Ruma Maida: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(28 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox film
|name = Ruma Maida
|image =
|image size =
|border =
Baris 17:
*[[Nino Fernandez]]
*[[Frans Tumbuan]]
*[[Michael Adam Rickard]]
}}
|music = {{plainlist|
Baris 43 ⟶ 44:
''Ruma Maida'', yang menggunakan gaya penggambaran film yang berbeda untuk adegan pada masa lalu dan masa modern, membahas pentingnya pendidikan, sejarah, dan [[pluralisme]]. Film ini mendapat sambutan yang cukup hangat dari para kritikus film; mereka cenderung menyukai gambaran dalam ''Ruma Maida'' tetapi mengkritik [[dialog]] yang dianggap terlalu berat. Film ini mendapat dua belas nominasi Piala Citra pada [[Festival Film Indonesia]] tahun [[Festival Film Indonesia 2009|2009]].
== Alur ==
Seorang mahasiswi jurusan sejarah yang beragama [[Nasrani]], Maida ([[Atiqah Hasiholan]]), mengurus sekolah gratis untuk [[anak jalanan]] di [[Jakarta]]. Sebelumnya, bangunan sekolah itu adalah rumah seorang pencipta lagu sekaligus pilot beragama Nasrani [[orang Indo|keturunan Indo]], Ishak Pahin ([[Nino Fernandez]]), dan istrinya yang beragama [[Islam]], Nani Kuddus ([[Imelda Soraya]]); ketika masih tinggal di rumah itu, Pahing menciptakan lagu "Pulau Tenggara", yang mengilhami Presiden [[Soekarno]] untuk membentuk [[Gerakan Non-Blok]]. Setelah Maida mengetahui kisah Pahing, dia mulai menulis skripsinya tentang pencipta lagu itu.
Baris 50 ⟶ 51:
Setelah mereka gagal dalam usaha untuk membujuk Muchlisin untuk tetap melestarikan rumah itu, Sakera mendengar bahwa rumah itu berada di tanah sengketa. Karena itu, Maida mulai mencari bukti kepemilikan rumah tersebut, supaya bisa tetap menggunakannya. Dengan bantuan dari kelompok musik [[keroncong]] yang ada hubungan darah dengan Ishak, Maida menemukan ruang bawah tanah. Di sana, Maida dan Sakera – yang sudah mulai jatuh cinta – menemukan dokumentasi sejarah rumah itu. Dengan bantuan mantan pacar ibunya, seorang sejarawan Tionghoa bernama Kuan ([[Henky Solaiman]]), Maida bisa mengetahui pemilik rumah yang sebenarnya.
Ternyata Ishak, yang dibesarkan
Dengan informasi ini, Maida, Sakera, dan Kuan mendekati Muchlisin dan menceritakan begitu pentingnya rumah itu dalam kehidupan Muchlisin. Setelah cukup lama bergeming, Muchlisin menyuruh mereka pergi. Beberapa bulan kemudian, pada hari pernikahan Maida dan Sakera – saat mereka menikah di [[masjid]] dan juga [[gereja]] – Muchlisin datang dan menyatakan bahwa dia sudah tidak ingin meruntuhkan rumah itu. Dia justru memperbaikinya dan menjadikannya sebagai sekolah untuk anak jalanan, dengan nama Ruma Maida.
