Misbach Yusa Biran: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Astify (bicara | kontrib)
menambahkan referensi
 
(102 revisi perantara oleh 50 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox artis indonesiaperson
| name = {{PAGENAME}}
| image = Misbach jusaYusa Biran, Peran Pemuda dalam Kebangkitan Film Indonesia, p inside birancover.jpg
| imagesizecaption =
| captionalt =
| birth_name =
| birthdate = {{birth date and age|1933|9|11}}
| birth_date = {{birth date|1933|9|11}}
| birthplace = {{negara|Indonesia}} [[Rangkasbitung]], [[Kabupaten Lebak|Lebak]], [[Banten]], [[Indonesia]]
| birth_place = [[Lebak]], [[Keresidenan Banten|Banten]], [[Hindia Belanda]]
| birthname =
| othernamebaptised =
| deathdatedisappeared_date =
| deathplacedisappeared_place =
| yearsactivedisappeared_status =
| death_date = {{death date and age|2012|4|11|1933|9|11}}
| occupation = [[aktris]]
| death_place = [[Tangerang Selatan]], [[Banten]], [[Indonesia]]
| spouse = [[Nani Widjaja]]
| partnerdeath_cause = =
| body_discovered =
| children = Nina Kartika {{br}} Tita Fitrah Soraya {{br}} [[Cahya Kamila]] {{br}} Firdausi {{br}} Farry Hanief {{br}} [[Sukma Ayu]]
| parentsresting_place =
| resting_place_coordinates =
| influences =
| influencedburial_place =
| websiteburial_coordinates =
| monuments =
| nationality =
| other_names =
| siglum =
| citizenship =
| education =
| alma_mater =
| occupation = {{hlist|Sutradara|penulis|kolumnis|sastrawan}}
| years_active =
| era =
| employer =
| organization =
| agent = <!-- Discouraged in most cases, specifically when promotional, and requiring a reliable source -->
| known_for =
| notable_works = <!-- produces label "Notable work"; may be overridden by |credits=, which produces label "Notable credit(s)"; or by |works=, which produces label "Works"; or by |label_name=, which produces label "Label(s)" -->
| style =
| net_worth = <!-- Net worth should be supported with a citation from a reliable source -->
| height = <!-- "X cm", "X m" or "X ft Y in" plus optional reference (conversions are automatic) -->
| television =
| title = <!-- Formal/awarded/job title. The parameter |office=may be used as an alternative when the label is better rendered as "Office" (e.g. public office or appointments) -->
| term =
| predecessor =
| successor =
| party =
| movement =
| opponents =
| boards =
| criminal_charges = <!-- Criminality parameters should be supported with citations from reliable sources -->
| criminal_penalty =
| criminal_status =
| spouse = {{menikah|[[Nani Widjaja]]|1969|2012}}
| partner =
| children = Nina Kartika <br> Tita Fitrah Soraya <br> [[Cahya Kamila]] <br> Firdausi <br> Farry Hanief <br> (Almarhumah) [[Sukma Ayu]]
| parents =
| mother = <!-- may be used (optionally with father parameter) in place of parents parameter (displays "Parent(s)" as label) -->
| father = <!-- may be used (optionally with mother parameter) in place of parents parameter (displays "Parent(s)" as label) -->
| relatives =
| family =
| callsign =
| awards =
| website =
| module =
| module2 =
| module3 =
| module4 =
| module5 =
| module6 =
| signature =
| signature_size =
| signature_alt =
| footnotes =
}}
{{#if:Misbach Yusa Biran, Peran Pemuda dalam Kebangkitan Film Indonesia, p inside cover.jpg||
'''Misbach Yusa Biran''' ({{lahirmati|[[Rangkasbitung]], [[Kabupaten Lebak|Lebak]], [[Banten]]|11|9|1933}}) adalah sutradara film, penulis skenario film dan sastrawan Indonesia. Ia lahir dari pasangan orang tua yang berasal dari [[Suku Minangkabau|Minangkabau]] (ayah) dan [[Suku Banten|Banten]] (ibu). Misbach adalah suami dari aktris [[Nani Widjaya]] dan ayah dari aktris [[Cahya Kamila]] dan [[Sukma Ayu]].
}}
[[Haji (gelar)|H.]] '''Misbach Yusa Biran''' ({{lahirmati|[[Rangkasbitung]], [[Kabupaten Lebak|Lebak]], [[Banten]]|11|9|1933|[[Kota Tangerang Selatan|Tangerang Selatan]], [[Banten]]|11|4|2012}}) adalah [[sutradara]] film, [[penulis]] skenario film, drama, [[Cerita pendek|cerpen]], kolumnis, [[sastrawan]], serta pelopor dokumentasi film Indonesia.
 
