Semenanjung Onin: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
→Kerajaan di wilayah ini: Tambah foto Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 40:
| country_admin_divisions = {{flag|Papua Barat}}
| country_admin_divisions_title_1 = Kabupaten
| country_admin_divisions_1 = [[Kabupaten Fakfak|Fakfak
| country_admin_divisions_title_2 =
| country_admin_divisions_2 =
Baris 104:
: Ada leluhur bernama Onain kabur dari Jawa karena peperangan dari Hindhu-Buddha dan Islam ke Bali. Dia menyimpan Keris dan patung Buddha tersebut dan kabur ke Ternate dan sampai di sore hari. Pada malam hari, orang Onain diterima dengan baik oleh orang Anggiluly dan hari berikutnya mereka membuat rumah bersama untuk masing-masing. Lalu terdapat peperangan lagi sehingga pada orang Anggiluly dan orang Onain kabur ke pulau Papua. Mereka mengetahuinya karena pernah berburu burung cendrawasih. Lalu mereka berpamitan dengan Sultan dan berangkat pada pagi hari, saat malam tiba, mereka kehilangan satu sama yang lainnya karena gelap. Orang Anggiluly pergi ke pulau Ega, dimana mereka menemukan pulau menyerupai huruf 'O' sehingga dinamai Onin. Sedangkan orang Onain pergi ke pulau yang bentuknya menyerupai songkok, sehingga mereka menamakan pulau ini dengan kata dalam bahasa Tidore untuk topi ini yaitu: Kowiai.<ref group=Catatan name=Catatan01/><ref name= "Slama Munro 2015 hlm.112">{{cite book |url=https://books.google.com/books?id=aL-UCgAAQBAJ&q=wwanin+onin+majapahit+papua&pg=PA110 |title=From 'Stone Age' to 'Real Time' Exploring Papuan Temporalities, Mobilities, and Religiosities |publisher=Australian National University Press |year=2015 |isbn=978-1-925022-43-8 |editor=Martin Slama and Jenny Munro |location=Canberra |page=112}}</ref><ref name="Mawara 2021">{{cite journal | last=Mawara | first=Agustinus | title=PULAU MIWARA PUSAT NIAGA MASA LAMPAU: Tinjauan Sejarah Perdagangan Tradisional di Teluk Triton | journal=Kebudayaan | publisher=Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (Kemendikbud) | volume=16 | issue=2 | date=2021-12-31 | issn=2685-8088 | doi=10.24832/jk.v16i2.379 | url=https://scholar.archive.org/work/mxj7ooy3hffzhcdd2urbz2viba/access/wayback/http://jurnalpuslitjakdikbud.kemdikbud.go.id/index.php/kebudayaan/article/download/379/207|page=}}</ref>
Orang-orang Kondjol/Onim juga mengenal tokoh '[[Petuanan Teminabuan|Raja Angguok]]' dimana ia dianggap berperan aktif dalam penyebaran agama Kristen di [[Teminabuan, Sorong Selatan|Teminabuan]], [[Suku Ayamaru|Ayamaru]], [[Suku Aitinyo|Aitinyo]] dan [[Suku Aifat|Aifat]]. Menurut catatan petugas sipil Belanda, Dumas, di ''Memorandum for the Afdeeling West Nieuw-Guinea (1911)'', Angg(u)ok adalah perantara Belanda dengan orang Papua di sungai Kaibus. Banyak beberapa lagu lokal yang menceritakan kisah perjalanan Angg(u)ok sebagai pahlawan dari sungai Kaibus ke sungai Seremuk. Dia orang kuat yang berkuasa atas wilayah pesisir dari Inanwatan sampai Tanjung Sele. Dia juga sukses menangkap budak yang kemudian dijual kepada kerajaan-kerajaan di Onin maupun terkadang kepada kerajaan di [[Salawati]].<ref name= "Slama Munro 2015 hlm.111">{{cite book |url=https://books.google.com/books?id=aL-UCgAAQBAJ&q=wwanin+onin+majapahit+papua&pg=PA110 |title=From 'Stone Age' to 'Real Time' Exploring Papuan Temporalities, Mobilities, and Religiosities |publisher=Australian National University Press |year=2015 |isbn=978-1-925022-43-8 |editor=Martin Slama and Jenny Munro |location=Canberra |page=111}}</ref>
==Kerajaan di wilayah ini==
[[Berkas:Ati-ati Onin village view including pile houses, proas and a mosque - Collectie stichting Nationaal Museum van Wereldculturen - TM-10010290.jpg|pus|jmpl|Atiati di Semenanjung Onin, 1904, [[Ekspedisi Siboga]]]]
Di Semenanjung Onin terdapat tiga kerajaan tradisional (petuanan), [[kerajaan Fatagar]] dengan marga Uswanas, dan kerajaan Atiati dengan marga Kerewaindżai, dan Kerajaan Rumbati, di Rumbati dan sekitarnya dan marga Rajanya adalah Bauw. Pada mulanya pusat-pusat kekuasaan ketiga kerajaan tersebut berdampingan letaknya di ujung barat Semenanjung Onin, tetapi oleh karena peperangan yang timbul antara kerajaan Rumbati di satu pihak melawan kerajaan Fatagar dan kerajaan Atiati pada pihak yang lain pada tahun 1878. Maka kerajaan Fatagar dan kerajaan Atiati memindahkan pusat kekuasaannya ke pulau Ega. Beberapa waktu kemudian terjadi lagi perselisihan antara raja Fatagar dengan raja Atiati, menyebabkan raja Atiati memindahkan pusat kekuasaannya ke suatu tempat di pantai daratan Semenanjung Onin, yang kemudian disebut Atiati, letaknya berseberangan dengan pulau Ega. Sedangkan raja Fatagar oleh karena perselisihan tersebut memindahkan pusat kekuasaannya ke suatu tempat bernama Merapi, terletak di sebelah timur kota Fakfak sekarang.<ref name="Maga 2018">{{Cite news| last=Maga | first=Anwar | title=Kerajaan Atiati Fakfak memiliki raja baru |work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]] | date=2018-02-14 | url=https://papua.antaranews.com/berita/465708/kerajaan-atiati-fakfak-memiliki-raja-baru | language=id | access-date=2022-04-30}}</ref>
|