== Produksi ==
[[Berkas:Ayu Utami crop.JPG|
[[Skenario]] ''Ruma Maida'' ditulis [[Ayu Utami]]; ini merupakan skenarionya yang pertama.{{sfn|Setiawan 2009, Ayu Utami, nationalism}} Seorang wanita yang lebih dikenal karena menulis [[novel]], dia cenderung tidak mau menulis skenario karena beranggapan bahwa skenario itu terlalu mengutamakan kepentingan komersial.{{sfn|Sembiring 2009, A Modern Film}}{{sfn|Soeriaatmadja|2010a|loc=2:25–2:30}} Dia menulis skenario ini dalam waktu enam bulan, mulai pada tahun 2008, saat dia diminta Lamp Pictures – yang mendanai film ini bersama dengan Karuna Pictures{{sfn|Kurniasari 2009, 'Ruma Maida' portrays}} – agar dia menulis sebuah cerita bertema nasionalisme.{{sfn|Setiawan 2009, Ayu Utami, nationalism}}{{sfn|Sembiring 2009, A Modern Film}} Menurut sutradara [[Teddy Soeriaatmadja]], yang sudah terlibat dari awal pembuatan skenario,{{sfn|Soeriaatmadja|2010a|loc=2:10–2:20}} dia dan Ayu membuat tujuh versi cerita sebelum akhirnya bisa menyepakati cerita yang akan digunakan.{{sfn|Soeriaatmadja|2010a|loc=3:50–3:56}} Dia berpendapat bahwa skenario itu dapat digunakan sebagai cara belajar [[sejarah Indonesia]], yang menurut dia menarik,{{sfn|Kurniasari 2009, 'Ruma Maida' portrays}} dan mengutamakan tema pendidikan, keragaman, serta sejarah.{{sfn|Sembiring 2009, A Modern Film}}
[[Pra-produksi]] untuk ''Ruma Maida'' memerlukan waktu tiga bulan.{{sfn|Sembiring 2009, A Modern Film}} Tokohnya ditulis tanpa membayangkan siapa yang akan memainkannya. Atiqah Hasiholan, yang pernah membintangi film ''[[Jamila dan Sang Presiden]]'' (2009), dipilih sebagai Maida.{{sfn|Soeriaatmadja|2010a|loc=8:20–8:36}}{{sfn|The Jakarta Post 2009, 'Jamila dan Sang Presiden'}} Yama Carlos, yang berperan sebagai Sakera, awalnya dipilih untuk peran lain; dia dipilih untuk memainkan tokoh utama secara mendadak.{{sfn|Soeriaatmadja|2010a|loc=10:15–10:33}} Pemain yang dipilih untuk berperan sebagai Muchlisin, Frans Tumbuan, merupakan satu-satunya yang diaudisi karena Teddy beranggapan bahwa memang Frans yang paling cocok.{{sfn|Soeriaatmadja|2010a|loc=11:45–12:03}} Dalam sebuah wawancara, Teddy menyatakan bahwa ''Ruma Maida'' mempunyai jumlah pemain yang paling besar dari semua filmnya.{{sfn|Soeriaatmadja|2010a|loc=4:46–4:49}}
Pengambilan gambar dilakukan di [[Kota Tua Jakarta]] serta [[Semarang]], [[Jawa Tengah]],{{sfn|Benke 2009, Membebaskan Sejarah}}{{sfn|Soeriaatmadja|2010a|loc=4:50–4:51}} dalam periode satu minggu. Teddy berpendapat bahwa adegan yang paling susah difilmkan ialah adegan yang terjadi
Grup musik Indonesia [[Naif (grup musik)|Naif]] [[Daur ulang (musik)|mendaur ulang]] beberapa lagu untuk ''Ruma Maida'', termasuk lagu dari tahun 1940-an seperti "Juwita Malam" (karya [[Ismail Marzuki]]{{sfn|Mohamad 2006, K.A}}), "Di Bawah Sinar Bulan Purnama" (karya [[Maladi|R. Maladi]]{{sfn|Liner notes for ''Dekade''}}), dan "[[Ibu Pertiwi (lagu)|Ibu Pertiwi]]".{{sfn|Kurniasari 2009, 'Ruma Maida' portrays}} Lagu daur ulang ini direkam dalam waktu lima hari.{{sfn|Soeriaatmadja|2010b|loc=11:45–12:00}} Ayu menulis "Pulau Tenggara", yang dinyanyikan Imelda Soraya.{{sfn|Kurniasari 2009, 'Ruma Maida' portrays}}
== Tema ==
