Sastra Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
sitasi
 
(14 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3:
'''Sastra Indonesia''' adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya sastra di [[Asia Tenggara]]. Istilah "Indonesia" sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi terutama dalam cakupan geografi dan sejarah politik di wilayah tersebut.
 
Tatkala [[gagasan]] ''sastra di Indo''pengetahuan yang memberikan kenikmatan unik dan memperkaya
Tatkala gagasan ''sastra di Indonesia'' sendiri merujuk pada seantero kesusastraan yang dibuat di wilayah [[Kepulauan Indonesia]] yang dapat menggunakan [[bahasa Indonesia]], bahasa daerah dan bahasa asing, istilah '''sastra Indonesia''' merujuk hanya kepada kesusastraan dalam bahasa Indonesia yang bahasa akarnya berdasarkan [[bahasa Melayu]] (di mana bahasa Indonesia adalah satu [[turunan]]nya).{{sfn|Ensiklopedia Sastra Indonesia versi Daring||loc=[http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/tentang "Tentang Ensiklopedia"]}} Dengan pengertian kedua maka sastra ini dapat juga diartikan sebagai sastra yang dibuat di wilayah [[Melayu]] (selain Indonesia, terdapat juga beberapa negara berbahasa Melayu seperti [[Malaysia]] dan [[Brunei]]), demikian pula [[bangsa Melayu]] yang tinggal di [[Singapura]].
 
== Konsep Sastra ==
Menurut Aristoteles (dalam Budianta dkk., 2003:7), sastra merupakan suatu karya untuk menyampaikan pengetahuan yang memberikan kenikmatan unik dan memperkaya wawasan seseorang tentang kehidupan. Teeuw (1988:23), menyatakan bahwa kesusastraan berasal dari kata “sastra” dan mendapat awalan “su”. Sastra itu sendiri terdiri atas kata “sas” yang berarti ’mengarahkan, pengajaran’, dan ”tra menunjukkan ’alat atau sarana’. Oleh karena itu, sastra berarti ’alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instansi atau pengajaran’ Adapun awalan “su” itu berarti baik atau indah. Dengan demikian,susastra adalah alat untuk mengajar yang bersifat baik atau indah.
 
== Periodisasi, Nama, Karya ==
Baris 19 ⟶ 22:
* Angkatan 1966 (1966–1970-an)
* Angkatan 1980–1990-an
* Angkatan Reformasi (1998–2004)
* Angkatan 2000-anpascareformasi (2005 – kini)
 
=== Pujangga Lama ===
Baris 40 ⟶ 43:
* [[Hikayat (Aceh)|Hikayat Aceh]]
* Hikayat Amir Hamzah
* Hikayat Andaken Penurat
* [[Hikayat Bayan Budiman]]
* Hikayat Djahidin
* [[Hikayat Hang Tuah]]
* [[Hikayat Iskandar Zulkarnain]]
* Hikayat Kadirun
|
* [[Hikayat Kalila dan Damina]]
* Hikayat Masydulhak
* Hikayat Pandawa Jaya
* [[Hikayat Pandja Tanderan]]
* Hikayat Putri Djohar Manikam
* Hikayat Sri Rama
* Hikayat Tjendera Hasan
* Tsahibul Hikayat
* [[Hikayat Raja-raja Pasai]]
Baris 126 ⟶ 129:
 
=== Angkatan Balai Pustaka ===
[[Berkas:Abdoel moeis.jpg|ka|jmpl|[[Abdul Muis]], sastrawan Indonesia Angkatan Balai Pustaka.]]
 
Angkatan Balai Pusataka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920, yang dikeluarkan oleh penerbit [[Balai Pustaka]]. [[Prosa]] ([[roman]], novel, cerita pendek dan drama) dan [[puisi]] mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam dan hikayat dalam khazanah sastra di Indonesia pada masa ini. [[Balai Pustaka]] merupakan penerbit yang didirikan dengan nama ''Commissie voor de Inlandsche School en Volkslectuur'' ([[bahasa Indonesia]]: "Komisi untuk Sekolah Pedalaman dan Bacaan Rakyat") oleh [[pemerintah]] [[Hindia Belanda]] pada tanggal [[15 Agustus]] [[1908]].
 
