Kabupaten Jayawijaya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Suntingan Envapid (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Gaung Tebono Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Foto infobox Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
||
(39 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{untuk|pegunungan di Papua|Pegunungan Jayawijaya}}
{{Dati2
|settlement_type = Kabupaten |nama = Kabupaten Jayawijaya
|
|ibukota = [[Wamena, Jayawijaya|Wamena]]
|foto = {{multiple image|border= infobox|total_width= 300|image_style= border:1;
|image1=Tugu Salib Wamena.jpg
|luas =7031,00▼
|caption1=<center>Menara Salib Wio Silimo Wamena
|penduduk =272984▼
|image2=Bandara Wamena di Pagi Hari.jpg
|penduduktahun= [[2020]]▼
|caption2=<center>Bandara Wamena
|image3=Wikiearth-Danau Habema Taman Nasional Lorentz.jpg
|kepadatan =38,83▼
|caption3=<center>Danau Habema
|distrik = 40▼
|kelurahan = 4▼
|kampung = 328▼
|kodearea =▼
|nomor_polisi = '''PA xxxx''' B*▼
▲|motto =
|lambang =Lambang Kabupaten Jayawijaya.png▼
|koordinat =▼
|dasar hukum =UU Nomor 12 Tahun 1969<ref>{{cite web|url=https://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|last=|first=|title=Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014|website=www.otda.kemendagri.go.id|accessdate=22 Februari 2020|archive-date=2019-07-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20190712121648/http://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|dead-url=yes}}</ref> ▼
|tanggal = 10 September 1969 ▼
|dauref = <ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=22 Januari 2021}}</ref>▼
|IPM = {{increase}} 58,67 ([[2021]])<br> (<span style="background:Yellow;color:#000000"> sedang </span>)<ref name="IPM">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurut-provinsi.html|title=Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021|website=www.bps.go.id|accessdate=1 Desember 2021}}</ref>▼
|kepala daerah =[[Bupati]]▼
|nama kepala daerah =[[John Richard Banua]]▼
|wakil kepala daerah =[[Wakil Bupati]]▼
|web = {{URL|http://www.jayawijayakab.go.id/}}▼
}}
|motto =
[[Berkas:Pemandanganbukit.jpg|jmpl|250px|Bukit Doa di kampung habusa kabupaten Jayawijaya]]▼
|bendera =
'''Kabupaten Jayawijaya''' adalah salah satu [[kabupaten]] di [[provinsi]] [[Papua Pegunungan]], [[Indonesia]] yang terletak di kawasan [[Pegunungan Tengah, Papua|Pegunungan Tengah]]. [[Ibu kota]] [[kabupaten]] ini yang terletak di [[Wamena, Jayawijaya|Wamena]] dan [[Lembah Baliem]]. Lembah Baliem lebih terkenal sehingga banyak orang menyebut Lembah Baliem identik dengan Jayawijaya atau Wamena. Dalam literatur asing Lembah Baliem juga sering disebut sebagai ''Lembah Agung'' ({{lang-en|'''Grand Valley'''}}). Penduduk kabupaten ini pada tahun [[2020]] berjumlah 272.984 jiwa, dengan kepadatan penduduk 38,83 jiwa/km<sup>2</sup>.<ref name="JAYAWIJAYA2020"/> Kabupaten Jayawijaya berada di wilayah adat [[La Pago]].<ref>{{Cite web|title=La Pago|url=https://penghubung.papua.go.id/5-wilayah-adat/la-pago/|website=Badan Penghubung Daerah Provinsi Papua|language=en-US|access-date=2021-04-11|archive-date=2021-04-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20210410165416/https://penghubung.papua.go.id/5-wilayah-adat/la-pago/|dead-url=yes}}</ref>▼
|peta = Lokasi Papua Pegunungan Kabupaten Jayawijaya.svg
▲|koordinat =
▲|dasar hukum = UU Nomor 12 Tahun 1969<ref>{{cite web|url=https://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|last=|first=|title=Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014|website=www.otda.kemendagri.go.id|accessdate=22 Februari 2020|archive-date=2019-07-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20190712121648/http://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|dead-url=yes}}</ref>
▲|distrik = 40
▲|kelurahan = 4
▲|kampung = 328
▲|kepala daerah = [[Bupati]]
|dinamai_berdasarkan = Pegunungan Jayawijaya
|nama kepala daerah = Thony Mayor (Pj.)
