Matoa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Mitgatvm Bot (bicara | kontrib)
k top: migrasi
 
(11 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Speciesbox
{{Taxobox_
| fill = yes
| color = {{tc2|tumbuhan}}
|name = Buah Matoa
|image = MatoaPometia pinnata.jpg
|image_caption = Matoa dengan buah {{br}}yang belum masak
|regnum = [[Plantae]]
{{kladtb|[[Tumbuhan berbunga|Angiospermae]]}}
|divisio = [[Magnoliophyta]]
{{kladtb|[[Eudikotil]]}}
|classis = [[Magnoliopsida]]
{{kladtb|[[Rosid]]}}
|ordo = [[Sapindales]]
|familia = [[Sapindaceae]]
|genus = ''[[Pometia]]''
|species = '''''P. pinnata'''''
|binomial = Pometia pinnata
|binomial_authority =
}}
'''Matoa''' (''Pometia pinnata'') adalah [[tanaman]] buahyang khastersebar secara luas di [[Asia Tenggara]], [[Asia Selatan]], dan [[PapuaMelanesia]]. Pohon matoa tergolong besar dengan tinggi rata-rata 18 meter dan berdiameter rata-rata maksimum 100&nbsp;cm. Pohon matoa umumnya berbuah sekali dalam setahun. Biasanya, pohon ini berbunga pada bulan [[Juli]] sampai [[Oktober]] dan berbuah tiga atau empat bulan kemudian. Penyebaran buah matoa di Papua hampir terdapat di seluruh wilayah dataran rendah hingga ketinggian ± 1200 m dpl. Pohon ini tumbuh baik pada daerah yang kondisi tanahnya kering (tidak tergenang) dengan lapisan tanah yang tebal. [[Iklim]] yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang baik adalah iklim dengan curah hujan yang tinggi (>1200&nbsp;mm/tahun).<ref name="berita1">[http://papuabarat.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=2:mengenal-buah-matoa-lebih-dekat&catid=4:info-aktual&Itemid=5 Litbang Papua] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120114231752/http://papuabarat.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=2:mengenal-buah-matoa-lebih-dekat&catid=4:info-aktual&Itemid=5 |date=2012-01-14 }} (Diakses pada tanggal 16 Juli 2011)</ref> Matoa juga terdapat di beberapa daerah di [[Sulawesi]], [[Maluku]], dan [[Papua New Guinea]]. Buah matoa memiliki rasa yang [[manis]].<ref name="berita2">[http://www.vivaborneo.com/buah-matoa-buahnya-bumi-cendrawasih.htm Vivaborneo] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110727174738/http://www.vivaborneo.com/buah-matoa-buahnya-bumi-cendrawasih.htm |date=2011-07-27 }} (Diakses pada tanggal 29 Juli 2011)</ref>
 
== Jenis Matoa ==
Di Papua, terdapatTerdapat tiga jenis matoa yaitu, ''Pometia pinnata'', ''Pometia coreaceae'', dan ''Pometia acuminata.'' Pohon yang menghasilkan buah matoa hanya matoa spesies ''Pometia pinnata.''
 
==Morfologi==
Baris 22 ⟶ 25:
Di Papua dikenal 2 jenis matoa, yaitu [[matoa Kelapa|matoa kelapa]] dan [[Matoa Papeda|matoa papeda]]. Ciri yang membedakan keduanya adalah terdapat pada tekstur buahnya. Matoa Kelapa dicirikan dengan daging buah yang kenyal seperti [[rambutan aceh]], diameter buah 2,2-2,9&nbsp;cm dan diameter biji 1,25-1,40&nbsp;cm. Sedangkan matoa papeda dicirikan oleh daging buahnya yang agak lembek dan lengket dengan diamater buah 1,4-2,0&nbsp;cm.<ref name="berita1" /> Tanaman ini mudah beraptasi dengan kondisi [[panas]] maupun [[dingin]]. Pohon ini juga tahan terhadap [[serangga]], yang pada umumnya merusak buah.<ref name="berita2" />
 
