Hamzah al-Fansuri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pranala luar: kategori
add link to A. Teeuw and Abdul Hadi W. M.
 
(24 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
|honorific_prefix =
|notability =
<!-- ----------- -->
|image = Berkas:Makam Hamzah Fansuri.JPG
|caption = Jalan setapak menuju makam Hamzah Fansuri di Ujong Pancu, [[Peukan Bada, Aceh Besar|Peukan Bada]], [[Aceh Besar]]
<!-- ----------- -->
|jalur_ayah =
|jalur_ibu =
|nasab =
<!-- ----------- -->
|tgl_lahir_h =
|tgl_lahir_m =
Baris 32:
|gelar_lainnya2 =
|gelar_lainnya3 =
<!-- ---------------- -->
|kunya =
|name = Hamzah
Baris 38:
|nisbah = al-Fansuri
|nama_lainnya =
<!-- ---------------- -->
|etnis =
|nationality =
Baris 45:
|negara2 =
|negara3 =
<!-- ---------------- -->
<!-- ---kewafatan------ -->
|status_hidup_wafat = WAFAT
|sebab_wafat =
Baris 61:
|negara_makam =
}}
'''Hamzah Fansuri''' adalah seorang [[ulama]] [[sufi]] dan [[sastrawan]] yang hidup pada [[abad ke-16]].<ref name=":0">{{Cite web|title="Hamzah Fansuri Digunakan Nama PTKI"|url=https://diktis.kemenag.go.id/v1/berita/hamzah-fansuri-digunakan-nama-ptki|website=http://diktis.kemenag.go.id/|access-date=2023-01-31|archive-date=2023-01-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20230131071759/https://diktis.kemenag.go.id/v1/berita/hamzah-fansuri-digunakan-nama-ptki|dead-url=no}}</ref> [[Hans Teeuw|A. Teeuw]] menyebutnya sebagai ''Sang Pemula Puisi Indonesia,''<ref name="Teeuw">{{cite book|last=Teeuw|first=A.|year=1994|title=Indonesia antara Kelisanan dan Keberaksaraan|location=Jakarta|publisher=Pustaka Jaya|chapter=Hamzah Fansuri, Sang Pemula Puisi Indonesia}}</ref> sementara [[Abdul Hadi W.M.|Abdul Hadi W. M.]] menjulukinya sebagai ''Bapak Sastra Melayu''.<ref>Abdul Hadi, W. M. (1995). "Hamzah Fansuri: Risalah Tasawuf dan Puisi-Puisinya". Bandung, Penerbit Mizan.</ref> Hamzah Fansuri lama berdiam di [[Aceh]]. Ia terkenal sebagai penganut aliran [[wahdatul wujud]]<ref name=":0" /> Dalam [[sastra Melayu]] ia dikenal sebagai pencipta genre [[syair]].<ref name=":0" />
'''Hamzah al-Fansuri''' atau dikenal juga sebagai '''Hamzah Fansuri''' adalah seorang [[ulama]] [[sufi]] dan [[sastrawan]] yang hidup pada [[abad ke-16]].{{Bio muslim butuh rujukan}} Ia 'berasal dari [[Barus]]' (sekarang berada di provinsi [[Sumatra Utara]]) ada pula sarjana yang berpendapat ia lahir di [[Ayutthaya]], ibu kota lama kerajaan [[Siam]].<ref>{{cite book|last=Marcinkowski|first=Muhammad Ismail|title=From Isfahan to Ayutthaya: Contacts Between Iran and Siam in the 17th Century|pages=49-53|publisher=Pustaka Nasional Pte Ltd|year=2005|location=Singapura}}</ref> Nama 'al-Fansuri' sendiri berasal dari arabisasi kata Pancur, sebuah kota kecil di pesisir Barat Tapanuli Tengah dekat kota bersejarah Barus.{{Bio muslim butuh rujukan}} Dalam zaman Kerajaan Aceh Darussalam, kampung Fansur itu terkenal sebagai pusat pendidikan Islam di bagian Aceh Selatan.<ref name="Kompas Media 2017">{{cite web | last=Yudono | first=Jodhi| title=Hamzah Fansuri, Jasadnya Satu...Makamnya di Mana-mana | website=KOMPAS.com | date=2017-05-23 | url=https://nasional.kompas.com/read/2013/11/02/0712065/Hamzah.Fansuri.Jasadnya.Satu.Makamnya.di.Mana-mana | archive-url=https://web.archive.org/web/20170523231212/https://nasional.kompas.com/read/2013/11/02/0712065/Hamzah.Fansuri.Jasadnya.Satu.Makamnya.di.Mana-mana | archive-date=2017-05-23 | dead-url=no | language=id | access-date=2018-06-27}}</ref>
 
