Semen Padang (perusahaan): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Sejarah: Penambahan referensi Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(6 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 17:
| location = [[Padang]], [[Indonesia]]
| locations =
| key_people = [[
| brands =
| products = [[Semen]]
Baris 35:
== Sejarah ==
[[Berkas:Semen Padang logo under Dutch colonial administration.jpg|jmpl|250px|Logo Semen Padang sejak awal berdiri hingga sebelum dinasionalisasi.]]
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1906 saat seorang perwira [[Belanda]] berkebangsaan [[Jerman]], [[Carl Christophus Lau]], mengajukan permohonan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk dapat mendirikan sebuah pabrik semen di [[Indarung, Lubuk Kilangan, Padang|Indarung, Padang]]. Sebelumnya, Lau berhasil menemukan bahan baku untuk pabrik semen di Indarung.<ref>Dahlan Iskan (26 Oktober 2022) "[https://radarbekasi.id/2022/10/26/semen-drum/ Semen Drum]" Radar Bekasi</ref> Permohonan tersebut lalu disetujui sekitar tujuh bulan kemudian. Carl Christophus Lau kemudian bermitra dengan sejumlah perusahaan untuk mendirikan pabrik semen tersebut pada tanggal 18 Maret 1910 dengan nama '''''NV Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappij''''' (NIPCM).<ref> https://books.google.co.id/books?id=mlFFDwAAQBAJ&pg=PA304</ref><ref name="lau"/>
Klin pertama perusahaan ini kemudian selesai dibangun pada tahun 1911 dengan kapasitas produksi sebesar 76,5 ton semen per hari. Klin kedua lalu mulai dibangun setahun kemudian dengan kapasitas produksi yang sama.<ref name="lau"/> Pada tahun 1913, perusahaan ini mulai mengoperasikan Pabrik Indarung I dengan kapasitas produksi sebesar 22,9 ribu ton semen per tahun. Pada tahun 1939, perusahaan ini meningkatkan kapasitas produksi Pabrik Indarung I menjadi 170 ribu ton semen per tahun.
Pasca [[Perang Dunia II]], selama pendudukan Jepang di Indonesia, perusahaan ini dikelola oleh [[Asano Cement]] (kini [[Taiheiyo Cement]]). Hasil produksi perusahaan ini pun digunakan untuk mendukung kebutuhan militer Jepang. Pada bulan Agustus 1944, pabrik milik perusahaan ini hancur akibat dibom oleh tentara [[Sekutu]]. Pasca Indonesia merdeka, nama perusahaan ini diubah menjadi '''''NV Padang Portland Cement Maatschappij''''' (PPCM).<ref name="lau"/> Pada tahun 1959, pemerintah Indonesia resmi me[[nasionalisasi]] perusahaan ini,<ref name="nas">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/2145/pp0501959.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 50 tahun 1959|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=24 Februari 2023}}</ref> dan [[Badan Penyelenggara Perusahaan Industri dan Tambang]] (BAPPIT) kemudian mengelola perusahaan ini.
Pada tahun 1961, pemerintah mengubah status perusahaan ini menjadi sebuah [[perusahaan negara]] (PN) dengan nama '''PN Semen Padang'''.<ref name="pn">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/2106/pp1351961.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 135 tahun 1961|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=24 Februari 2023}}</ref> Pada akhir dekade 1960-an, pergolakan [[PRRI]] membuat operasional perusahaan ini terganggu, sehingga pabrik semen milik perusahaan ini hampir dibesituakan. Rencana tersebut kemudian digagalkan oleh Gubernur Sumatera Barat, [[Harun Zain]], yang lalu meminta Ir. [[Azwar Anas]] untuk memimpin perusahaan ini. Azwar Anas kemudian berhasil merevitalisasi perusahaan ini, sehingga perusahaan ini dapat bertahan. Pada tahun 1971, pemerintah mengubah status perusahaan ini menjadi [[persero]]<ref name="persero">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/2765/PP0071971.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 1971|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=24 Februari 2023}}</ref> dan kapasitas produksi Pabrik Indarung I ditingkatkan menjadi 300 ribu ton semen per tahun.
Pada tahun 1979, perusahaan ini mulai mengoperasikan Pabrik Indarung II dengan kapasitas produksi sebesar 600 ribu ton semen per tahun. Pada tahun 1984 dan 1986, perusahaan ini mulai mengoperasikan Pabrik Indarung IIIA dan Pabrik Indarung IIIB dengan kapasitas produksi masing-masing 600 ribu ton semen per tahun. Mulai tahun 1990 hingga 1993, perusahaan ini meningkatkan kapasitas produksi Pabrik Indarung IIIB menjadi 1,62 juta ton semen per tahun. Pada tahun 1995, perusahaan ini resmi menjadi anak usaha dari [[Semen Gresik]]. Pada tahun 1998, perusahaan ini mulai mengoperasikan Pabrik Indarung V dengan kapasitas produksi sebesar 2,3 juta ton semen per tahun. Pada tahun 1999, perusahaan ini berhenti mengoperasikan Pabrik Indarung I.
Baris 72 ⟶ 78:
# Pabrik Indarung III = 720.000 ton / tahun
# Pabrik Indarung IV = 1.920.000 ton / tahun
# Pabrik Indarung V =
# Pabrik Indarung VI =
# Cement Mill Dumai = 900.000 ton / tahun
|