Bidara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menolak 4 perubahan teks terakhir (oleh 223.255.231.109 dan 223.255.231.98) dan mengembalikan revisi 6230284 oleh MerlIwBot: mohon tidak beriklan |
k →top: migrasi |
||
(40 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Speciesbox
| fill = yes
| color = {{tc2|tumbuhan}}
| name = Bidara
| image = Zizip maurit 110901-17127 H bal.jpg
Baris 5 ⟶ 7:
| image_caption = ''Ziziphus mauritiana'' di savana Bekol, <br>[[Taman Nasional Baluran]], [[Jawa Timur]]
| regnum = [[Plantae]]
<!--tumbuhan berbunga-->
{{kladtb|[[Tumbuhan berpembuluh|Tracheophyta]]}}
{{kladtb|[[Tumbuhan berbunga|Angiospermae]]}}
{{kladtb|[[Eudikotil]]}}
{{kladtb|[[Rosid]]}}
| ordo = [[Rosales]]
| familia = [[Rhamnaceae]]
| genus =
| species =
| binomial = ''Ziziphus mauritiana''
| binomial_authority = [[Jean-Baptiste Lamarck|Lam.]]
Baris 17 ⟶ 22:
''Ziziphus jujuba'' <small>(L.) Gaertn. (1788) non Miller (1768)</small>
}}
'''Bidara''' atau '''widara''' ('''''Ziziphus mauritiana''''') adalah sejenis pohon kecil penghasil [[buah]] yang tumbuh di daerah kering.
Sebutan di negara-negara lain di antaranya: ''bidara, jujub, epal siam'' ([[Malaysia|Mal.]]);
== Pengenalan ==
[[
Perdu atau [[pohon]] kecil, biasanya bengkok, tinggi hingga 15 [[meter|m]] dan gemang batang hingga 40 [[sentimeter|cm]].
Daun-daun penumpu berupa duri, sendirian dan lurus (5–7 [[milimeter|mm]]), atau berbentuk pasangan dimorfis, di mana yang kedua lebih pendek dan melengkung, kadang-kadang tanpa duri.<ref name="prosea">{{aut|Latiff, A.M.}}.
[[Daun|Daun-daun]] tunggal terletak berseling.
[[
[[Perbungaan]] berbentuk [[Bunga majemuk#Terbatas (determinate)|payung menggarpu]] tumbuh di ketiak daun, panjang 1–2
[[Buah#Buah batu|Buah batu]] berbentuk bulat hingga bulat telur, hingga 6
== Kegunaan ==
[[
{{nutritionalvalue
| name = Bidara – buah segar
Baris 53 ⟶ 58:
| citric acid=0.2-1.1 mg
| source_usda = 1
| note =
| right = yes
}}
Buah bidara kultivar unggul diperjual belikan sebagai buah segar, untuk dimakan langsung atau dijadikan minuman segar.
Daun-daunnya yang muda dapat dijadikan sayuran.
Daun bidara juga dipercaya memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan seperti menjaga kesehatan jantung, mempercepat penyembuhan luka, menurunkan kolesterol, memperbaiki sistem pencernaan, menurunkan risiko diabetes, mengatasi wasir, mengatasi jerawat, antibakteri, menurunkan berat badan, hingga merawat rambut. Manfaat daun bidara ini dilihat berdasarkan kandungan daun bidara dan masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektivitasnya.<ref name="Informasi Kesehatan">{{Cite web|url=https://doktersehat.com/manfaat-daun-bidara/|website=www.doktersehat.com|title=10 Manfaat Daun Bidara, Baik untuk Rambut hingga Organ Dalam|language=id|access-date=2020-07-14|archive-date=2020-07-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20200715083036/https://doktersehat.com/manfaat-daun-bidara/|dead-url=yes}}</ref>
[[File:Zizip maurit 110717-16059 Fr sntong.jpg|thumb|left|180px|Buah masak berjatuhan di pasir pantai]]▼
Selain daun, buah, biji, kulit kayu, dan akarnya juga berkhasiat obat, untuk membantu pencernaan dan sebagai tapal obat luka. Di [[Jawa]], kulit kayu ini digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan; dan di [[Malaysia]], kulit kayu yang dihaluskan dipakai sebagai obat sakit perut.<ref name="prosea"/> Kulit kayu bidara diyakini memiliki khasiat sebagai tonikum, meski tidak terlalu kuat, dan dianjurkan untuk penyakit lambung dan usus. Kulit akarnya, dicampur dengan sedikit pucuk, [[pulasari]], dan [[bawang putih]], diminum untuk mengatasi kencing yang nyeri dan berdarah.<ref name="heyne"/>▼
▲[[
Kayunya berwarna kemerahan, bertekstur halus, keras, dan tahan lama. Kayu ini dijadikan barang bubutan, perkakas rumah tangga, dan peralatan lain.<ref name="prosea"/> Di [[Bali]], kayu bidara dimanfaatkan untuk gagang kapak, pisau, pahat, dan perkakas tukang kayu lainnya.<ref name="heyne"/> [[Berat jenis]] kayu bidara berkisar antara 0,54-1,08. [[Kayu teras]]nya yang bervariasi dalam warna kuning kecokelatan, merah pucat atau cokelat hingga cokelat gelap, tidak begitu jelas terbedakan dari [[kayu gubal]]. Kayu ini dapat dikeringkan dengan baik, namun kadang-kadang sedikit pecah. Di samping penggunaan di atas, kayu bidara juga cocok digunakan untuk konstruksi, furnitur dan almari, peti pengemas, [[venir]] dan [[kayu lapis]].<ref name="icraf"/>▼
▲Selain daun, buah, biji, kulit kayu, dan akarnya juga berkhasiat obat, untuk membantu pencernaan dan sebagai tapal obat luka.