'''HamzahBanyak al-Fansuri'''speskulasi ataumengenai dikenalasal jugausul sebagai '''Hamzah Fansuri''' adalah seorang [[ulama]] [[sufi]] dan [[sastrawan]] yang hidup pada [[abad ke-16]].{{Bio muslimSebagian butuhmengatakan rujukan}}dia Ia 'berasal dari [[Barus]]' (sekarang berada di provinsi [[SumatraSumatera Utara]]), ada pula sarjanajuga yang berpendapat ia lahir di [[Ayutthaya]], ibu kota lama kerajaan [[Siam]].<ref>{{cite book|last=Marcinkowski|first=Muhammad Ismail|title=From Isfahan to Ayutthaya: Contacts Between Iran and Siam in the 17th Century|pages=49-53|publisher=Pustaka Nasional Pte Ltd|year=2005|location=Singapura}}</ref> Nama 'al-Fansuri' sendiri berasal dari arabisasi kata Pancur, sebuah kota kecil di pesisir Barat Tapanuli Tengah, dekat kota bersejarah Barus.{{Bio muslim butuh rujukan}} Dalam zaman Kerajaan Aceh Darussalam, kampung Fansur itu terkenal sebagai pusat pendidikan Islam di bagian Aceh Selatan.<ref name="Kompas Media 2017">{{cite webCite news| last=Yudono | first=Jodhi| date=2017-05-23|title=Hamzah Fansuri, Jasadnya Satu..., Makamnya di Mana-mana | website=KOMPAS.com | date=2017-05-23 | url=https://nasional.kompas.com/read/2013/11/02/0712065/Hamzah.Fansuri.Jasadnya.Satu.Makamnya.di.Mana-mana | dead-url=no|work=[[Kompas.com]]|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20170523231212/https://nasional.kompas.com/read/2013/11/02/0712065/Hamzah.Fansuri.Jasadnya.Satu.Makamnya.di.Mana-mana | archive-date=2017-05-23 | dead-url=no | language=id | access-date=2018-06-27}}</ref>
Hamzah al-Fansuri lama berdiam di [[Aceh]].{{Bio muslim butuh rujukan}} Ia terkenal sebagai penganut aliran [[wahdatul wujud]].{{Bio muslim butuh rujukan}} Dalam [[sastra Melayu]] ia dikenal sebagai pencipta genre [[syair]].{{Bio muslim butuh rujukan}} A. Teeuw menyebutnya sebagai ''Sang Pemula Puisi Indonesia.''<ref name="Teeuw">{{cite book|last=Teeuw|first=A.|title=Indonesia antara Kelisanan dan Keberaksaraan|chapter=Hamzah Fansuri, Sang Pemula Puisi Indonesia|location=Jakarta|year=1994|publisher=Pustaka Jaya}}</ref>
 
Sebagaimana asal usulnya yang masih misteri, makam Hamzah Fansuri pun hingga hari ini tidak bisa dipastikan. Pendapat pertama mengatakan makamnya terletak di [[Oboh, Rundeng, Subulussalam|Desa Oboh]], Kecamatan Runding, Kota Subulussalam, Aceh Selatan; dan pendapat yang lain mengatakan makamnya berada di [[Ujung Pancu|Desa Ujung Pancu]], Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar.<ref name="Kompas Media 2017" />
Penyair dan ahli tasawuf Aceh abad ke 17 tersebut, mendapat anugerah [[Bintang Budaya Parama Dharma]], yang diserahkan [[Daftar Presiden Indonesia|Presiden Indonesia]] [[Susilo Bambang Yudhoyono]] dalam acara penganugerahan [[Bintang Maha Putera]], dan Tanda Jasa di Istana Negara pada hari selasa, tanggal 12 Agustus 2013.<ref name="Kompas Media 2017"/>
 