|sekretaris daerah = Thony Mayor
|pendudukref = <ref name="DUKCAPIL"/>
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|{{Tree list}}
* 93,62% [[Kekristenan]]
** 69,81% [[Protestan]]
** 23,81% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|6,30% [[Islam]] |0,04% [[Hindu]] |0,04% Kepercayaan<ref name="DUKCAPIL"/>}}
▲|IPM = {{increase}}
▲|kodearea =
▲|
▲|web = {{URL|http://www.jayawijayakab.go.id/}}
}}
▲'''Kabupaten Jayawijaya''' adalah salah satu [[kabupaten]] di
Penduduk kabupaten ini pada pertengahan tahun [[2024]] berjumlah 275.772 jiwa, dengan kepadatan penduduk 20 jiwa/km<sup>2</sup>.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=22 September 2024|format=Visual}}</ref><ref name="bpsjayawijaya">{{cite web | title=Kabupaten Jayawijaya Dalam Angka 2023 | website=Badan Pusat Statistik Kabupaten Jayawijaya | date=2023-02-28 | url=https://jayawijayakab.bps.go.id/publication/2023/02/28/8db15390db9760d4f2fda90e/kabupaten-jayawijaya-dalam-angka-2023.html | access-date=2023-04-05 | archive-date=2023-04-05 | archive-url=https://web.archive.org/web/20230405050931/https://jayawijayakab.bps.go.id/publication/2023/02/28/8db15390db9760d4f2fda90e/kabupaten-jayawijaya-dalam-angka-2023.html | dead-url=no }}</ref> Kabupaten Jayawijaya berada di wilayah adat [[La Pago]].<ref>{{Cite web|title=La Pago|url=https://penghubung.papua.go.id/5-wilayah-adat/la-pago/|website=Badan Penghubung Daerah Provinsi Papua|language=en-US|access-date=2021-04-11|archive-date=2021-04-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20210410165416/https://penghubung.papua.go.id/5-wilayah-adat/la-pago/|dead-url=yes}}</ref>
Wilayah Kabupaten Jayawijaya saat pertama kali bergabung dengan Indonesia di tahun 1963 mencakup keseluruhan Provinsi Papua Pegunungan sekarang. Kemudian dilakukan pemekaran secara bertahap hingga sekarang terbentuk 8 kabupaten yang bersatu kembali dalam satu provinsi baru. Sebagai kabupaten tertua dan termaju, Kabupaten Jayawijaya dipilih sebagai ibukota provinsi.
== Geografis ==
=== Batas Wilayah ===
Batas wilayah Kabupaten Jayawijaya antara lain;<ref>
{{batas_USBT
|utara = [[Kabupaten Mamberamo Tengah]] dan [[Kabupaten Yalimo]]
|selatan = [[Kabupaten Yahukimo]] dan [[Kabupaten Nduga]]
|timur = [[Kabupaten
|barat = [[Kabupaten Lanny Jaya]] dan [[Kabupaten Tolikara]]
}}
== Sejarah ==
[[Berkas:Lambang Kabupaten Jayawijaya Lama.png|jmpl|
Sejarah Kabupaten Jayawijaya sangat berhubungan erat dengan sejarah perkembangan [[gereja]] di wilayah ini, karena daerah ini adalah daerah terisolasi dari dunia luar, tetapi sejak tahun 1950-an misionaris mulai berdatangan dan mulai melakukan penginjilan di daerah ini.<ref>
Lembah Baliem ditemukan secara tidak sengaja, ketika [[Richard Archbold]], ketua tim ekspedisi yang disponsori oleh [[American Museum of Natural History]] melihat adanya lembah hijau luas dari kaca jendela pesawat pada tanggal [[23 Juni]] [[1938]]. Penglihatan tidak sengaja ini adalah awal dari terbukanya isolasi Lembah Baliem dari dunia luar.
