Wijen: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
memindahkan sebutan lain ke bagian lain
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(7 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Speciesbox
{{taxobox
| name = Wijen
| image = Sesamum indicum 1.jpg
| image_caption = Tanaman wijen
| genus = ''[[Sesamum]]''
|regnum = [[Plantae]]
| species = '''''S. indicum'''''
|unranked_divisio = [[Angiospermae]]
|binomial_authority authority = [[Carolus Linnaeus|L.]]
|unranked_classis = [[Eudikotil]]
| color={{tc2|tumbuhan}}
|unranked_ordo = [[Asteridae]]
|}}
|ordo = [[Lamiales]]
|familia = [[Pedaliaceae]]
|genus = ''[[Sesamum]]''
|species = '''''S. indicum'''''
|binomial = ''Sesamum indicum''
|binomial_authority = [[Carolus Linnaeus|L.]]
|}}
 
'''Wijen''' (''Sesamum indicum'' L. syn. ''Sesamum orientalis'' L.) adalah semak semusim yang termasuk dalam famili ''Pedaliaceae''. Tanaman ini dibudidayakan sebagai sumber [[minyak nabati]], yang dikenal sebagai '''minyak wijen''', yang diperoleh dari ekstraksi [[biji]]nya. [[Afrika]] tropik diduga merupakan daerah asalnya, yang lalu tersebar ke timur hingga ke [[India]] dan [[Tiongkok]]. Di Afrika Barat ditemukan pula kerabatnya, ''S. ratiatum'' Schumach. dan ''S. alabum'' Thom., yang di sana dimanfaatkan daunnya sebagai [[lalap]]. ''S. ratiatum'' juga mengandung minyak, tetapi mengandung rasa pahit karena tercampur dengan [[saponin]] yang juga beracun. Istilah lain yang digunakan untuk menyebut "wijen" yaitu '''bijan''' atau '''lenga'''.
Baris 41 ⟶ 35:
Produk utama dari tumbuhan wijen adalah biji dari buah wijennya sendiri. Biji wijen banyak dimanfaatkan sebagai bahan tambahan makanan dan menambah citarasa dari suatu makanan dengan bau dari wijen yang khas. Kualitas umum yang dicari adalah biji wijen harus terbebas dari bau dan rasa yang tidak normal, bersih secara keseluruhan, dan memiliki karakteristik warna sesuai dengan varietasnya. Beberapa karakteristik lainnya yang menentukan kualitas dari biji wijen antara lain keberadaan materi asing (% berat total), keberadaan biji tidak matang dan mati (% berat total), keberadaan campuran dari varietas lain (% berat total), dan kadar air (% berat total). Untuk biji wijen yang umum, kriteria minimal yang harus terpenuhi antara lain memiliki materi asing maksimum 2% dari berat total, maksimum biji mati dan tidak matang maksimum 3% dari berat total, adanya campuran dari varietas lain maksimum 15% dari berat total, dan kadar air maksimum 7%. Terdapat beberapa standar yang mengatur mengenai biji wijen dan standar yang digunakan antara lain: US ISO 542, US ISO 605, US ISO 659, US ISO 660, US ISO 665, US ISO 2171, US ISO 5983-1, US ISO 5985, US ISO 6579, US ISO 6869, US ISO 7251, US ISO 16050, US ISO 16634-1, dan US ISO 21527-2.<ref>Uganda National Bureau of Standards (UNBS). 2009. ''A Simplified Uganda Sesame Standard.'' UNBS. Halaman 1-10</ref> Di Indonesia sendiri, kriteria dari biji wijen yang baik dicantumkan dalam SNI 01-3176-1992.<ref name=":2">Mayang, Wulan Sari. 2018. <nowiki>https://www.scribd.com/document/369501263/SNI-Biji-wijen-01-3176-1992</nowiki>. Diakses pada tanggal 4 April 2019 pukul 20.12</ref>
 