Benny Benke, melalui tulisannya dalam koran ''[[Suara Merdeka]]'', menyatakan bahwa ''Ruma Maida'' merupakan "hasil interpretasi bebas atas sejarah resmi yang terlalu angkuh, mendominasi, sekaligus dogmatis."{{sfn|Benke 2009, Membebaskan Sejarah}} Dia menulis bahwa film ini terkadang kurang jelas membedakan peristiwa yang benar-benar terjadi dan yang dibuat-buat.{{sfn|Benke 2009, Membebaskan Sejarah}} Ayu menyatakan bahwa orang-orang dari zaman [[Sejarah Indonesia (1945–1949)|Revolusi Nasional]] "yakin dengan impian mereka" dan mempunyai "semangat heroisme dan patriotisme yang kuat", hal yang menurutnya diperlukan untuk Indonesia.{{sfn|Setiawan 2009, Ayu Utami, nationalism}} Teddy juga menyatakan bahwa film ini dimaksudkan agar membahas masalah modern Indonesia, melalui sejarah rumah Ishak.{{sfn|Soeriaatmadja|2010a|loc=1:45–2:00}} Wakil sutradara Azhar Lubis menyatakan bahwa rumah itu mewakili Indonesia secara keseluruhan; menurut penjelasannya, bilamana negara tidak dirawat, bisa saja roboh dan runtuh.{{sfn|Soeriaatmadja|2010b|loc=20:00–20:11}}
Dalam harian ''[[Media Indonesia]]'', Yulia Permata Sari menulis bahwa Teddy tampaknya menekankan bahwa orang Indonesia harus ingat dan menghargai sejarah melalui alur dan penokohan film ''Ruma Maida''.{{sfn|Sari 2009, Sejarah dalam Balutan}} Film ini memperlihatkan pencipta lagu "[[Indonesia Raya]]", [[Wage Rudolf Soepratman|W.R. Supratman]], serta Laksmana Muda [[Maeda Tadashi]], Wakil Presiden [[Mohammad Hatta]], Presiden Soekarno, dan Perdana Menteri [[Sutan Sjahrir]].{{sfn|Republika 2009, Ruma Maida, Pijakan}}{{sfn|Suditomo 2009, Ruma Itu Punya}} Atiqah beranggapan bahwa film ini merupakan suatu peringatan, agar kesalahan
Triwik Kurnasari, melalui tulisannya dalam ''[[The Jakarta Post]]'', berpendapat bahwa adanya adegan Kerusuhan Mei 1998 serta [[kejatuhan Soeharto]] menyinggung soal pluralisme.{{sfn|Kurniasari 2009, 'Ruma Maida' portrays}} Ayu, dalam sebuah wawancara dengan harian ''[[Jakarta Globe]]'', menyatakan bahwa dia bermaksud untuk menunjukkan diversitas dengan memberi setiap tokoh latar belakang etnis, agama, dan sosio-ekonomi yang berbeda.{{sfn|Sembiring 2009, A Modern Film}} Dalam wawancara lain, Ayu menyatakan bahwa film ini dimaksud untuk menunjukkan bagaimana [[moto]] nasional [[Bhinneka Tunggal Ika]] dapat diterapkan di Indonesia.{{sfn|Soeriaatmadja|2010b|loc=18:06–18:11}} Dalam sebuah resensi lain, Dewi Anggraeni menulis bahwa ''Ruma Maida'' "melukis gambaran yang lebih nyata mengenai masyarakat Indonesia, ketika tidak semua orang dapat dimasukkan dalam kategori sosial, rasial, atau ekonomi",{{efn|Asli: "''paints a more realistic picture of Indonesia’s society, where people do not necessarily fit into neat social, racial or economic categories''"}} sehingga tokohnya tidak masuk dalam [[stereotipe]] yang berlaku pada umumnya.{{sfn|Anggraeni 2010, RI film festival}}
== Gaya penceritaan ==
[[Berkas:Rumah Maida visuals.jpg|
''Ruma Maida'' menggunakan warna dan cara pengambilan gambar untuk menunjukkan periode waktu yang berbeda. Adegan yang terjadi
Dalam [[Tempo (majalah)|majalah ''Tempo'']], Kurie Suditmo menulis bahwa ''Ruma Maida'' memasukkan beberapa cerita kecil, misalkan Kongres Pemuda pada tahun 1928, pendidikan anak jalanan, serta adegan ketika Sakera membahas ilmu arsitek dengan Muchlisin; menurut Kurie, hal ini membuat film ini lebih susah dipahami.{{sfn|Suditomo 2009, Ruma Itu Punya}} Armando Siahaan, yang menulis resensi film di ''Jakarta Globe'', mencatat bahwa ada beberapa adegan yang mirip, misalkan kerusuhan setelah [[menyerahnya Jepang]] pada tahun 1945 dan yang terjadi pada bulan Mei 1998.{{sfn|Siahaan 2009, 'Ruma Maida' A Potent}}
