Stasiun Gedangan (Grobogan): Perbedaan antara revisi

:''Jangan dikelirukan dengan '''[[{{bukan|Stasiun Gedangan (Jawa TimurSidoarjo)]]'''''}}

| image = gedanganStasiun Gedangan Grobogan 2019.pngjpg

| caption = Bekas Stasiun Gedangan, 2019

| desa = Gunung TumpengGunungtumpeng

| operator = [[Daerah Operasi IV Semarang]]daop4

'''Stasiun Gedangan'''ini ('''GN''')semula adalahmemiliki stasiuntiga jalur kereta api non-aktifdengan yangjalur berada2 dimerupakan [[Gunungsepur Tumpenglurus, Karangrayung,tetapi Grobogan]]jalur 1 dan 3 sudah lama dibongkar<ref>{{Cite book|date=1992|title=Ikhtisar Lintas dan Emplasemen Jawa|location=Bandung|publisher=Perumka|pages=07-074|url-status=live}}</ref>. ArsitekturnyaArsitektur stasiun ini mirip dengan stasiun-stasiun di [[Daerah Operasi VI Yogyakarta]], yaitu [[Stasiun Bantul]], [[Stasiun Palbapang|Palbapang]], [[Stasiun Winongo|Winongo]], [[Stasiun Kedundang|Kedundang]], [[Stasiun Sukoharjo|Sukoharjo]], [[Stasiun Wojo|Wojo]], maupun [[Stasiun Rewulu|Rewulu]], antara lain berupa [[ventilasi]] bulat berterali besi kotak-kotak. Stasiun ini dahulu dibangun pada antara tahun [[1920]]-[[1930]]. Setelah [[Indonesia]] [[Kemerdekaan Indonesia|merdeka]] pada tahun [[1945]], stasiun ini melayani [[Kereta api Pandanaran]] dengan rute [[Semarang]]-[[Solo]] pp. Namun, stasiun ini ditutup pada tahun 2000 karena letaknya yang sangat terpencil dan jauh dari jalan raya. Selain itu, para penumpang lebih memilih menggunakan moda transportasi lainya supaya hemat waktu Bangunan Stasiun Gedangan kini masih ada namun kondisinya sudah rusak parah karena tidak pernah digunakan. Stasiun ini dahulu mempunyai 2 jalur kereta api, namun jalur 1 stasiun ini sudah dibongkar.