Kaharuddin Datuk Rangkayo Basa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Filled in 5 bare reference(s) with reFill 2
 
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 60:
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Kaharuddin bergabung dengan kepolisian kolonial Hindia Belanda. Pada tahun 1932, ia dipromosikan menjadi asisten demang polisi di Solok. Gelar adatnya Datuak Rangkayo Basa diterimanya pada bulan April 1937 ketika menjabat sebagai asisten wedana polisi di [[Baso, Agam]].{{sfn|Chaniago|1998|p=13}}<ref>{{cite news |title=Mengenal Kaharoeddin Dt. Rangkayo Basa, Gubernur Sumbar Pertama Asal Bayur |url=https://prokabar.com/mengenal-kaharoeddin-dt-rangkayo-basa-gubernur-sumbar-pertama-asal-bayur/ |access-date=19 February 2023 |work=Prokabar |date=22 May 2019 |language=id-ID}}</ref> Ia terus bertugas sebagai petugas polisi pada masa [[pendudukan Jepang di Hindia Belanda]], dan menjadi kepala polisi pada saat pendudukan berakhir pada tahun 1945.<ref name="asnanp118"/>
 
Selanjutnya setelah kemerdekaan Indonesia Kaharuddin menjabat Kepala Polisi Padang Luar Kota,<ref>{{Cite web|url=https://books.google.co.id/books?id=r5_BFUym4K8C&q=Kaharuddin+Rangkayo+Basa&dq=Kaharuddin+Rangkayo+Basa&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&ovdme=1&sa=X&ved=2ahUKEwiw4ZOwifb6AhXTV3wKHeIJDw04HhDoAXoECAsQAw#Kaharuddin%20Rangkayo%20Basa+Rangkayo+Basa|title=Sejarah daerah Sumatera Barat|first=Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan|last=Daerah|date=15 Sep 1979|publisher=Proyek|accessdate=15 Sep 2024|via=Google Books}}</ref> Kepala Polisi Keresidenan [[Riau]],<ref>{{Cite web|url=https://books.google.co.id/books?id=Ab1wAAAAMAAJ&pg=PA11|title=Pejuang kemerdekaan Sumbar-Riau: pengalaman tak terlupakan|date=15 Sep 2001|publisher=Yayasan Pembangunan Pejuang 1945 Sumatra Tengah|accessdate=15 Sep 2024|via=Google Books}}</ref> Kepala Polisi Kota Padang, dan Kepala Polisi Provinsi [[Sumatra Tengah]].
 
==== Peristiwa PRRI ====
Pada bulan Desember 1956, sejumlah panglima militer daerah di [[Sumatera Tengah]] membentuk [[Dewan Banteng]], yang awalnya bertujuan untuk meningkatkan otonomi daerah. Pada titik ini, Kaharuddin telah menjadi kepala polisi provinsi tersebut, dan dia mendukung dewan tersebut.<ref>{{cite book |last1=Kahin |first1=Audrey |title=Rebellion to Integration: West Sumatra and the Indonesian Polity, 1926-1998 |date=1999 |publisher=Amsterdam University Press |isbn=978-90-5356-395-3 |pages=188–190 |url=https://books.google.com/books?id=AlF14JYwA_wC |language=en}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://books.google.co.id/books?id=ICc-jde8A98C&pg=PA5|title=Sejarah TNI-AD, 1945-1973: Peranan TNI-AD dalam mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia|date=15 Sep 1979|publisher=Dinas Sejarah Militer tentara nasional Indonesia Angkatan Darat|accessdate=15 Sep 2024|via=Google Books}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://books.google.co.id/books?id=FphxAAAAMAAJ&pg=PA44|title=Tantangan dan rongrongan terhadap keutuhan dan kesatuan bangsa: kasus PRRI|date=15 Sep 1992|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional|accessdate=15 Sep 2024|via=Google Books}}</ref> Namun, ketika dewan mulai melakukan pemberontakan langsung terhadap pemerintah pusat Indonesia, Kaharuddin mulai menyuarakan keraguannya.{{sfn|Kahin|1999|p=209}} Ketika Dewan Banteng akhirnya mendeklarasikan pembentukan [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (PRRI) pada bulan Februari 1958, Kaharuddin menolak untuk berpartisipasi dan menjadi salah satu penentang utamanya bersama Letnan Kolonel [[Djamin Ginting]] (Sumatera Utara), Letnan Kolonel Sohar (Sumatera Selatan), dan Residen [[Nani Wartabone]] (Gorontalo).{{sfn|Kahin|1999|p=211}}<ref>{{Cite web|url=https://books.google.co.id/books?id=-kQeAAAAMAAJ&pg=PA85|title=Pejuang dan prajurit: konsepsi dan implementasi dwifungsi ABRI|date=15 Sep 1984|publisher=Penerbit Sinar Harapan|accessdate=15 Sep 2024|via=Google Books}}</ref> Pada bulan April, pasukan pemerintah telah mendarat di Padang, dan Kaharuddin bergabung dengan pasukan pemerintah pusat. Pemimpin PRRI [[Sjafruddin Prawiranegara]] menulis bahwa tindakan Kaharuddin telah melumpuhkan kemampuan PRRI untuk melawan pemerintah pusat.{{sfn|Kahin|1999|pp=215–216}}
 
==== Gubernur Sumatra Barat ====
Baris 110:
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Gubernur Sumatera Barat]]
 
 
{{tokoh-militer-stub}}