== Rilis dan penerimaan ==
''Ruma Maida'' dirilis perdana pada tanggal 28 Oktober 2009, pada Hari [[Sumpah Pemuda]]{{sfn|Kurniasari 2009, 'Ruma Maida' portrays}} – tanggal ini sudah lama dipilih, karena dianggap tanggal yang mempunyai kekuatan historis.{{sfn|Soeriaatmadja|2010a|loc=3:25–3:32}} Pada hari berikutnya, film ini dirilis secara luas.{{sfn|Republika 2009, Ruma Maida, Pijakan}} ''Ruma Maida'' ditayangkan di Singapore International Film Festival pada bulan April 2010.{{sfn|The Jakarta Post 2010, Rediscovering world cinema}} Pada bulan Agustus, ''Ruma Maida'' ditayangkan tiga kali pada Indonesian Film Festival di [[Melbourne]], [[Australia]].{{sfn|Anggraeni 2010, RI film festival}}{{sfn|IFF, More than a Learning}} Pada bulan November film ini ditayangkan di Asiatica Film Mediale di [[Roma]], [[Italia]], dengan judul ''La Casa Di Maida''.{{sfn|AFM, Ruma Maida}}
Baris 86 ⟶ 87:
''Ruma Maida'' dirilis dalam bentuk DVD di Indonesia pada pertengahan tahun 2010 oleh EZY Home Entertainment, setelah lulus dari [[Lembaga Sensor Film]] pada bulan Februari. DVD ini berisikan ''subtitle'' dalam bahasa Inggris serta sebuah film dokumenter yang menceritakan proses produksi ''Ruma Maida''.{{sfn|Liner notes for ''Ruma Maida''}}
== Penghargaan ==
''Ruma Maida'' dinominasikan untuk dua belas Piala Citra dalam [[Festival Film Indonesia]] pada tahun [[Festival Film Indonesia 2009|2009]]. Film ini memenangi satu kategori.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Penghargaan Ruma Maida}}
Baris 100 ⟶ 101:
| rowspan="12" | [[Festival Film Indonesia 2009|2009]]
|Film Terbaik
| Ruma Maida
|{{Nom}}
|-
Baris 150 ⟶ 151:
{{clear}}
== Keterangan ==
{{notelist}}
==
;Catatan kaki
{{reflist|colwidth=30em}}
Baris 159 ⟶ 160:
;Bibliografi
{{refbegin|colwidth=30em}}
* {{cite news
|dead-url=no
}}
* {{cite news
|dead-url=no
}}
* {{cite album-notes
|title=[[Dekade]]
|artist=[[Chrisye]]
Baris 193 ⟶ 196:
|ref={{sfnRef|Liner notes for .27.27Dekade.27.27}}
}}
* {{cite news
|dead-url=no
}}
* {{cite web
|title=Ruma Maida : Suguhan Apik Dari Teddy Soeriaatmadja
|last=M. P.
Baris 217 ⟶ 221:
|location=Jakarta
|accessdate=9 May 2012
|archiveurl=
|archivedate=
|ref={{sfnRef|M. P. 2009, Ruma Maida : Suguhan}}
|dead-url=no
}}
* {{cite news
|title='Jamila dan Sang Presiden' ready for Oscar
|trans_title='Jamila dan Sang Presiden' siap meraih Oscar
|language=Inggris
|url=http://www.thejakartapost.com/news/2009/10/31/%E2%80%98jamila-dan-sang-presiden%E2%80%99-ready-oscar.html
|work=The Jakarta Post
|date=31 October 2009
|accessdate=1 April 2012
|archiveurl=https://www.webcitation.org/66b186bRv?url=http://www.thejakartapost.com/news/2009/10/31/%E2%80%98jamila-dan-sang-presiden%E2%80%99-ready-oscar.html
|archivedate=2012-04-01
|ref={{SfnRef|The Jakarta Post 2009, 'Jamila dan Sang Presiden'}}
|dead-url=no
}}
* {{cite news
|url=http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2006/11/06/CTP/mbm.20061106.CTP122195.id.html
|work=Tempo
|title=K.A
|date=6 November 2006
|last=Mohamad
|first=Goenawan
|authorlink=Goenawan Mohamad
|accessdate=12 May 2012
|archiveurl=https://www.webcitation.org/67bHFlT4a?url=http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2006/11/06/CTP/mbm.20061106.CTP122195.id.html
|archivedate=2012-05-12
|ref={{sfnRef|Mohamad 2006, K.A}}
|dead-url=no
}}
* {{cite web
|title=More than a Learning Experience
|trans_title=Lebih dari Sekadar Pengalaman