Dalam Seminar Hamzah Fansuri yang diadakan oleh Departemen Pendidikan, Kebudayaan dan Pariwisata RI pada 2007, Claude Guillot dan Ludvik Kalus mengungkap temuan mengejutkan terkait sebuah nisan di ''Pemakaman Bab Ma'la'' di Mekah dengan nama ''Syaikh Hamzah bin Abdullah al-Fansuri'' yang wafat pada 9 Rajab 933 hijriah (11 April 1527 masehi).<ref>{{Cite book|last=Guillot|first=Claude|last2=Kalus|first2=Ludvik|date=2007|url=https://pustaka.kebudayaan.kemdikbud.go.id/index.php?p=show_detail&id=11689&keywords=hamzah|title=Batu Nisan Hamzah Fansuri|location=Jakarta|publisher=Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film Departemen Kebudayaan dan Pariwisata|translator-last=Parasman|translator-first=Rita|url-status=live|access-date=2023-08-09|archive-date=2023-08-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230810230542/https://pustaka.kebudayaan.kemdikbud.go.id/index.php?p=show_detail&id=11689&keywords=hamzah|dead-url=no}}</ref> Karena itu kepastian lokasi makam Hamzah Fansuri masih membutuhkan studi lebih lanjut.
 
Penyair dan ahli tasawuf Aceh abad ke 17 tersebut, mendapat anugerah [[Bintang Budaya Parama Dharma]] pada 12 Agustus 2013, yang diserahkan [[Daftaroleh Presiden Indonesia|Presiden Indonesia]] [[Susilo Bambang Yudhoyono]] dalam acara penganugerahan [[Bintang Maha Putera]], dan Tanda Jasa di Istana Negara pada hari selasa, tanggal 12 Agustus 2013RI.<ref name="Kompas Media 2017"/>
 
== Karya-karyanya ==
=== Puisi ===
Syair Hamzah Fansuri terdiri atas 13-21 bait. Setiap bait terdiri atas empat baris, yang berima a-a-a-a. Pada umumnya jumlah kata tiap baris ada empat, meskipun terdapat pengecualian. [[Syair]] Hamzah al-Fansuri banyak terpengaruh puisi-puisi Arab dan Persia (seperti rubaiyat karya Umar Khayyam), namun terdapat perbedaan. Rima rubaiyat adalah a-a-b-a, sedangkan Hamzah al-Fansuri memakai a-a-a-a.<ref name="Teeuw"/>
 
Dari segi tema setiap syair yang dikarang Hamzah al-Fansuri membahas salah satu aspek tasawuf yang dianut oleh sang penyair itu.<ref name="Teeuw"/>
 
A Teeuw menyebutkan bahwa Hamzah Fansuri memperkenalkan individualitas, hal yang sebelumnya tidak dikenal dalam sastra Melayu lama. Dia juga memperkenalkan bentuk puisi baru untuk mengekspresikan diri. Inovasi lain adalah pemakaian bahasa yang kreatif. Hamzah Fansuri tidak segan-segan meminjam kata-kata dari bahasa Arab dan Persia dalam puisinya.<ref name="Teeuw"/><ref>{{Cite journal|last=Rosalina|first=Arin Rinda|date=2023-01-02|title=PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM SASTRA MELAYU (KAJIAN HERMENEUTIK TERHADAP KARYA SASTRA HAMZAH FANSURI)|url=https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jat/article/view/19212|journal=Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam|volume=19|issue=2|pages=196–211|doi=10.15575/al-tsaqafa.v19i2.19212|issn=2654-4598|access-date=2023-02-20|archive-date=2023-06-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20230611014959/https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jat/article/view/19212|dead-url=no}}</ref>
==== Daftar Syair ====
 
