Wijen: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: +{{Taxonbar|from={{subst:#invoke:WikidataIB|getQid}}}} |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(15 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Speciesbox
| name = Wijen
| image = Sesamum indicum 1.jpg
| image_caption = Tanaman wijen
| color={{tc2|tumbuhan}}
▲|genus = ''[[Sesamum]]''
▲|species = '''''S. indicum'''''
▲|binomial_authority = [[Carolus Linnaeus|L.]]
▲|}}
'''Wijen
Saat ini, wijen ditanam terutama di [[India]], [[Tiongkok]], [[Mesir]], [[Turki]], [[Sudan]], serta [[Meksiko]] dan [[Venezuela]].
== Biologi dan Agronomi ==
Wijen tumbuh pada daerah tropis pada ketinggian 1200–1600 m
[[Akar]] tanaman ini bertipe [[akar tunggang]] dengan banyak akar cabang yang sering ber[[simbiosis]] dengan [[mikoriza]] VA (vesikular-arbuskular). Tanaman mendapat keuntungan dari simbiosis ini dalam memperoleh air dan hara dari tanah.
Baris 26 ⟶ 20:
Penampilan morfologinya mudah dipengaruhi lingkungan. Tinggi bervariasi dari 60 hingga 120 cm, bahkan dapat mencapai 2-3m. [[Batang]]nya berkayu pada tanaman yang telah dewasa. [[Daun]] tunggal, berbentuk lidah memanjang. [[Bunga]] tumbuh dari ketiak daun, biasanya tiga namun hanya satu yang biasanya berkembang baik. Bunga sempurna, kelopak bunga berwarna putih, kuning, merah muda, atau biru violet, tergantung varietas. Dari bunga tumbuh 4-5 [[kepala sari]]. Bakal buah terbagi dua ruang, yang lalu terbagi lagi menjadi dua, membentuk polong. Biji terbentuk di dalam ruang-ruang tersebut. Apabila buah masak dan mengering, biji mudah terlepas ke luar, yang menyebabkan penurunan hasil. Melalui [[pemuliaan tanaman|pemuliaan]], sifat ini telah diperbaiki, sehingga buah tidak mudah pecah ketika mengering. Banyaknya polong per tanaman, sebagai faktor penentu hasil yang penting, berkisar dari 40 hingga 400 per tanaman. Bijinya berbentuk seperti buah apokat, kecil, berwarna putih, kuning, coklat, merah muda, atau hitam. Bobot 1000 biji 2-6g.
Di Indonesia, tanaman wijen tidak terlalu luas ditanam. Di daerah [[Gunungkidul]], [[Yogyakarta]], terdapat area penanaman wijen yang tidak terlalu luas. Daerah sentra pengembangan komoditas wijen umumnya berada pada daerah kering, meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, NTB, Sulawesi Selatan, Gorontalo, dan Lampung. Budidaya wijen dapat menjadi alternatif yang menguntungkan bagi petani di lahan tadah hujan, baik pada lahan tegal maupun lahan sawah sesudah padi termasuk petani yang memiliki lahan sempit. Petani di Sukoharjo dan Rembang mengatasi kekeringan dengan menanam wijen di lahan sawah sesudah padi. Hasil yang diperoleh sangat menggembirakan karena mutu wijen lebih baik daripada saat musim hujan.<ref name=":0">Suci Romadhona, Musthofa Lutfi, Rini Yulianingsih. 2015. Studi metode dan lama pemanasan pada ekstraksi minyak biji wijen (''Sesamum indicum L.''). ''Jurnal Bioproses Komoditas Tropis.'' 3(1): 50-57</ref>
Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat telah menghasilkan beberapa varietas unggul wijen dengan tingkat produktivitas tinggi. Petani lahan kering dapat menggunakan varietas Sumberrejo (Sbr) 1, Sbr 2, atau Sbr 3. Ketiga varietas tersebut mempunyai potensi produksi 1,3 ton/ha dengan umur panen 90 - 110 hari. Untuk lahan sawah sesudah padi, petani dapat menggunakan varietas Sbr 4. Varietas Sbr 4 sesuai digunakan pada MK-2 karena berumur genjah yaitu 75 - 85 hari, terutama untuk daerah tadah hujan yang menanam padi dengan sistem gogo rancah dan walik jerami dalam setahun. Keempat varietas tersebut merupakan jenis wijen putih yang digunakan dalam industri makanan ringan. Varietas Sbr 4 lebih disukai oleh industri makanan ringan karena bijinya kecil sehingga jumlah per kg nya banyak dan lebih lengket. Pada lahan sawah tadah hujan yang menanam padi satu kali dalam setahun juga dapat menggunakan varietas Wijen Nasional (Winas) 1, Winas 2, dan Winas 3. Ketiga varietas Winas tersebut merupakan varietas untuk lahan sawah dengan umur panen 98- 102 hari dan potensi produksi 1,8 - 2,2 ton/ha.<ref name=":0" />
== Kandungan Gizi Biji ==
Biji wijen mengandung 50-53% minyak nabati, 20% protein, 7-8% [[serat]] kasar, 15% residu bebas nitrogen, dan 4,5-6,5% abu. Minyak biji wijen kaya akan [[asam lemak tak jenuh]], khususnya [[asam oleat]] (C18:1) dan [[asam linoleat]] (C18:2, Omega-6), 8-10% [[asam lemak jenuh]], dan sama sekali tidak mengandung [[asam linolenat]]. Minyak biji wijen juga kaya akan [[tokoferol|Vitamin E]]. Ampas biji wijen (setelah diekstrak minyaknya) menjadi sumber protein dalam [[pakan]] ternak.
Baris 34 ⟶ 28:
== Kegunaan ==
Wijen sudah sejak lama ditanam manusia untuk dimanfaatkan bijinya, bahkan termasuk tanaman minyak yang paling tua dikenal peradaban. Biji wijen putih dan hitam digunakan sebagai ''topping'' pada penganan dan penambah cita rasa, misalnya pada [[onde-onde]], roti, dan lain-lain, dengan menaburkannya di permukaan penganan tersebut. Biji wijen dapat dibuat pasta. Berbagai tradisi memasak yang memanfaatkan
Kegunaan utama wijen saat ini adalah sebagai sumber minyak wijen. Secara komersial, minyak wijen ditemukan dalam dua jenis. Salah satu jenis dari minyak wijen adalah minyak yang berwarna kuning pucat dan memiliki bau khas wijen dan rasa seperti kacang. Minyak jenis ini cocok sebagai minyak goreng, campuran kosmetik dan digunakan dalam persiapan makanan. Minyak tipe lainnya memiliki warna ''amber'' dan aromatic, digunakan sebagai hiasan makanan akan tetapi tidak dimakan karena memiliki rasa dan bau yang tajam.<ref name=":1" />
== Kualitas dan Standardisasi Biji Wijen dan Produknya ==
Produk utama dari tumbuhan wijen adalah biji dari buah wijennya sendiri. Biji wijen banyak dimanfaatkan sebagai bahan tambahan makanan dan menambah citarasa dari suatu makanan dengan bau dari wijen yang khas. Kualitas umum yang dicari adalah biji wijen harus terbebas dari bau dan rasa yang tidak normal, bersih secara keseluruhan, dan memiliki karakteristik warna sesuai dengan varietasnya. Beberapa karakteristik lainnya yang menentukan kualitas dari biji wijen antara lain keberadaan materi asing (% berat total), keberadaan biji tidak matang dan mati (% berat total), keberadaan campuran dari varietas lain (% berat total), dan kadar air (% berat total). Untuk biji wijen yang umum, kriteria minimal yang harus terpenuhi antara lain memiliki materi asing maksimum 2% dari berat total, maksimum biji mati dan tidak matang maksimum 3% dari berat total, adanya campuran dari varietas lain maksimum 15% dari berat total, dan kadar air maksimum 7%. Terdapat beberapa standar yang mengatur mengenai biji wijen dan standar yang digunakan antara lain: US ISO 542, US ISO 605, US ISO 659, US ISO 660, US ISO 665, US ISO 2171, US ISO 5983-1, US ISO 5985, US ISO 6579, US ISO 6869, US ISO 7251, US ISO 16050, US ISO 16634-1, dan US ISO 21527-2.