Bawang bombai: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k →top: migrasi |
||
(16 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Speciesbox
| parent = Allium subg. Cepa
| species = cepa
| name = Bawang bombai
| image = Onions.jpg
| image_width = 240px
| image_caption = Bawang bombai
|
▲| genus = '''''[[Allium]]'''''
}}
'''Bawang bombai''' (Latin: ''Allium Cepa'' Linnaeus) adalah jenis [[bawang]] yang paling banyak dan luas dibudidayakan, dipakai sebagai bumbu maupun bahan masakan, berbentuk bulat besar dan berdaging tebal.<ref>{{cite book
Baris 17 ⟶ 13:
|first=James L.
|title=Onions and other vegetable alliums
|url=https://archive.org/details/onionsotherveget0000brew
|edition=1
|year=1994
Baris 22 ⟶ 19:
|location=Wallingford, UK
|isbn=0-85198-753-2
|page=[https://archive.org/details/onionsotherveget0000brew/page/16 16] }}</ref>
Bawang bombai biasa digunakan dalam memasak makanan di [[Indonesia]], tidak hanya digunakan sebagai hiasan tetapi juga bagian dari masakan karena bentuknya yang besar dan tebal dagingnya.<ref name="Supriyati">{{id}} Yati Supriyati, Ersi Herliana., Bertanam 15 Sayuran Organik dalam Pot, Jakarta: Penebar Swadaya, 2010, Hal. 55</ref> Disebut bawang bombai karena dibawa oleh pedagang-pedagang yang berasal dari kota Bombai ([[Mumbai]] sekarang) di India ke Indonesia.<ref name="Supriyati"/>
== Asal
Ditengarai bawang bombai berasal dari Asia Tengah, kemungkinan [[Palestina (wilayah)|Palestina]], lalu menyebar ke [[Eropa]] dan [[India]], dan masuk dibawa oleh para pedagang dari sana.<ref name="Widodo">{{id}} Singgih Widodo., Budidaya Bawang dan Bombay, Jakarta: Penebar Swadaya, 2007, Hal. 136-160</ref> Kemungkinan besar bawang bombai masuk ke [[Indonesia]] seiring masuknya para pedagang dari [[India]] atau penjajah dari [[Belanda]]. Orang Belanda pernah mencoba membudidayakan bawang bombai di [[Padang]], tetapi terhitung gagal.<ref name="Widodo"/> Tanah yang lebih cocok ditengarai di [[Karo]] karena terbukti hasilnya sangat memuaskan.<ref name="Widodo"/> Penggunaannya di Indonesia pada awalnya populer dipakai pada masakan Cina dan Eropa, namun belakangan banyak makanan Indonesia yang mempergunakannya.<ref name="Widodo"/>
== Karakteristik
Bawang bombai memiliki aroma yang khas bila dibanding dengan bawang merah biasa, umbinya terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang membesar dan bersatu.<ref name="Supriyati"/>
Pohonnya tumbuh tegak ke atas, akarnya serabut dan tidak terlalu panjang (±10c), daunnya bebentuk seperti pipa namun pipih berwarna hijau tua dan berukuran lebih besar dibanding daun bawang merah biasa.<ref name="Widodo"/> Batang semunya merupakan pelepah daun dan menimbulkan jejak cincin-cincin, pangkal pelepahnya melebar dan menebal membentuk bengkakan besar yang berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan, bengkakan itu sendiri adalah umbi bawang.<ref name="Widodo"/>
Baris 35 ⟶ 32:
Pada bagian pangkal umbi terdapat batang rudimenter yang menyerupai cakram yang merupakan bawang yang sebenarnya.<ref name="Widodo"/> Bunganya majemuk dan berbentuk lingkaran bulat dengan tangkai [[bunga]] besar, kuat serta besar di bagian bawah.<ref name="Widodo"/> Pada ujung tangkai bunga kadang-kadang berbentuk umbi-umbi kecil yang dapat juga dimanfaatkan sebagai bibit.<ref name="Widodo"/> Bunga bawang bombai dapat juga berbentuk biji yang cukup dengan warna hitam.<ref name="Widodo"/>
==
Bawang bombai cocok ditanam di daerah
Tanah perlu disiangi dari rumput liar, dicangkul hingga gembur dan diberi pupuk kandang ±10-20 ton/hektar.<ref name="Rukmana"/>
Baris 43 ⟶ 40:
Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan cara menyulaminya pada usia 7 hari setelah tanam dengan cara mengganti bibit yang busuk dengan yang baik.<ref name="Rukmana"/> Lakukan pengairan dengan cara digenangi air dan dikurangi secara periodik supaya umbi tidak membusuk.<ref name="Rukmana"/> Dosis pupuk 100–120 kg N, 150 kg P2O5 dan 100 K2O per hektar atau setara dengan 222–267 kg Urea atau 476–571 kg Za _ 489 kg TSP _ 271 kg KCI per hektar.<ref name="Rukmana"/> Pemberian pupuk dilakukan dua kali, yaitu pada umur 2 Minggu setelah tanam pupuk TSP dan KCI serta setengah dosis pupuk Urea dan ZA; kemudian diulang pada umur 4 Minggu setelah tanam berupa pupu Urea atau Za setengah dosis sisanya.<ref name="Rukmana"/> Pemberian pupuk dilarikan di antara barisan tanaman, ditugalkan dan ditutupi tanah.<ref name="Rukmana"/>
== Manfaat
[[Berkas:tabel nutrisi bawang.jpg
Kandungan nutrisi dalam bawang dapat dilihat dan dibandingkan dengan [[bawang merah]] biasa dan [[bawang putih]] pada tabel.<ref name="Rukmana"/>
Penggunaan terbesar adalah untuk bahan dan bumbu masakan.<ref name="Jaelani">{{id}} Khasiat Bawang Merah, Yogyakarta: Kanisius, 2007</ref> Khasiat bawang bombai sangat banyak, yaitu antioksidan alami, mampu menekan efek sinogenik dari senyawa radikal bebas.<ref name="Jaelani"/> Fungi pada umumnya adalah memperkecil risiko penyakit degeneratif seperti kanker kolon.<ref name="Jaelani"/>
Bawang bombai juga dipakai secara umum untuk menyembuhkan berbagai penyakit pencernakan, flu, kembung, mual, [[maag]], disentri, dan membunuh [[cacing]] dalam perut.<ref name="Jaelani" /> Sifat senyawa bawang bombai bersifat hipolipidemik, yaitu dapat menurunkan kadar [[kolesterol]] [[darah]].<ref name="Jaelani" /> Mengkonsumsi satu siung dapat meningkatkan kadar kolesterol 'baik' sebesar 30%.<ref name="Jaelani" /> Manfaat lainnya, dapat menyembuhkan penyakit radang hati, radang sendi, radang tonsil, radang pada tenggorokan, serta radang telinga.<ref name="Jaelani" /> == Referensi ==
Baris 56 ⟶ 55:
[[Kategori:Bumbu]]
[[Kategori:Bawang]]
[[Kategori:Tumbuhan di Al-Qur'an]]
|