Baris 232 ⟶ 233:
** [[Setanggi Timur]] (1939)
|
* [[Roestam Effendi]]
** [[Bebasari: toneel dalam 3 pertundjukan]]
** [[Pertjikan Permenungan]]
Baris 270 ⟶ 271:
** Jejak Langkah (1953)
* [[Idrus]]
** [[Dari Ave Maria ke DjalanJalan Lain ke Roma]] (1948)
** [[Aki (novel)|Aki]] (1949)
** [[Perempuan dan Kebangsaan]]
Baris 303 ⟶ 304:
 
=== Angkatan 1950–1960-an ===
{{artikelutamaMain|Kesusastraan Indonesia Periode 1950-1965}}
[[Berkas:Pramoedyaanantatoer.jpg|ka|jmpl|''[[Pramoedya Ananta Toer]]'', novelis generasi 1950–1960 terkenal di dunia dan [[tahanan politik]] masa Orde Baru.]]
 
Angkatan 50-an ditandai dengan terbitnya majalah sastra [[Kisah (majalah)|Kisah]] asuhan [[H.B. Jassin]]. Ciri angkatan ini adalah karya sastra yang didominasi dengan cerita pendek dan kumpulan puisi. Majalah tersebut bertahan sampai tahun 1956 dan diteruskan dengan majalah sastra lainnya, [[Sastra (majalah)|Sastra]].
Baris 334:
** [[Merahnya Merah]] (1968 [1961])
** [[Ziarah (novel)|Ziarah]] (1969 [1960])
** [[Kering (novel)|Kering]] (1972 [1961])
** [[Keong (novel)|Keong]] (1975)
** Ziarah malam: sajak-sajak 1952–1967 (1993)
Baris 393:
* [[Abdul Hadi WM]]
** [[Meditasi (kumpulan puisi)|Meditasi]] (1976)
** [[Potret Panjang Seorang Pengunjung Pantai Sanur]] (1975)
** [[Tergantung Pada Angin]] (1977)
* [[Ahmad Tohari]]
Baris 412:
* [[Danarto]]
** [[Godlob]]
** [[Adam Makrifat]]
** [[Berhala (novel)|Berhala]]
* [[Goenawan Mohamad]]
** [[Parikesit]] (1969)
** [[Interlude]] (1971)
** [[Potret Seorang Penyair Muda Sebagai Si Malin Kundang]] (1972)
** [[Seks, Sastra, dan Kita]] (1980)
* [[Ismail Marahimin]]
Baris 427:
* [[Leon Agusta]]
** [[Monumen Safari]] (1966)
** [[Catatan Putih]] (1975)
** [[Di Bawah Bayangan Sang Kekasih]] (1978)
** [[Hukla]] (1979)
Baris 449:
** [[Stasiun (novel)|Stasiun]] (1977)
** [[Pabrik (novel)|Pabrik]]
** [[Gres]]
** [[Bom (novel)|Bom]]
* [[Sapardi Djoko Damono]]
Baris 456:
* [[Sutardji Calzoum Bachri]]
** [[O (kumpulan sajak)|O]]
** [[Amuk (kumpulan sajak)|Amuk]]
** [[Kapak (kumpulan sajak)|Kapak]]
* [[Taufik Ismail]]
** [[Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia]]
** [[Tirani dan Benteng]]
** [[Buku Tamu Musim Perjuangan]]
** [[Sajak Ladang Jagung]]
** [[Kenalkan]]
** [[Saya Hewan]]
** [[Puisi-puisi Langit]]
* [[Titis Basino]]
Baris 474:
* [[Umar Kayam]]
** [[Seribu Kunang-kunang di Manhattan]]
** [[Sri Sumarah dan Bawuk]]
** [[Lebaran di Karet]]
** [[Pada Suatu Saat di Bandar Sangging]]
** [[Kelir Tanpa Batas]]
** [[Para Priyayi]]
** [[Jalan Menikung]]
* [[Wildan Yatim]]
Baris 593:
=== Angkatan Reformasi (1998–2004) ===
Seiring terjadinya pergeseran kekuasaan politik dari tangan [[Soeharto]] ke [[BJ Habibie]] lalu [[Abdurahman Wahid|KH Abdurahman Wahid]] ([[Gus Dur]]) dan [[Megawati Sukarnoputri]], yaini [[Reformasi Indonesia (1998–sekarang)|periode Reformasi]] tahun 1998–2004, muncul wacana tentang sastrawan "Angkatan Reformasi". Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya karya-karya sastra, puisi, cerpen, maupun novel, yang bertema sosial-politik, khususnya seputar reformasi. Di rubrik sastra harian [[Republika]] misalnya, selama berbulan-bulan dibuka rubrik sajak-sajak peduli bangsa atau sajak-sajak reformasi. Berbagai pentas pembacaan sajak dan penerbitan buku antologi puisi juga didominasi sajak-sajak bertema sosial-politik.
 