== KarirLatar belakang ==
Misbach Yusa Biran lahir di [[Rangkasbitung, Lebak|Rangkasbitung]], [[Lebak]], [[Keresidenan Banten|Banten]] pada tanggal 11 September 1933. Ia merupakan anak dari pasangan Ayun Sabiran yang berdarah [[Orang Minang|Suku Minangkabau]] dan Yumenah asli [[Suku Banten|Banten]]. Ayahnya yang berasal dari Dangung-dangung, [[Kabupaten Lima Puluh Kota|Lima Puluh Kota]], [[Sumatera Barat]], merupakan seorang [[Kabupaten Boven Digoel|Digulis]] yang kemudian menjadi pemilik studio foto. Nama Misbach diberikan oleh ayahnya, yang mengambil nama dari tokoh pergerakan [[Haji Misbach]]. Sedangkan Yusa Biran, ditambahkan oleh Misbach ketika ia dewasa, yang merupakan nama pena ayahnya, "Jose Beron".<ref name=":1">Misbach Yusa Biran, Kenang-kenangan Orang Bandel, Komunitas Bambu, 2008</ref>
 
Ia menyelesaikan pendidikannya di <ref>{{Cite web|title=Artikel "Misbach Jusa Biran" - Ensiklopedia Sastra Indonesia|url=https://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Misbach_Jusa_Biran|website=ensiklopedia.kemdikbud.go.id|access-date=2024-09-28}}</ref>Taman Madya Bagian B, Perguruan Taman Siswa<ref name=":1" />, [[Kemayoran, Jakarta Pusat|Kemayoran]], [[Jakarta]].
Misbach Yusa Biran, sosok yang melegenda dalam dunia perfilman Indonesia. Ia sudah menghabiskan 3/4 usianya untuk aktivitas di dunia film. Misbach Yusa Biran memasuki dunia perfilman ketika berusia 21 tahun di studio [[Perfini]] yang dipimpin oleh [[Usmar Ismail]]. Di lembaga itu dia menjadi asisten sutradara dan anggota sidang pengarang. Setahun kemudian skenario pertamanya muncul dan difilmkan dengan judul "Saodah". Setelah itu kreativitasnya seakan tak terbendung. Selama tiga tahun (1957-1960) ia membuat film pendek dan dokumenter. Pada kurun waktu 1960-1972, ia menyutradarai beberapa film layar lebar. Salah satu filmnya yang berjudul "Di Balik Tjahaja Gemerlapan" (1967) mendapat penghargaan untuk sutradara terbaik. Misbach memutuskan berhenti menyutradarai pada 1971 karena tidak mau menulis untuk industri film yang getol membuat film-film porno pada saat itu. Ia juga mendapat penghargaan skenario terbaik, untuk film "Menyusuri Jejak Berdarah". Film lainnya yang ia tulis skenarionya adalah "Ayahku" (1987). Film yang penyutradaraannya ditangani [[Agus Elias]] ini pun meraih penghargaan yang sama.
 
== KepenulisanKarier ==
=== Film ===
Misbach mulai menyutradarai sandiwara ketika masih duduk di bangku sekolah pada awal tahun 1950-an. Di samping itu, ia juga menulis resensi film dan karya sastra. Setelah lulus sekolah ia memilih film sebagai jalan hidupnya. Tahun 1954-1956, ia bekerja di Perusahaan Film Nasional Indonesia ([[Perfini]]) pimpinan [[Usmar Ismail]], berawal sebagai pencatat skrip, kemudian menjadi asisten sutradara dan anggota Sidang Pengarang.<ref name="biran3">[https://web.archive.org/web/20131027194353/http://www.sinematekindonesia.com/index.php/insan_perfilman/detail/id/27 ''Profil Misbach Yusan Biran''] Diakses tanggal 17 November 2011.</ref> Ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Pusat Perfilman H. Usmar Ismail Jakarta, anggota Dewan Film Nasional, dan Ketua Umum Karyawan Film dan Televisi (1987-1991).<ref name="biran2">{{cite book|last = Rampan|first = Korrie|title = Leksikon Susastra Indonesia|publisher = Balai Pustaka|location = Jakarta|year = 2000|isbn = 9796663589 }} Hal 291.</ref>
 