<ref>Uganda National Bureau of Standards (UNBS). 2009. ''A Simplified Uganda Sesame Standard.'' UNBS. Halaman 1-10</ref>
Terdapat banyak produk sekunder yang dihasilkan dari biji wijen terutama dalam bidang pangan dan salah satu produk sekunder yang hingga saat ini banyak dimanfaatkan adalah minyak wijen.<ref>Elleuch, Mohamed & Besbes, Souhail & Roiseux, Olivier & Blecker, Christophe & Attia, Hamadi. (2007). Quality characteristics of sesame seeds and by-products. ''Food'' ''Chemistry''. 103. 641-650. 10.1016/j.foodchem.2006.09.008.</ref>
Di Indonesia sendiri, kriteria dari minyak wijen yang baik dicantumkan dalam SNI 01-4468-1998.<ref name=":2" />
== Kajian Metabolomik ==
Salah satu kajian metabolomik yang telah dilakukan adalah penelitian mengenai metabolom dan transcriptome dari tumbuhan wijen pada kondisi lingkungan dengan konsentrasi garam tinggi. Penemuan yang dilakukan oleh peneliti tersebut adalah bahwa gen kandidat dan metabolit yang terlibat dalam ''pathway'' biologis meregulasi toleransi garam dari wijen dan meningkatkan pemahaman mekanisme molekuler mengenai bagaimana pengaruh ''stress'' konsentrasi garam terhadap wijen.<ref>Zhang, Y., Li, D., Zhou, R. et al. ''BMC Plant Biol'' (2019) 19: 66. <nowiki>https://doi.org/10.1186/s12870-019-1665-6</nowiki></ref>
Kajian metabolomik lain yang pernah dilakukan terhadap tumbuhan wijen adalah penelitian mengenai metabolomik dalam pemuliaan tumbuhan. Kemajuan dari metabolomik tumbuhan saat ini telah membuat kita dapat menseleksi sifat yang diinginkan dari suatu tumbuhan dan memunculkan kemungkinan utuk melakukan rekayasa metabolit dari tumbuhan. Diharapkan kedepannya, integrase dari metabolomik dan omics tools lainnya dapat meningkatkan kemampuan pekebun untuk mendesain dan mengembangkan tumbuhan dengan agronomi yang baik sehingga dapat menghadapi tantangan dari agrikultur pada abad ke-21.<ref>Kumar R, Bohra A, Pandey AK, Pandey MK and Kumar A (2017) Metabolomics for Plant Improvement: Status and Prospects. ''Front. Plant Sci.'' 8:1302. doi: 10.3389/fpls.2017.01302</ref>
Kajian metabolomik lainnya yang pernah dilakukan adalah mengenai komposisi metabolit sekunder dari wijen hitam. Komposisi kimia dari metabolit sekunder menjadi penting dalam kontrol dari kualitas produk agrikultur. Harga dari biji wijen hitam lebih mahal dibandingkan biji wijen putih, akan tetapi saat ini perbedaan komposisi nutrisi antara biji wijen hitam dan putih masih tidak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti perbedaan metabolit dari kedua wijen tersebut. Dengan menggunakan ''widely targeted metabolomics data,'' didapatkan struktur dan konten dari 557 metabolit, dari 217 metabolit yang teridentifikasi, dan ditemukan 30 ''pathway'' metabolit yang diaktivasi oleh metabolit sekunder pada biji wijen putih maupun hitam. Beberapa ''pathway'' berbeda yang ditemukan antara keduanya antara lain biosintesis phenylpropanoid, metabolism tirosin, dan metabolism riboflavin. Kandungan dari indole-3-carboxylic acid, [[hesperidin]], 2-methoxycinnamic acid, vitamin B<sub>2</sub>, coniferyl aldehyde, phloretin, dan hyoscyamine jauh lebih tinggi pada biji wijen hitam.