang penyambutan Sekutu (Tiongkok termasuk ke dalam blok Sekutu). Pada malam 29 Agustus, ketika berdiskusi bersama pengusaha kebun Tionghoa di rumahnya, Yu dipanggil oleh seorang pemuda, atau dua orang, entah pribumi atau Tionghoa, dan diajak pergi ke suatu tempat. Dengan baju piyama dan sandal jepit, ia berpamitan kepada seisi rumah dan berkata akan pergi sebentar. Ternyata, itulah kali terakhir mereka bertemu dengan Yu Dafu. Keesokan harinya, He Liyou melahirkan Yu Meilan; Yu lahir dan besar tanpa sempat melihat ayahnya sama sekali.<ref name=":2" />
Yu Dafu mulai dicari, pertama oleh seorang Kempetai yang merupakan temannya, ketika ia mengunjungi rumah Yu, mendapati He Liyou menangis lalu diminta untuk mencarikan suaminya tersebut. Pihak sekutu juga berusaha mencarinya. Kepastian tewasnya Yu baru dikonfirmasi oleh Sekutu pada bulan Agustus 1946, dengan sebab dieksekusi oleh pihak Jepang, meskipun tidak jelas siapa, bagaimana dan di mana ia dikuburkan. Kemungkinan besar Yu Dafu dibunuh agar berbagai "informasi sensitif" Jepang tidak bocor ke pihak Sekutu.<ref name=":2" />
== Gaya penulisan ==
Baris 44 ⟶ 50:
[[Kategori:Kelahiran 1896]]
[[Kategori:Artikel mengandung aksara Han]]
[[Kategori:Tokoh dari Zhejiang]]
|