Kegiatan di bidang film dimulai ketika dia menjadi pencatat skrip untuk film ''Puteri dari Medan'' (1954) yang disutradarai D. Djajakusuma. Setahun kemudian ia menjadi pembantu sutradara bagi Usmar Ismail untuk menggarap ''Tamu Agung'' (1955). Tahun 1955, Biran menulis skenario pertama dari cerpen [[Sjumandjaja]] ''Kerontjong Kemajoran'' yang kemudian oleh Persari diangkat menjadi film berjudul ''Saodah''. Dia banyak bekerja sama dengan sutradara [[Wim Umboh]] sebagai co-sutradara dan penulis cerita/skenario, seperti dalam ''Istana Jang Hilang'' (1960), ''Djumpa Diperdjalanan'' (1961), ''Bintang Ketjil'' (1963), ''Matjan Kemajoran'' (1965), ''...Dan Bunga-Bunga Berguguran'' (1970), dan ''Biarlah Kupergi'' (1971).<ref name=":0">Sinematek Indonesia & Badan Penelitian dan Pengembangan, Penerangan, Departemen Penerangan RI. (1979). Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. hlm. 310</ref>
Skenario karyanya dinilai memiliki kekuatan khas yang tidak dimiliki penulis skenario lain. Yang bisa menandinginya barangkali hanya [[Asrul Sani]], sejawatnya yang bersama-sama dengannya menggagas dan membangun Sinematek. Kekuatan tersebut tentu tak bisa dilepaskan dari kemampuannya yang lain, yakni menulis karya sastra. Memang Misbach juga seorang sastrawan yang cukup diperhitungkan. Buku kumpulan cerpennya "Keajaiban di Pasar Senen" merupakan bukti kesastrawanannya yang tidak terbantahkan.
 
Selama tahun 1957-1960, Misbach membuat film pendek dan dokumenter, dan menyutradarai beberapa film layar lebar pada kurun waktu 1960-1972. Salah satunya berjudul ''[[Dibalik Tjahaja Gemerlapan]]'' (1967) yang menerima penghargaan untuk sutradara terbaik dalam ajang "Pekan Apresiasi Film Nasional".<ref name="biran4"/> Ia juga mendapat penghargaan skenario terbaik, untuk film ''[[Menjusuri Djedjak Berdarah]]'' di ajang yang sama.<ref name="biran4"/> Film lainnya yang ia tulis skenarionya adalah ''Ayahku'' (1987). Film yang penyutradaraannya ditangani [[Agus Elias]] ini dinominasikan sebagai film dengan skenario terbaik dalam ajang "Festival Film Indonesia".<ref name="biran4">[https://web.archive.org/web/20140306164628/http://www.indonesianfilmcenter.com/pages/profile/profile.php?pid=5fde17bf6aad Misbach Jusa Biran], ''Indonesian Film Center''. Diakses pada 1 November 2012.</ref> Karyanya yang lain, ''[[Karena Dia]]'' (1979) juga dinominasikan sebagai film dengan skenario terbaik dalam "Festival Film Indonesia" pada tahun 1980.<ref name="biran4"/>
Misbach Yusa Biran juga meluncurkan buku "Teknik Menulis Skenario Film Cerita" yang diluncurkan pada 30 Januari 2007. <ref> [http://www.rumahdunia.net/wmview.php?ArtID=784 Undangan Peluncuran buku "Teknik Menulis Skenario Film Cerita] </ref>
 
Pada tahun 1971, Misbach sempat memutuskan untuk tidak menyutradarai film karena ia menolak untuk mendukung industri perfilman yang saat itu semarak dengan produksi film porno. Pada masa itu ia hanya menulis skenario, yakni ''Romansa'' (1970), ''Samiun dan Dasima'' (1970), ''Bandung Lautan Api'' (1974), ''Krakatau'' (1976), ''Tenggelamnya Kapal van der Wijck'' (1977).<ref name=":0" />
== Keorganisasian ==
 
Kontribusi Misbach yang terbesar untuk perfilman nasional adalah dengan berdirinya [[Sinematek Indonesia]] pada tahun 1975. Lembaga itu berusaha mendokumentasikan film nasional secara independen. Ia memimpin [[Sinematek Indonesia]] hingga tahun 2001. Sosoknya bahkan menjadi identik dengan lembaga tersebut.
Dedikasinya untuk kemajuan film Indonesia, memang patut dipuji. Misbach sempat memimpin organisasi Karyawan Film dan Televisi (KFT) dari tahun 1978 hingga 1991. Pada masa yang sama, juga tercatat sebagai anggota [[Dewan Film Nasional]].
 