[[Berkas:Ayu Utami at the International Conference on Feminism, 2016-09-24 02.jpg|jmpl|[[Ayu Utami]] di konferensi internasional feminis, 2016.]]
 
Sastrawan Angkatan Reformasi merefleksikan keadaan sosial dan politik yang terjadi pada akhir tahun 1990-an, seiring dengan jatuhnya [[Orde Baru]]. Proses reformasi politik yang dimulai pada tahun 1998 banyak melatarbelakangi kelahiran karya-karya sastra—puisi, cerpen, dan novel—pada saat itu. Bahkan, penyair-penyair yang semula jauh dari tema-tema sosial politik, seperti [[Sutardji Calzoum Bachri]], [[Ahmadun Yosi Herfanda]], [[Acep Zamzam Noer]], dan [[Hartono Benny Hidayat]] dengan media online: duniasastra(dot)com -nya, juga ikut meramaikan suasana dengan sajak-sajak sosial-politik mereka.
Baris 601 ⟶ 599:
 
Periodisasi atau angkatan pada masa Orde Baru yang dibatasi kebijakan pemerintah, kini diyakini mesti didasarkan pada puncak karya sastra serta pengaruhnya (pengaruh cirinya) pada keseluruhan angkatan itu sendiri. Hal ini juga disebabkan oleh melimpahnya karya yang ada khususnya di internet. Orang-orang bebas menentukan tema karyanya dan publiklah yang menilai karya mereka. Puncak karya sastra berarti bahwa karya sastra mempunyai banyak pengikut (misalnya dari sisi tema, amanat, ciri angkatan, dan sebagainya). Kemudian, lahir pula penanatangnya seperti novel ''Ayat-Ayat Cinta'' karya [[Habiburrahman El Shirazy]].
 
[[Berkas:Ayu Utami at the International Conference on Feminism, 2016-09-24 02.jpg|jmpl|[[Ayu Utami]] di konferensi internasional feminis, 2016.]]
 
Sejumlah karya sastra Angkatan Reformasi bahkan mengusung tema kebebasan yang cenderung vulgar seperti novel ''[[Saman (Novel)|Saman]]'' oleh [[Ayu Utami]], ''[[Supernova 1: Kesatria, Putri, & Bintang Jatuh]]'' karya [[Dewi Lestari]], novel ''Mereka Bilang, Saya Monyet!'' karya [[Djenar Maesa Ayu|Djenar Mahesa Ayu]], novel ''Jendela-jendela'' karya [[Fira Basuki]], novel ''Ode untuk Leopold von Sacher-Masoch'' oleh [[Dinar Rahayu]].
 
Salah satu buah masa Reformasi menjadi [[sastra wangi]], gerakan sastra wanita.<ref>{{cite web |url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/3093038.stm |author=Lipscombe, Becky |title=Chick-lit becomes Hip Lit in Indonesia |language=en |publisher=BBC News |date=10 September 2003 |access-date=21-03-2023}}</ref>
[[Berkas:Supernova All.jpg|jmpl|483x483px|center|Sampul seri ''[[Supernova (novel)|Supernova]]'' oleh [[Dewi Lestari]] (Dee).]]
 
Baris 626 ⟶ 628:
** [[Cantik itu Luka]] (2002)
** [[Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas]] (2014)
** O (2016)
* [[Evi Idawati]]
** Pengantin Sepi (2002)
Baris 635 ⟶ 638:
* [[Fira Basuki]]
** trilogi Jendela-jendela (2001),<br> Pintu (2002), Atap (2003)
** Rojak (2004)
** 140 Karakter: Kumpulan Tweets (2012)
* [[Habiburrahman El Shirazy]]
Baris 648 ⟶ 652:
** [[Rahasia Selma]] (2010)
* [[Nova Riyanti Yusuf]]
** Mahadewa Mahadewi (2003)
** Imipramine (2004)
** 3some (2005)
Baris 675 ⟶ 679:
{{EndDiv}}
 
=== Angkatan 2000pascareformasi (Pascareformasi2005 – kini) ===
[[Berkas:Andrea Hirata.jpg|ka|jmpl|[[Andrea Hirata]] salah satu novelis tersukses pada dekade pertama abad ke-21]]
 