Baris 254 ⟶ 261:
|publisher=Indonesian Film Festival
|accessdate=13 May 2012
|archiveurl=
|archivedate=
|ref={{SfnRef|IFF, More than a Learning}}
|dead-url=no
}}
* {{cite web
|title=Penghargaan Ruma Maida
|url=http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-r009-09-263777_ruma-maida/award#.T6mtvlKITMw
Baris 265 ⟶ 273:
|location=Jakarta
|accessdate=9 May 2012
|archiveurl=
|archivedate=
|ref={{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Penghargaan Ruma Maida}}
|dead-url=no
}}
* {{cite news
|title=Rediscovering world cinema in Singapore
|trans_title=Menemukan kembali sinema dunia di Singapura
|language=Inggris
|url=http://new.thejakartapost.com/news/2010/04/18/rediscovering-world-cinema-singapore.html
|work=The Jakarta Post
|date=18 April 2010
|accessdate=8 May 2012
|archiveurl=https://www.webcitation.org/67VfZOwXw?url=http://new.thejakartapost.com/news/2010/04/18/rediscovering-world-cinema-singapore.html
|archivedate=2012-05-08
|ref={{SfnRef|The Jakarta Post 2010, Rediscovering world cinema}}
|dead-url=no
}}
* {{cite
|title=Ruma Maida
|language=Inggris
Baris 288 ⟶ 298:
|publisher=Asiatica Film Mediale
|accessdate=13 May 2012
|archiveurl=
|archivedate=
|ref={{SfnRef|AFM, Ruma Maida}}
|dead-url=no
}}
* {{cite news
|url=http://www.republika.co.id/berita/senggang/film-musik/09/10/24/84369-ruma-maida-pijakan-pengingat-sejarah
|work=Republika
|title=Ruma Maida, Pijakan Pengingat Sejarah
|date=24 October 2009
|accessdate=8 May 2012
|archiveurl=https://www.webcitation.org/67VbaWiTR?url=http://www.republika.co.id/berita/senggang/film-musik/09/10/24/84369-ruma-maida-pijakan-pengingat-sejarah
|archivedate=2012-05-08
|ref={{sfnRef|Republika 2009, Ruma Maida, Pijakan}}
|dead-url=no
}}
* {{cite news
|last=Sari
|first=Yulia Permata
|title=Sejarah dalam Balutan Romantisme
|date=23 October 2009
|archiveurl=https://www.webcitation.org/67VclFdup?url=http://www.mediaindonesia.com/mediaperempuan/read/2009/10/10/2283/11/Sejarah_dalam_Balutan_Romantisme
|archivedate=2012-05-08
|ref={{sfnRef|Sari 2009, Sejarah dalam Balutan}}
|dead-url=no
}}
* {{cite news
|last=Sembiring
|first=Dalih
|title=A Modern Film Reflecting On Indonesia’s Storied Past
|trans_title=Film Modern yang Merenungkan Sejarah Indonesia yang Panjang
|language=Inggris
|url=http://www.thejakartaglobe.com/home/a-modern-film-reflecting-on-indonesias-storied-past/332489
|work=The Jakarta Globe
|date=29 September 2009
|archiveurl=https://www.webcitation.org/67Vaehx9a?url=http://www.thejakartaglobe.com/home/a-modern-film-reflecting-on-indonesias-storied-past/332489
|archivedate=2012-05-08
|ref={{SfnRef|Sembiring 2009, A Modern Film}}
|dead-url=no
}}
* {{cite news
|title=Ayu Utami, nationalism and 'Ruma Maida'
|dead-url=no
}}
* {{cite news
|dead-url=no
}}
* {{cite album-notes
|title=Ruma Maida
|last=Soeriaatmadja
Baris 367 ⟶ 383:
|ref={{sfnRef|Liner notes for .27.27Ruma Maida.27.27}}
}}
* {{cite video
| last =Soeriaatmadja
|first=Teddy (director and producer)
Baris 377 ⟶ 393:
| ref =harv
}}
* {{cite video
| last =Soeriaatmadja
|first=Teddy (director and producer)
Baris 387 ⟶ 403:
| ref =harv
}}
* {{cite news
|dead-url=no
}}
{{refend}}
== Pranala luar ==
{{Portal|Film|Indonesia}}
* {{
* {{IMDb title|1556029|Ruma Maida}}
* {{rotten-tomatoes|id=ruma-maida|title=Ruma Maida}}
{{Featured article}}
[[Kategori:Film Indonesia tahun 2009]]
[[Kategori:Film drama
[[Kategori:Film
[[Kategori:
|