Misbach pernah menjadi Direktur Pusat Perfilman H Usmar Ismail Jakarta, anggota Dewan Film Nasional, dan Ketua Umum Karyawan Film dan Televisi (1986-1991).<ref>{{Citation
Kontribusinya yang paling besar untuk perfilman nasional adalah dengan pendirian Sinematek Indonesia, lembaga yang secara independen mengusahakan pendokumentasian film-film nasional. Bahkan sosok Misbach seolah identik dengan lembaga yang didirikannya sejak tahun 1975 itu. Misbach memimpin [[Sinematek Indonesia]] hingga tahun 2001.
|title = Dunia Film Kehilangan Misbach Yusa Biran
|newspaper = Kompas
|pages = 12
|year =
|date = 12 April 2012
Mode=1}}
</ref> Selain itu, dia pernah menjadi dosen Akademi Sinematografi LPJK sejak tahun 1979 untuk mata kuliah Sejarah Film Indonesia dan Teknik Penulisan Skenario.<ref>Sinematek Indonesia & Badan Penelitian dan Pengembangan, Penerangan, Departemen Penerangan RI. (1979). Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. hlm. 311</ref>
 
=== PenghargaanKepenulisan ===
Misbach juga aktif di dunia jurnalistik. Ia pernah menjabat sebagai Pemimpin Redaksi ''Minggu Abadi'' (1958-1959), ''Purnama'' (1962-1963), dan Redaktur ''Duta Masjarakat'' (1965-1966), ''Abad Muslimin'' (1966), ''Gelanggang'' (1967).<ref name="biran6">{{cite book|last = Damono|first = Sapardi Djoko|title = ''Antologi Drama Indonesia''|publisher = Amanah Lontar|location = Jakarta|year = 2006|isbn = 9799985846 }} Hal 529.</ref>
 
Karya-karya sastranya antara lain berjudul ''Bung Besar'' (Drama, 1958, menerima Hadiah Kedua Sayembara Penulisan Naskah Drama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun yang sama), ''Setengah Djam Mendjelang Maut'' (Drama, 1968), ''[[Menjusuri Djedjak Berdarah]]'' (Novel, 1969), ''Keajaiban di Pasar Senen'' (Kumpulan Cerpen, 1971), ''Oh, Film'' (Kumpulan Cerpen, 1973). Kedua kumpulan cerpen ini disatukan di bawah judul ''Keajaiban di Pasar Senen'' dan dicetak ulang pada tahun 1996.<ref name="biran7"/>
Kini, di usia tuanya, sosok yang mendapat penghargaan khusus dari [[Forum Film Bandung]] atas dedikasi dan kontribusinya di dunia film ini, masih terus berkarya lewat skenario yang ditulisnya. Baginya film adalah alat utama perjuangannya yang menjadi media ekspresi kesenian dan intelektual. Dan yang paling penting, menurut ia, film adalah alat dakwah dan alat peningkatan kualitas hidup manusia, khususnya kualitas bangsa Indonesia.
 
Selain berpengetahuan luas, Misbach juga banyak menulis buku tentang perfilman. Misbach meluncurkan buku berjudul "Teknik Menulis Skenario Film Cerita" pada 30 Januari 2007.<ref>[https://archive.today/20070625053925/http://www.rumahdunia.net/wmview.php?ArtID=784 Undangan Peluncuran buku "Teknik Menulis Skenario Film Cerita].</ref>
== Keluarga ==
 
== Penghargaan ==
Misbach Yusa Biran menikah dengan aktris [[Nani Widjaya]] pada tahun [[1969]]. Pasangan ini memiliki enam orang anak yaitu Nina Kartika, Tita Fitrah Soraya, [[Cahya Kamila]], Firdausi, Farry Hanief, dan [[Sukma Ayu]]. Hanya dua anaknya yang mengikuti jejaknya di dunia film, yaitu Cahya Kamila dan Sukma Ayu.
Pada tahun 1993 Misbach menerima Hadiah Seni dari Pemerintah RI.<ref>Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 9799012120 hlm. 514</ref>
 
