Ihya Ulumuddin: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(8 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 4:
| title_orig =
| translator =
| image = Berkas:
| image_caption =
| author = [[Al-Ghazali|Imam Al-Ghazali]]
| illustrator =
Baris 27:
}}
'''Ihya Ulumuddin'''
== Topik pembahasan ==
Kitab [[Ihya Ulumudin]] ('''احياء علوم الدين ''') memiliki tema utama tentang kaidah dan prinsip dalam penyucian jiwa yakni menyeru kepada kebersihan jiwa dalam beragama, sifat takwa, konsep [[zuhud]], rasa cinta yang hakiki, merawat hati serta jiwa dan sentiasa menanamkan sifat ikhlas di dalam beragama. Kandungan lain dari kitab ini berkenaan tentang wajibnya menuntut ilmu, keutamaan ilmu, bahaya tanpa ilmu, persoalan-persoalan dasar dalam ibadah seperti penjagaan [[thaharah]] dan [[salat]], adab-adab terhadap [[al-Qur'an]], [[Zikir|dzikir]] dan doa, penerapan adab akhlak seorang [[muslim]] di dalam pelbagai aspek kehidupan, hakikat persaudaraan (ukhuwah), bimbingan memperbaiki akhlak, bagaimana mengendalikan syahwat, bahaya lisan, mencegah sifat dengki dan emosi, zuhud, mendidik rasa bersyukur dan sabar, menjauhi sifat sombong, ajakkan sentiasa bertaubat, pentingnya kedudukan tauhid, pentingnya niat dan kejujuran, konsep mendekatkan diri kepada Allah (muraqabah), tafakur, mengingati mati dan rahmat Allah, dan mencintai Rasulullah {{saw}}.
== Minhajul Qashidin ==
[[Berkas:Minhajulqashidin.png|jmpl|200px|''Mukhtasar Minhajul Qashidin'', ringkasan kitab ''Minhajul Qashidin'' yang merupakan revisi dari ''Ihya Ulumuddin'']]
Kitab ''Ihya Ulumuddin'' kemudian di teliti dan dikerjakan ulang oleh Imam [[Ibnul Jauzi]] (597 H) lalu hasil pengerjaannya tersebut diberi nama ''Minhajul Qashidin wa Mufidush Shadiqin''. Usaha Ibnul Jauzi dalam melakukan pengerjaan ulang kitab terhadap Ihya Ulumuddin ini dianggap begitu penting dan kompeten. Karena selain Ibnul Jauzi memiliki kesamaan dengan Imam Al-Ghazali di dalam hal disiplin keilmuan yang dikuasai. Imam Ibnul Jauzi memiliki kelebihan penguasaan yang ahli terhadap ilmu hadits, baik dari sisi riwayah maupun dirayah; [[sanad]] maupun [[matan]]nya. Pengerjaan ulang oleh Ibnul Jauzi berfokus kepada penelitian ulang derajat hadits-hadits yang ada, kemudian melakukan eliminasi terhadap hadits-hadits yang maudhu, dhaif dan mauquf dan kemudian dia gantikan dengan dalil yang shahih dan hasan, sehingga didapatkan sebuah kitab yang kokoh sebagai pegangan.
|