▲Kayunya berwarna kemerahan, bertekstur halus, keras, dan tahan lama.
Kulit kayu dan buah bidara juga menghasilkan bahan pewarna.<ref name="prosea"/> Bahan-bahan ini menghasilkan [[tanin]] dan pewarna coklat kemerahan atau keabuan dalam air.<ref name="icraf"/> Di [[India]], pohon bidara juga digunakan dalam pemeliharaan [[kutu lak]]; ranting-rantingnya yang terbungkus kotoran kutu lak itu dipanen untuk menghasilkan sirlak (''shellac'').<ref name="prosea"/>
== Ekologi dan penyebaran==▼
[[File:Ziziphus mauritiana ripped.jpg|thumb|left|180px|Buah kultivar unggul yang diperdagangkan]]▼
Tanaman ini terutama tumbuh baik di wilayah yang memiliki musim kering yang jelas. Kualitas buahnya paling baik jika tumbuh pada lingkungan yang panas, kaya cahaya matahari, dan cukup kering; namun hendaknya mengalami musim hujan yang memadai untuk menumbuhkan ranting, daun dan bunga, serta untuk mempertahankan kelembaban tanah selama mematangkan buah. Bidara berkembang luas pada wilayah dengan curah hujan 300-500 mm pertahun. Untuk keperluan komersial, pohon bidara dapat dikembangkan hingga ketinggian 1.000 m dpl.; akan tetapi di atas ketinggian ini pertumbuhannya kurang baik.<ref name="icraf"/>▼
▲== Ekologi dan penyebaran ==
Tahan iklim kering dan penggenangan, bidara mudah beradaptasi dan kerap tumbuh meliar di lahan-lahan yang kurang terurus dan di tepi jalan. Tumbuh di pelbagai jenis tanah: laterit, tanah hitam yang berdrainase baik, tanah berpasir, tanah liat, tanah aluvial di sepanjang aliran sungai ([[riparian]]).<ref name = "ISSG">{{cite web|url= http://www.issg.org/database/species/ecology.asp?si=214 |title= ISSG database - Ecology of ''Ziziphus mauritiana''. |publisher=[http://www.issg.org/database/welcome/ Invasive Species Specialist Group (ISSG) - Global Invasive Species Database ] |accessdate=2009-07-17}}</ref>▼
▲[[
▲Tanaman ini terutama tumbuh baik di wilayah yang memiliki musim kering yang jelas.
▲Tahan iklim kering dan penggenangan, bidara mudah beradaptasi dan kerap tumbuh meliar di lahan-lahan yang kurang terurus dan di tepi jalan.