Di usianya yang mencapai 78 tahun, Misbach yang mendapat penghargaan khusus dari Forum Film Bandung atas dedikasi dan kontribusinya di dunia film, masih terus berkarya melalui skenario yang ditulisnya. Baginya, film adalah alat utama perjuangannya, sebagai media ekspresi kesenian dan intelektual. Yang paling penting menurutnya, film adalah alat dakwah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, khususnya kualitas bangsa Indonesia.
 
Pada tahun 2010, Misbach meraih penghargaan status Fellows dari Asosiasi Arsip Audiovisual Asia Tenggara-Pasifik (Southeast Asia-Pacific Audiovisual Archive Association, SEAPAVAA) di Bangkok, Thailand. Program penghargaan SEAPAVAA ini ditujukan sebagai bentuk pengakuan bagi para individu luar biasa atas kontribusi sangat penting melalui berbagai cara di bidang arsip audiovisual, dan atas kepemimpinan mereka dalam komunitas profesional pengarsipan. Namun khusus untuk Misbach, SEAPAVAA menyatakan bahwa sosoknya merupakan inspirasi bagi komunitas arsip film di Asia dan Pasifik. Pendiri Sinematek Indonesia ini adalah orang pertama yang menerima Lifetime Achievement Award SEAPAVAA pada tahun 1997.<ref name="misbach">[https://web.archive.org/web/20160513092706/http://www.tempointeraktif.com/hg/film/2010/08/04/brk,20100804-268829,id.html ''Misbach Yusa Biran Raih Penghargaan SEAPAVAA''.] Berita Tempointeraktif.com. Diakses 28 Okotober 2011.</ref>
 
== Keluarga ==
Misbach menikah dengan aktris [[Nani Widjaya]] pada tahun 1969, dan dikaruniai dengan enam orang anak. Dua diantaranya mengikuti jejak mereka di dunia film, yaitu [[Cahya Kamila]] dan [[Sukma Ayu]]. Misbach merupakan kakak dari sutradara [[Ida Farida]] dan aktris [[Ani Hidayat]].
 
== Filmografi ==
Baris 53 ⟶ 124:
* ''[[Bintang Ketjil]]'' (1963)
* ''[[Panggilan Nabi Ibrahim]]'' (1964)
* ''[[Apa YangJang Kautangisi]]'' (1965)
* ''[[Dibalik Tjahaja Gemerlapan]]'' (1966)
* ''[[Menjusuri Djedjak Berdarah]]'' (1967)
* ''[[Operasi X]]'' (1968)
* ''[[Honey, Money, andAnd Djakarta Fair]]'' (1970)
 
=== Penulis Skenario ===
* ''[[Menyusuri JejakDjedjak Berdarah]]'' (1967)
* ''[[Ayahku]]'' (1987)
 
Baris 67 ⟶ 138:
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.indosinema.com/biography/67 ''Biografi Misbach Yusa Biran di Indosinema'']{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
 
{{start box}}
{{DEFAULTSORT:Biran, Misbach Yusa}}
{{s-ach}}
{{succession box
|title = [[Penghargaan FFI untuk Penyutradaraan Terbaik|Sutradara Terbaik]]<br>([[Festival Film Indonesia]])
|before = '''[[Bachtiar Siagian]]'''<br>Film : '''[[Turang]]'''<br>(1960)
|years = Film : '''[[Dibalik Tjahaja Gemerlapan]]'''<br>(1967)
|after = '''[[Wim Umboh]]'''<br>Film : '''[[Perkawinan]]'''<br>(1973)
}}
{{end box}}
{{Sutradara Terbaik (FFI)}}
 
{{DEFAULTSORT:Biran, Misbach Yusa}}
[[Kategori:Artikel artis Indonesia yang perlu diberi gambar|{{PAGENAME}}]]
[[Kategori:Sutradara Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh perfilman Minangkabau]]
[[Kategori:Sastrawan Indonesia]]
[[Kategori:Sastrawan Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh Sunda]]
[[Kategori:Tokoh Banten]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh dari Lebak]]