Kaharuddin Datuk Rangkayo Basa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Filled in 5 bare reference(s) with reFill 2 |
||
(6 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 50:
[[Komisaris Besar Polisi|Kombes.]] [[Kepolisian Negara Republik Indonesia|Pol.]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''Kaharuddin''' Datuak Rangkayo Basa ({{lahirmati|[[Maninjau, Tanjung Raya, Agam|Maninjau]], [[Agam]], [[Sumatera Barat]]|17|1|1906|[[Padang]], [[Sumatera Barat]]|1|4|1981}}) merupakan seorang perwira [[Kepolisian Republik Indonesia]] yang menjabat sebagai [[Gubernur Sumatera Barat]] yang pertama sejak 1958 hingga 1965, setelah provinsi [[Sumatra Tengah]] dimekarkan berdasarkan [[Undang-undang]] Darurat Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1957. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Kepala Kepolisian Sumatra Tengah.<ref>Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, (1992), ''Sejarah nasional Indonesia: Jaman Jepang dan zaman Republik Indonesia'', Jakarta: PT Balai Pustaka, ISBN 979-407-412-8.</ref> Masa jabatannya termasuk pergolakan [[Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia]] di provinsi tersebut, yang telah ditentangnya sebelum pengangkatannya.
==
=== Kehidupan awal ===
Kaharuddin dilahirkan di [[Bayua, Tanjung Raya, Agam|nagari Bayua]], di tepi [[Danau Maninjau]] dan sekarang bagian dari [[Kabupaten Agam]], pada tanggal 17 Januari 1906.<ref>{{cite book |last1=Chaniago |first1=Hasril |title=Brigadir Jenderal Polisi Kaharoeddin Datuk Rangkayo Basa: Gubernur di tengah pergolakan |date=1998 |publisher=Pustaka Sinar Harapan |isbn=978-979-416-582-9 |page=4 |url=https://books.google.com/books?id=GQJwAAAAMAAJ&q=rangkayo+basa+17+januari+1906 |language=id}}</ref> Ia menempuh pendidikan di [[Hollandsch-Inlandsche School]] di [[Padang]], dan kemudian ''[[Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren]]'' (OSVIA) (Sekolah Pangreh-praja) di Fort de Kock (kini [[Bukittinggi]]).<ref name="asnanp118">{{cite book |last1=Asnan |first1=Gusti |title=Kamus sejarah Minangkabau |date=2003 |publisher=Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau |isbn=978-979-97407-0-0 |page=118 |url=https://books.google.com/books?id=ndZwAAAAMAAJ&q=kaharuddin+datuk+rangkayo+basa+osvia |language=id}}</ref> Istrinya, Mariah yang dinikahinya dalam tahun 1926, merupakan tamatan ''[[Hollandsch-Inlandsche School]]'' (HIS) (SD 7 tahun) di [[Sigli]], [[Aceh]].{{fact}}
=== Karier ===
==== Kepolisian ====
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Kaharuddin bergabung dengan kepolisian kolonial Hindia Belanda. Pada tahun 1932, ia dipromosikan menjadi asisten demang polisi di Solok. Gelar adatnya Datuak Rangkayo Basa diterimanya pada bulan April 1937 ketika menjabat sebagai asisten wedana polisi di [[Baso, Agam]].{{sfn|Chaniago|1998|p=13}}<ref>{{cite news |title=Mengenal Kaharoeddin Dt. Rangkayo Basa, Gubernur Sumbar Pertama Asal Bayur |url=https://prokabar.com/mengenal-kaharoeddin-dt-rangkayo-basa-gubernur-sumbar-pertama-asal-bayur/ |access-date=19 February 2023 |work=Prokabar |date=22 May 2019 |language=id-ID}}</ref> Ia terus bertugas sebagai petugas polisi pada masa [[pendudukan Jepang di Hindia Belanda]], dan menjadi kepala polisi pada saat pendudukan berakhir pada tahun 1945.<ref name="asnanp118"/>
