Aku (puisi): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App section source
 
(32 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Chairil Anwar.jpg|thumbjmpl|Chairil Anwar, penulis "Aku"]]
{{referensi}}
'''Aku''' adalah sebuah puisi [[bahasa Indonesia|berbahasa Indonesia]] tahun 1943 karya [[Chairil Anwar]], karya ini mungkin adalah karyanya yang paling terkenal dan juga salah satu puisi paling terkemuka dari [[Angkatan '45]]. ''Aku''Puisi memilikiini temamenggambarkan pemberontakanalam dari segala bentuk penindasan. Penulisnya ingin "hidup seribu tahun lagi", namun ia menyadari keterbatasan usianya,individualistis dan kalau ajalnya tiba, ia tidak inginvitalitasnya seorangpunsebagai untukseorang meratapinyapenyair.
[[Berkas:Chairil Anwar.jpg|thumb|Chairil Anwar, penulis "Aku"]]
'''Aku''' adalah sebuah puisi karya [[Chairil Anwar]], karya ini mungkin adalah karyanya yang paling terkenal dan juga salah satu puisi paling terkemuka dari [[Angkatan '45]]. ''Aku'' memiliki tema pemberontakan dari segala bentuk penindasan. Penulisnya ingin "hidup seribu tahun lagi", namun ia menyadari keterbatasan usianya, dan kalau ajalnya tiba, ia tidak ingin seorangpun untuk meratapinya.
 
== Puisi ==
<!--Puisi ini sudah masuk domain umum di Indonesia (50 tahun setelah kematian Anwar, 1949 - 1999-->
{{Verse translation|
{{lang|id|'''Bahasa Indonesia'''
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang 'kan merayu
 
 
'Ku mau tak seorang kan merayu
 
Tidak juga kau
 
Baris 14 ⟶ 13:
 
Aku ini binatang jalang
 
Dari kumpulannya terbuang
 
Biar peluru menembus kulitku
 
Aku tetap meradang menerjang
 
Luka dan bisa kubawa berlari
 
Berlari
 
Hingga hilang pedih perihperi
 
Dan aku akan lebih tidak perdulipeduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi.!}}
|
'''Bahasa Inggris'''
If my time has come
I don't want anyone to beg
Not even you
 
I don't need that sniveling!
Aku mau hidup seribu tahun lagi.
 
I'm but a wild animal
== Rilis ==
Exiled even from his own group
 
Even if bullets pierce my skin
Anwar pertama kali membaca "'''AKU'''" di Pusat Kebudayaan Jakarta pada bulan Juli 1943. Hal ini kemudian dicetak dalam ''Pemandangan'' dengan judul "''Semangat''", sesuai dengan dokumenter sastra Indonesia, [[HB Jassin]], ini bertujuan untuk menghindari sensor dan untuk lebih mempromosikan gerakan kebebasan. "''AKU''" kemudian menjadi puisi Anwar yang paling terkenal .
I will still enrage and attack
Penulis Indonesia, [[Muhammad Balfas]] mencatat bahwa salah seorang yang sezaman dengan Anwar, Bung Usman, menulis "''Hendak Jadi Orang Besar???''" dalam menanggapi "''AKU''". Balfas menunjukkan Usman yang sangat kesal oleh "vitalitas dan cara hidup yang baru" yang menunjukkan Anwar dalam puisi itu.
 
Wounds and poison I'll take running
Running
 
Until the pain leaves
 
And I will care even less
I want to live a thousand more years}}
 
== Perilisan ==
Anwar pertama kali membaca "'''AKU'''Aku" di Pusat Kebudayaan Jakarta pada bulan Juli 1943.{{sfn|Netti|2011|p=37}} HalPuisi ini kemudian dicetak dalam ''Pemandangan'' dengan judul "''Semangat''", sesuai dengan tokoh dokumenter sastra Indonesia, [[HB Jassin]], ini bertujuan untuk menghindari sensor dan untuk lebih mempromosikan gerakan kebebasan.{{sfn|Jassin|1978|p=170}} "''AKU''Aku" kemudian menjadi puisi Anwar yang paling terkenal .{{sfn|Djamin|LaJoubert|1972|p=51}}
 
Penulis Indonesia, [[Muhammad Balfas]] mencatat bahwa salah seorangsatu penulis kontemporer yang sezaman dengan Anwar, Bung Usman, menulis "''Hendak Jadi Orang Besar???''" dalam menanggapi "''AKU''Aku".{{sfn|Balfas|1976|p=73}} Balfas menunjukkanmenyebut bahwa Usman yang sangat kesal olehdengan "vitalitas dan cara hidup yang baru" yang menunjukkanditunjukkan Anwar dalam puisi itu.{{sfn|Balfas|1976|p=73}}
 