Baris 60 ⟶ 81:
=== Pemekaran Kabupaten ===
▲[[Berkas:Pemandanganbukit.jpg|jmpl|
Mengingat luasnya wilayah ini, Pemerintah Pusat berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Kabupaten Jayawijaya mulai mengupayakan pemekaran wilayah. Dimulai dengan pemekaran desa, pemekaran kecamatan dan pemekaran kabupaten. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 dengan diberlakukannya Otonomi Khusus di Papua, maka khusus di Provinsi [[Papua]] (dan kemudian juga di Provinsi [[Papua Barat]]), istilah [[kecamatan]] diganti menjadi [[Distrik (Papua)|distrik]] dan [[desa]] diganti menjadi [[Kampung (Papua)|kampung]].
Baris 69 ⟶ 92:
# Undang-undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang pemekaran [[Kabupaten Lanny Jaya]], dengan ibu kota Tiom, meliputi Distrik Tiom, Pirime, Makki, Gamelia, Dimba, Melagineri, Balingga, Tiomneri, Kuyawage dan Poga.
# Undang-Undang Nomor 6 tahun 2008 tentang pemekaran wilayah [[Kabupaten Nduga]]<nowiki/> dengan ibu kota Kenyam, meliputi Distrik Kenyam, Mapenduma, Yigi, Wosak, Geselma, Mugi, Mbua dan Gearek.
=== Pembangunan ===
[[Berkas:Wamena MAF compound.jpg|jmpl|250px|Sebuah perkantoran di Wamena]]
Pada tanggal 10 Mei [[2017]] Presiden [[Joko Widodo]] ([[Jokowi]]) meninjau jalan Trans Papua, di Distrik Habema, Kabupaten Jayawijaya dengan mengendarai sendiri motor trail menyusuri jalan Trans Papua sepanjang kurang lebih 6 km yang belum diaspal. Jalan tersebut menghubungkan Kabupaten Jayawijaya dengan Kabupaten Nduga dan Kabupaten Asmat (ruas Wamena menuju Agats) sepanjang 287 km dan yang sudah diaspal 38 km. Perjalanan dari Wamena menuju tempat acara yang berjarak 42 km, dilalui Presiden dengan menggunakan kendaraan roda 4 sepanjang 36 km. Sisanya 6 km, Jokowi mengendarai sendiri motor trail.<ref name="naiktrail">[http://presidenri.go.id/artikel-terpilih/naik-trail-presiden-lihat-sulitnya-membangun-trans-papua.html Naik Trail, Presiden Lihat Sulitnya Membangun Trans Papua] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20181010213527/http://presidenri.go.id/artikel-terpilih/naik-trail-presiden-lihat-sulitnya-membangun-trans-papua.html |date=2018-10-10 }} - PresidenRI.go.id - 10 Mei 2017</ref> Jalan ini merupakan bagian dari ruas jalan Trans Papua sepanjang 4.300 km yang dalam proses Pembangunan.
=== '''Pariwisata Kabupaten Jayawijaya''' ===
Kabupaten Jayawijaya merupakan salah satu daerah di Provinsi Papua yang berpotensi untuk mengembangkan pariwisata di daerahnya. Di Kabupaten Jayawijaya terdapat banyak objek wisata daerah baik wisata alam, wisata budaya maupun wisata minat tertentu.<ref>{{Cite journal|last=Yassin|first=Fatah|date=2015-07-08|title=Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata di Kabupaten Jayawijaya|url=http://repository.ut.ac.id/333/|language=en|publisher=Universitas Terbuka}}</ref> Pariwisata di Kabupaten Jayawijaya diantaranya adalah Pasir putih Wamena, Puncak Trikora, Goa Kantilola, Kampung Wisata Suroba, dan lain sebagainya.
== Pemerintahan ==
=== Daftar Bupati ===
{{utama|Daftar Bupati Jayawijaya}}
[[File:Wamena, Papua, Indonesia 2019 30.jpg|jmpl|200px|ka|Kantor Bupati Jayawijaya.]]
{{:Daftar Bupati Jayawijaya}}
=== Dewan Perwakilan ===
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Jayawijaya}}
[[File:Wamena, Papua, Indonesia 2019 47.jpg|jmpl|200px|ka|Kantor DPRD Jayawijaya.]]