* ''[[s:Syair Burung Unggas|Syair Burung Unggas]]''
* ''[[Syair Dagang]]''
* ''[[s:Syair Perahu|Syair Perahu]]''
* ''[[Syair Si Burung pipit]]''
* ''[[Syair Si Burung Pungguk]]''
Baris 86 ⟶ 89:
=== Prosa ===
 
* ''Asrar al-'Arifin'' (Rahasia Kaum Arif)
* ''Sharab al-Asyikin'' (Minuman Para Perindu)
* ''Kitab Al-Muntahi'' /(Kitab ''ZinatPenghabisan, al-Muwahidin''Kitab Para Pakar)
 
== Catatan akhir ==
Baris 96 ⟶ 99:
* {{cite book|last=Marcinkowski|first=Muhammad Ismail|title=From Isfahan to Ayutthaya: Contacts Between Iran and Siam in the 17th Century|pages=49-53|publisher=Pustaka Nasional Pte Ltd|year=2005|location=Singapura}}
* {{cite book|last=Teeuw|first=A.|title=Indonesia antara Kelisanan dan Keberaksaraan|chapter=Hamzah Fansuri, Sang Pemula Puisi Indonesia|location=Jakarta|year=1994|publisher=Pustaka Jaya}}
* {{cite webCite news| last=Yudono | first=Jodhi | title=Hamzah Fansuri, Jasadnya Satu...Makamnya di Mana-mana | websitework=KOMPAS[[Kompas.com]] | date=2017-05-23 | url=https://nasional.kompas.com/read/2013/11/02/0712065/Hamzah.Fansuri.Jasadnya.Satu.Makamnya.di.Mana-mana | archive-url=https://web.archive.org/web/20170523231212/https://nasional.kompas.com/read/2013/11/02/0712065/Hamzah.Fansuri.Jasadnya.Satu.Makamnya.di.Mana-mana | archive-date=2017-05-23 | dead-url=no | language=id | ref=harv | access-date=2018-06-27| editor-last=Yudono | editor-first=Jodhi }}
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.kompas.com/kompas-cetak/0504/01/tanahair/1552018.htm Kapur dari Barus, Hamzah dari Fansur]{{deadlink}} [httphttps://web.archive.org/web/20081009232900/http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0504/01/tanahair/1552018.htm ArsipKapur didari InternetBarus, ArchiveHamzah dari Fansur]
* {{ms}} [http://www.emedia.com.my/Misc/DBP/Artikel/Penerbitan/20051219143911/ArtPenerbitan Hamzah Fansuri, Pujangga Sufi Agung Melayu] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070311032109/http://www.emedia.com.my/Misc/DBP/Artikel/Penerbitan/20051219143911/ArtPenerbitan |date=2007-03-11 }}
 
{{Ulama Aceh}}
 
* {{id}} [http://www.kompas.com/kompas-cetak/0504/01/tanahair/1552018.htm Kapur dari Barus, Hamzah dari Fansur]{{deadlink}} [http://web.archive.org/web/20081009232900/http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0504/01/tanahair/1552018.htm Arsip di Internet Archive]
* {{ms}} [http://www.emedia.com.my/Misc/DBP/Artikel/Penerbitan/20051219143911/ArtPenerbitan Hamzah Fansuri, Pujangga Sufi Agung Melayu]
{{wikisource|Hamzah al-Fansuri}}
{{Authority control}}
{{Ulama-Nusantara-bio-stub}}
 
[[Kategori:SastrawanPenulis Indonesia|Hamzah al-Fansuri]]
[[Kategori:Penyair Indonesia|Hamzah al-Fansuri]]
[[Kategori:Sufi Indonesia|Hamzah al-Fansuri]]
[[Kategori:Cendekiawan Muslim Indonesia|Hamzah al-Fansuri]]
[[Kategori:Ulama Aceh|Hamzah al-Fansuri]]
[[Kategori:Tokoh BatakMelayu Indonesia|Hamzah al-Fansuri]]
[[Kategori:Tokoh Aceh|Hamzah al-Fansuri]]
[[Kategori:Tokoh SumatraSumatera Utara|Hamzah al-Fansuri]]