Selanjutnya setelah kemerdekaan Indonesia Kaharuddin menjabat Kepala Polisi Padang Luar Kota,<ref>{{Cite web|url=https://books.google.co.id/books?id=r5_BFUym4K8C&q=Kaharuddin+Rangkayo+Basa&dq=Kaharuddin+Rangkayo+Basa&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&ovdme=1&sa=X&ved=2ahUKEwiw4ZOwifb6AhXTV3wKHeIJDw04HhDoAXoECAsQAw#Kaharuddin
==== Peristiwa PRRI ====
Pada bulan Desember 1956, sejumlah panglima militer daerah di [[Sumatera Tengah]] membentuk [[Dewan Banteng]], yang awalnya bertujuan untuk meningkatkan otonomi daerah. Pada titik ini, Kaharuddin telah menjadi kepala polisi provinsi tersebut, dan dia mendukung dewan tersebut.<ref>{{cite book |last1=Kahin |first1=Audrey |title=Rebellion to Integration: West Sumatra and the Indonesian Polity, 1926-1998 |date=1999 |publisher=Amsterdam University Press |isbn=978-90-5356-395-3 |pages=188–190 |url=https://books.google.com/books?id=AlF14JYwA_wC |language=en}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://books.google.co.id/books?id=ICc-jde8A98C&pg=PA5|title=Sejarah TNI-AD, 1945-1973: Peranan TNI-AD dalam mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia|date=15 Sep 1979|publisher=Dinas Sejarah Militer tentara nasional Indonesia Angkatan Darat|accessdate=15 Sep 2024|via=Google Books}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://books.google.co.id/books?id=FphxAAAAMAAJ&pg=PA44|title=Tantangan dan rongrongan terhadap keutuhan dan kesatuan bangsa: kasus PRRI|date=15 Sep 1992|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional|accessdate=15 Sep 2024|via=Google Books}}</ref> Namun, ketika dewan mulai melakukan pemberontakan langsung terhadap pemerintah pusat Indonesia, Kaharuddin mulai menyuarakan keraguannya.{{sfn|Kahin|1999|p=209}} Ketika Dewan Banteng akhirnya mendeklarasikan pembentukan [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (PRRI) pada bulan Februari 1958, Kaharuddin menolak untuk berpartisipasi dan menjadi salah satu penentang utamanya bersama Letnan Kolonel [[Djamin Ginting]] (Sumatera Utara), Letnan Kolonel Sohar (Sumatera Selatan), dan Residen [[Nani Wartabone]] (Gorontalo).{{sfn|Kahin|1999|p=211}}<ref>{{Cite web|url=https://books.google.co.id/books?id=-kQeAAAAMAAJ&pg=PA85|title=Pejuang dan prajurit: konsepsi dan implementasi dwifungsi ABRI|date=15 Sep 1984|publisher=Penerbit Sinar Harapan|accessdate=15 Sep 2024|via=Google Books}}</ref> Pada bulan April, pasukan pemerintah telah mendarat di Padang, dan Kaharuddin bergabung dengan pasukan pemerintah pusat. Pemimpin PRRI [[Sjafruddin Prawiranegara]] menulis bahwa tindakan Kaharuddin telah melumpuhkan kemampuan PRRI untuk melawan pemerintah pusat.{{sfn|Kahin|1999|pp=215–216}}▼
==== Gubernur Sumatra Barat ====
▲Pada bulan Desember 1956, sejumlah panglima militer daerah di [[Sumatera Tengah]] membentuk [[Dewan Banteng]], yang awalnya bertujuan untuk meningkatkan otonomi daerah. Pada titik ini, Kaharuddin telah menjadi kepala polisi provinsi tersebut, dan dia mendukung dewan tersebut.