== Simbol ==
Larik ''binatang jalang dari kumpulannya terbuang'' dapat diartikan orang yang selalu bersikap memberontak dan berada di luar organisasi formal. Pemilihan kata "binatang jalan" mencerminkan bahwa "aku" adalah orang yang tidak dapat mengikuti aturan atau norma sosial yang berlaku. Sehingga ia terbuang tidak diakui keberadaannya.<ref>{{Cite book|last=Suherli|first=dkk.|date=2017|title=Bahasa Indonesia|location=Jakarta|publisher=Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|isbn=987-602-427-098-8|pages=261|url-status=live}}</ref>
 
== Analisis ==
[[Berkas:Chairil Anwar - Aku.jpg|thumbjmpl|"Aku" karya Anwar pada [[puisi dinding di Leiden|sebuah dinding di Belanda]].]]
Menurut seorang sarjanaakademisi sastra Indonesia asal Timor, AGA. G. Hadzarmawit Netti, judulpuisi "Aku" menekankan sifat individualistis Anwar, sedangkan judulpuisi "''Semangat''" mencerminkan vitalitas.{{sfn|Netti|2011|p=38}} Netti menganalisis puisi itu sendiri sebagai mencerminkancerminan kebutuhan Anwar untuk mengendalikan lingkunganlingkungannya dan tidak dibentuk oleh kekuatan luar, menekankanmelalui penekanan dua [[bait]] pertama.{{sfn|Netti|2011|p=38}} Menurut Netti, dengan mengendalikan lingkungannya, Anwar mampu melindungi kebebasan dan sifat individualistisindividualistisnya.{{sfn|Netti|2011|p=39}} Netti melihatmenilai garisbaris akhirterakhir sebagai cerminan kebanggaan Anwar di alam individualistis, akhirnyadan didugamenyimpulkan bahwa Anwar akanseharusnya setuju dengan filosofi [[Ayn Rand]] tentang [[objektivitas]].{{sfn|Netti|2011|p=40}}
 
SarjanaAkademi sastrawansastra Indonesia, [[Arief Budiman]] mencatat bahwa "Aku" mencerminkan pandangan Anwar, bahwa orang lain tidak harus peduli untuk diapadanya, karenasebagaimana ia tidak peduli terhadap sesamaorang lain.{{sfn|Budiman|2007|p=41}} Budiman juga mencatatmenilai bahwa bait ketiga dan keempat mencerminkan pandangan [[Friedrich Nietzsche]] bahwa penderitaan membuat orangseseorang menjadi lebih kuat.{{sfn|Budiman|2007|p=28}}
 
== RilisMusik ==
Pemusik [[Igor Tamerlan]] membuat lagu berjudul ''Aku'' dengan puisi ini sebagai lirik. Ayah Igor kebetulan salah satu sepupu Chairil Anwar.{{cn}}
 
== Lihat juga ==
{{wikisource|AkuSemangat}}
* [[Daftar karya Chairil Anwar]]
 
Baris 85 ⟶ 109:
| ref = harv
}}
* {{cite journal |last1=Djamin |first1=Nasjah |last2=LaJoubert |first2=Monique |year=1972 |title=Les Derniers Moments de Chairil Anwar |language=French |trans_title=The Last Moments of Chairil Anwar |journal=Achipel |volume=4 |issue=4 |pages=49–73|ref=harv |doi=10.3406/arch.1972.1012 |url=http://www.persee.fr/web/revues/home/prescript/article/arch_0044-8613_1972_num_4_1_1012 |accessdate=30 September 2011 }}
* {{cite book|authorlink=HB Jassin| title=Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45 |trans_title=Chairil Anwar, Leader of the 45 Generation |language=Indonesian |oclc=30051301 |ref=harv |publisher=Gunung Agung |location=Jakarta |last=Jassin |first=Hans Bague |year=1978}}
* {{cite book| title=Sajak-Sajak Chairil Anwar dalam Kontemplasi |trans_title=Chairil Anwar's Poems in Contemplation |language=Indonesian |isbn=978-979-17911-4-4 |ref=harv |publisher=B You Publishing |location=Surabaya |last=Netti |first=A. G. Hadzarmawit |year=2011}}
{{refend}}
 
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Chairil Anwar]]
[[Kategori:Puisi Indonesia]]
[[Kategori:Puisi tahun 1943]]
[[Kategori:LiteraturSastra Indonesia]]