Bidara diperkirakan memiliki asal-usul dari [[Asia Tengah]], dan menyebar alami di wilayah yang luas mulai dari [[Aljazair]], [[Tunisia]], [[Libia]], [[Mesir]], [[Uganda]] dan [[Kenya]] di [[Afrika]]; [[Afganistan]], [[Pakistan]], [[India]] utara, [[Nepal]], [[Bangladesh]], [[Cina]] selatan, [[Vietnam]], [[Thailand]], [[Semenanjung Malaya]], [[Indonesia]], hingga [[Australia]]. Kini bidara telah ditanam di banyak negara di Afrika, dan juga di [[Madagaskar]].<ref name="icraf"/> Namun yang mengembangkannya secara komersial hanyalah India, Cina, dan sedikit di Thailand<ref name="prosea"/>.▼
▲Bidara diperkirakan memiliki asal
==Jenis serupa==▼
Bidara acap dipertukarkan identitasnya dengan '''bidara cina''' (''Ziziphus zizyphus''; sinonim ''Z. jujuba'' Miller, ''Z. vulgaris'' Lamk.). Bidara yang terakhir ini dibudidayakan di Cina bagian utara.<ref name="prosea"/>▼
▲== Jenis serupa ==
▲Bidara acap dipertukarkan identitasnya dengan '''bidara cina''' (''Ziziphus zizyphus'';
'''''[[Ziziphus spina-christi]]''''', atau dikenal sebagai '''Christ's Thorn Jujube''' ("bidara mahkota duri Kristus"), tumbuh di daerah Afrika utara dan tropis serta Asia Barat, termasuk di Israel/Palestina. Diyakini merupakan bahan membuat [[mahkota duri]] yang ditaruh di kepala [[Yesus]] [[Kristus]] menjelang [[Penyaliban Yesus|penyaliban-Nya]].<ref>[[Catholic Encyclopedia]]</ref>
== Kedudukannya dalam agama Islam ==
==Catatan kaki==▼
{{Main|Sidratul Muntaha}}
Bidara atau Sidr ({{lang-ar|(سدر)}} {{lang-en|Lote tree}}) memiliki kedudukan di dalam agama Islam. Pohon ini disebutkan di beberapa surah dalam Al-Qur'an, yaitu:
* Sebagai Pohon bidara yang sedikit jumlahnya (''sidrin qolil'') (QS.34. Saba':16),
* Sebagai Pohon bidara yang tak berduri (''sidr makhdud'') (QS.56. Al-Waqiah:28),
* Sebagai Pohon bidara perbatasan akhir (''sidratul muntaha'') dan Pohon bidara yang diliputi (''sidrata ma yaghsya'') (QS.53. An-Najm: 13-16)
Pohon ini selain disebutkan di dalam Al-Qur'an juga terdapat anjuran penggunaannya di dalam hadits. Dia digunakan dalam berbagai prosesi ibadah, misalnya daunnya disunnahkan untuk digunakan ketika mandi wajib bagi wanita yang baru suci daripada haid.<ref>Dari ‘Aisyah bahwa Asma’ binti Syakal bertanya kepada Rasulullah {{saw}} tentang mandi haidh: “Salah seorang di antara kalian (wanita) mengambil air dan sidrahnya (daun pohon bidara) kemudian dia bersuci dan membaguskan bersucinya, kemudian dia menuangkan air di atas kepalanya lalu menggosok-gosokkannya dengan kuat sehingga air sampai pada kulit kepalanya, kemudian dia menyiramkan air ke seluruh badannya, lalu mengambil sepotong kain atau kapas yang diberi minyak wangi kasturi, kemudian dia bersuci dengannya. Maka Asma’ berkata: “Bagaimana aku bersuci dengannya?” Dia bersabda: “Maha Suci Allah” maka ‘Aisyah berkata kepada Asma’: “Engkau mengikuti (mengusap) bekas darah (dengan kain/kapas itu).” (HR. Muslim)</ref> Juga ketika memandikan jenazah dan menghilangkan najis dari tubuh mayat, jenazah disarankan dimandikan dengan air yang dicampur daun bidara.<ref>Telah berkata Ummu 'Athiyyah: Rasulullah {{saw}} masuk (menengok) anak perempuannya yang wafat, lalu berkata: "Mandikanlah ia tiga kali, lima kali, atau lebih --kalau kau fikir perlu-- dengan air dan bidara, dan diakhir sekali campurlah dengan [[kapur barus]]. Maka apabila selesai, beritahukanlah kepadaku." Sesudah selesai lantas kami beritahukan kepadanya. Lalu ia berikan kepada kami kainnya, sambil berkata: "Pakaikanlah kain ini di badannya." (SR. Bukhari - Muslim)</ref> Daun bidara juga kadang kala dipergunakan dalam proses [[Ruqyah]] untuk mengobati orang yang [[kesurupan]].
▲== Catatan kaki ==
{{reflist|colwidth=30em}}
== Pranala luar ==
{{commons|Ziziphus mauritiana}}
{{Thibbun Nabawi}}
{{Hewan dan tumbuhan dalam Alkitab dan Sunnah}}
{{Taxonbar|from=Q327859}}
[[
[[
[[
[[
[[
[[
[[
[[
|