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Jayawijaya}}
Baris 88 ⟶ 117:
== Topografi dan Iklim ==
[[Berkas:20170905 Papouasie Baliem valley 3.jpg|jmpl|250px|ki|[[Lembah Baliem]].]]
Kabupaten Jayawijaya berada di hamparan Lembah Baliem, sebuah lembah aluvial yang terbentang pada areal ketinggian 1500–2000 m di atas permukaan laut. Temperatur udara bervariasi antara 14,5 derajat Celcius sampai dengan 24,5 derajat Celcius. Dalam setahun rata-rata curah hujan adalah 1.900 mm dan dalam sebulan terdapat kurang lebih 16 hari hujan. Musim kemarau dan musim penghujan sulit dibedakan. Berdasarkan data, bulan Maret adalah bulan dengan curah hujan terbesar, sedangkan curah hujan terendah ditemukan pada bulan Juli.<ref>
Lembah Baliem dikelilingi oleh [[Pegunungan Jayawijaya]] yang terkenal karena puncak-puncak salju abadinya, antara lain: [[Puncak Trikora]] (4.750 m), [[Puncak Mandala]] (4.700 m) dan [[Puncak Yamin]] (4.595 m). Pegunungan ini amat menarik wisatawan dan peneliti Ilmu Pengetahuan Alam karena puncaknya yang selalu ditutupi salju walaupun berada di kawasan tropis. Lereng pegunungan yang terjal dan lembah sungai yang sempit dan curam menjadi ciri khas pegunungan ini. Cekungan lembah sungai yang cukup luas terdapat hanya di Lembah Baliem Barat dan Lembah Baliem Timur (Wamena).
Baris 99 ⟶ 128:
[[Suku Dani|Orang Dani]] di lembah Baliem biasa disebut sebagai "Orang Dani Lembah". Rata-rata kenaikan populasi orang Dani sangat rendah dibandingkan dengan daerah lain di [[Indonesia]], salah satu penyebabnya adalah keengganan pada ibu untuk mempunyai anak lebih daripada dua yang menyebabkan rendahnya populasi orang Dani di Lembah Baliem. Sikap berpantang pada ibu selama masih ada anak yang masih disusui, membuat jarak kelahiran menjadi jarang. Hal ini selain tentu saja karena adat istiadat mereka, mendorong terjadinya poligami. Poligami terjadi terutama pada laki-laki yang kaya, mempunyai banyak babi. Babi merupakan maskawin utama yang diberikan laki-laki kepada keluarga wanita. Selain sebagai maskawin, babi juga digunaklan sebagai lambang kegembiraan maupun kedukaan. Babi juga menjadi alat pembayaran denda terhadap berbagai jenis pelanggaraan adat. Dalam pesta adat besar babi tidak pernah terlupakan bahkan menjadi bahan konsumsi utama.