<ref>{{cite book |last1=Kahin |first1=Audrey |title=Rebellion to Integration: West Sumatra and the Indonesian Polity, 1926-1998 |date=1999 |publisher=Amsterdam University Press |isbn=978-90-5356-395-3 |pages=188–190 |url=https://books.google.com/books?id=AlF14JYwA_wC |language=en}}</ref><ref>https://books.google.co.id/books?id=ICc-jde8A98C&pg=PA5</ref><ref>https://books.google.co.id/books?id=FphxAAAAMAAJ&pg=PA44</ref> Namun, ketika dewan mulai melakukan pemberontakan langsung terhadap pemerintah pusat Indonesia, Kaharuddin mulai menyuarakan keraguannya.{{sfn|Kahin|1999|p=209}} Ketika Dewan Banteng akhirnya mendeklarasikan pembentukan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) pada bulan Februari 1958, Kaharuddin menolak untuk berpartisipasi dan menjadi salah satu penentang utamanya bersama Letnan Kolonel [[Djamin Ginting]] (Sumatera Utara), Letnan Kolonel Sohar (Sumatera Selatan), dan Residen [[Nani Wartabone]] (Gorontalo).{{sfn|Kahin|1999|p=211}}<ref>https://books.google.co.id/books?id=-kQeAAAAMAAJ&pg=PA85</ref> Pada bulan April, pasukan pemerintah telah mendarat di Padang, dan Kaharuddin bergabung dengan pasukan pemerintah pusat. Pemimpin PRRI [[Sjafruddin Prawiranegara]] menulis bahwa tindakan Kaharuddin telah melumpuhkan kemampuan PRRI untuk melawan pemerintah pusat.{{sfn|Kahin|1999|pp=215–216}}
[[File:Upacara Timbang Terima Kepala Polisi Prop. Sumbar.jpg|jmpl|Upacara serah terima Kepala Polisi Sumatera Barat, di Polres Bukittinggi Jl. Sudirman {{circa|10 Juni 1958}}]]
Kaharuddin diangkat sebagai koordinator sipil pemerintahan untuk provinsi [[Sumatera Barat]] yang baru dibentuk pada tanggal 7 Mei 1958, dan kemudian diangkat menjadi penjabat gubernur provinsi tersebut pada tanggal 17 Mei.<ref>{{cite book |last1=Bahar |first1=Saafroedin |title=Etnik, Elite, dan Integrasi Nasional: Minangkabau 1945-1984 dan Republik Indonesia 1985-2015 |date=2015 |publisher=Gre Publishing |page=263 |url=https://books.google.com/books?id=Tk1jDwAAQBAJ |language=id}}</ref> Sebagai gubernur pertama provinsi tersebut, ia secara resmi menjadikan Padang sebagai ibu kota provinsi pada tanggal 29 Mei.<ref>{{cite web |title=Sejarah Kota Padang |url=https://padang.go.id/sejarah-kota-padang |website=padang.go.id |access-date=19 February 2023 |language=id}}</ref> Ketika PRRI dikalahkan, Kaharuddin tetap menjabat sebagai gubernur definitif, meskipun kekuasaannya terbatas karena kewenangan yang signifikan dipegang oleh kekuatan militer yang dipertahankan di wilayah tersebut. Ia dicopot dari jabatannya dan ditugaskan kembali ke Jawa pada tanggal 5 Juli 1965, dan digantikan oleh [[Soepoetro Brotodihardjo]] sebagai penjabat gubernur.{{sfn|Kahin|1999|p=242}}
Baris 77 ⟶ 84:
|page = 223
}}</ref>
== Wafat ==
Kaharuddin meninggal pada tanggal 1 April 1981 di Padang. Sebelum kematiannya, ia menolak dimakamkan di taman makam pahlawan, sehingga ia dimakamkan di taman pemakaman umum biasa.<ref>{{cite book |last1=Abidin |first1=Mas'oed |title=Ensiklopedi Minangkabau |date=2005 |publisher=Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau |isbn=978-979-3797-23-6 |page=216 |url=https://books.google.com/books?id=VJFuAAAAMAAJ |language=id}}</ref>{{sfn|Chaniago|1998|p=452}}
== Referensi ==
Baris 95 ⟶ 105:
[[Kategori:Tokoh Polri]]
[[Kategori:Tokoh kepolisian Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh Sumatera Barat]]
[[Kategori:Tokoh dari Agam]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Gubernur Sumatera Barat]]
▲[[Kategori:Kematian 1981]]
|