Salam (tumbuhan): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k rv Tag: Pengembalian |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(28 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{judul|Salam}}
{{
{{Speciesbox
| color = lightgreen▼
| name = Salam
| image = Syzy polyan 070404-3398 sbrg.jpg
| image_size = 250px▼
| image_caption = Daun dan bunga salam
|
▲| species = '''''S. polyanthum'''''
▲| binomial_authority = (Wight) Walpers
}}
▲'''Salam''' adalah nama pohon penghasil daun [[rempah-rempah|rempah]] yang digunakan dalam masakan [[Nusantara]]. Dalam [[bahasa Inggris]] dikenal sebagai ''Indonesian bay-leaf'' atau ''Indonesian laurel'', sedangkan nama ilmiahnya adalah ''Syzygium polyanthum''.<ref name=Heyne/>
== Pemerian botanis ==
Pohon berukuran sedang, mencapai tinggi 30 m dan gemang 60
Daun tunggal terletak berhadapan, dengan tangkai hingga 12
Karangan bunga berupa malai dengan banyak kuntum bunga, 2–8 cm, muncul di bawah daun atau kadang-kadang pada ketiak. Bunga kecil-kecil, duduk, berbau harum, berbilangan-4; kelopak seperti mangkuk, panjangnya sekitar 4 mm; mahkota lepas-lepas, putih, 2,
== Nama
Salam memiliki banyak nama yaitu:
* Melayu: ubar serai<ref name=Suganda/>
* Sunda, Jawa, dan Madura:
* Lombok : joet
* Kangean: kastolam<ref name=Suganda/>
* Jawa: manting <ref name=lala/>
Baris 39 ⟶ 32:
[[Berkas:Syzy polyan 070404-3396 sbrg.jpg|jmpl|180px|Bunga salam yang bergerombol]]
[[Berkas:Daun salam bumbu.jpg|jmpl|180x180px|Daun salam.]]
Daun salam digunakan terutama sebagai rempah pengharum masakan di sejumlah negeri di [[Asia Tenggara]], baik untuk masakan daging, ikan, sayur mayur, maupun nasi. Daun ini dicampurkan dalam keadaan utuh, kering ataupun segar, dan turut dimasak hingga makanan tersebut matang.<ref name="de guzman&siemonsma_218-219">{{en}} de Guzman, C.C. and J.S. Siemonsma (eds.). 1999. ''Plant Resources of South_East Asia 13: Spices''. PROSEA. Bogor. ISBN 979-8316-34-7. pp. 218-219.</ref> Rempah ini memberikan aroma herba yang khas namun tidak keras. Di pasar dan di dapur, salam kerap dipasangkan dengan [[lengkuas]]
Kayunya berwarna
=== Dalam pengobatan tradisional ===
Baris 47 ⟶ 40:
Penggunaan daun salam sebagai obat di atas disebabkan oleh kandungannya yakni pada daun salam kering terdapat sekitar 0,17% [[minyak esensial]], dengan komponen penting [[eugenol]] dan metil kavikol (''methyl chavicol'') di dalamnya. Ekstrak [[etanol]] dari daun menunjukkan efek antijamur dan anti[[bakteri]], sedangkan ekstrak [[metanol]]nya merupakan anti[[cacing]], khususnya pada [[nematoda]] kayu [[pinus]] ''Bursaphelenchus xylophilus''.<ref name="de guzman&siemonsma_218-219"/>
Kandungan kimia yang dikandung tumbuhan ini adalah minyak
Ekstrak daun salam
== Ekologi ==
[[Berkas:Gardenology.org-IMG 7319 qsbg11mar.jpg|jmpl|240x240px|Pohon salam]]
Salam menyebar di Asia Tenggara, mulai dari [[Burma]], [[Indocina]], [[Thailand]], [[Semenanjung Malaya]], [[Sumatra]], [[Kalimantan]], dan [[Jawa]]. Pohon ini ditemukan tumbuh liar di hutan-hutan primer dan sekunder, mulai dari tepi pantai hingga ketinggian 1.000 m (di Jawa), 1.200 m (di [[Sabah]]) dan 1.300 m dpl (di Thailand); kebanyakan merupakan pohon penyusun tajuk bawah.<ref name="de guzman&siemonsma_218-219"/> Di samping itu salam ditanam di kebun-kebun pekarangan dan lahan-lahan [[wanatani]] yang lain, terutama untuk diambil daunnya. Daun salam liar hampir tak pernah dipergunakan dalam masakan, selain karena baunya sedikit berbeda dan kurang harum, salam liar juga menimbulkan rasa agak pahit.
==
Tanaman salam tumbuh pada tanah dengan ketinggian
== Referensi ==
Baris 66 ⟶ 59:
{{Hasil hutan non-kayu}}
{{Taxonbar|from=Q476606}}▼
[[Kategori:Rempah-rempah]]
[[Kategori:Myrtaceae]]▼
[[Kategori:Hasil hutan non-kayu]]
[[Kategori:Syzygium]]
▲{{Taxonbar|from=Q476606}}
|