Ci Tanduy: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Ujang Cetuk (bicara | kontrib)
k kabupaten yang terlewati sungai Citanduy dan tempat bersejarah yang ada di aliran sungai Citanduy
 
Baris 56:
{{Location map|Indonesia |float = right |width=300 | caption = Lokasi Ci Tanduy di Indonesia. | label = Ci Tanduy |position=right|background=white|lat=-7.67308|long=108.80143}}
 
'''Ci Tanduy''' ([[Aksara Sunda Baku|aksara Sunda]]: {{Sund|ᮎᮤᮒᮔ᮪ᮓᮥᮚ᮪}}) atau biasa disebut sebagai '''Citanduy''', adalah sebuah [[sungai]] yang mengalir di [[Pulau Jawa]], [[Indonesia]]. Sepertiga panjang sungai ini adalah batas alami antara [[Provinsi Jawa Barat]] dan [[Provinsi Jawa Tengah]].<ref name="psda"/><ref>Rand McNally, ''The New International Atlas'', 1993.</ref><ref name = "gn1625102">[http://www.geonames.org/1625102/ci-tanduy.html Ci Tanduy] at Geonames.org (cc-by); Last updated 2013-06-04; Database dump downloaded 2015-11-27</ref> Sungai ini membelah tigadelapan kabupaten kota, yakni [[Kabupaten Ciamis]], [[Kabupaten Majalengka]], [[Kabupaten Kuningan]], [[Kabupaten Tasikmalaya]], [[Kota Tasikmalaya]], [[Kota Banjar]], [[Kabupaten Pangandaran]], dan [[Kabupaten Cilacap]].<ref>[http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/bidang-pengendalian/subid-pemantauan-pencemaran/415-pemantauan-daerah-aliran-sungai-das-di-jawa-barat-tahun-2012?start=3 Pemantauan Daerah Aliran Sungai (DAS) di Jawa Barat Tahun 2012 - DAS Citanduy]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
Hulu sungai ini terletak di antara [[Gunung Sawal]] dan kompleks [[Gunung Galunggung]], [[Gunung Telaga Bodas]], [[Gunung Cakrabuana]]<ref>Hulu Citanduy terletak di Gunung Cakrabuana http://zoel-kifli.blogspot.co.id/2011/05/i-pendahuluan-1.html</ref> dan Gunung Sadakeling.<ref>http://ppejawa.com/ekoregion/das-citanduy/{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref>https://kabarpriangan.co.id/air-citanduy-surut/{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Sementara muara sungai ini terletak di Perairan [[Segara Anakan]] [[Cilacap|KabupatenCilacap]] dan membentuk sebuah [[delta]] yang disebut sebagai "Muara Citanduy."<ref>[http://www.geographic.org/geographic_names/name.php?uni=-3697978&fid=2576&c=indonesia Muara Citanduy: Indonesia] - National Geospatial-Intelligence Agency, Bethesda, MD, USA.</ref>
 
Hingga tahun 2010, volume [[sedimen]] yang terbawa oleh sungai ini diperkirakan mencapai 8,67 juta meter kubik per tahun, tetapi 0,74 juta meter kubik per tahun di antaranya diperkirakan [[sedimentasi|mengendap]] di [[Segara Anakan]], tidak ikut terbawa ke [[Samudera Hindia]],<ref name="psda"/> sehingga menyebabkan luas Segara Anakan terus mengecil.
Baris 87:
== Peninggalan sejarah ==
Di aliran Ci Tanduy, tepatnya di sekitar area pembangunan [[Bendungan Leuwikeris]] di [[Benteng, Ciamis, Ciamis|Benteng, Ciamis]], ditemukan sebuah batu yang mirip jejak kaki manusia. Diduga batu tersebut berhubungan dengan peninggalan kerajaan Bojong Galuh hingga kerajaan Galuh pada zaman kuno yang berdiri di sepanjang sungai itu.<ref>[http://www.harapanrakyat.com/2017/03/sungai-citanduy-di-area-bendungan-leuwikeris-ciamis-simpan-segudang-sejarah/ Sungai Citanduy di Area Bendungan Leuwikeris Ciamis Simpan Segudang Sejarah]. Harapan Rakyat. 02 Maret 2017.</ref>
 