Baris 739 ⟶ 743:
* [[Marina Novianti]]
** Aku Mati Di Pantai (2012)
** Lelaki Berusia Sehari (2018)
** Seribu Mimpi Si Boru Pareme (2020)
* [[Norman Erikson Pasaribu]]
Baris 830 ⟶ 834:
"Angkatan Kosong-kosong" (AKK) adalah nama gerakan kesusasteraan yang dimulai di [[Kota Tegal]] pada tahun 2010, dengan mengambil tema ''Membongkar Politisasi Kesusasteraan Indonesia''. Tiga hal penting yang diangkat dalam gerakan tersebut antara lain: tidak adanya angkatan dalam kesenian indonesia, tidak perlu adanya pembedaan antara pusat dan daerah, dan menolak anggapan bahwa masyarakat tidak tahu seni. Istilah "Angkatan Kosong-kosong" kali pertama dicetuskan oleh [[W.S. Rendra]] yang memberikan gelar kepenyairan kepada penyair Tegal, [[Widjati]].<ref>Pantura News: [http://www.panturanews.com/index.php/panturanews/baca/1046/20/03/2010/sejumlah-penyair-jakarta-hadiri-diskusi-angkatan-kosongkosong Sejumlah Penyair Hadiri Diskusi Angkatan Kosong-kosong], diakses, 21-03-2017</ref>
 
Senapas dengan dua gerakan kesusastraan Indonesia sebelumnya, gerakan ini menolak dikotomi pusat-daerah dalam sastra, dan menganggap setiap sastrawan adalah angkatan yang memiliki otonomi khusus dalam melahirkan karya-karya. Kelompok ini dimotori oleh [[Eko Tunas]], [[Nurngudiono]], [[Enthieh Mudakir]], [[Joshua Igho]], pada tahun 2010. Temu sastra lainnya seperti [[Komunitas Sastra Indonesia]], [[Temu Sastrawan Indonesia]], [[Pertemuan Penyair Nusantara]], [[Tiffa Nusantara]], lebih banyak diwarnai dengan perayaan kemerdekaan berkarya yang dituangkan melalui pertunjukan seni sastra dan peluncuran buku-buku sastra. Berbeda dengan [[Dari Negeri Poci|Komunitas Negeri Poci]] yang telah dimulai pada tahun 1993. Komunitas ini bergerak dari tahun ke tahun dengan cara merekam jejak kepenyairan para penyair Indonesia dari lintas genre, lintas jender, dan lintas usia dengan menghimpun karya ribuan para penyair yang diterbitkan berseri dengan judul ''Dari Negeri Poci''. Komunitas ini dipelopori oleh [[Piek Ardijanto Soeprijadi]], [[Adri Darmadji Woko]], [[Kurniawan Junaedhie]], [[Handrawan Nadesul]], [[Prijono Tjiptoherijanto]], [[Widjati]], [[Rahadi Zakaria]], [[Eka Budianta]], dan lain-lain.<ref>Kompas: [http://regional.kompas.com/read/2017/03/26/07171261/sekjen.mpr.apresiasi.sastrawan.negeri.poci Sekjen MPR Apresiasi Sastrawan Negeri Poci], diakses 28-03-2017</ref>
 
== Perkumpulan sastrawan ==
Baris 850 ⟶ 854:
* Lomba Menulis Cerber majalah ''[[Femina]]''
* [[Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta]]
 
== Fungsi sastra<ref>{{Cite book|last=Al-Ma'ruf|first=Ali Imron|last2=Nugrahani|first2=Farida|date=2017|title=Pengkajian Sastra Teori dan Aplikasi|location=Surakarta|publisher=Cv Djiwa Amarta Press|isbn=978-602-60585-8-4|pages=6-8}}</ref> ==
Sastra, sebagai cerminan realitas, memegang peranan penting dalam masyarakat bahkan dapat “mempengaruhi kehidupan” Sastra menempati tempat khusus dalam masyarakat, namun fungsi dan peranannya berubah dari waktu ke waktu dan tidak pernah sama persis. Perubahan dan perkembangan  dari waktu ke waktu dapat menjadikan peran sastra tidak stabil.
 
Sederhananya, sastra bisa menjadi saksi bisu dan komentator kehidupan manusia. Latar belakang sebuah karya sastra sendiri dapat mencerminkan  kehidupan masyarakat di daerah tersebut secara umum. Dari situ Anda juga bisa mempelajari nilai-nilai apa saja yang diwakili oleh budaya, kehidupan, dan masyarakat dengan latar belakang tersebut. Sekilas sejarah yang penting juga dapat ditemukan dalam buku-buku seperti  novel Plumb, ``Human Earth.<nowiki>''</nowiki>
 
== Lihat pula ==