Terdapat banyak produk sekunder yang dihasilkan dari biji wijen terutama dalam bidang pangan dan salah satu produk sekunder yang hingga saat ini banyak dimanfaatkan adalah minyak wijen.<ref>Elleuch, Mohamed & Besbes, Souhail & Roiseux, Olivier & Blecker, Christophe & Attia, Hamadi. (2007). Quality characteristics of sesame seeds and by-products. ''Food'' ''Chemistry''. 103. 641-650. 10.1016/j.foodchem.2006.09.008.</ref> Minyak wijen diekstrak dari biji wijen. Minyak ini memiliki aroma dan rasa khas dari biji wijen. Minyak wijen banyak dimanfaatkan sebagai tambahan pada salad, minyak goreng, dan berbagai tambahan makanan pada negara di Asia. Di [[India]], minyak ini digunakan sebagai obat tradisional ''Ayurvedic'' dalam pemijatan dan dipercaya dapat menghilangkan panas tubuh. Dalam bidang industry, minyak wijen dimanfaatkan sebagai pelarut senyawa obat, minyak dalam kosmetik, dan lain-lain.<ref>Sabahelkhier, Murwan & Elnur, Khogali & Ishag, Ahmed & Yagoub, Abu ElGasim. (2008). ''Chemical Composition and Oil Characteristics of Sesame Seed Cultivars Grown in Sudan''.</ref>
Di Indonesia sendiri, kriteria dari minyak wijen yang baik dicantumkan dalam SNI 01-4468-1998.<ref name=":2" /> Secara internasional, digunakan standard dari FAO. Beberapa kriteria dari FAO antara lain, tidak diperbolehkan adanya penambahan zat tambahan dan zat perasa (CAC/GL 66-2008). Kontaminan dalam produk memiliki tingkat maksimal seseuai ''General Standard for Contaminants and Toxins in Food and Feed'' (CODEXSTAN 193-1995). Produk harus memiliki maksimum batas residu pestisida sesuai ''Codex Alimentarius Comission 6.'' Kebersihan direkomendasikan untuk mengikuti standar yang disediakan oleh ''General Principles of Food Hygiene'' (CAC/RCP 1-1969). Produk harus memenuhi kriteria mikrobiologi (CAC/GL 21-1997). Label dari makanan sesuai standar ''Labelling of Prepackaged Foods'' (CODEXSTAN 1-1985). Terakhir, produk harus memiliki warna, bau, dan rasa yang memiliki karakteristik khas sesuai dengan produk dan terbebas dari rasa dan bau asing dan bau busuk.<ref>Food and Agriculture Organization (FAO). 2015. ''Codex Alimentarius: Standard for Named Vegetable Oils.'' Codex Stan 210-1999</ref>
 
Baris 48 ⟶ 42:
 
Kajian metabolomik lain yang pernah dilakukan terhadap tumbuhan wijen adalah penelitian mengenai metabolomik dalam pemuliaan tumbuhan. Kemajuan dari metabolomik tumbuhan saat ini telah membuat kita dapat menseleksi sifat yang diinginkan dari suatu tumbuhan dan memunculkan kemungkinan utuk melakukan rekayasa metabolit dari tumbuhan. Diharapkan kedepannya, integrase dari metabolomik dan omics tools lainnya dapat meningkatkan kemampuan pekebun untuk mendesain dan mengembangkan tumbuhan dengan agronomi yang baik sehingga dapat menghadapi tantangan dari agrikultur pada abad ke-21.<ref>Kumar R, Bohra A, Pandey AK, Pandey MK and Kumar A (2017) Metabolomics for Plant Improvement: Status and Prospects. ''Front. Plant Sci.'' 8:1302. doi: 10.3389/fpls.2017.01302</ref>
Kajian metabolomik lainnya yang pernah dilakukan adalah mengenai komposisi metabolit sekunder dari wijen hitam. Komposisi kimia dari metabolit sekunder menjadi penting dalam kontrol dari kualitas produk agrikultur. Harga dari biji wijen hitam lebih mahal dibandingkan biji wijen putih, akan tetapi saat ini perbedaan komposisi nutrisi antara biji wijen hitam dan putih masih tidak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti perbedaan metabolit dari kedua wijen tersebut. Dengan menggunakan ''widely targeted metabolomics data,'' didapatkan struktur dan konten dari 557 metabolit, dari 217 metabolit yang teridentifikasi, dan ditemukan 30 ''pathway'' metabolit yang diaktivasi oleh metabolit sekunder pada biji wijen putih maupun hitam. Beberapa ''pathway'' berbeda yang ditemukan antara keduanya antara lain biosintesis phenylpropanoid, metabolism tirosin, dan metabolism riboflavin. Kandungan dari indole-3-carboxylic acid, [[hesperidin]], 2-methoxycinnamic acid, vitamin B<sub>2</sub>, coniferyl aldehyde, phloretin, dan hyoscyamine jauh lebih tinggi pada biji wijen hitam.<ref>Wang, D., Zhang, L., Huang, X., Wang, X., Yang, R., Mao, J., Li, P. (2018). Identification of Nutritional Components in Black Sesame Determined by Widely Targeted Metabolomics and Traditional Chinese Medicines. ''Molecules (Basel, Switzerland)'', ''23''(5), 1180. doi:10.3390/molecules23051180</ref>
 
== Lihat pula ==
* [[Bumbu dapur]]
Baris 61 ⟶ 56:
{{Taxonbar|from=Q2763698}}
 
[[Kategori:Bahan makanan]]
[[Kategori:Rempah-rempah]]
[[Kategori:Flora Afrika]]