Sofyan Dawood: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ular rihik (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Patria lupa (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(55 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
| honorific-prefix =
| name = Sofyan Dawood
| image = File:KPU Sofyan Dawood.jpg
| birth_date = {{birth date and age|1966|10|10}}
| birth_place
| death_date =
|
| nationality = [[Indonesia]]
| allegiance = [[Berkas:Flag of Free Aceh Movement.svg|
|
|
|
| battles = [[Pemberontakan di Aceh]]
|
|
| party = {{unbulleted list|{{Parpolicon|Partai Aceh}} (2007—2012)|{{Parpolicon|Partai Nanggroe Aceh}} (2012—)|{{Parpolicon|Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan}} (2023—)}}
|
|
|
|
|
}}
'''Sofyan Dawood''' ({{lahirmati|[[Kota Panton Labu, Tanah Jambo Aye, Aceh Utara]], [[Aceh]]|10|10|1966}}) adalah mantan tokoh pejuang [[GAM]]. Dia pernah menjabat sebagai
== Biografi ==
Baris 30:
Pada tahun 1975, saat itu Sofyan berusia sekitar 10 tahun, ayahnya terlibat dalam Komando Jihad, sebuah organisasi yang berbasis di Jakarta. Organisasi ini tak lepas dari gerakan Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang bertujuan mendirikan Negara Islam Indonesia (NII). Pemimpinnya Sekarmaji Kartosoewirjo, yang dieksekusi pada September 1962 di sebuah pulau di Teluk Jakarta. Seluruh pemimpin DI/TII yang tersisa kemudian membentuk Komando Jihad.
[[Daud Beureueh]], yang memproklamasikan diri sebagai Presiden NBA (Negara Bagian Aceh) pada 20 September 1953, juga bergabung dengan DI/TII. Beureueh menyerah tiga bulan sesudah [[Kartosoewirjo]] meninggal, yakni pada Desember 1962. Dia juga dikenal sebagai seorang ulama.
Sepanjang tahun 1976 sampai 1980 terjadi penangkapan besar-besaran dengan isu Komando Jihad di
Muhammad Dawood memutuskan keluar dari Komando Jihad, lalu bergabung dengan Aceh Merdeka atau disingkat AM yang dipimpin Hasan Tiro pada tahun 1976. Gerakan ini oleh pemerintah Soeharto dinamai Gerakan Aceh Merdeka atau GAM, sebuah stigma.
Baris 50:
Saat itulah muncul dalam pikiran Sofyan bahwa militer itu kejam.
Pada tahun itu juga, [[Yusuf Ali]], kawan seperjuangan Muhammad Dawood bebas dari tahanan. Dia mencari Sofyan, karena mendengar kabar bahwa anak kawannya itu ingin masuk tentara.
Yusuf kemudian menceritakan tentang apa yang dilakukan [[Hasan Tiro]] sebagai wali negara dan apa yang dilakukan ayahanda Sofyan.
Sebelum itu Sofyan tak tahu kenapa ayahnya ditembak [[TNI]].
Setelah semuanya jelas, dia justru merasa bangga terhadap ayahnya.
Baris 60:
Pada tahun 1986, Tengku Kamal, saat itu Gubernur GAM wilayah Pasee, mengajak Sofyan pergi ke Libya untuk latihan militer. Namun karena mengkhawatirkan ibunya, dia memutuskan tak jadi berangkat ke Libya.
Pada 1988, orang-orang yang pergi ke Libya pulang ke Aceh.
Dia mulai dicari-cari TNI. Dia tidak bisa pergi bebas seperti biasanya. Rumahnya dirusak dan dibakar tentara. Abangnya, Muhammad Adid, ditangkap saat Daerah Operasi Militer atau populer dengan sebutan DOM diberlakukan di Aceh. Setelah bebas Adid menyatakan ikut GAM. Jejak sang abang, kemudian diikuti pula oleh adik Sofyan, Imran.
Baris 102:
Sofyan pulang ke Aceh dua tahun kemudian, untuk bertugas di bagian penerangan GAM. Tiga teman menyertainya, yakni Ahmad Kandang, Surya Syahputra, dan Zakaria alias Jek. Ketiganya kini telah almarhum. Mereka meninggal saat GAM dan pemerintah Indonesia belum berdamai.
AKU sempat menemui salah seorang teman Sofyan, sesama pelarian politik di Malaysia dulu. Dia adalah [[Ibrahim Syamsuddin]] atau populer dengan sebutan Ibrahim KBS.
Ibrahim pergi ke Malaysia pada pertengahan 1991, di waktu yang sama dengan kepergian Sofyan ke negara tersebut. Ketika itu GAM dalam keadaan sangat lemah. Jadi diperlukan strategi untuk menyusun kekuatan. Ibrahim bergabung dengan GAM pada 1982.
Baris 114:
Pada tahun 2000, Sofyan menjabat sebagai Panglima Wilayah Pasee, Aceh Utara. Dia juga sempat menjabat juru bicara GAM. Setelah perjanjian Helsinki ditandatangani pemerintah Indonesia dan GAM pada Agustus 2005, Sofyan mengubah strategi politiknya. Dia memimpin tim sukses Irwandi Yusuf, yang kini menjabat gubernur Aceh.
Wajah Sofyan kini lebih cerah dibanding ketika bergerilya dulu tentunya. Bicaranya tetap lembut. Telepon selulernya berkali-kali berdering di sela perbincangan kami.<ref>http://www.pantau.or.id/?/=d/496</ref>
== Riwayat Organisasi ==
* Anggota Pasukan Gerakan Aceh Merdeka (1988—2005)
* Juru Bicara Gerakan Aceh Merdeka wilayah Pase (1988—1998)
* Wakil Panglima Gerakan Aceh Merdeka wilayah Pase (1998—2002)
* Panglima Gerakan Aceh Merdeka wilayah Pase (2002—2005)
* Juru Bicara [[Gerakan Aceh Merdeka]] (2002—2005)
* Juru Bicara [[Komite Peralihan Aceh]] (KPA) (2005—2007)
* Sekretaris Majelis Pertimbangan [[Partai Nasional Aceh]] (PNA) (2012—2017)
* Sekretaris Dewan Penasehat Pusat [[Partai Nanggroe Aceh]] (PNA) (2017—)
* Anggota DPP [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan|PDIP]] (2023-sekarang)
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Tokoh Gerakan Aceh Merdeka]]
[[Kategori:Tokoh Aceh]]
[[Kategori:Tokoh dari Aceh Utara]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]]
[[Kategori:Politikus asal Aceh]]
|