Tanjung (pohon): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Pranala luar: change cat |
k →top: migrasi |
||
(39 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{disambiginfo|Tanjung (disambiguasi)}}
{{Speciesbox
|image=Mimusops_elengi_Blanco1.105.jpg▼
|
▲| image = Mimusops_elengi_Blanco1.105.jpg
| image_caption = Tanjung, ''Mimusops elengi''<br />menurut Blanco, ''Flora de Filipinas''
|
| color={{tc2|tumbuhan}}
| image_width=250px
▲|genus = ''[[Mimusops]]''
▲|species = '''''M. elengi'''''
▲|}}
'''Tanjung''' (''Mimusops elengi'') adalah sejenis [[pohon]] yang berasal dari [[India]], [[Sri Lanka]] dan [[Burma]]. Telah masuk ke [[Nusantara]] semenjak berabad-abad yang silam, pohon ini juga dikenal dengan nama-nama seperti ''tanjong'' ([[bahasa Bugis|Bug.]], [[bahasa Makassar|Mak.]]), ''tanju'' ([[bahasa Bima|Bim.]]), ''angkatan, wilaja'' ([[bahasa Bali|Bal.]]), ''keupula cangè'' ([[bahasa Aceh|Aceh]]), dan ''kahekis, karikis, kariskis, rekes'' (aneka bahasa di [[Sulawesi Utara|Sulut]])<ref name="heyne">{{aut|Heyne, K. 1987.}} ''Tumbuhan Berguna Indonesia'', jil. '''3''':1588-1590 Terj. Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta</ref>. Pohon tanjung berbunga harum semerbak dan bertajuk rindang, biasa ditanam di taman-taman dan sisi [[jalan]].▼
▲'''Tanjung''' (''Mimusops elengi'') adalah sejenis [[pohon]] yang berasal dari [[India]], [[Sri Lanka]] dan [[Burma]].
==Pemerian botanis==▼
[[Pohon]] berukuran sedang, tumbuh hingga ketinggian 15 [[meter|m]]. [[Daun|Daun-daun]] tunggal, tersebar, bertangkai panjang; daun yang termuda berambut coklat, yang segera gugur. Helaian daun bundar telur hingga melonjong, panjang 9–16 [[sentimeter|cm]], seperti jangat, bertepi rata namun menggelombang.<ref name="steenis1981">{{aut|[[Cornelis Gijsbert Gerrit Jan van Steenis|Steenis, CGGJ van]]. 1981.}} ''Flora, untuk sekolah di Indonesia''. PT Pradnya Paramita, Jakarta. Hal. 338-339</ref>▼
▲== Pemerian botanis ==
[[Bunga]] berkelamin dua, sendiri atau berdua menggantung di ketiak daun, berbilangan-8, berbau enak semerbak. Kelopak dalam dua karangan, bertaju empat-empat; mahkota dengan tabung lebar dan pendek, dalam dua karangan, 8 dan 16, yang terakhir adalah alat tambahan serupa mahkota, putih kekuning-kuningan. [[Benang sari]] 8, berseling dengan staminodia yang ujungnya bergigi. Buah seperti [[Buah#Buah buni|buah buni]], berbentuk gelendong, bulat telur panjang seperti [[peluru]], 2–3 cm, akhirnya merah jingga, dengan kelopak yang tidak rontok. [[Biji]] kebanyakan 1, gepeng, keras mengilat, coklat kehitaman.<ref name="steenis1981"/>▼
[[Berkas:Maulsari (Mimusops elengi) trees in Kolkata W IMG 2848.jpg|jmpl|kiri|200px|Perawakan]]
▲[[Pohon]] berukuran sedang, tumbuh hingga ketinggian 15 [[meter|m]].
▲[[Bunga]] berkelamin dua, sendiri atau berdua menggantung di ketiak daun, berbilangan-8, berbau enak semerbak.
==Kegunaan==▼
[[Berkas:Maulsari_(Mimusops_elengi)_in_Hyderabad_W_IMG_7161.jpg|thumb|left|200px|Bunganya yang harum]]▼
Bunganya yang wangi mudah rontok dan dikumpulkan di pagi hari untuk mengharumkan pakaian, ruangan atau untuk hiasan. Bunga ini, dan aneka bagian tumbuhan lainnya, juga memiliki khasiat obat. Buahnya dapat dimakan.<ref name="heyne"/>▼
▲== Kegunaan ==
Air rebusan pepagannya digunakan sebagai obat penguat dan obat demam. Rebusan pepagan beserta bunganya digunakan untuk mengatasi murus yang disertai demam. Daun segar yang digerus halus digunakan sebagai tapal obat sakit kepala; daun yang dirajang sebagaimana [[tembakau]], dicampur sedikit serutan kayu [[secang]] dan dilinting dengan daun [[pisang]], digunakan sebagai [[rokok]] untuk mengobati [[sariawan]] mulut.<ref name="heyne"/>▼
▲[[Berkas:
▲Bunganya yang wangi mudah rontok dan dikumpulkan di pagi hari untuk mengharumkan pakaian, ruangan atau untuk hiasan.
