Lakilaponto: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala |
||
(50 revisi perantara oleh 31 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{more citations needed}}
{{Infobox person
|name =
|birth_name = La Kilaponto
|birth_date = 1488
|birth_place =
|death_date = 1584
|death_place =
|death_cause =
|body_discovered =
Baris 14 ⟶ 15:
|nationality =
|other_names =
|ethnicity = [[
|education =
|alma_mater =
Baris 21 ⟶ 22:
|known_for =
|notable_works =
|title = Sultan Muhammad Isa Kaimuddin Khalifatul Khamis
|term = 1538-1584
|predecessor =
Baris 30 ⟶ 31:
# Wa Ode Pogo,
# Wa Tampoidongi,
# Wa Sameka,
# putri raja Jampe,
Baris 37:
# La Tumparasi (Sangia Boleko)
# La Sangaji (Sangia Makengkuna)
# Paramasuni
# Wasugirampu
# Wabunganila
# Wabeta
|parents = [[Sugi Manuru]]
|relatives = La Posasu (Raja Muna VIII - gelar: Kobangkuduno)
}}
{{wikiportal|Indonesia}}
'''
Ia menjadi Raja Buton karena mendengar kerajaan Buton sedang diserang oleh [[La Bolontio]] (Kapitan dari [[Banggai]], sebuah kabupaten kepulauan di [[Sulawesi Tengah]] sekarang).
Ia selanjutnya menuju Buton karena mendengar kerajaan Buton sedang diserang oleh [[La Bolontio]] (Kapitan dari [[Banggai]], sebuah kabupaten kepulauan di [[Sulawesi Tengah]] sekarang). Dari sumber sejarah [[Kabupaten Kepulauan Selayar|Selayar]] diketahui bahwa kedatangan Lakilaponto ke Buton atas permintaan Raja Mulae ([[Raja Buton V]]); dan selain La Kilaponto, turut pula membantu Opu Manjawari (Raja Selayar). Cerita rakyat menyebutkan bahwa [[La Bolontio]] hanya memiliki satu mata. Dalam sebuah pertarungan terbuka, La Kilaponto sempat terdesak dan jatuh ke tanah berpasir (diduga pertarungan itu dilakukan di pantai). Dalam situasi itu Lakilaponto kemudian menendang pasir langsung mengenai mata La Bolontio dan situasi kemudian berbalik, La Kilaponto akhirnya menguasai pertarungan dan berhasil membunuh La Bolontio. Karena keberhasilannya itu, Lakilaponto kemudian dinobatkan sebagai Raja [[Buton]] VI.▼
Kedatangan Lakilaponto ke Buton karena mendapat informasi bahwa di Kerajaan Buton sedang diganggu oleh gerombolan perompak bernama La Bolontio dan Raja Buton saat itu La Mulae tidak mampu menaklukkannya. La Kilaponto mellihat ini merupakakn peluang untuk menguasai Buton tanpa perang dengan tetangganya itu. Ia cukup mengalahkan La Bolontio. Ia pun datang ke Buton setelah terlebih dahulu menyerhkan pimpinan kerajaan Muna ke adiknya, La Posasu.
▲
=== Silsilah Lakilaponto ===▼
Lakilaponto adalah Raja Muna VII, putra Raja Muna VI [[Sugi Manuru]] dengan pasangannya [[Wa Tubapala]], dan merupakan cucu dari Sugi . Sebagai anak sulung dari seorang raja dengan sistem Monarki Absolutisme, sudah jelas bahwa Lakilapontolah yang menjadi putera mahkota untuk kelak menggantikan Sugi Manuru sebagai Raja Muna.▼
Dengan matinya La Bolontio di tangannya, maka ia dengan mudah mendelegitimasi kepemimpinan Raja Buton La Mulae dan merebut kekuasaan darinya. Maka jadilah La Kilaponto sebagai Raja Buton ke - VI menggantikan La Mulae.
