Lokomotif E10: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Coba template whyte
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 7:
|gauge =1.067 mm
|builder ={{unbulleted list|Maschinenfabrik Esslingen, [[Jerman]]| Swiss Locomotive and Machine Works (SLM), [[Swiss]]|Nippon Sharyo, [[Jepang]]}}
|buildmodel ="DecapodTen Coupled"
|builddate =1922-1928<br>1964
|totalproduction =39
|aarwheels =E
|uicclass =Et
|whytetype ={{Whyte|0-10-0|RT}}
|length =10.224 mm
|width =2.506 mm
Baris 27:
'''Lokomotif E10''' adalah [[lokomotif uap]] yang diproduksi oleh [[Maschinenfabrik Esslingen]], Jerman, [[Swiss Locomotive and Machine Works]] (SLM), Swiss, serta [[Nippon Sharyo]], Jepang. Lokomotif ini dahulu merupakan ikon perkeretaapian [[Sumatera Barat]]. Sebagai lokomotif uap bergigi, karier lokomotif ini dihabiskan untuk menarik kereta api batu bara dan penumpang di jalur rel gerigi yang menghubungkan [[Kota Sawahlunto|Sawahlunto]] dengan [[Kota Padang|Padang]]. Lokomotif ini dijuluki "[[Kereta api Mak Itam|Mak Itam]]", berasal dari frasa bahasa Minangkabau yang berarti "paman hitam".<ref>{{cite book |last1=Bagus Prayogo |first1=Yoga |author-link1= |last2=Yohanes Sapto |first2=Prabowo |author-link2= |last3=Radityo |first3=Diaz|date=2017 |title=Kereta Api di Indonesia. Sejarah Lokomotif di Indonesia. |url= |location=Yogyakarta |publisher=Jogja Bangkit Publisher |page=105|isbn=978-602-0818-55-9 |author-link=}}</ref>
 
Lokomotif ini menggunakan susunan roda {{Whyte|0-10-0|RT}}, yang artinya memiliki sepuluh roda penggerak yang digerakkan bersama-sama oleh sebuah batang penggerak. Lokomotif ini mampu menarik kereta api batu bara dengan berat muatan hingga 130 ton. Lokomotif ini memiliki empat silinder dengan dua di antaranya merupakan silinder untuk menggerakkan gigi-giginya.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://heritage.kai.id/page/Lokomotif%20E10|title=Lokomotif E10|last=|first=|date=|website=Heritage Kereta Api Indonesia|access-date=2019-08-02}}</ref>
 
== Sejarah ==
Baris 36:
Pasca-kemerdekaan 17 lokomotif baru ditambahkan juga dengan nomor seri E10, sehingga total unit lokomotif ini adalah 39 unit. Sepuluh unit pertama diproduksi oleh Esslingen; 7 sisanya diproduksi pada tahun 1967 oleh [[Nippon Sharyo]], dan dianggap sebagai lokomotif uap terakhir yang diproduksi oleh Nippon Sharyo. Lokomotif ini beroperasi untuk angkutan penumpang dan batu bara hingga pertengahan dekade 1980-an.<ref>Kautzor, 2010 Continental Ry. Jrnl. #163</ref>
 
Karena spesifikasi teknis dan produsennyateknisnya berbeda, tidak ada lokomotif dengan nomor E1026–50 (langsung ke E1051–67).<ref name=":1" />
 
=== Preservasi ===