Sebelum tahun 1954, penduduk Kabupaten Jayawijaya merupakan masyarakat yang homogen dan hidup berkelompok menurut wilayah adat, sosial dan konfederasi suku masing-masing. Pada saat sekarang ini penduduk Jayawijaya sudah heterogen yang datang dari berbagai daerah di Indonesia dengan latar belakang sosial, budaya dan agama yang berbeda namun hidup berbaur dan saling menghormati.<ref>
== Ekonomi ==
Baris 108 ⟶ 137:
Pemerintah Kabupaten Jayawijaya berusaha memperkenalkan jenis tanaman lainnya seperti berbagai jenis sayuran ([[kol]], [[sawi]], [[wortel]], [[buncis]], [[kentang]], bunga kol, daun bawang dan sebagainya) yang kini berkembang sebagai barang dagangan yang dikirim ke luar daerah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
Lembah Baliem adalah areal luas yang sangat subur sehingga cocok untuk berbagai jenis komoditas pertanian yang dikembangkan tanpa pupuk kimia. Padi sawah juga mulai berkembang di daerah ini kerena penduduk Dani sudah mengenal cara bertani padi sawah. Begitupun komoditas perkebunan lainnya kini dikembangkan adalah [[kopi]] Arabika.<ref>
Salah satu lokasi pariwisata di Kabupaten Jayawijaya ialah [[Batas Batu Wamena]], yang terdapat di perbatasan antara Kabupaten Jayawijaya dengan Kabupaten Nduga.<ref>{{Cite web |url=https://indopos.co.id/read/2016/11/12/69003/menikmati-batas-batu-objek-wisata-di-daerah-pegunungan/ |title=Salinan arsip |access-date=2020-09-21 |archive-date=2018-12-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20181224151524/https://www.indopos.co.id/read/2016/11/12/69003/menikmati-batas-batu-objek-wisata-di-daerah-pegunungan |dead-url=no }}</ref>
== Transportasi ==
Baris 119 ⟶ 148:
Sedangkan transportasi darat yang menghubungkan Wamena dengan empat puluh distrik (hasil pemekaran distrik tahun 2011) di kabupaten Jayawijaya, sudah dapat dijangkau dengan kendaraan beroda empat atau setidaknya dengan kendaraan roda dua. Jalan darat menghubungkan Wamena dengan ibu kota kabupaten hasil pemekaran yaitu ke Tiom (kabupaten Kabupaten Lanny Jaya), Karubaga (Kabupaten Tolikara), Elelim (Kabupaten Yalimo). Jalan darat hingga ke Distrik Kurima di Kabupaten Yahukimo juga sudah ada, namun kendala longsor yang selalu terjadi di Sungai Yetni membuat bagian jalan ini tidak selalu dapat dilalui dengan kendaraat beroda empat.
Sebuah ruas jalan yang diharapkan dapat menghubungkan Wamena dengan Kenyam (Kabupaten Nduga) sedang dibangun, namun karena jalan ini melintas dalam kawasan Taman Nasional Lorentz, untuk sementara pembangunan jalan ini sedang ditunda menunggu kajian lebih lanjut.<ref>
== Kerusuhan Wamena ==
Sekelompok massa yang sebagiannya berseragam SMA melakukan aksi pengrusakan dan pembakaran sejumlah bangunan, termasuk kantor bupati Jayawijaya pada tanggal '''23 September 2019'''. [[Tentara Nasional Indonesia|Pihak militer]] mencatat bahwa terdapat 351 unit ruko, 27 rumah, 10 kantor dan 1 kompleks pasar yang hancur akibat kerusuhan tersebut. Selain itu, aksi ini juga diikuti dengan penyerangan warga. Setidaknya terdapat 33 orang tewas dalam kerusuhan ini.<ref>{{Cite news|title=Dua bulan sejak kerusuhan di Wamena, trauma dan rasa 'was-was' masih menghantui warga|url=https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-50512964|newspaper=BBC News Indonesia|language=id|access-date=2021-04-11|archive-date=2021-04-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20210411102532/https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-50512964|dead-url=no}}</ref> Sebagian besar korban merupakan warga pendatang [[Orang Minangkabau|Minangkabau]] dari [[
Peristiwa ini mengingatkan kembali kejadian '''"Wamena Berdarah"''' yang terjadi pada tanggal '''6 Oktober 2000'''. Saat itu terjadi konfilik horisontal antara warga pendatang dan pribumi. Kejadian tersebut menyebabkan tujuh orang Papua dan 24 warga pendatang meninggal.<ref>{{Cite news|title=Wamena: Wilayah yang pernah dilanda peristiwa berdarah 'perlu waktu' untuk memulihkan trauma warga pendatang dan Papua|url=https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-49835477|newspaper=BBC News Indonesia|language=id|access-date=2021-04-11|archive-date=2021-03-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20210319024131/https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-49835477|dead-url=no}}</ref> Pasca kerusahan, terdapat lebih dari 5.000 warga Wamena saat ini mengungsi di markas kepolisian dan militer, sedangkan sekitar 400 warga memilih pindah untuk sementara ke Jayapura.
== Referensi ==
{{reflist|2}}
== Pranala luar ==
{{Kabupaten Jayawijaya}}
{{Papua Pegunungan}}
{{Mayoritas Kristen Indonesia}}
{{Authority control}}
|