==Pembudidayaan==
 
Budidaya pohon matoa dapat dikembangkan dengan dua cara, yakni secara [[generatif]] (menanam biji) dan [[vegetatif]] (pencangkokan). Jika berminat dengan pembudidayaan matoa secara vegetatif (pencangkokan), disarankan untuk memilih pohon induk yang sudah menghasilkan buah dengan kualitas super, baik rasa maupun ketahanan pohon terhadap penyakit atau hama. Pilihlah salah satu cabang pohon yang unggul setelah itu sayat kulit untuk menghilangkan [[kambium]]<nowiki/>nya. Tutup sayatan cabang pohon matoa dengan tanah yang dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa. Biarkan cangkokan sampai mengeluarkan akar. Setelah cangkokan mengeluarkan akar, potong lalu pindahkan ke plastik ''[[polybag]]'' yang telah diisi dengan campuran tanah gembur dan pupuk kandang. Untuk budidaya matoa secara generatif (menanam biji), maka semailah biji matoa yang berasal dari buah matoa yang sudah tua. Biarkan sampai bibit sampai memiliki tinggi batang sekitar 10–15cm10–15&nbsp;cm, kemudian pindahkan ke ''polybag''. Rawat bibit sampai tinggi batang sekitar 40–50cm40–50&nbsp;cm sebelum ditanam di lahan tanam permanen.
 
Kekurangan penggunaan media ''polybag'' adalah tidak dapat menghasilkan buah yang optimal karena ruang tumbuhnya terbatas. Pohon matoa akan tumbuh optimal apabila ditanam di tanah secara langsung. Buatlah lubang tanam dengan ukuran 50 &nbsp;cm x 50 &nbsp;cm dengan kedalaman 50 &nbsp;cm – 60 &nbsp;cm. Isi lubang dengan pupuk kandang sampai 2/3 bagian terisi. Sebelum lubang ditanami, biarkan lubang terlebih dahulu selama 1 bulan agar pupuk kandang meresap sempurna dan kondisi tanah stabil.
 
Pemupukan tanaman matoa dimulai pada saat tanam. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik 5 &nbsp;kg, SP 36 1 &nbsp;kg, urea 0,5 &nbsp;kg, dan kapur 1 &nbsp;kg. Semua pupuk dicampur menjadi satu dengan tanah galian, bagian atas dibiarkan selama 4–6 hari kemudian ditanami dengan bibit matoa. Buah matoa siap dipanen pada umur empat tahun dari hasil cangkokan, namun untuk budidaya matoa dari biji akan memerlukan waktu enam tahun untuk berbuah. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong tangkai buah matoa mengunakan gunting panen buah atau pisau tajam.<ref>{{Cite web|url=http://cybex.pertanian.go.id/artikel/83304/budidaya-buah-matoa/|title=Budidaya Buah Matoa|website=Cyber extension|access-date=2020-02-26}}</ref>
Kekurangan penggunaan media ''polybag'' adalah tidak dapat menghasilkan buah yang optimal karena ruang tumbuhnya terbatas. Pohon matoa akan tumbuh optimal apabila ditanam di tanah secara langsung. Buatlah lubang tanam dengan ukuran 50 cm x 50 cm dengan kedalaman 50 cm – 60 cm. Isi lubang dengan pupuk kandang sampai 2/3 bagian terisi. Sebelum lubang ditanami, biarkan lubang terlebih dahulu selama 1 bulan agar pupuk kandang meresap sempurna dan kondisi tanah stabil.
 
 
 
Pemupukan tanaman matoa dimulai pada saat tanam. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik 5 kg, SP 36 1 kg, urea 0,5 kg, dan kapur 1 kg. Semua pupuk dicampur menjadi satu dengan tanah galian, bagian atas dibiarkan selama 4–6 hari kemudian ditanami dengan bibit matoa. Buah matoa siap dipanen pada umur empat tahun dari hasil cangkokan, namun untuk budidaya matoa dari biji akan memerlukan waktu enam tahun untuk berbuah. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong tangkai buah matoa mengunakan gunting panen buah atau pisau tajam.<ref>{{Cite web|url=http://cybex.pertanian.go.id/artikel/83304/budidaya-buah-matoa/|title=Budidaya Buah Matoa|website=Cyber extension|access-date=2020-02-26}}</ref>
[[Berkas:Buah Matoa.jpg|jmpl|Buah Matoa]]
 
Baris 46:
* [[Lici]]
* [[Kapulasan]]
 
 
 
{{Taxonbar|from=Q3711244}}
Baris 53 ⟶ 51:
[[Kategori:Sapindaceae]]
[[Kategori:Buah-buahan]]
[[Kategori:Pometia]]
[[Kategori:Flora Indonesia]]
[[Kategori:Tumbuhan obat]]
[[Kategori:Pohon buah]]
 
 
{{Tumbuhan-stub}}