Surga Sungsang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: sekedar → sekadar
Kakei Yukata (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Orphan|date=Februari 2023}}
 
{{Kotakinfo Buku
| name = {{BASEPAGENAME}}Surga Sungsang
| title_orig =
| translator =
| image = Surga Sungsang.jpg
| image_caption =
| author = [[Triyanto Triwikromo]]
Baris 28 ⟶ 30:
| followed_by =
}}
'''''{{BASEPAGENAME}}Surga Sungsang''''' adalah judul [[novel]] karya [[sastrawan]] [[Triyanto Triwikromo]] yang diterbitkan oleh [[Gramedia Pustaka Utama]] pada [[Maret]] [[2014]]. Buku setebal 144 halaman dengan ISBN 978-602-03-329-1, mengangkat kisah tentang kehidupan yang sungsang atau terbalik. Pengarang memasukkan idiom agama [[Islam]] dalam novel ini, seperti [[Allah]], [[malaikat]], [[surga]], dan syeh, yang merupakan bumbu dari polemik dalam novel ini.<ref>[{{Cite web |url=http://www.gramediapustakautama.com/buku-detail/87665/Surga-Sungsang |title=Gramedia Pustaka Utama: Surga Sungsang] |access-date=2015-07-12 |archive-date=2015-09-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150924023926/http://www.gramediapustakautama.com/buku-detail/87665/Surga-Sungsang |dead-url=yes }}</ref><ref>[http://www.mediamahasiswa.com/sastra/resensi/2014/05/25/polemik-kehidupan-seorang-syekh.html Media Mahasiswa: Surga Sungsang]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref>[http://www.goodreads.com/book/show/21517670-surga-sungsang Good Reads: Surga Sungsang]</ref>
 
== Latar belakang ==
Baris 35 ⟶ 37:
== Komentar tokoh-tokoh ==
* [[Linda Christanty]]: Cara Triyanto Triwikromo menyampaikan cerita begitu menarik buat saya. Surga Sungsang yang bercerita tentang tanjung yang hendak tenggelam dan pergolakan tokoh-tokohnya melawan kekerasan serta memperjuangkan kebenaran membuat saya tak habis pikir bagaimana ia bisa menulis seperti itu. Saya kagum.
* [[A. Mustofa Bisri]]: Menyorot sejarah kelam negerinya, novel liris ini ditulis secara akurat dan cermat oleh pengarang yang pernah memperoleh penghargaan sastra 2009 Pusat Bahasa. Surga Sungsang berbicara tentang persoalan penting kemanusiaan yang dikemas canggih dalam teknik penceritaan inovatif. Triyanto menyebut-nyebut Allah, malaikat, Jibril, ayat, surga, neraka, syekh, kiai, wali, umat, Tanah Jawi, Wali Sanga, lurah, adipati, dan idiom-idiom keagamaan serta keindonesiaan lain, tetapi istimewanya, dia sama sekali tidak menyitir dalil-dalil dan nash-nash agama maupun butir-butir Pancasila dan UUD 1945. Justru karena itulah novel tentang perilaku manusia dan teleng-nya agama serta kondisi Indonesia yang memilukan dan masih terus memilukan, ini memikat.
* [[Goenawan Mohamad]]: Benar-benar surga sungsang; firdaus di bumi dan sekaligus kiamat yang digerakkan manusia sendiri. Yang ganjil silih berganti dengan yang riil. Chaos dan kosmos. Ada kecanggihan dan ada juga kepintaran dalam novel ini — sebuah novel yang akhirnya bukan sekadar karya fiktif. Di situ kita diingatkan akan konsep teater epik Brecht. Dengan terus terang pula pengarangnya memperlihatkan sebuah permainan yang cerdas, kerapian realisme (dengan latar Indonesia) yang dihiasi imaji-imaji surealistis yang ia taktik dari karya Gabriel Garcia Marquez.
 
Baris 48 ⟶ 50:
[[Kategori:Buku sastra]]
[[Kategori:Karya sastra]]
 
 
{{buku-stub}}