▲Air rebusan pepagannya digunakan sebagai obat penguat dan obat demam.
[[Berkas:Mimus_eleng_070527-4364_ipb.JPG|thumb|left|200px|Buah tanjung]]▼
Kayunya padat, berat, dan keras. Kayu dari varietas ''parvifolia'' yang biasa tumbuh dekat pantai dipilih sebagai bahan pasak dalam pembuatan [[perahu]], untuk tangkai [[tombak]] dan tangkai perkakas lain, almari dan [[mebel]], serta untuk tiang rumah. Varietas ini bisa tumbuh setinggi 25 m dan segemang 40 cm.<ref>{{aut|Heyne, K. 1987.}} "op.cit." hal. 1590</ref> Kayu tanjung juga baik untuk dijadikan bahan [[ukiran]], [[patung]], penutup lantai, jembatan, dan [[bantalan rel]] kereta api.<ref name="atlas">{{aut|Martawijaya, A., I. Kartasujana, Y.I. Mandang, S.A. Prawira, & K. Kadir. 1989.}} ''Atlas Kayu Indonesia'', jil. '''2''':131-135 Balitbang Kehutanan, Bogor</ref>▼
Kulit akarnya mengandung banyak [[tanin]] dan sedikit [[alkaloid]] yang tidak beracun. Minyak yang diekstrak dari [[biji]] tumbuhan ini mengandung beberapa [[asam lemak]]. Akarnya yang dicampur dengan [[cuka]] dapat digunakan untuk mengobati sakit tenggorokan.<ref name="Dharma87">Dharma, A.P. (1987) ''Indonesian Medicinal Plants [Tanaman-Tanaman Obat Indonesia]''. Hal. 190. [[Jakarta]]:Balai Pustaka. ISBN 979-407-032-7</ref>
===Sifat-sifat kayu===▼
[[Kayu teras]] tanjung coklat tua, sedangkan [[kayu gubal]]nya berwarna lebih muda dengan batas-batas yang jelas. Teksturnya halus dan merata, dengan arah serat lurus, agak bergelombang atau sedikit berpadu. [[Berat jenis]] kayu berkisar antara 0,92–1,12 (rata-rata 1,00), dan termasuk kelas kuat I. Kayu tanjung tergolong mudah dikerjakan dengan hasil yang amat baik; ia dapat diserut, dibor, dilubangi persegi, dan diamplas dengan hasil yang sangat baik; serta dibentuk dan dibubut dengan hasil yang baik hingga sangat baik.<ref name="atlas"/>▼
▲[[Berkas:
Keawetan kayu tanjung termasuk dalam kelas I-II; daya tahannya terhadap [[jamur]] pelapuk kayu termasuk kelas II, sementara terhadap [[rayap]] kayu kering termasuk kelas IV (tidak awet). Dalam pada itu, keterawetannya tergolong sedang.<ref name="atlas"/>▼
▲Kayunya padat, berat, dan keras.
▲=== Sifat-sifat kayu ===
Sayangnya, kayu tanjung tidak mudah dikeringkan dengan hasil baik. Kayu ini cenderung melengkung, pecah ujung dan retak-retak permukaannya apabila dikeringkan. Meskipun relatif mudah dikupas, akan tetapi [[venir]] (lembaran tipis bahan [[kayu lapis]]) yang dihasilkan cenderung menggelombang. Pengeringan alami harus dilakukan dengan hati-hati dan dalam waktu lama; pengeringan papan setebal 3 cm (dari kadar air 39% hingga 15%) membutuhkan waktu sekitar 63 hari.<ref name="atlas"/>▼
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Oei Tiong Bhingweg beplant met Tandjongbomen TMnr 10006281.jpg|jmpl|300px|Jalan di [[Candi, Candisari, Semarang]] dengan pohon tanjung pada masa [[Hindia Belanda]]]]
▲[[Kayu teras]] tanjung coklat tua, sedangkan [[kayu gubal]]nya berwarna lebih muda dengan batas-batas yang jelas.
▲Keawetan kayu tanjung termasuk dalam kelas I-II;
==Catatan kaki==▼
▲Sayangnya, kayu tanjung tidak mudah dikeringkan dengan hasil baik.
▲== Catatan kaki ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
{{commonscat|Mimusops elengi}}
* {{en}} Commercial Timbers: Pengenalan kayu [http://delta-intkey.com/wood/en/www/sapomiel.htm ''Mimusops elengi'' L. (bukal, tanjung)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20091011215711/http://delta-intkey.com/wood/en/www/sapomiel.htm |date=2009-10-11 }}
* Plantamor: [http://www.plantamor.com/index.php?album=855 Foto-foto Tanjung (''Mimusops elengi'')]
{{Taxonbar|from=Q2088434}}
[[
[[
[[
▲[[en:Mimusops elengi]]
|