Selain itu ada juga [[Situs Karangkamulyan]] yaitu [[situs arkeologi]] yang terletak di [[Desa]] [[Karangkamulyan, Cijeungjing, Ciamis]], [[Jawa Barat]]. Situs ini merupakan peninggalan dari zaman [[Kerajaan Galuh]]. Lokasinya berada di jalan poros Ciamis-Banjar dengan luas 25,5 hektar. Situs ini bercorak [[Agama Hindu|Hindu]]-[[Sunda]]. Situs Karangkamulyan menerapkan pola kelipatan tiga dalam susunan bangunannya.
 
Sebuah [[tank]] [[baja]] peninggalan tentara Belanda juga pernah ditemukan tertimbun pasir selama 70 tahun di Ci Tanduy, tepatnya di [[Purwaharja, Banjar]]. Tank tersebut dapat terlihat saat air sungai surut tajam. Diduga kendaraan tempur itu terjebak dalam pertempuran ketika menuju [[Yogyakarta]] pada waktu perang kemerdekaan 1945-1949. Pada tahun 2012, ada upaya untuk mengangkat tank tersebut dari dalam pasir dan timbunan batu, tetapi gagal dilakukan, karena turun hujan lebat, sehingga air Ci Tanduy kembali naik.<ref>[http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2015/08/23/339496/tank-peninggalan-belanda-di-sungai-citanduy-kembali-terlihat Tank Peninggalan Belanda di Sungai Citanduy Kembali Terlihat] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170730142533/http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2015/08/23/339496/tank-peninggalan-belanda-di-sungai-citanduy-kembali-terlihat |date=2017-07-30 }}. Oleh: Nurhandoko. Pikiran Rakyat. 23 Agustus 2015.</ref>
Baris 94 ⟶ 96:
 
== Daerah aliran sungai ==
[[Daerah aliran sungai]] ini meliputi sejumlah daerah di Jawa Barat dan Jawa Tengah, yakni [[Kabupaten TasikmalayaCiamis]], [[Kabupaten CiamisMajalengka]], [[KotaKabupaten BanjarKuningan]], [[Kabupaten MajalengkaTasikmalaya]], [[Kota Tasikmalaya]], [[Kota Banjar]], [[Kabupaten KuninganPangandaran]] dan [[Kabupaten Cilacap]].<ref name=prasetyo/> Hingga tahun 2011, terdapat 2.749.180 orang yang tinggal di daerah aliran sungai ini. Selain itu, juga terdapat lahan pertanian seluas 88.925 hektar yang dapat diairi oleh sungai ini.<ref name="psda"/> Sungai ini menjadi salah satu prioritas pemerintah pusat, karena tingginya laju sedimentasi di bagian hilirnya.<ref name=bbws>{{id}} ''DAS Citanduy''. Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy 2009.</ref>
 
Secara geografis, daerah aliran sungai ini terletak di antara 108°04' dan 109°30' BT, 7°03' dan 7°52' LS, membentang dari Pegunungan Cakrabuana, tempat sungai ini berhulu, di sisi utara (1721 m dpl), hingga ke [[Segara Anakan]] di sisi selatan, berbatasan dengan pulau [[Nusa Kambangan]] dan [[Samudra Hindia]].<ref name=prasetyo/> [[Gunung Galunggung]] (2168 m), [[Gunung Telaga Bodas]] (2201 m) dan Gunung Sadakeling (1676 m) menjadi batas barat dari daerah aliran sungai ini, sementara Gunung Simpang Tiga menjadi batas timur, dan di tengah, di bagian hulu, menjulang [[Gunung Sawal]] (1784 m).<ref name=prasetyo>{{id}} Prasetyo, Lilik Budi (2004) ''Deforestasi dan degradasi lahan DAS Citanduy''. Pusat Studi Pembangunan - Institut Pertanian Bogor/Partnership For Governance Reform in Indonesia UNDP.</ref>