Saat menjadi Raja Muna, laki la ponto dikenal sebagai raja masyhur penuh kharisma, seorang pendekar, sang jenderal, berjiwa pejuang, bahkan terbilang cerdas dibidang ketatanegaraan. Kehebatannya dibidang pemerintahan juga dibuktikan dengan kemampuannya menyatukan beberapa kerajaan di [[Sulawesi Tenggara]], yang sebelumnya saling berseteru. Laki la ponto pun memiliki pertalian yang longgar menurut keturunan maupun perkawinan. Sehingga namanya terlukis indai di semua lembaran sejarah kerajaan-kerajaan di Sulawesi Tenggara, seperti di Kerajaan Muna, Kerajaan Buton (Wolio), Kerajaan Konawe, dan di Kerajaan Moronene.▼
Di bawah kekuasaannya Wilayah [[Pulau Buton]] berkembang pesat sehingga ia kemudian berinisiatif mendirikan [[Kesultanan Buton]] dan ia dinobatkan sebagai Sultan [[Buton]] I dengan gelar Sultan Muhammad Isa Kaimuddin Khalifatl Khamis atau lebih dikenal dengan Sultan [[Murhum]] dan mengubah bentuk pemerintahan Buton menjadi Kesultanan setelah ia memeluk agama [[Islam]]. Sejak itu Islam berkembang pesat di [[Buton]].
Setiap kerajaan yang ia kunjungi, laki la ponto kerapkali mengalami pergantian nama. Penyebutan namanya tergantung pada pemberian masyarakat setempat, yang didasarkan pada latar belakang kehadirannya. Misalnya di Kerajaan Konawe bernama Haluoleo, di [[Kerajaan Moronene]] bernama landolaki, dan di Kerajaan Buton dikenal dengan sebutan Murhum.▼
▲Lakilaponto adalah Raja Muna VII, putra Raja Muna VI [[Sugi Manuru]] dengan pasangannya [[Wa Tubapala]], dan merupakan
== Sepak terjang ==
▲Saat menjadi Raja Muna, laki la ponto dikenal sebagai raja masyhur penuh kharisma, seorang pendekar, sang jenderal, berjiwa pejuang, bahkan terbilang cerdas dibidang ketatanegaraan. Kehebatannya dibidang pemerintahan juga dibuktikan dengan kemampuannya menyatukan beberapa kerajaan di [[Sulawesi Tenggara]], yang sebelumnya saling berseteru. Laki la ponto pun memiliki pertalian yang longgar menurut keturunan maupun perkawinan
▲Setiap kerajaan yang ia kunjungi, laki la ponto kerapkali mengalami pergantian nama. Penyebutan namanya tergantung pada pemberian masyarakat setempat, yang didasarkan pada latar belakang kehadirannya
Laki la ponto mengakhiri masa pemerintahannya karena wafat tahun 1584 setelah memerintah lebih kurang 46 tahun, sebagai raja Buton VI selama 3 tahun dan sebagai Sultan I selama 43 tahun. Setelah ia meninggal dunia, Sara Kesultanan Buton memilih [[La Tumparasi]] (Sangi Boleka) sebagai sultan Buton II dan dilantik pada tahun itu juga. Laki La Ponto merupakan salah satu tokoh besar yang berasal dari Sulawesi Tenggara.
=== Lakilaponto
Lakilaponto menjadi raja muna VII setelah menggantikan ayahandanya, Sugi Manuru sebagai raja muna. Lakilaponto memerintah kerajaan muna selama kurang lebih 3 tahun sebelum digantikan oleh adiknya sendiri, La Posasu.
Seperti telah disebutkan terdahulu, bahwa Lakilaponto adalah putra sulung Sugi Manuru dan Wa Tubapala. sebagai anak sulung, dari seorang raja dengan sistem Monarchi Absolutisme, sudah jelas bahwa Lakilaponto-lah yang menjadi putera mahkota untuk kelak menggantikan Sugi Manuru sebagai raja muna.
Lakilaponto pada saat memerintah Kerajaan Muna, menanamkan falsafa atau nilai-nilai dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara seperti yang diajarkan oleh SUGI MANURU yaitu
# Pobini-biniti kuli, (
# Poangka-angka tau, (
# Poma-masigho, (
# Poadha-adhati. (Saling menghormati
Keempat prinsip dasar diatas wajib dipahami dan dijalankan oleh setiap warga kerajaan muna dalam hal ini termasuk juga Raja dan aparat kerajaan lainnya. Lakilaponto juga menyebar luaskan konstitusi Negara kerajaan Muna pada kerjaan-kerajaan yang dipimpinnya Yaitu
# Hansuru –hansuru badha Sumano kono hansuru liwu (
# Hansuru-hansuru Liwu Sumano kono hansuru Ahdati (
# Hansuru-hansuru Adhati sumano Tangka Agama (
Falsafah dasar dan Konstitusi kerajaan Muna yang telah di ajarkan oleh Ayahandanya Raja Muna VI Sugi Manuru kemudian disebar luaskan pada kerajaan-kerajaan yang dipimpin oleh Lakilaponto berikutnya.
<references />
Buku sejarah Buton (arsip)
[[Kategori:Kesultanan Buton]]
|