<ref>Wang, D., Zhang, L., Huang, X., Wang, X., Yang, R., Mao, J., Li, P. (2018). Identification of Nutritional Components in Black Sesame Determined by Widely Targeted Metabolomics and Traditional Chinese Medicines. ''Molecules (Basel, Switzerland)'', ''23''(5), 1180. doi:10.3390/molecules23051180</ref>
▲Kajian metabolomik lain yang pernah dilakukan terhadap tumbuhan wijen adalah penelitian mengenai metabolomik dalam pemuliaan tumbuhan. Kemajuan dari metabolomik tumbuhan saat ini telah membuat kita dapat menseleksi sifat yang diinginkan dari suatu tumbuhan dan memunculkan kemungkinan utuk melakukan rekayasa metabolit dari tumbuhan. Diharapkan kedepannya, integrase dari metabolomik dan omics tools lainnya dapat meningkatkan kemampuan pekebun untuk mendesain dan mengembangkan tumbuhan dengan agronomi yang baik sehingga dapat menghadapi tantangan dari agrikultur pada abad ke-21<ref>Kumar R, Bohra A, Pandey AK, Pandey MK and Kumar A (2017) Metabolomics for Plant Improvement: Status and Prospects. ''Front. Plant Sci.'' 8:1302. doi: 10.3389/fpls.2017.01302</ref>.
▲Kajian metabolomik lainnya yang pernah dilakukan adalah mengenai komposisi metabolit sekunder dari wijen hitam. Komposisi kimia dari metabolit sekunder menjadi penting dalam kontrol dari kualitas produk agrikultur. Harga dari biji wijen hitam lebih mahal dibandingkan biji wijen putih, akan tetapi saat ini perbedaan komposisi nutrisi antara biji wijen hitam dan putih masih tidak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti perbedaan metabolit dari kedua wijen tersebut. Dengan menggunakan ''widely targeted metabolomics data,'' didapatkan struktur dan konten dari 557 metabolit, dari 217 metabolit yang teridentifikasi, dan ditemukan 30 ''pathway'' metabolit yang diaktivasi oleh metabolit sekunder pada biji wijen putih maupun hitam. Beberapa ''pathway'' berbeda yang ditemukan antara keduanya antara lain biosintesis phenylpropanoid, metabolism tirosin, dan metabolism riboflavin. Kandungan dari indole-3-carboxylic acid, hesperidin, 2-methoxycinnamic acid, vitamin B<sub>2</sub>, coniferyl aldehyde, phloretin, dan hyoscyamine jauh lebih tinggi pada biji wijen hitam<ref>Wang, D., Zhang, L., Huang, X., Wang, X., Yang, R., Mao, J., Li, P. (2018). Identification of Nutritional Components in Black Sesame Determined by Widely Targeted Metabolomics and Traditional Chinese Medicines. ''Molecules (Basel, Switzerland)'', ''23''(5), 1180. doi:10.3390/molecules23051180</ref>.
== Lihat pula ==
* [[Bumbu dapur]]
Baris 58 ⟶ 53:
{{rempah-rempah}}
{{bahan-masakan-stub}}▼
{{Taxonbar|from=Q2763698}}
[[Kategori:Bahan makanan]]
[[Kategori:Rempah-rempah]]
[[Kategori:Flora Afrika]]
[[Kategori:Tumbuhan obat]]
[[Kategori:Sesamum]]
▲{{bahan-masakan-stub}}
|