Afasia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dianosaurus (bicara | kontrib) *pranala, edit tanda baca, dan menambah referensi |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(8 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Distinguish|Afantasia}}
[[Berkas:MRI_head_side.jpg|jmpl|ka|200px|Kelainan otak menimbulkan penyakit afasia.]]
'''Afasia''' adalah gangguan fungsi bicara pada seseorang akibat
[[Afasiologi]] merupakan kajian tentang afasia dan perkembangannya yang menjelaskan jenis-jenis gangguan berbahasa akibat kerusakan di [[hemisfer]] kiri yang bertanggung jawab dalam pemrosesan bahasa yaitu khususnya pada area [[Broca]] dan [[Karl Wernicke|Wernicke]].<ref name=":0">{{Cite book|last=Indah|first=Rohmati Nur|date=2017|url=http://repository.uin-malang.ac.id/1296/6/1296.pdf|title=Gangguan Berbahasa: Kajian Pengantar|location=Malang|publisher=UIN-Maliki Press|url-status=live}}</ref>
Baris 8 ⟶ 10:
== Penyebab ==
Penyebab dari Afasia adalah kerusakan pada pusat bahasa otak di [[hemisfer]] [[otak besar]].<ref name="a">{{en}} Peters M. ''A-Z Family Medical Encyclopedia''. British Medical Association.</ref> Terutama pada
Area
== Tipe dan gejala ==
* Afasia pada bagian ''Broca
* Afasia pada bagian ''Wernicke
== Relasi antara bahasa dan otak ==
Pada awalnya relasi antara bahasa dan otak ditengarai dari adanya kerusakan pada otak yang
Relasi bahasa dan otak diawali dengan temuan [[Sigmund Freud]] mengenai makna kata yang menyangkut hubungan spesifik modalitas ganda sehingga melibatkan wilayah bahasa yang luas di otak. Temuan tersebut ditindaklanjuti [[Carl Wernicke|Karl Wenicke]] yang menyimpulkan bahwa pencitraan sensorik mengenai suatu kata muncul secara alamiah pada saat menghasilkan tutur yang juga melibatkan [[refleks auditori]] hingga [[refleks motorik]]. Argumen ini terus dikembangkan oleh [[Ahli bahasa|linguis]] kontemporer terkait dengan keunikan susunan syaraf manusia pada wilayah kebahasaan yang tidak dapat ditemukan pada struktur otak spesies lain.
Baris 24 ⟶ 26:
Argumen ini menggabungkan dua pemikiran di atas. [[N. Geschwind]] menyatakan bahwa penamaan objek berhubungan dengan kerja lobus parietal otak manusia. Pada spesies lain, asosiasi antara objek dan labelnya diolah dalam [[lobus limbik]] yang berfungsi utama pada pemenuhan kebutuhan fisik seperi lapar-haus. Adapun pada manusia, stimuli kortikal berasosiasi dengan auditori dan visual sehingga kemampuan linguistiknya sangat kompleks.<ref name=":0" />
Saat ini, relasi antara bahasa dan otak makin menguat dengan adanya temuan empirik mengenai hasil analisis penyakit pada otak. Hal ini juga menjelaskan gangguan bahasa yang muncul berdasarkan perbandingan antara ketidaknormalan struktur otak dan kesulitan berbahasa yang terjadi.
Gleason & Ratner (1998) menjelaskan bahwa terdapat penyebab lesi pada otak yang tidak saja disebabkan trauma tetapi juga karena adanya penyakit [[cerebrovascular]]. Penyakit tersebut membunuh jaringan saraf dan memotong aliran darah ke otak yang sejatinya membutuhkan suplai [[glukosa]] dan [[oksigen]]. Penyakit lain seperti [[tumor]] dan [[hydrocephalus]], menggerogoti jaringan syaraf sehingga fungsinya terganggu. Adapun multiple sclerosis mengikis lapisan myelin pada otak sehingga hubungan antarsyaraf terganggu.<ref name=":0" /><ref name=":1" />
== Riset ==
Beberapa riset mutakhir makin menguatkan asumsi relasi bahasa dan otak. Salah satunya yaitu kajian mendalam yang dilakukan oleh Herbert dkk. (2002). Ditemukan ketidaknormalan ukuran asimetri korteks otak yang berperan dalam pemrosesan bahasa pada penyandang autisme. Penelitian tersebut membandingkan antara belahan otak atau hemisfer pada 16 remaja pria autisme non-verbal dibandingkan remaja pria normal. Autisme, yang lebih banyak disandang anak laki-laki,
Terjadi kebalikan asimetri antara hemisfer kanan dan kiri pada area Broca. Pada remaja autis area frontal hemisfer kanan lebih besar 27%, sedangkan pada remaja normal area frontal hemisfer kiri justru lebih besar 17%. Adapun pada area Wernicke juga menunjukkan perbedaan yang signifikan. Pada remaja autis area posterior hemisfer kanan lebih besar 39%, sedangkan pada remaja normal area tersebut hanya lebih besar 2%. Perbedaan volume otak juga
Ketidaknormalan struktur dan volume hemisfer berakibat pada gangguan berbahasa dan berkomunikasi yang menjadi hambatan utama penyandang [[autisme]] dan ''Specific Language Impairment''. Bahkan pada individu dewasa penyandang ''[[Asperger Syndrome]]'' yang termasuk ''high functioning autism'', hal ini berimbas pada kemampuan sosialnya.<ref name=":0" />
Baris 37 ⟶ 39:
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:
[[Kategori:Gejala dan tanda: Ucapan dan suara]]
[[Kategori:Afasia]]
|